BESARNYA PENGHARGAAN TERGANTUNG DARI CARA DAN ARAH MANA ANDA MEMANDANG PERSOALANNYA
Seorang penjual daging mengamati suasana sekitar tokonya. Ia sangat terkejut melihat seekor anjing datang ke samping tokonya. Ia mengusir anjing itu, tetapi anjing itu kembali lagi. Maka, ia menghampiri anjing itu dan melihat ada suatu catatan di mulut anjing itu.
Ia mengambil catatan itu dan membacanya, "Tolong sediakan 12 sosis dan satu kaki domba. Uangnya ada di mulut anjing
ini." Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada uang sebesar 10 dollar di sana. Segera ia mengambil uang itu, kemudian ia memasukkan sosis dan kaki domba ke dalam kantung plastik dan diletakkan kembali di mulut anjing itu. Si penjual daging sangat terkesan.Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup tokonya dan !
berjalan mengikuti si anjing.
Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan dan sampai ke tempat penyeberangan jalan. Anjing itu meletakkan kantung plastiknya, melompat dan menekan tombol penyeberangan, kemudian menunggu dengan sabar dengan kantung plastik di
mulut, sambil menunggu lampu penyeberang berwarna hijau. Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual daging mengikutinya.
Anjing tsb kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat "Papan informasi jam perjalanan ". Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya. Si anjing melihat "Papan informasi jam perjalanan " dan kemudian duduk di salah satu bangku yang disediakan. Sebuah bus datang, si anjing menghampirinya dan melihat nomor bus dan kemudian kembali ke tempat duduknya. Bus lain datang. Sekali lagi si anjing menghampiri dan melihat nomor busnya. Setelah melihat bahwa bus tersebut adalah bus yang benar, si anjing naik. Si penjual daging, ! dengan kekagumannya mengikuti anjing itu dan naik ke bus tersebut.
Bus berjalan meninggalkan kota , menuju ke pinggiran kota. Si anjing melihat pemandangan sekitar. Akhirnya ia bangun dan bergerak ke depan bus, ia berdiri dengan 2 kakinya dan menekan tombol agar bus berhenti. Kemudian ia keluar, kantung plastik masih tergantung di mulutnya. Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan sambil dikuti si penjual daging.
Si anjing berhenti pada suatu rumah, ia berjalan menyusuri jalan kecil dan meletakkan kantung plastik pada salah satu anak tangga. Kemudian, ia mundur, berlari dan membenturkan dirinya ke pintu. Ia mundur, dan kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tsb. Tidak ada jawaban dari dalam rumah, jadi si anjing kembali melalui jalan kecil, melompati tembok kecil dan berjalan sepanjang batas kebun tersebut. Ia menghampiri jendela dan membenturkan kepalanya beberapa kali, berjalan mundur, melompat balik dan menunggu di pintu.
Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka pintu dan mulai menyiksa anjing tersebut, menendangnya, memukulinya, serta menyumpahinya. Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tersebut, "Apa yang kau lakukan ..? Anjing ini adalah anjing yg jenius. Ia bisa masuk televisi untuk kejeniusannya. " Pria itu menjawab, "Kau katakan anjing ini pintar ...? Dalam minggu ini sudah dua kali anjing bodoh ini lupa membawa kuncinya ..!"
Mungkin hal serupa pernah terjadi dalam kehidupan Anda. Sesuatu yang bagi Anda kurang memuaskan, mungkin adalah sesuatu yang sangat luar biasa bagi orang lain. Yang membedakan hanyalah seberapa besar penghargaan kita. Pemilik anjing tidak menghargai kemampuan si anjing dan hanya terfokus pada kesalahannya semata, sehingga menganggapnya anjing yang bodoh. Sebaliknya, sang pemilik toko meng! anggap anjing tersebut luar biasa pintarnya karena mampu berbelanja se ndirian.
Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa setiap harinya kita menghadapi pilihan yang sama. Kita punya dua pilihan dalam menghadapi hidup ini, apakah hendak mengeluh atas berbagai hal yang kurang memuaskan, atau bersyukur atas berbagai
karunia yang telah kita terima. Tuhan telah mengkaruniai Anda dengan 86.400 detik per hari. Sudah adakah yang Anda gunakan untuk mengucap syukur?
Chain of Kindness
Pada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia sedang
berdiri kebingungan di pinggir jalan. Meskipun hari agak gelap, pria itu
dapat melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan. Maka
pria itu menghentikan mobilnya di depan mobil Benz wanita itu dan keluar
menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala ketika pria itu
mendekati sang nyonya.
Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan. Tak ada
seorangpun berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria ini
akan melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin dan
kelaparan.
Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri di
sana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu. Ketakutan
itu membuat sang nyonya tambah kedinginan.
Kata pria itu, "Saya di sini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk ke dalam
mobil saja supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama saya Bryan
Anderson ."
Wah, sebenarn ya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut
seperti dia, kejadian itu cukup buruk. Bryan merangkak ke bawah bagian
sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak. Selama mendongkrak itu
beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti
ban itu.. Namun akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka.
Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu menurunkan
kaca mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu. Ia mengatakan kepada
pria itu bahwa ia berasal dari St. Louis dan hanya sedang lewat di jalan
ini. Ia sangat berutang budi atas pertolongan pria itu.
Bryan hanya tersenyum ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang
nyonya menanyakan berapa yang harus ia bayar sebagai ungkapan terima
kasihnya. Berapapun ju mlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya
itu. Ia sudah membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi
seandainya pria itu tak menolongnya.
Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang lain
tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan, dan Tuhan
mengetahui bahwa banyak orang telah menolong dirinya pada waktu yang
lalu. Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu, dan tidak pernah ia
berbuat hal sebaliknya.
Pria itu mengatakan kepada sang nyonya bahwa seandainya ia ingin
membalas kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat seseorang
yang memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan
kepada orang itu, dan Bryan menambahkan, "Dan ingatlah kepada saya."
Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu. Hari
itu dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa nyaman
ketika ia pulang ke rumah, menembus kegelapan senja..
Beberapa kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe
kecil. Ia turun dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil, dan
menghangatkan badan sebelum pulang ke rumah. Restoran itu nampak agak
kotor. Di luar kafe itu ada dua pompa bensin yang sudah tua. Pemandangan
di sekitar tempat itu sangat asing baginya.
Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk
mengelap rambut wanita itu yang basah. Pelayan itu tersenyum manis
meskipun ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang
hari. Sang nyonya melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir
delapan bulan, namun pelayan itu tak membiarkan keadaan dirinya
mempengaruhi sikap pelayanannya kepada para pelanggan restoran. Wanita
lanjut itu heran bagaimana pelayan yang tidak punya apa-apa ini dapat
memberikan suatu pelayanan yang baik kepada orang asing seperti dirinya.
Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan .
Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang
kertas $ 100. Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi uang
kembalian kepada wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali
wanita itu sudah pergi. Pelayan itu bingung kemana perginya wanita itu.
Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu.
Ada butiran air mata ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita
itu: "Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya.. Saya juga pernah
ditolong orang. Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang
sama seperti yang saya lakukan. Jika engkau ingin membalas kebaikan
saya, inilah yang harus engkau lakukan: 'Jangan biarkan rantai kasih ini
berhenti padamu.'"
Di bawah lap itu terdapat empat lembar uang kertas $ 100 lagi.
Wah, masih ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus
diisi, dan orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu memutuskan
untuk melakukannya esok hari saja. Malam itu ketika ia pulang ke rumah
dan setelah semuanya beres ia naik ke ranjang.. Ia memikirkan tentang
uang itu dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita
baik hati itu tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya
butuhkan? Dengan ke lahiran bayinya bulan depan, sangat sulit
mendapatkan uang yang cukup.
Ia tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka, dan ketika
suaminya sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan
ciuman lembut dan berbisik lembut dan pelan, "Se galanya akan beres. Aku
mengasihimu, Bryan Anderson!"
Ada pepatah lama yang berkata, "Berilah maka engkau diberi." Hari ini
saya mengirimkan kisah menyentuh ini dan saya harapkan anda
meneruskannya. Biarkan terang kehidupan kita bersinar. Jangan hapus ki
sah ini, jangan biarkan saja! Kirimkan kepada teman-teman anda! Teman
baik itu seperti bintang-bintang di langit. Anda tidak selalu dapat
melihatnya, namun anda tahu mereka selalu ada..
Yuks, kita bagikan kebaikan hari ini pada 1 orang saja, semoga rantai ini tdk akan pernah terputus.. percayalah, energi positif itu sifatnya menular
berdiri kebingungan di pinggir jalan. Meskipun hari agak gelap, pria itu
dapat melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan. Maka
pria itu menghentikan mobilnya di depan mobil Benz wanita itu dan keluar
menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala ketika pria itu
mendekati sang nyonya.
Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan. Tak ada
seorangpun berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria ini
akan melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin dan
kelaparan.
Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri di
sana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu. Ketakutan
itu membuat sang nyonya tambah kedinginan.
Kata pria itu, "Saya di sini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk ke dalam
mobil saja supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama saya Bryan
Anderson ."
Wah, sebenarn ya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut
seperti dia, kejadian itu cukup buruk. Bryan merangkak ke bawah bagian
sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak. Selama mendongkrak itu
beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti
ban itu.. Namun akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka.
Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu menurunkan
kaca mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu. Ia mengatakan kepada
pria itu bahwa ia berasal dari St. Louis dan hanya sedang lewat di jalan
ini. Ia sangat berutang budi atas pertolongan pria itu.
Bryan hanya tersenyum ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang
nyonya menanyakan berapa yang harus ia bayar sebagai ungkapan terima
kasihnya. Berapapun ju mlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya
itu. Ia sudah membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi
seandainya pria itu tak menolongnya.
Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang lain
tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan, dan Tuhan
mengetahui bahwa banyak orang telah menolong dirinya pada waktu yang
lalu. Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu, dan tidak pernah ia
berbuat hal sebaliknya.
Pria itu mengatakan kepada sang nyonya bahwa seandainya ia ingin
membalas kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat seseorang
yang memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan
kepada orang itu, dan Bryan menambahkan, "Dan ingatlah kepada saya."
Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu. Hari
itu dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa nyaman
ketika ia pulang ke rumah, menembus kegelapan senja..
Beberapa kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe
kecil. Ia turun dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil, dan
menghangatkan badan sebelum pulang ke rumah. Restoran itu nampak agak
kotor. Di luar kafe itu ada dua pompa bensin yang sudah tua. Pemandangan
di sekitar tempat itu sangat asing baginya.
Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk
mengelap rambut wanita itu yang basah. Pelayan itu tersenyum manis
meskipun ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang
hari. Sang nyonya melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir
delapan bulan, namun pelayan itu tak membiarkan keadaan dirinya
mempengaruhi sikap pelayanannya kepada para pelanggan restoran. Wanita
lanjut itu heran bagaimana pelayan yang tidak punya apa-apa ini dapat
memberikan suatu pelayanan yang baik kepada orang asing seperti dirinya.
Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan .
Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang
kertas $ 100. Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi uang
kembalian kepada wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali
wanita itu sudah pergi. Pelayan itu bingung kemana perginya wanita itu.
Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu.
Ada butiran air mata ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita
itu: "Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya.. Saya juga pernah
ditolong orang. Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang
sama seperti yang saya lakukan. Jika engkau ingin membalas kebaikan
saya, inilah yang harus engkau lakukan: 'Jangan biarkan rantai kasih ini
berhenti padamu.'"
Di bawah lap itu terdapat empat lembar uang kertas $ 100 lagi.
Wah, masih ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus
diisi, dan orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu memutuskan
untuk melakukannya esok hari saja. Malam itu ketika ia pulang ke rumah
dan setelah semuanya beres ia naik ke ranjang.. Ia memikirkan tentang
uang itu dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita
baik hati itu tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya
butuhkan? Dengan ke lahiran bayinya bulan depan, sangat sulit
mendapatkan uang yang cukup.
Ia tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka, dan ketika
suaminya sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan
ciuman lembut dan berbisik lembut dan pelan, "Se galanya akan beres. Aku
mengasihimu, Bryan Anderson!"
Ada pepatah lama yang berkata, "Berilah maka engkau diberi." Hari ini
saya mengirimkan kisah menyentuh ini dan saya harapkan anda
meneruskannya. Biarkan terang kehidupan kita bersinar. Jangan hapus ki
sah ini, jangan biarkan saja! Kirimkan kepada teman-teman anda! Teman
baik itu seperti bintang-bintang di langit. Anda tidak selalu dapat
melihatnya, namun anda tahu mereka selalu ada..
Yuks, kita bagikan kebaikan hari ini pada 1 orang saja, semoga rantai ini tdk akan pernah terputus.. percayalah, energi positif itu sifatnya menular
Apa Yang Kita Sombongkan?
Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?"
Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombong an tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."
Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih - benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.
Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.
Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih bemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat,
namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih- benih halus di dalam batin kita.
Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self- esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) . Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.
Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup.
Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi. Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi
ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.
Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.
Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.
Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.
Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam.
Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?
Sang Guru menjawab, "Tadi saya kedatangan serombong an tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."
Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih - benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.
Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.
Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih bemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat,
namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih- benih halus di dalam batin kita.
Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self- esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) . Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.
Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup.
Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi. Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi
ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.
Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.
Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.
Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.
Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam.
Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?
Satu Cacat Kecil
Seorang lelaki yg sangat tampan dan sempurna merasa bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan yg sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya. Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya.
Kemudian sampailah ia di sebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tsb menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi bingung mana yang paling sempurna.
Sang Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si Lelaki setuju.
Hari pertama ia pergi berduaan dgn anak pertama. Ketika pulang,ia berkata kepada bapak Petani," Anak pertama bapak memiliki satu cacat kueecil, yaitu jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan."
Hari berikutnya ia pergi dgn anak yang kedua dan ketika pulang dia berkata,"Anak kedua bapak juga punya cacat yang sebenarnya sangat kecil yaitu agak juling."
Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. Begitu pulang ia dengan gembira mendatangi Petani dan berkata,"inilah yang saya cari-cari. ia benar-benar sempurna."
Lalu menikahlah si Lelaki dgn anak ketiga Petani tersebut. Sembilan bulan kemudian si Istri melahirkan. dengan penuh kebahagian, si Lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, Ia begitu kaget dan kecewa karena anaknya sangatlah jelek.
Ia menemui bapak Petani dan bertanya " Kenapa bisa terjadi seperti ini Pak. Anak bapak cantik dan saya Tampan, Kenapa anak saya bisa sejelek itu...?"
Petani menjawab," Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak kelihatan. Waktu itu Ia sudah hamil duluan....."
Kemudian sampailah ia di sebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tsb menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi bingung mana yang paling sempurna.
Sang Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si Lelaki setuju.
Hari pertama ia pergi berduaan dgn anak pertama. Ketika pulang,ia berkata kepada bapak Petani," Anak pertama bapak memiliki satu cacat kueecil, yaitu jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan."
Hari berikutnya ia pergi dgn anak yang kedua dan ketika pulang dia berkata,"Anak kedua bapak juga punya cacat yang sebenarnya sangat kecil yaitu agak juling."
Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. Begitu pulang ia dengan gembira mendatangi Petani dan berkata,"inilah yang saya cari-cari. ia benar-benar sempurna."
Lalu menikahlah si Lelaki dgn anak ketiga Petani tersebut. Sembilan bulan kemudian si Istri melahirkan. dengan penuh kebahagian, si Lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, Ia begitu kaget dan kecewa karena anaknya sangatlah jelek.
Ia menemui bapak Petani dan bertanya " Kenapa bisa terjadi seperti ini Pak. Anak bapak cantik dan saya Tampan, Kenapa anak saya bisa sejelek itu...?"
Petani menjawab," Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak kelihatan. Waktu itu Ia sudah hamil duluan....."
Dermawan Rahasia
Sebagai seorang supir selama beberapa tahun di sekitar awal tahun 1910-an,
ayahku menyaksikan majikannya yang kaya raya secara diam-diam memberikan
uang kepada banyak orang, dan sadar bahwa mereka tidak akan pernah mampu
mengembalikan uang itu.
Ada satu cerita yang menonjol dalam kenanganku di antara banyak cerita
yang disampaikan ayahku kepadaku. Pada suatu hari, ayahku mengantar
majikannya ke sebuah kota lain untuk menghadiri sebuah pertemuan bisnis.
Sebelum masuk ke kota itu, mereka berhenti untuk makan sandwich sebagai
ganti santap siang.Ketika mereka sedang makan, beberapa orang anak lewat,
masing-masing menggelindingkan sebuah roda yang terbuat dari kaleng. Salah
seorang di antara anak-anak itu pincang.
Setelah memperhatikan lebih dekat, majikan ayahku tahu bahwa anak itu
menderita club foot. Ia keluar dari mobil dan menghentikan anak
itu."Apakah kakimu membuatmu susah?" tanya orang itu kepada si anak."Ya,
lariku memang terhambat karenanya," sahut anak itu."Dan aku harus memotong
sepatuku supaya agak enak dipakai. Tapi aku sudah ketinggalan. Buat apa
tanya-tanya? ""Hmm, aku mungkin ingin membantu membetulkan kakimu. Apakah
kamu mau?""Tentu saja," jawab anak itu.
Anak itu senang tetapi agak bingung menjawab pertanyaan itu. Pengusaha
sukses itu mencatat nama si anak lalu kembali ke mobil. Sementara itu,
anak itu kembali menggelindingkan rodanya menyusul teman-temannya. Setelah
majikan ayahku kembali ke mobil, ia berkata, "Woody, anak yang pincang
itu... namanya Jimmy. Umurnya delapan tahun. Cari tahu di mana ia tinggal
lalu catat nama dan alamat orang tuanya. " Ia menyerahkan kepada ayahku
secarik kertas bertuliskan nama anak tadi. "Datangi orang tua anak itu
siang ini juga dan lakukan yang terbaik untuk mendapatkan izin dari orang
tuanya agar aku dapat mengusahakan operasinya.
Urusan administrasinya biar besok saja. Katakan, aku yang menanggung
seluruh biayanya."Mereka meneruskan makan sandwich, kemudian ayahku
mengantar majikannya ke pertemuan bisnis. Tidak sulit menemukan alamat
rumah Jimmy dari sebuah toko obat di dekat situ. Kebanyakan orang kenal
dengan anak pincang itu.
Rumah kecil tempat Jimmy dan keluarganya tinggal sudah harus di cat ulang
dan diperbaiki di sana sini. Ketika memandang ke sekeliling, ayahku
melihat baju compang-camping dan bertambal-tambal dijemur di seutas tali
di samping rumah. Sebuah ban bekas digantungkan pada seutas tambang pula
pada sebuah pohon oak, tampaknya untuk ayunan.
Seorang wanita usia tiga puluh limaan menjawab ketukan pintu dan membuka
pintu yang engselnya sudah berkarat. Ia tampak kelelahan, dan tampangnya
menunjukkan bahwa hidupnya terlalu keras."Selamat siang," ucap ayahku
memberi salam. "Apakah Anda ibu Jimmy?"Wanita itu agak mengerutkan dahinya
sebelum menyahut."Ya. Apakah ia bermasalah?" Matanya menyapu ke arah
seragam ayahku yang bagus dan disetrika rapi.
"Tidak, Bu. Saya mewakili seorang yang sangat kaya raya yang ingin
mengusahakan kaki anak Anda dioperasi agar dapat bermain seperti
teman-temannya. "
"Apa-apaan ini, Bung? Tak ada yang gratis dalam hidup ini.""Ini bukan
main-main. Apabila saya diperbolehkan menerangkannya kepada Anda dan suami
Anda, jika ia ada saya kira semuanya akan jelas. Saya tahu ini
mengejutkan. Saya tidak menyalahkan bila Anda merasa curiga."Ia menatap
ayahku sekali lagi, dan masih dengan ragu-ragu, ia mempersilahkannya
masuk.
"Henry," serunya ke arah dapur, "Ke mari dan bicaralah dengan orang ini.
Katanya ia ingin menolong membetulkan kaki Jimmy."Selama hampir satu jam,
ayahku menguraikan rencananya dan menjawab pertanyaan-pertanya an mereka.
"Apabila Anda mengizinkan Jimmy menjalani operasi," katanya, "Saya akan
mengirimkan surat-suratnya untuk Anda tandatangani.
Sekali lagi, kami yang akan menanggung seluruh biayanya."Masih belum bebas
dari rasa terkejut, orang tua Jimmy saling memandang di antara mereka.
Tampaknya mereka masih belum yakin."Ini kartu nama saya. Saya akan
menyertakan sebuah surat kalau nanti saya mengirimkan dokumen-dokumen
perizinan. Semua yang telah kita bicarakan akan saya tuliskan dalam surat
itu. Andai kata masih ada pertanyaan, telepon atau tulis surat ke alamat
ini." Tampaknya sedikit banyak ini memberi mereka kepastian.
Ayahku pergi. Tugasnya telah ia laksanakan. Belakangan, majikan ayahku
menghubungi walikota, meminta agar seseorang dikirim ke rumah Jimmy untuk
meyakinkan keluarga itu bahwa tawaran tersebut tidak melanggar hukum.
Tentu saja, nama sang dermawan tidak disebutkan.Tidak lama kemudian,
dengan surat-surat perizinan yang telah ditandatangani, ayahku membawa
Jimmy ke sebuah rumah sakit mewah di negara bagian lain untuk yang pertama
dari lima operasi pada kakinya.
Operasi-operasi itu sukses. Jimmy menjadi anak paling disukai oleh para
perawat di bangsal ortopedi rumah sakit itu. Air mata dan peluk cium
seperti tak ada habisnya ketika ia akhirnya harus meninggalkan rumah sakit
itu.
Mereka memberikannya sebuah kenang-kenangan, sebagai tanda syukur dan
peduli mereka... sepasang sepatu baru, yang dibuat khusus untuk kaki
"baru"nya.Jimmy dan ayahku menjadi sangat akrab karena sekian kali
mengantarnya pulang dan pergi ke rumah sakit. Pada kebersamaan mereka yang
terakhir, mereka bernyanyi-nyanyi, dan berbincang tentang apa yang akan
diperbuat oleh Jimmy dengan kaki yang sudah normal dan sama-sama terdiam
ketika mereka sudah sampai ke rumah Jimmy.
Sebuah senyum membanjiri wajah Jimmy ketika mereka tiba di rumah dan ia
melangkah turun dari mobil. Orangtua dan dua saudara laki-lakinya berdiri
berjajar di beranda rumah yang sudah tua itu."Diam di sana , " seru Jimmy
kepada mereka. Mereka memandang dengan takjub ketika Jimmy berjalan ke
arah mereka. Kakinya sudah tidak pincang lagi.
Peluk, cium dan senyum seakan tak ada habisnya untuk menyambut anak yang
kakinya telah "dibetulkan" itu. Orang tuanya menggeleng-gelengka n
kepalanya sambil tersenyum ketika memandangnya. Mereka masih tidak bisa
percaya ada orang yang belum pernah mereka kenal mengeluarkan uang begitu
banyak untuk membetulkan kaki seorang anak laki-laki yang juga tidak
dikenalnya.
Dermawan yang kaya raya itu melepas kacamata dan mengusap air matanya
ketika ia mendengar cerita tentang anak yang pulang ke rumah itu."Kerjakan
satu hal lagi, " katanya, "Menjelang Natal, hubungi sebuah toko sepatu
yang baik. Buat mereka mengirimkan undangan kepada setiap anggota keluarga
Jimmy untuk datang ke toko mereka dan memilih sepatu yang mereka inginkan.
Aku akan membayar semuanya. Dan beritahu mereka bahwa aku melakukan ini
hanya sekali. Aku tidak ingin mereka menjadi tergantung kepadaku."
Jimmy menjadi seorang pengusaha sukses sampai ia meninggal beberapa tahun
yang lalu.Sepengetahuank u, Jimmy tidak pernah tahu siapa yang membiayai
operasi kakinya.
Dermawannya, Mr, HENRY FORD, selalu mengatakan lebih menyenangkan berbuat
sesuatu untuk orang yang tidak tahu siapa yang telah melakukannya. "
Ada kebahagiaan yang kita rasakan dari menolong orang lain" (Paul Newman)
oleh: Woody McKay Jr
ayahku menyaksikan majikannya yang kaya raya secara diam-diam memberikan
uang kepada banyak orang, dan sadar bahwa mereka tidak akan pernah mampu
mengembalikan uang itu.
Ada satu cerita yang menonjol dalam kenanganku di antara banyak cerita
yang disampaikan ayahku kepadaku. Pada suatu hari, ayahku mengantar
majikannya ke sebuah kota lain untuk menghadiri sebuah pertemuan bisnis.
Sebelum masuk ke kota itu, mereka berhenti untuk makan sandwich sebagai
ganti santap siang.Ketika mereka sedang makan, beberapa orang anak lewat,
masing-masing menggelindingkan sebuah roda yang terbuat dari kaleng. Salah
seorang di antara anak-anak itu pincang.
Setelah memperhatikan lebih dekat, majikan ayahku tahu bahwa anak itu
menderita club foot. Ia keluar dari mobil dan menghentikan anak
itu."Apakah kakimu membuatmu susah?" tanya orang itu kepada si anak."Ya,
lariku memang terhambat karenanya," sahut anak itu."Dan aku harus memotong
sepatuku supaya agak enak dipakai. Tapi aku sudah ketinggalan. Buat apa
tanya-tanya? ""Hmm, aku mungkin ingin membantu membetulkan kakimu. Apakah
kamu mau?""Tentu saja," jawab anak itu.
Anak itu senang tetapi agak bingung menjawab pertanyaan itu. Pengusaha
sukses itu mencatat nama si anak lalu kembali ke mobil. Sementara itu,
anak itu kembali menggelindingkan rodanya menyusul teman-temannya. Setelah
majikan ayahku kembali ke mobil, ia berkata, "Woody, anak yang pincang
itu... namanya Jimmy. Umurnya delapan tahun. Cari tahu di mana ia tinggal
lalu catat nama dan alamat orang tuanya. " Ia menyerahkan kepada ayahku
secarik kertas bertuliskan nama anak tadi. "Datangi orang tua anak itu
siang ini juga dan lakukan yang terbaik untuk mendapatkan izin dari orang
tuanya agar aku dapat mengusahakan operasinya.
Urusan administrasinya biar besok saja. Katakan, aku yang menanggung
seluruh biayanya."Mereka meneruskan makan sandwich, kemudian ayahku
mengantar majikannya ke pertemuan bisnis. Tidak sulit menemukan alamat
rumah Jimmy dari sebuah toko obat di dekat situ. Kebanyakan orang kenal
dengan anak pincang itu.
Rumah kecil tempat Jimmy dan keluarganya tinggal sudah harus di cat ulang
dan diperbaiki di sana sini. Ketika memandang ke sekeliling, ayahku
melihat baju compang-camping dan bertambal-tambal dijemur di seutas tali
di samping rumah. Sebuah ban bekas digantungkan pada seutas tambang pula
pada sebuah pohon oak, tampaknya untuk ayunan.
Seorang wanita usia tiga puluh limaan menjawab ketukan pintu dan membuka
pintu yang engselnya sudah berkarat. Ia tampak kelelahan, dan tampangnya
menunjukkan bahwa hidupnya terlalu keras."Selamat siang," ucap ayahku
memberi salam. "Apakah Anda ibu Jimmy?"Wanita itu agak mengerutkan dahinya
sebelum menyahut."Ya. Apakah ia bermasalah?" Matanya menyapu ke arah
seragam ayahku yang bagus dan disetrika rapi.
"Tidak, Bu. Saya mewakili seorang yang sangat kaya raya yang ingin
mengusahakan kaki anak Anda dioperasi agar dapat bermain seperti
teman-temannya. "
"Apa-apaan ini, Bung? Tak ada yang gratis dalam hidup ini.""Ini bukan
main-main. Apabila saya diperbolehkan menerangkannya kepada Anda dan suami
Anda, jika ia ada saya kira semuanya akan jelas. Saya tahu ini
mengejutkan. Saya tidak menyalahkan bila Anda merasa curiga."Ia menatap
ayahku sekali lagi, dan masih dengan ragu-ragu, ia mempersilahkannya
masuk.
"Henry," serunya ke arah dapur, "Ke mari dan bicaralah dengan orang ini.
Katanya ia ingin menolong membetulkan kaki Jimmy."Selama hampir satu jam,
ayahku menguraikan rencananya dan menjawab pertanyaan-pertanya an mereka.
"Apabila Anda mengizinkan Jimmy menjalani operasi," katanya, "Saya akan
mengirimkan surat-suratnya untuk Anda tandatangani.
Sekali lagi, kami yang akan menanggung seluruh biayanya."Masih belum bebas
dari rasa terkejut, orang tua Jimmy saling memandang di antara mereka.
Tampaknya mereka masih belum yakin."Ini kartu nama saya. Saya akan
menyertakan sebuah surat kalau nanti saya mengirimkan dokumen-dokumen
perizinan. Semua yang telah kita bicarakan akan saya tuliskan dalam surat
itu. Andai kata masih ada pertanyaan, telepon atau tulis surat ke alamat
ini." Tampaknya sedikit banyak ini memberi mereka kepastian.
Ayahku pergi. Tugasnya telah ia laksanakan. Belakangan, majikan ayahku
menghubungi walikota, meminta agar seseorang dikirim ke rumah Jimmy untuk
meyakinkan keluarga itu bahwa tawaran tersebut tidak melanggar hukum.
Tentu saja, nama sang dermawan tidak disebutkan.Tidak lama kemudian,
dengan surat-surat perizinan yang telah ditandatangani, ayahku membawa
Jimmy ke sebuah rumah sakit mewah di negara bagian lain untuk yang pertama
dari lima operasi pada kakinya.
Operasi-operasi itu sukses. Jimmy menjadi anak paling disukai oleh para
perawat di bangsal ortopedi rumah sakit itu. Air mata dan peluk cium
seperti tak ada habisnya ketika ia akhirnya harus meninggalkan rumah sakit
itu.
Mereka memberikannya sebuah kenang-kenangan, sebagai tanda syukur dan
peduli mereka... sepasang sepatu baru, yang dibuat khusus untuk kaki
"baru"nya.Jimmy dan ayahku menjadi sangat akrab karena sekian kali
mengantarnya pulang dan pergi ke rumah sakit. Pada kebersamaan mereka yang
terakhir, mereka bernyanyi-nyanyi, dan berbincang tentang apa yang akan
diperbuat oleh Jimmy dengan kaki yang sudah normal dan sama-sama terdiam
ketika mereka sudah sampai ke rumah Jimmy.
Sebuah senyum membanjiri wajah Jimmy ketika mereka tiba di rumah dan ia
melangkah turun dari mobil. Orangtua dan dua saudara laki-lakinya berdiri
berjajar di beranda rumah yang sudah tua itu."Diam di sana , " seru Jimmy
kepada mereka. Mereka memandang dengan takjub ketika Jimmy berjalan ke
arah mereka. Kakinya sudah tidak pincang lagi.
Peluk, cium dan senyum seakan tak ada habisnya untuk menyambut anak yang
kakinya telah "dibetulkan" itu. Orang tuanya menggeleng-gelengka n
kepalanya sambil tersenyum ketika memandangnya. Mereka masih tidak bisa
percaya ada orang yang belum pernah mereka kenal mengeluarkan uang begitu
banyak untuk membetulkan kaki seorang anak laki-laki yang juga tidak
dikenalnya.
Dermawan yang kaya raya itu melepas kacamata dan mengusap air matanya
ketika ia mendengar cerita tentang anak yang pulang ke rumah itu."Kerjakan
satu hal lagi, " katanya, "Menjelang Natal, hubungi sebuah toko sepatu
yang baik. Buat mereka mengirimkan undangan kepada setiap anggota keluarga
Jimmy untuk datang ke toko mereka dan memilih sepatu yang mereka inginkan.
Aku akan membayar semuanya. Dan beritahu mereka bahwa aku melakukan ini
hanya sekali. Aku tidak ingin mereka menjadi tergantung kepadaku."
Jimmy menjadi seorang pengusaha sukses sampai ia meninggal beberapa tahun
yang lalu.Sepengetahuank u, Jimmy tidak pernah tahu siapa yang membiayai
operasi kakinya.
Dermawannya, Mr, HENRY FORD, selalu mengatakan lebih menyenangkan berbuat
sesuatu untuk orang yang tidak tahu siapa yang telah melakukannya. "
Ada kebahagiaan yang kita rasakan dari menolong orang lain" (Paul Newman)
oleh: Woody McKay Jr
True & Inspiring Story: Susan Boyle
"JANGAN MENILAI SESEORANG DARI TAMPILAN LUARNYA."
Bukankah itu adalah "habit" manusia?
Menilai seseorang dari tampilan luar membuat banyak orang salah langkah dalam kehidupannya. Banyak testimony yang menceritakan terkecoh dengan penampilan luar, sehingga ditipu dalam bisnis. Penampilan meyakinkan,dikirain pengusaha beneran, taunya semuanya bohong, dan sejumlah uang pun dilarikan.
Ditipu saat memilih pasangan hidup, dikirain pemuda kaya raya, gonta ganti mobil saat ngapel, eh taunya waktu PDKT pinjem mobil yang lagi dititip di showroom. Sudah terlanjur “married”....hanya bisa menangisi nasib ...
Sebaliknya, kita kehilangan kesempatan diberkati, saat terkecoh dengan penampilan luar yang biasa-biasa dari seseorang. Saat pengkhotbah yang akan menyampaikan Firman Tuhan bukanlah seseorang yang terkenal, kita nggak membuka hati sepenuhnya, padahal dia punya pengalaman hidup yang luar biasa dengan Tuhan.
Demikian juga bila terpengaruh dengan penampilan luar membuat kehilangan kesempatan mengambil keputusan yang baik. Dan hampir saja ini terjadi di “Britain's Got Talent* episode 11 April 2009 (acara sejenis dengan America 's Got Talent) yang ditayangkan di Inggris. Yang membedakan acara ini dengan American Idol, peserta menampilkan aneka “talent”, tidak hanya menyanyi, bisa juga dancing, comedy, sulap, dll, dan tidak ada batasan umur.
Yang penting “special talent”. SHE's an EXTRAORDINARY SINGER!!!
Maksudnya “extraordinary” disini bukanlah pujian, tapi cemoohan. Karena gambaran seorang penyanyi sangatlah jauh dari penampilan luar SUSAN BOYLE. Teman-teman bisa lihat sendiri, umur yang sudah tua (untuk memulai karir di musik, 47 tahun). Gendut pula, ... lihat saja dagunya yang berlipat.. Diperburuk dengan rambut keriting yang jauh dari gambaran sentuhan “hair stylist” plus bonus alis yang sangat tebal bagaikan alis Leonid Brezhnev, mantan Presiden Uni Sovyet. Dan lengkap sudah gambaran 'ugly' dengan penampilan baju yang sangat ‘out of fashion’. Dan Susan Boyle dengan berani mendaftarkan dirinya sebagai peserta Britain 's Got Talent. Mungkin mayoritas orang akan berteriak "gila.... PD banget... udah ngaca belum?.... Tahu diri dikit 'napa sih??? Bikin capek juri aja"
Dengan kepala tegak Susan melangkah ke ‘stage’, dan siap untuk ditanya-tanya juri. OMG !!... menjawab pertanyaan juri aja nggak lancar. Simon Cowell (juri yang paling killer) bertanya: "Berapa umurmu?" Jawaban "47 tahun" membuat seluruh penonton yang hadir bergumam "ooooohh.... ".
Dan tayangan televisi menunjukkan betapa hampir semua orang di ruangan itu sinis dan mencibir kepadanya. Termasuk ke 3 juri, yang sepertinya berniat mendengarkan Susan bernyanyi dengan setengah hati. ‘Everybody judge Susan by her performance.’
SHE HAS A DREAM !!!
Susan menyanyikan "I DREAMED A DREAM" dari Les Miserables. Begitu intro musik yang bak orkestra mengalun.... Susan mulai membuka mulutnya..
“I dreamed a dream in time gone by/When hope was high and life worth living /I dreamed that love would never die/I dreamed that God would be forgiving/I had a dream my life would be/So different from the hell I'm living/So different now from what it seemed/Now life has killed the dream I dreamed"
Tiba-tiba seisi ruangan terdiam. Terkesima. Terpukau. Tanpa kecuali. Penonton dan ke 3 juri hanya bisa mengangakan mulutnya. Ternyata dibalik penampilan luar Susan yang 'buruk' tersimpan vocal yang luar biasa bening dan indah. Senyuman yang mencibir berganti menjadi mulut yang terbuka karena terperanjat. Speechless. “Oh my God.... oh my God... it's so beautiful.”
Susan menuai “standing ovation” tidak hanya dari penonton yang tadinya sinis
kepadanya, tapi juga dari ke 3 juri yang sulit untuk ditaklukkan dengan “a so-so talent”. Ketika dievaluasi oleh juri, Piers Morgan berkata bahwa penampilan Susan Boyle adalah kejutan terbesar yang pernah dialaminya dalam 3 tahun talent show ini.
Amanda Holden, .... sepanjang lagu dinyanyikan hanya bisa mengangkat tangan dan melongo, dengan jujur berterus terang bahwa dia juga termasuk orang yang sinis terhadap kemampuan Susan. Dan kini Amanda berkata "it's a complete privilege" dapat menyaksikan Susan bernyanyi di acara talent show ini.
Simon Cowell yang sangat jarang memuji (teman-teman pasti sudah familiar dengan komentar-komentar pedasnya di American Idol) mengakui bahwa ucapannya di awal sebelum Susan menyanyi adalah benar. Susan memang extraordinary. Susan sungguh luarbiasa. Tapi bukan luarbiasa buruknya, melainkan luar biasa baiknya. Hmmm... pinter ngeles juga yah si Simon..
And Susan got 3 biggest YES!!! from all the judges. Dan dapat melanjutkan perjuangannya ke babak berikutnya. Penonton yang semula mencibir saat melihatnya naik panggung, menghujaninya dengan tepuk tangan meriah & penuh kekaguman, sampai Susan menghilang di balik panggung, tepuk tangan itu tak kunjung berhenti.
SHE GOT BIG HIT ON YOUTUBE !!!
Ketika menyaksikan klip Susan di YouTube, sepanjang lagu bulu kuduk saya berdiri, dan di ujung lagunya, saya lupa kalau saya sedang berada di depan laptop, ... saya bertepuk tangan untuk Susan, dan saya juga mau ’standing ovation’ untuknya. Sungguh loh... menyaksikan Susan bernyanyi dari awal sampai akhir membuat hati saya berdebar, merinding dan berkobar. ’God... she's really amazing.
Pasti ada sesuatu yang istimewa tentang Susan, menghasilkan penampilan yang sangat spektakuler dan membuat orang lupa akan penampilan luarnya yang sangatlah tidak istimewa. Bahkan seorang Demi Moore pun menangis melihatnya di YouTube. Seminggu sebelum penampilannya, Susan hanya seorang yang tidak terkenal dan tidak punya pekerjaan, tinggal sendirian di pedesaan kecil di Scotland, ditemani kucingnya Pebbles. Dan sekarang? Bak seorang superstar yang sanggup membuat Demi Moore sampai berkata bahwa ia adalah salah seorang fans terbesar Susan.
Ingin tahu fenomena yang lebih dahsyat lagi? Kecanggihan teknologi membuat klip Susan disaksikan orang sejagad raya. 48 jam setelah penampilannya, sudah 4 juta orang yang menyaksikannya di YouTube. Dan ketika saya melihatnya, saya tercatat sebagai orang yang mendekati angka ke 18 juta yang menyaksikannya. Dan sekarang dikatakan sudah hampir 100 juta orang menontonnya di YouTube. Bandingkan dengan 18 juta orang yang menonton ”victory speech” Obama di hari inaugurasinya. Bukankah ini sangat fenomenal? Semua orang dengan rajin men ”share” video ini ke teman-teman mereka di jejaring dunia maya. Dan lihatlah di bagian ’comment’ mereka, betapa banyak orang yang beroleh pengharapan lewat penampilan Susan.
Impossible is nothing. Saya merenungkan kembali. Mungkin banyak orang bisa bernyanyi lebih baik dari Susan (saya amati di bagian akhir, suaranya agak goyang, kurang ‘perfect’, lebih muda, lebih menarik, tapi belum tentu menghasilkan fenomena seperti Susan. Dalam Tuhan kita mengenal 'apa yang kamu tabur itu yang kamu tuai'. Saya berpikir keras, apa yang Susan tabur dalam hidupnya sehingga dia menuai hasil yang sangat luarbiasa dalam hidupnya ? ‘God.... saya harus tulis sesuatu tentang Susan. Dan saya pun meng-’google’semua informasi tentang Susan.
Tampilan di layar TV saat ia menyanyi adalah: "SUSAN BOYLE"unemployed, 47years. Itu kalau kita men-judge buku dari sampul luarnya. Tapi bila kita membacanya dulu, baru memberikan penilaian?
INI YANG SAYA BACA DARI "BUKU KEHIDUPAN" SUSAN.
Susan adalah seorang pengangguran, dan berumur tidak muda lagi. Dia adalah seorang ’churchgoer’ yang taat, dan melayani sebagai ’volunteer’di gerejanya. Banyak orang yang melihat dia sebagai pengangguran, tapi saya percaya seorang yang bekerja sukarela melayani Tuhan di rumah Tuhan, di mata Tuhan bukanlah seorang pengangguran. Dan Tuhan berjanji tidak pernah menahan upah dari orang yang layak menerimanya.
"Mereka akan menjadi milik kesayanganKu sendiri, firman Tuhan semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia." (Maleakhi 3:17)
Dari dulu Susan bermimpi menjadi seorang penyanyi profesional, tetapi ia tidak dapat mewujudkannya. Terjadi penundaan. Kenapa? Karena ia mendedikasikan hidupnya untuk merawat ibunya yang sudah tua. Sehingga ia hanya bisa membatasi penampilan menyanyinya hanya di gereja sebagai anggota ’choir’, dan di karaoke. Padahal menurut saya itu budaya yang tidak lazim di dunia Barat yang sangat individual, yang biasa mengirim orang tua mereka yang sudah lanjut usia ke panti jompo. Saya percaya Susan mengebelakangkan keinginannya menjadi penyanyi profesional yang didambakannya karena mengasihi dan ingin berbakti kepada orang tuanya.. Firman Tuhan berkata, "Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu lebih buruk dari orang yang tidak beriman. (1 Timotius 5:8)
Susan mengikuti ’talent show’ ini karena ingin memenuhi pesan & harapan ibunya yang meninggal 2 tahun yang lalu. Ibunya, Bridget, ingin Susan melakukan sesuatu dalam hidupnya. Susan memenuhi pesan ibunya karena ia menghormatinya. "Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu." (Keluaran 20:12)
Tuhan tidak pernah berhutang kepada orang yang melakukan kebenaran firmanNya. Dan itu terbukti kan ? Susan sendiri tidak pernah menyesal dengan apa yang dilakukannya sebelumnya dalam hidupnya, walaupun ia mengalami penundaan puluhan tahun. Susan percaya bahwa umurnya yang sudah matang dan pengalaman hidupnya adalah assetnya yang terbesar. Semua yang sudah dia lalui dalam hidupnya memberikan iman dalam kemampuannya. Dan ia berkata “I think I am ready for it.”
Saat ia ‘ready’, dan bernyanyi di Britain 's Got Talent, sebenarnya Susan sedang MENYANYIKAN KEHIDUPANNYA. "I dreamed a dream" adalah nyanyian tentang mimpi-mimpinya yang tertunda dan harapan-harapannya. Itu yang menyebabkan penampilannya saat itu berbeda dari yang lain. Memukau semua orang dalam ruangan itu, dan memukau setiap orang yang menyaksikan videonya, termasuk saya.
You’ll see.... apa yang Susan tabur itu yang Susan tuai. Di balik kemuliaan besar yang dia terima sekarang pasti ada penderitaan besar sebelumnya. (Sanggupkah teman-teman membayangkan seseorang yang ‘unknown before’ mendadak 5x lebih populer dibanding Presiden Obama di YouTube dalam tempo seketika? Dan kelipatan ini kemungkinan akan semakin bertambah).
Seperti yang Susan katakan, apa yang dia alami dalam hidupnya, segala penderitaan dan penundaan membuat imannya semakin bertambah. Dan Tuhan yang besar memang sanggup mewujudkan mimpinya,yang bagi orang lain adalah ‘impossible’. Terbiasa dicemooh sejak masa kecil, (bahkan sampai menjelang menyanyi I Dreamed A Dream di pentas Britain's Got Talent dia masih mengalaminya) , tidak mengurungkan niatnya untuk mewujudkan mimpinya.
Bahkan baru-baru ini terungkap, 2 bulan yang lalu, bulan February 2009, Susan ditolak oleh pimpinan choir Cantilena Choir di Livingston, saat ia ingin bergabung. Saat ini sang pemimpin choir hanya bisa berkata, "It was a shock when I saw her on the television.
HE HAS MADE EVERYTHING BEAUTIFUL IN HIS TIME
Semuanya memang indah pada waktuNya. Kalau Susan diterima di choir tersebut, mungkin Susan tidak akan pernah menjadi fenomena yang menginspirasi banyak orang. Dua bulan lalu mungkin Susan masih bersedih karena penolakan itu, tetapi sekarang hidupnya bak selebriti. Rumahnya tidak pernah sepi dari fans dan media televisi yang seperti berlomba untuk mewawancarainya.
‘When the time comes, tidak ada satupun yang bisa menghalanginya. Banyak orang termasuk saya yang dikuatkan melalui kesaksian ini. Dan pengenalan saya akan Tuhan juga semakin bertambah melalui kejadian yang tidak biasa ini. Besar harapan saya, teman-teman yang sedang mengalami penundaan, yang sedang merasa mimpinya tidak bisa diwujudkan lagi, kembali bangkit dan berharap lagi.
We'll wait until the time comes ....Kalau Susan Boyle bisa.... kamu juga bisa.
Amen.
Bukankah itu adalah "habit" manusia?
Menilai seseorang dari tampilan luar membuat banyak orang salah langkah dalam kehidupannya. Banyak testimony yang menceritakan terkecoh dengan penampilan luar, sehingga ditipu dalam bisnis. Penampilan meyakinkan,dikirain pengusaha beneran, taunya semuanya bohong, dan sejumlah uang pun dilarikan.
Ditipu saat memilih pasangan hidup, dikirain pemuda kaya raya, gonta ganti mobil saat ngapel, eh taunya waktu PDKT pinjem mobil yang lagi dititip di showroom. Sudah terlanjur “married”....hanya bisa menangisi nasib ...
Sebaliknya, kita kehilangan kesempatan diberkati, saat terkecoh dengan penampilan luar yang biasa-biasa dari seseorang. Saat pengkhotbah yang akan menyampaikan Firman Tuhan bukanlah seseorang yang terkenal, kita nggak membuka hati sepenuhnya, padahal dia punya pengalaman hidup yang luar biasa dengan Tuhan.
Demikian juga bila terpengaruh dengan penampilan luar membuat kehilangan kesempatan mengambil keputusan yang baik. Dan hampir saja ini terjadi di “Britain's Got Talent* episode 11 April 2009 (acara sejenis dengan America 's Got Talent) yang ditayangkan di Inggris. Yang membedakan acara ini dengan American Idol, peserta menampilkan aneka “talent”, tidak hanya menyanyi, bisa juga dancing, comedy, sulap, dll, dan tidak ada batasan umur.
Yang penting “special talent”. SHE's an EXTRAORDINARY SINGER!!!
Maksudnya “extraordinary” disini bukanlah pujian, tapi cemoohan. Karena gambaran seorang penyanyi sangatlah jauh dari penampilan luar SUSAN BOYLE. Teman-teman bisa lihat sendiri, umur yang sudah tua (untuk memulai karir di musik, 47 tahun). Gendut pula, ... lihat saja dagunya yang berlipat.. Diperburuk dengan rambut keriting yang jauh dari gambaran sentuhan “hair stylist” plus bonus alis yang sangat tebal bagaikan alis Leonid Brezhnev, mantan Presiden Uni Sovyet. Dan lengkap sudah gambaran 'ugly' dengan penampilan baju yang sangat ‘out of fashion’. Dan Susan Boyle dengan berani mendaftarkan dirinya sebagai peserta Britain 's Got Talent. Mungkin mayoritas orang akan berteriak "gila.... PD banget... udah ngaca belum?.... Tahu diri dikit 'napa sih??? Bikin capek juri aja"
Dengan kepala tegak Susan melangkah ke ‘stage’, dan siap untuk ditanya-tanya juri. OMG !!... menjawab pertanyaan juri aja nggak lancar. Simon Cowell (juri yang paling killer) bertanya: "Berapa umurmu?" Jawaban "47 tahun" membuat seluruh penonton yang hadir bergumam "ooooohh.... ".
Dan tayangan televisi menunjukkan betapa hampir semua orang di ruangan itu sinis dan mencibir kepadanya. Termasuk ke 3 juri, yang sepertinya berniat mendengarkan Susan bernyanyi dengan setengah hati. ‘Everybody judge Susan by her performance.’
SHE HAS A DREAM !!!
Susan menyanyikan "I DREAMED A DREAM" dari Les Miserables. Begitu intro musik yang bak orkestra mengalun.... Susan mulai membuka mulutnya..
“I dreamed a dream in time gone by/When hope was high and life worth living /I dreamed that love would never die/I dreamed that God would be forgiving/I had a dream my life would be/So different from the hell I'm living/So different now from what it seemed/Now life has killed the dream I dreamed"
Tiba-tiba seisi ruangan terdiam. Terkesima. Terpukau. Tanpa kecuali. Penonton dan ke 3 juri hanya bisa mengangakan mulutnya. Ternyata dibalik penampilan luar Susan yang 'buruk' tersimpan vocal yang luar biasa bening dan indah. Senyuman yang mencibir berganti menjadi mulut yang terbuka karena terperanjat. Speechless. “Oh my God.... oh my God... it's so beautiful.”
Susan menuai “standing ovation” tidak hanya dari penonton yang tadinya sinis
kepadanya, tapi juga dari ke 3 juri yang sulit untuk ditaklukkan dengan “a so-so talent”. Ketika dievaluasi oleh juri, Piers Morgan berkata bahwa penampilan Susan Boyle adalah kejutan terbesar yang pernah dialaminya dalam 3 tahun talent show ini.
Amanda Holden, .... sepanjang lagu dinyanyikan hanya bisa mengangkat tangan dan melongo, dengan jujur berterus terang bahwa dia juga termasuk orang yang sinis terhadap kemampuan Susan. Dan kini Amanda berkata "it's a complete privilege" dapat menyaksikan Susan bernyanyi di acara talent show ini.
Simon Cowell yang sangat jarang memuji (teman-teman pasti sudah familiar dengan komentar-komentar pedasnya di American Idol) mengakui bahwa ucapannya di awal sebelum Susan menyanyi adalah benar. Susan memang extraordinary. Susan sungguh luarbiasa. Tapi bukan luarbiasa buruknya, melainkan luar biasa baiknya. Hmmm... pinter ngeles juga yah si Simon..
And Susan got 3 biggest YES!!! from all the judges. Dan dapat melanjutkan perjuangannya ke babak berikutnya. Penonton yang semula mencibir saat melihatnya naik panggung, menghujaninya dengan tepuk tangan meriah & penuh kekaguman, sampai Susan menghilang di balik panggung, tepuk tangan itu tak kunjung berhenti.
SHE GOT BIG HIT ON YOUTUBE !!!
Ketika menyaksikan klip Susan di YouTube, sepanjang lagu bulu kuduk saya berdiri, dan di ujung lagunya, saya lupa kalau saya sedang berada di depan laptop, ... saya bertepuk tangan untuk Susan, dan saya juga mau ’standing ovation’ untuknya. Sungguh loh... menyaksikan Susan bernyanyi dari awal sampai akhir membuat hati saya berdebar, merinding dan berkobar. ’God... she's really amazing.
Pasti ada sesuatu yang istimewa tentang Susan, menghasilkan penampilan yang sangat spektakuler dan membuat orang lupa akan penampilan luarnya yang sangatlah tidak istimewa. Bahkan seorang Demi Moore pun menangis melihatnya di YouTube. Seminggu sebelum penampilannya, Susan hanya seorang yang tidak terkenal dan tidak punya pekerjaan, tinggal sendirian di pedesaan kecil di Scotland, ditemani kucingnya Pebbles. Dan sekarang? Bak seorang superstar yang sanggup membuat Demi Moore sampai berkata bahwa ia adalah salah seorang fans terbesar Susan.
Ingin tahu fenomena yang lebih dahsyat lagi? Kecanggihan teknologi membuat klip Susan disaksikan orang sejagad raya. 48 jam setelah penampilannya, sudah 4 juta orang yang menyaksikannya di YouTube. Dan ketika saya melihatnya, saya tercatat sebagai orang yang mendekati angka ke 18 juta yang menyaksikannya. Dan sekarang dikatakan sudah hampir 100 juta orang menontonnya di YouTube. Bandingkan dengan 18 juta orang yang menonton ”victory speech” Obama di hari inaugurasinya. Bukankah ini sangat fenomenal? Semua orang dengan rajin men ”share” video ini ke teman-teman mereka di jejaring dunia maya. Dan lihatlah di bagian ’comment’ mereka, betapa banyak orang yang beroleh pengharapan lewat penampilan Susan.
Impossible is nothing. Saya merenungkan kembali. Mungkin banyak orang bisa bernyanyi lebih baik dari Susan (saya amati di bagian akhir, suaranya agak goyang, kurang ‘perfect’, lebih muda, lebih menarik, tapi belum tentu menghasilkan fenomena seperti Susan. Dalam Tuhan kita mengenal 'apa yang kamu tabur itu yang kamu tuai'. Saya berpikir keras, apa yang Susan tabur dalam hidupnya sehingga dia menuai hasil yang sangat luarbiasa dalam hidupnya ? ‘God.... saya harus tulis sesuatu tentang Susan. Dan saya pun meng-’google’semua informasi tentang Susan.
Tampilan di layar TV saat ia menyanyi adalah: "SUSAN BOYLE"unemployed, 47years. Itu kalau kita men-judge buku dari sampul luarnya. Tapi bila kita membacanya dulu, baru memberikan penilaian?
INI YANG SAYA BACA DARI "BUKU KEHIDUPAN" SUSAN.
Susan adalah seorang pengangguran, dan berumur tidak muda lagi. Dia adalah seorang ’churchgoer’ yang taat, dan melayani sebagai ’volunteer’di gerejanya. Banyak orang yang melihat dia sebagai pengangguran, tapi saya percaya seorang yang bekerja sukarela melayani Tuhan di rumah Tuhan, di mata Tuhan bukanlah seorang pengangguran. Dan Tuhan berjanji tidak pernah menahan upah dari orang yang layak menerimanya.
"Mereka akan menjadi milik kesayanganKu sendiri, firman Tuhan semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia." (Maleakhi 3:17)
Dari dulu Susan bermimpi menjadi seorang penyanyi profesional, tetapi ia tidak dapat mewujudkannya. Terjadi penundaan. Kenapa? Karena ia mendedikasikan hidupnya untuk merawat ibunya yang sudah tua. Sehingga ia hanya bisa membatasi penampilan menyanyinya hanya di gereja sebagai anggota ’choir’, dan di karaoke. Padahal menurut saya itu budaya yang tidak lazim di dunia Barat yang sangat individual, yang biasa mengirim orang tua mereka yang sudah lanjut usia ke panti jompo. Saya percaya Susan mengebelakangkan keinginannya menjadi penyanyi profesional yang didambakannya karena mengasihi dan ingin berbakti kepada orang tuanya.. Firman Tuhan berkata, "Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu lebih buruk dari orang yang tidak beriman. (1 Timotius 5:8)
Susan mengikuti ’talent show’ ini karena ingin memenuhi pesan & harapan ibunya yang meninggal 2 tahun yang lalu. Ibunya, Bridget, ingin Susan melakukan sesuatu dalam hidupnya. Susan memenuhi pesan ibunya karena ia menghormatinya. "Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu." (Keluaran 20:12)
Tuhan tidak pernah berhutang kepada orang yang melakukan kebenaran firmanNya. Dan itu terbukti kan ? Susan sendiri tidak pernah menyesal dengan apa yang dilakukannya sebelumnya dalam hidupnya, walaupun ia mengalami penundaan puluhan tahun. Susan percaya bahwa umurnya yang sudah matang dan pengalaman hidupnya adalah assetnya yang terbesar. Semua yang sudah dia lalui dalam hidupnya memberikan iman dalam kemampuannya. Dan ia berkata “I think I am ready for it.”
Saat ia ‘ready’, dan bernyanyi di Britain 's Got Talent, sebenarnya Susan sedang MENYANYIKAN KEHIDUPANNYA. "I dreamed a dream" adalah nyanyian tentang mimpi-mimpinya yang tertunda dan harapan-harapannya. Itu yang menyebabkan penampilannya saat itu berbeda dari yang lain. Memukau semua orang dalam ruangan itu, dan memukau setiap orang yang menyaksikan videonya, termasuk saya.
You’ll see.... apa yang Susan tabur itu yang Susan tuai. Di balik kemuliaan besar yang dia terima sekarang pasti ada penderitaan besar sebelumnya. (Sanggupkah teman-teman membayangkan seseorang yang ‘unknown before’ mendadak 5x lebih populer dibanding Presiden Obama di YouTube dalam tempo seketika? Dan kelipatan ini kemungkinan akan semakin bertambah).
Seperti yang Susan katakan, apa yang dia alami dalam hidupnya, segala penderitaan dan penundaan membuat imannya semakin bertambah. Dan Tuhan yang besar memang sanggup mewujudkan mimpinya,yang bagi orang lain adalah ‘impossible’. Terbiasa dicemooh sejak masa kecil, (bahkan sampai menjelang menyanyi I Dreamed A Dream di pentas Britain's Got Talent dia masih mengalaminya) , tidak mengurungkan niatnya untuk mewujudkan mimpinya.
Bahkan baru-baru ini terungkap, 2 bulan yang lalu, bulan February 2009, Susan ditolak oleh pimpinan choir Cantilena Choir di Livingston, saat ia ingin bergabung. Saat ini sang pemimpin choir hanya bisa berkata, "It was a shock when I saw her on the television.
HE HAS MADE EVERYTHING BEAUTIFUL IN HIS TIME
Semuanya memang indah pada waktuNya. Kalau Susan diterima di choir tersebut, mungkin Susan tidak akan pernah menjadi fenomena yang menginspirasi banyak orang. Dua bulan lalu mungkin Susan masih bersedih karena penolakan itu, tetapi sekarang hidupnya bak selebriti. Rumahnya tidak pernah sepi dari fans dan media televisi yang seperti berlomba untuk mewawancarainya.
‘When the time comes, tidak ada satupun yang bisa menghalanginya. Banyak orang termasuk saya yang dikuatkan melalui kesaksian ini. Dan pengenalan saya akan Tuhan juga semakin bertambah melalui kejadian yang tidak biasa ini. Besar harapan saya, teman-teman yang sedang mengalami penundaan, yang sedang merasa mimpinya tidak bisa diwujudkan lagi, kembali bangkit dan berharap lagi.
We'll wait until the time comes ....Kalau Susan Boyle bisa.... kamu juga bisa.
Amen.
Cinta Sejati
Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9:30 seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Saya menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi. Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Saya merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang saya sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, saya putuskan untuk melakukannya sendiri.
Sambil menangani lukanya, saya bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari.
Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer.
Lalu saya bertanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat.
Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir.
Saya sangat terkejut dan berkata, Bapak masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi?
Dia tersenyum sambil tangannya menepuk tangan saya dan berkata, Dia memang tidak mengenali saya, tetapi saya masih mengenali dia, kan?
Saya terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tangan saya masih tetap merinding, Cinta kasih seperti itulah yang saya mau dalam hidupku. Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.
Bagi saya pengalaman ini menyampaikan satu pesan penting: Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, melainkan mereka dapat berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.
Sambil menangani lukanya, saya bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari.
Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer.
Lalu saya bertanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat.
Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir.
Saya sangat terkejut dan berkata, Bapak masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi?
Dia tersenyum sambil tangannya menepuk tangan saya dan berkata, Dia memang tidak mengenali saya, tetapi saya masih mengenali dia, kan?
Saya terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tangan saya masih tetap merinding, Cinta kasih seperti itulah yang saya mau dalam hidupku. Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.
Bagi saya pengalaman ini menyampaikan satu pesan penting: Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, melainkan mereka dapat berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.
Berjalan Dengan Keong
Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan.
Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak, Setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit
Aku mendesak, menghardik, memarahinya, Keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf, Serasa berkata : "aku sudah berusaha dengan segenap tenaga !"
Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka.
Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.
Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan.
Ya Tuhan! Mengapa ? Langit sunyi-senyap
Biarkan saja keong merangkak didepan, aku kesal dibelakang.. ..
Pelankan langkah, tenangkan hati....
Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga.
Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut.
Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing.
Aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh?
Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ?
Barulah aku teringat, Mungkin aku telah salah menduga!
Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalo aku berjalan sendiri dengan cepatnya.
"He's here and with me for a reason"
Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi, Haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.
Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.
Saat bertemu teman yang dapat dipercaya,
rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.
Saat bertemu penolongmu,
Ingat untuk bersyukur padanya.
Karena ialah yang mengubah hidupmu
Saat bertemu orang yang pernah kau cintai,
Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih .
Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.
Saat bertemu orang yang pernah kau benci,
Sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh / kuat.
Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu,
Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.
Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai,
Berkatilah dia.
Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia ?
Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu,
Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu.
Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu
Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu,
Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.
Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup,
Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati
Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak, Setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit
Aku mendesak, menghardik, memarahinya, Keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf, Serasa berkata : "aku sudah berusaha dengan segenap tenaga !"
Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka.
Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.
Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan.
Ya Tuhan! Mengapa ? Langit sunyi-senyap
Biarkan saja keong merangkak didepan, aku kesal dibelakang.. ..
Pelankan langkah, tenangkan hati....
Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga.
Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut.
Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing.
Aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh?
Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ?
Barulah aku teringat, Mungkin aku telah salah menduga!
Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalo aku berjalan sendiri dengan cepatnya.
"He's here and with me for a reason"
Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi, Haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.
Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.
Saat bertemu teman yang dapat dipercaya,
rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.
Saat bertemu penolongmu,
Ingat untuk bersyukur padanya.
Karena ialah yang mengubah hidupmu
Saat bertemu orang yang pernah kau cintai,
Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih .
Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.
Saat bertemu orang yang pernah kau benci,
Sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh / kuat.
Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu,
Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.
Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai,
Berkatilah dia.
Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia ?
Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu,
Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu.
Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu
Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu,
Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.
Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup,
Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati
Kesuksesan
Sukses tidak ada hubungan dengan menjadi kaya raya, sukses itu tidak
serumit/serahasia seperti kata kiyosaki/tung desem waringin/the secret,
sukses itu tidak perlu dikejar,SUKSES adalah ANDA!
Karena kesuksesan terbesar ada pada diri Anda sendiri...
Bagaimana Anda tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk membuahi 1
ovum, itu adalah sukses pertama Anda!
Bagaimana Anda bisa lahir dengan anggota tubuh sempurna tanpa cacat,
itulah kesuksesan Anda kedua...
Ketika Anda ke sekolah bahkan bisa menikmati studi S1, di saat tiap
menit ada 10 siswa drop out karena tidak mampu
bayar SPP, itulah sukses Anda ketiga....
Ketika Anda bisa bekerja di perusahaan bilangan segitiga emas, di saat
46 juta orang menjadi pengangguran, itulah
kesuksesan Anda keempat....
Ketika Anda masih bisa makan tiga kali sehari, di saat ada 3 juta orang
mati kelaparan setiap bulannya, itulah
kesuksesan Anda yang kelima....
Sukses terjadi setiap hari, Namun Anda tidak pernah menyadarinya. ..
Saya sangat tersentuh ketika menonton film "Click!" yg dibintangi Adam
Sandler, "Family comes first", begitu kata2 terakhir kepada anaknya sebelum dia meninggal...
Saking sibuknya Si Adam Sandler ini mengejar kesuksesan, ia sampai
tidak sempat meluangkan waktu untuk anak & istrinya, bahkan tidak sempat menghadiri hari pemakaman ayahnya sendiri,keluarga nya pun berantakan, istrinya yang cantik menceraikannya, anaknya jadi ngga kenal siapa
ayahnya...
Sukses selalu dibiaskan oleh penulis buku laris supaya bukunya bisa
terus2an jadi best seller dengan membuat sukses menjadi hal yg rumit dan sukar didapatkan.. .
Sukses tidak melulu soal harta, rumah mewah, mobil sport, jam Rolex, pensiun muda, menjadi pengusaha, punya kolam renang/helikopter, punya istri cantik seperti Donald Trump & resort mewah di Karibia...
Sukses sejati adalah hidup dengan penuh syukur atas segala rahmat Tuhan, sukses yang sejati adalah menikmati & bersyukur atas setiap detik kehidupan Anda,
pada saat Anda gembira, Anda gembira sepenuhnya,
sedangkan pada saat Anda sedih, Anda sedih sepenuhnya,
setelah itu Anda sudah harus bersiap lagi menghadapi episode baru lagi..
Sukses sejati adalah hidup benar di jalan Allah, hidup baik, tidak menipu, apalagi scam, saleh & selalu rendah hati.
Sukses itu tidak lagi menginginkan kekayaan ketimbang kemiskinan, tidak
lagi menginginkan kesembuhan ketimbang sakit, sukses sejati adalah bisa menerima sepenuhnya kelebihan,keadaan, dan kekurangan Anda apa adanya dengan penuh syukur..
Pernahkah Anda menyadari?
Anda sebenarnya tidak membeli suatu barang dengan uang.. Uang hanyalah
alat tukar, Anda sebenarnya membeli rumah dari waktu Anda.
Ya, Anda mungkin harus kerja siang malam utk bayar KPR selama 15 tahun atau beli mobil/motor kredit selama 3 tahun. Itu semua sebenarnya Anda dapatkan dari membarter waktu Anda, Anda menjual waktu Anda dari pagi hingga malam kepada penawar tertinggi untuk mendapatkan uang supaya bisa beli makanan, pulsa telepon dll...
Aset terbesar Anda bukanlah rumah/mobil Anda, tapi diri Anda sendiri,
Itu sebabnya mengapa orang pintar bisa digaji puluhan kali lipat dari orang bodoh...
Semakin berharga diri Anda, semakin mahal orang mau membeli waktu
Anda...
Itu sebabnya kenapa harga 2 jam-nya Kiyosaki bicara ngalor ngidul di
seminar bisa dibayar 200 juta atau harga 2 jam seminar Pak Tung bisa mencapai 100 juta!!!
Itu sebabnya kenapa Nike berani membayar Tiger Woods & Michael Jordan
sebesar 200 juta dollar, hanya untuk memakai produk Nike. Suatu produk bermerk menjadi mahal/berharga bukan karena merk-nya, tapi karena produk tsb dipakai oleh siapa....
Itu sebabnya bola basket bekas dipakai Michael Jordan diperebutkan,
bisa terjual 80 juta dollar, sedangkan bola basket bekas dengan merk sama, bila kita jual harganya justru malah turun....
Hidup ini kok lucu, kita seperti mengejar fatamorgana, bila dilihat
dari jauh, mungkin kita melihat air/emas di kejauhan, namun ketika kita kejar dng segenap tenaga kita & akhirnya kita sampai, yang kita lihat yah cuman pantulan sinar matahari/corn flakes saja..
oh...ternyata. ..
Lucu bila setelah Anda membaca tulisan di atas Namun Anda masih
mengejar fatamorgana tsb ketimbang menghabiskan waktu Anda yg sangat berharga bersama dengan orangtua yg begitu mencintai Anda, memeluk hangat suami / istri / kekasih Anda, mengatakan "I love you" kepada org2 yang anda cintai: orang tua, istri, suami, anak, sahabat2 Anda.
Lakukanlah ini selagi Anda masih punya waktu, selagi Anda masih sempat,
Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan meninggal, mungkin besok pagi,mungkin nanti malam, LIFE is so SHORT.
Enjoy Your Life,
LIFE is so SHORT my dear friend.....
serumit/serahasia seperti kata kiyosaki/tung desem waringin/the secret,
sukses itu tidak perlu dikejar,SUKSES adalah ANDA!
Karena kesuksesan terbesar ada pada diri Anda sendiri...
Bagaimana Anda tercipta dari pertarungan jutaan sperma untuk membuahi 1
ovum, itu adalah sukses pertama Anda!
Bagaimana Anda bisa lahir dengan anggota tubuh sempurna tanpa cacat,
itulah kesuksesan Anda kedua...
Ketika Anda ke sekolah bahkan bisa menikmati studi S1, di saat tiap
menit ada 10 siswa drop out karena tidak mampu
bayar SPP, itulah sukses Anda ketiga....
Ketika Anda bisa bekerja di perusahaan bilangan segitiga emas, di saat
46 juta orang menjadi pengangguran, itulah
kesuksesan Anda keempat....
Ketika Anda masih bisa makan tiga kali sehari, di saat ada 3 juta orang
mati kelaparan setiap bulannya, itulah
kesuksesan Anda yang kelima....
Sukses terjadi setiap hari, Namun Anda tidak pernah menyadarinya. ..
Saya sangat tersentuh ketika menonton film "Click!" yg dibintangi Adam
Sandler, "Family comes first", begitu kata2 terakhir kepada anaknya sebelum dia meninggal...
Saking sibuknya Si Adam Sandler ini mengejar kesuksesan, ia sampai
tidak sempat meluangkan waktu untuk anak & istrinya, bahkan tidak sempat menghadiri hari pemakaman ayahnya sendiri,keluarga nya pun berantakan, istrinya yang cantik menceraikannya, anaknya jadi ngga kenal siapa
ayahnya...
Sukses selalu dibiaskan oleh penulis buku laris supaya bukunya bisa
terus2an jadi best seller dengan membuat sukses menjadi hal yg rumit dan sukar didapatkan.. .
Sukses tidak melulu soal harta, rumah mewah, mobil sport, jam Rolex, pensiun muda, menjadi pengusaha, punya kolam renang/helikopter, punya istri cantik seperti Donald Trump & resort mewah di Karibia...
Sukses sejati adalah hidup dengan penuh syukur atas segala rahmat Tuhan, sukses yang sejati adalah menikmati & bersyukur atas setiap detik kehidupan Anda,
pada saat Anda gembira, Anda gembira sepenuhnya,
sedangkan pada saat Anda sedih, Anda sedih sepenuhnya,
setelah itu Anda sudah harus bersiap lagi menghadapi episode baru lagi..
Sukses sejati adalah hidup benar di jalan Allah, hidup baik, tidak menipu, apalagi scam, saleh & selalu rendah hati.
Sukses itu tidak lagi menginginkan kekayaan ketimbang kemiskinan, tidak
lagi menginginkan kesembuhan ketimbang sakit, sukses sejati adalah bisa menerima sepenuhnya kelebihan,keadaan, dan kekurangan Anda apa adanya dengan penuh syukur..
Pernahkah Anda menyadari?
Anda sebenarnya tidak membeli suatu barang dengan uang.. Uang hanyalah
alat tukar, Anda sebenarnya membeli rumah dari waktu Anda.
Ya, Anda mungkin harus kerja siang malam utk bayar KPR selama 15 tahun atau beli mobil/motor kredit selama 3 tahun. Itu semua sebenarnya Anda dapatkan dari membarter waktu Anda, Anda menjual waktu Anda dari pagi hingga malam kepada penawar tertinggi untuk mendapatkan uang supaya bisa beli makanan, pulsa telepon dll...
Aset terbesar Anda bukanlah rumah/mobil Anda, tapi diri Anda sendiri,
Itu sebabnya mengapa orang pintar bisa digaji puluhan kali lipat dari orang bodoh...
Semakin berharga diri Anda, semakin mahal orang mau membeli waktu
Anda...
Itu sebabnya kenapa harga 2 jam-nya Kiyosaki bicara ngalor ngidul di
seminar bisa dibayar 200 juta atau harga 2 jam seminar Pak Tung bisa mencapai 100 juta!!!
Itu sebabnya kenapa Nike berani membayar Tiger Woods & Michael Jordan
sebesar 200 juta dollar, hanya untuk memakai produk Nike. Suatu produk bermerk menjadi mahal/berharga bukan karena merk-nya, tapi karena produk tsb dipakai oleh siapa....
Itu sebabnya bola basket bekas dipakai Michael Jordan diperebutkan,
bisa terjual 80 juta dollar, sedangkan bola basket bekas dengan merk sama, bila kita jual harganya justru malah turun....
Hidup ini kok lucu, kita seperti mengejar fatamorgana, bila dilihat
dari jauh, mungkin kita melihat air/emas di kejauhan, namun ketika kita kejar dng segenap tenaga kita & akhirnya kita sampai, yang kita lihat yah cuman pantulan sinar matahari/corn flakes saja..
oh...ternyata. ..
Lucu bila setelah Anda membaca tulisan di atas Namun Anda masih
mengejar fatamorgana tsb ketimbang menghabiskan waktu Anda yg sangat berharga bersama dengan orangtua yg begitu mencintai Anda, memeluk hangat suami / istri / kekasih Anda, mengatakan "I love you" kepada org2 yang anda cintai: orang tua, istri, suami, anak, sahabat2 Anda.
Lakukanlah ini selagi Anda masih punya waktu, selagi Anda masih sempat,
Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan meninggal, mungkin besok pagi,mungkin nanti malam, LIFE is so SHORT.
Enjoy Your Life,
LIFE is so SHORT my dear friend.....
Cinta dan Persahabatan
Suatu hari 'CINTA' bertanya kepada 'PERSAHABATAN', 'Kenapa kau ada padahal sudah ada aku?'
Lalu 'PERSAHABATAN' menjawab, 'Untuk memberikan senyuman saat cinta memberimu kesedihan.'
Satu hari CINTA & KAWAN berjalan dalam kampung...
Tiba-tiba CINTA terjatuh dalam telaga...
Kenapa??
Kerena CINTA itu buta.....
Lalu KAWAN pun ikut terjun dalam telaga...
Kenapa??
Karena... KAWAN akan buat apa saja demi CINTA !!
Di dalam telaga CINTA hilang...
Kenapa??
Karena... CINTA itu halus, mudah hilang kalau tak dijaga, sukar dicari apa lagi dalam telaga yang gelap....
Sedangkan KAWAN masih mencari-cari dimana CINTA & terus menunggu..
Kenapa??
Karena ... KAWAN itu sejati & akan kekal sebagai KAWAN yang setia...
so, hargailah KAWAN kita ....
Walau kita punya couple , teman masih yang paling setia.
Walau kita punya harta banyak , teman masih yang paling berharga .
Lalu 'PERSAHABATAN' menjawab, 'Untuk memberikan senyuman saat cinta memberimu kesedihan.'
Satu hari CINTA & KAWAN berjalan dalam kampung...
Tiba-tiba CINTA terjatuh dalam telaga...
Kenapa??
Kerena CINTA itu buta.....
Lalu KAWAN pun ikut terjun dalam telaga...
Kenapa??
Karena... KAWAN akan buat apa saja demi CINTA !!
Di dalam telaga CINTA hilang...
Kenapa??
Karena... CINTA itu halus, mudah hilang kalau tak dijaga, sukar dicari apa lagi dalam telaga yang gelap....
Sedangkan KAWAN masih mencari-cari dimana CINTA & terus menunggu..
Kenapa??
Karena ... KAWAN itu sejati & akan kekal sebagai KAWAN yang setia...
so, hargailah KAWAN kita ....
Walau kita punya couple , teman masih yang paling setia.
Walau kita punya harta banyak , teman masih yang paling berharga .
Berkat Kemauan Keras dan Ketekunan
Saya seorang mantan guru sekolah musik dari Des Moines, Iowa. Saya mendapat nafkah dengan mengajar piano selama lebih dari 30 tahun. Selama itu, saya menyadari tiap anak punya kemampuan musik yang berbeda. Tapi saya tidak pernah merasa telah menolong walaupun saya telah mengajar beberapa murid berbakat. Walaupun begitu, saya ingin bercerita tentang murid yang 'tertantang secara musik'.
Contohnya adalah Robby.
Robby berumur 11 tahun, ketika ibunya memasukkan dia dalam les untuk pertama kalinya. Saya lebih senang kalau murid (khususnya laki-laki) mulai ketika lebih muda, saya jelaskan; itu pada Robby. Tapi Robby berkata, ibunya selalu ingin mendengar dia bermain piano. Jadi saya jadikan dia murid.Robby memulai les pianonya dan dari awal saya pikir dia tidak ada harapan. Robby mencoba, tapi dia tak mempunyai perasaan nada maupun irama dasar yang perlu dipelajari.
Tapi dia mempelajari benar-benar tangga nada dan beberapa pelajaran awal yang saya wajibkan untuk dipelajari semua murid. Selama beberapa bulan, dia mencoba terus dan saya mendengarnya dengan ngeri dan terus mencoba menyemangati nya. Setiap akhir pelajaran mingguannya, dia berkata, 'Ibu saya akan mendengar saya bermain pada suatu hari.'
Tapi rasanya sia-sia saja. Dia memang tak berkemampuan sejak lahir. Saya hanya mengetahui ibunya dari jauh ketika menurunkan Robby atau menjemput Robby. . Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan tapi tidak pernah turun.
Pada suatu hari, Robby tidak datang lagi ke les kami. Saya berpikir untuk menghubunginya, tapi karena ketidak mampuannya, mungkin dia mau les yang lain saja maka saya tidak jadi menghubunginya. Saya juga senang dia tidak datang lagi. Dia menjadi iklan yang buruk untuk pengajaran saya!
Beberapa minggu sesudahnya, saya mengirimkan brosur ke tiap murid, mengenai pertunjukan yang akan dilaksanakan.
Yang mengagetkan saya, Robby (yang juga menerima brosur) menanyakan saya apakah dia bisa ikut pertunjukan itu.
Saya katakan kepadanya, pertunjukan itu untuk murid yang ada sekarang dan karena dia telah keluar, tentu dia tak bisa ikut.
Dia katakan bahwa ibunya sakit sehingga tak bisa mengantarnya ke les, tapi dia tetap terus berlatih.'Bu Hondrof... saya mau main!' dia memaksa.
Saya tidak tahu apa yang membuat saya akhirnya membolehkan dia main dipertunjukan itu. Mungkin karena kegigihannya atau mungkin ada sesuatu yang berkata dalam hati saya bahwa dia akan baik-baik saja.
Malam pertunjukan datang. Aula itu dipenuhi dengan orang tua, teman, dan relasi. Saya menaruh Robby pada urutan terakhir sebelum saya ke depan untuk berterima kasih dan memainkan bagian terakhir. Saya rasa kesalahan yang dia buat akan terjadi pada akhir acara dan saya bisa menutupinya dengan permainan dari saya.
Pertunjukan itu berlangsung tanpa masalah. Murid-murid telah berlatih dan hasilnya bagus.. Lalu Robby naik ke panggung.
Bajunya kusut dan rambutnya bagaikan baru dikocok. 'Kenapa dia tak berpakaian seperti murid lainnya?' pikir saya.
'Kenapa ibunya tidak menyisir rambutnya setidaknya untuk malam ini?'
Robby menarik kursi piano dan mulai. Saya terkejut ketika dia menyatakanbahwa dia telah memilih Mozart's Concerto #21 in C Major. Saya tidak dapat bersiap untuk mendengarnya.
Tetapi.... jarinya ringan di tuts nada, bahkan menari dengan gesit. Diaberpindah dari pianossimo ke fortissimo.. . dari allegro ke virtuoso. Akord tergantungnya yang diinginkan Mozart sangat mengagumkan!
Saya tak pernah mendengar lagu Mozart dimainkan orang seumur dia sebagus itu! Setelah enam setengah menit, dia mengakhirinya dengan crescendo besar dan semua terpaku disana dengan tepuk tangan yang meriah.
Dalam air mata, saya naik ke panggung dan memeluk Robby dengan sukacita.
'Saya belum pernah mendengar kau bermain seperti itu, Robby! Bagaimana kau melakukannya? '
Melalui pengeras suara Robby menjawab, 'Bu Hondorf... ingat saya berkata bahwa ibu saya sakit? Ya...
Sebenarnya dia sakit kanker dan dia telah kembali ke surga pagi ini. Dan sebenarnya. . . dia tuli sejak lahir jadi hari inilah dia pertama kali
mendengar saya bermain. Saya ingin bermain secara khusus.'
Tidak ada satu pun mata yang kering malam itu.Ketika orang-orang dari Layanan sosial membawa Robby dari panggung ke rumah duka, saya menyadari meskipun mata mereka merah dan bengkak, betapa hidup saya jauh lebih berarti karena mengambil Robby sebagai murid saya.
Tidak, saya tidak pernah menjadi penolong, tapi malam itu saya menjadi orang yang ditolong Robby. Dialah gurunya dan sayalah muridnya. Karena dialah yang mengajarkan saya arti ketekunan, kasih, percaya pada dirimu sendiri, dan bahkan mau memberi kesempatan pada seseorang yang tak anda ketahui mengapa.
Peristiwa ini semakin berarti ketika, setelah bermain di Desert Storm, Robby terbunuh oleh pengeboman yang tak masuk akal oleh Alfred P. Murrah Federal Building di Oklahoma pada April 1995, ketika dilaporkan.. . dia sedang main piano.
Dan sekarang, tambahan cerita ini. Jika anda mau meneruskan e-mail ini, mungkin anda berpikir, orang mana di daftar alamat yang 'cocok' untuk menerima pesan ini. Orang yang mengirim e-mail ini yakin bahwa kita dapat membuat perubahan. Kita semua mempunyai ribuan kesempatan tiap hari untuk menyadari rencana Tuhan.
Banyak sekali interaksi antara dua orang memberi kita suatu pilihan:
Seseorang yang mengalikan kesenangan dan membagi kesedihan.
Contohnya adalah Robby.
Robby berumur 11 tahun, ketika ibunya memasukkan dia dalam les untuk pertama kalinya. Saya lebih senang kalau murid (khususnya laki-laki) mulai ketika lebih muda, saya jelaskan; itu pada Robby. Tapi Robby berkata, ibunya selalu ingin mendengar dia bermain piano. Jadi saya jadikan dia murid.Robby memulai les pianonya dan dari awal saya pikir dia tidak ada harapan. Robby mencoba, tapi dia tak mempunyai perasaan nada maupun irama dasar yang perlu dipelajari.
Tapi dia mempelajari benar-benar tangga nada dan beberapa pelajaran awal yang saya wajibkan untuk dipelajari semua murid. Selama beberapa bulan, dia mencoba terus dan saya mendengarnya dengan ngeri dan terus mencoba menyemangati nya. Setiap akhir pelajaran mingguannya, dia berkata, 'Ibu saya akan mendengar saya bermain pada suatu hari.'
Tapi rasanya sia-sia saja. Dia memang tak berkemampuan sejak lahir. Saya hanya mengetahui ibunya dari jauh ketika menurunkan Robby atau menjemput Robby. . Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan tapi tidak pernah turun.
Pada suatu hari, Robby tidak datang lagi ke les kami. Saya berpikir untuk menghubunginya, tapi karena ketidak mampuannya, mungkin dia mau les yang lain saja maka saya tidak jadi menghubunginya. Saya juga senang dia tidak datang lagi. Dia menjadi iklan yang buruk untuk pengajaran saya!
Beberapa minggu sesudahnya, saya mengirimkan brosur ke tiap murid, mengenai pertunjukan yang akan dilaksanakan.
Yang mengagetkan saya, Robby (yang juga menerima brosur) menanyakan saya apakah dia bisa ikut pertunjukan itu.
Saya katakan kepadanya, pertunjukan itu untuk murid yang ada sekarang dan karena dia telah keluar, tentu dia tak bisa ikut.
Dia katakan bahwa ibunya sakit sehingga tak bisa mengantarnya ke les, tapi dia tetap terus berlatih.'Bu Hondrof... saya mau main!' dia memaksa.
Saya tidak tahu apa yang membuat saya akhirnya membolehkan dia main dipertunjukan itu. Mungkin karena kegigihannya atau mungkin ada sesuatu yang berkata dalam hati saya bahwa dia akan baik-baik saja.
Malam pertunjukan datang. Aula itu dipenuhi dengan orang tua, teman, dan relasi. Saya menaruh Robby pada urutan terakhir sebelum saya ke depan untuk berterima kasih dan memainkan bagian terakhir. Saya rasa kesalahan yang dia buat akan terjadi pada akhir acara dan saya bisa menutupinya dengan permainan dari saya.
Pertunjukan itu berlangsung tanpa masalah. Murid-murid telah berlatih dan hasilnya bagus.. Lalu Robby naik ke panggung.
Bajunya kusut dan rambutnya bagaikan baru dikocok. 'Kenapa dia tak berpakaian seperti murid lainnya?' pikir saya.
'Kenapa ibunya tidak menyisir rambutnya setidaknya untuk malam ini?'
Robby menarik kursi piano dan mulai. Saya terkejut ketika dia menyatakanbahwa dia telah memilih Mozart's Concerto #21 in C Major. Saya tidak dapat bersiap untuk mendengarnya.
Tetapi.... jarinya ringan di tuts nada, bahkan menari dengan gesit. Diaberpindah dari pianossimo ke fortissimo.. . dari allegro ke virtuoso. Akord tergantungnya yang diinginkan Mozart sangat mengagumkan!
Saya tak pernah mendengar lagu Mozart dimainkan orang seumur dia sebagus itu! Setelah enam setengah menit, dia mengakhirinya dengan crescendo besar dan semua terpaku disana dengan tepuk tangan yang meriah.
Dalam air mata, saya naik ke panggung dan memeluk Robby dengan sukacita.
'Saya belum pernah mendengar kau bermain seperti itu, Robby! Bagaimana kau melakukannya? '
Melalui pengeras suara Robby menjawab, 'Bu Hondorf... ingat saya berkata bahwa ibu saya sakit? Ya...
Sebenarnya dia sakit kanker dan dia telah kembali ke surga pagi ini. Dan sebenarnya. . . dia tuli sejak lahir jadi hari inilah dia pertama kali
mendengar saya bermain. Saya ingin bermain secara khusus.'
Tidak ada satu pun mata yang kering malam itu.Ketika orang-orang dari Layanan sosial membawa Robby dari panggung ke rumah duka, saya menyadari meskipun mata mereka merah dan bengkak, betapa hidup saya jauh lebih berarti karena mengambil Robby sebagai murid saya.
Tidak, saya tidak pernah menjadi penolong, tapi malam itu saya menjadi orang yang ditolong Robby. Dialah gurunya dan sayalah muridnya. Karena dialah yang mengajarkan saya arti ketekunan, kasih, percaya pada dirimu sendiri, dan bahkan mau memberi kesempatan pada seseorang yang tak anda ketahui mengapa.
Peristiwa ini semakin berarti ketika, setelah bermain di Desert Storm, Robby terbunuh oleh pengeboman yang tak masuk akal oleh Alfred P. Murrah Federal Building di Oklahoma pada April 1995, ketika dilaporkan.. . dia sedang main piano.
Dan sekarang, tambahan cerita ini. Jika anda mau meneruskan e-mail ini, mungkin anda berpikir, orang mana di daftar alamat yang 'cocok' untuk menerima pesan ini. Orang yang mengirim e-mail ini yakin bahwa kita dapat membuat perubahan. Kita semua mempunyai ribuan kesempatan tiap hari untuk menyadari rencana Tuhan.
Banyak sekali interaksi antara dua orang memberi kita suatu pilihan:
Seseorang yang mengalikan kesenangan dan membagi kesedihan.
Bahagia ada di hati sendiri
John C Maxwell suatu ketika pernah didapuk menjadi seorang pembicara di sebuah seminar bersama istrinya. Ia dan istrinya, Margaret, diminta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika Maxwell sedang menjadi pembicara, istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya. Sebaliknya, ketika Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi, suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan.
Ceritanya, suatu ketika sang istri, Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, Maxwell duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan di akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan. Yang namanya seminar selalu ada interaksi dua arah dari peserta seminar juga kan? (Kalau satu arah mah namanya khotbah.)
Di sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan, pertanyaan ibu itu seperti ini, "Miss Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?"
Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak."
Seluruh ruangan langsung terkejut. "Tidak," katanya sekali lagi, "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia." Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell. (Kebayang ga malunya Maxwell saat itu.) Dan Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar. Malu ui!
Kemudian, lanjut Margaret, "John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa membuatku bahagia."
Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?"
"Karena," jawabnya, "tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."
Dengan kata lain, maksud dari Margaret adalah, tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia. Karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri.
Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Kalau kamu sering merasa berkecukupan, tidak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri, kamu tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.
Contohnya berita seorang rasul jaman dahulu kala. Ketika itu rasul tsb sedang dihimpit oleh keadaan. Ia disiksa dan dipenjara, ditolak kanan kiri. Tapi dalam surat-suratnya, tidak ada yg berisi keluh kesah. Justru sebaliknya! Sebagian besar surat-suratnya justru berisikan motivasi, berita gembira dan inspirasi. Rasul tsb bahagia. Meskipun keadaan sekelilingnya mungkin merupakan alasan ia tidak bahagia, namun ia tetap bahagia.
Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu, seberapa cantik istrimu, atau sesukses apa hidupmu. Ini masalah pilihan: apakah kamu memilih untuk bahagia atau tidak.
Ceritanya, suatu ketika sang istri, Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, Maxwell duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan di akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan. Yang namanya seminar selalu ada interaksi dua arah dari peserta seminar juga kan? (Kalau satu arah mah namanya khotbah.)
Di sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan, pertanyaan ibu itu seperti ini, "Miss Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?"
Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak."
Seluruh ruangan langsung terkejut. "Tidak," katanya sekali lagi, "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia." Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell. (Kebayang ga malunya Maxwell saat itu.) Dan Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar. Malu ui!
Kemudian, lanjut Margaret, "John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa membuatku bahagia."
Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?"
"Karena," jawabnya, "tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."
Dengan kata lain, maksud dari Margaret adalah, tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia. Karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri.
Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Kalau kamu sering merasa berkecukupan, tidak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri, kamu tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.
Contohnya berita seorang rasul jaman dahulu kala. Ketika itu rasul tsb sedang dihimpit oleh keadaan. Ia disiksa dan dipenjara, ditolak kanan kiri. Tapi dalam surat-suratnya, tidak ada yg berisi keluh kesah. Justru sebaliknya! Sebagian besar surat-suratnya justru berisikan motivasi, berita gembira dan inspirasi. Rasul tsb bahagia. Meskipun keadaan sekelilingnya mungkin merupakan alasan ia tidak bahagia, namun ia tetap bahagia.
Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu, seberapa cantik istrimu, atau sesukses apa hidupmu. Ini masalah pilihan: apakah kamu memilih untuk bahagia atau tidak.