Berawal dari Jual HP untuk Modal, Riezka Kini Punya 385 Cabang Pisang Ijo
Jakarta
- "Dimana ada kemauan, di situ pasti ada jalan". Peribahasa tersebut
tampaknya cocok dengan sosok Riezka Rahmatiana, seorang pengusaha
kuliner pisang ijo yang sudah memiliki ratusan gerai yang tersebar di
seluruh kota di Indonesia. Usaha yang ditekuninya sejak 2007 hanya
menelan biaya Rp 150 ribu sebagai modal awalnya.
Modal
tersebut diperoleh dari dana pribadinya tanpa bantuan siapa-siapa.
"Inget banget dulu waktu nyari modal jualan aku harus jual handphone
sama kamera. Uangnya dipakai untuk beli bahan-bahan utama, pisang sama
terigu," kenang pemilik usaha kuliner Justmine Pisang Ijo itu saat
berbincang dengan Wolipop melalui telepon.
Setelah
melakukan berbagai persiapan, wanita asal Bandung ini mencoba
peruntungannya dengan menjajakan jualannya di pinggir jalan. Berdua
dengan seorang teman yang kini menjadi suaminya, Riezka dengan sabar
menanti calon pembeli yang datang. Namun sayangnya tak satupun orang
yang membeli dagangannya pada hari itu.
Di hari kedua
wanita 28 tahun ini baru menyadari mengapa tak ada yang mau membeli
dagangannya, yaitu kurangnya promosi yang dilakukan. "Orang nggak ada
yang mau beli karena mereka nggak tahu apa yang aku jual. Awalnya
mengenalkan pisang ijo ini susah banget. Akhirnya aku mulai promosi,
kasih tester ke calon pembeli. Alhamdulillah ada yang beli tapi hanya
lima porsi," katanya.
Tanpa patah semangat, hal ini
terus dilakukannya secara konsisten selama dua bulan meski kadang
dirinya harus merugi atau bahkan menombok. Barulah di bulan ketiga,
usahanya ini mulai membuahkan hasil. Keuntungan yang diraihnya mencapai
Rp 2 juta. Setelah itu barulah ia memberanikan diri untuk mempekerjakan
satu karyawan dan menambah satu gerai lagi.
Dari hasil
keuntungan yang didapat inilah wanita yang kini juga aktif mengisi
seminar kewirausahaan tersebut terus-terusan membuka gerai baru. Berkat
ketekunannya, pada 2009 ia berhasil membuka sebanyak 23 cabang. Tiga
tahun berselang, bisnis usaha kuliner khas Makassar ini berhasil
memiliki 200 gerai di area Jabodetabek.
Tak kehabisan
ide untuk mengibarkan semangat bisnisnya, wanita yang hobi membaca ini
juga memberlakukan sistem kemitraan, yaitu jalinan kerja sama antara dua
belah pihak dalam suatu perjanjian tertentu. Sistem yang populer dengan
istilah franchise ini mampu mengembangkan bisnis yang dijalankannya
menjadi 385 gerai di seluruh Indonesia.
"Satu paket
franchise kita jual Rp 15 juta. Isinya sudah termasuk stand gerobak,
perlengkapan, training dan jasa promosi. Alhamdulillah selama ini sudah
banyak yang beli. Bahkan satu orang punya empat franchise. Keuntungannya
100% untuk mitra," jelasnya.
Dari hasil keuntungannya
itulah Riezka kini telah memiliki ruko dua lantai yang berlokasi di
Bandung. Karyawan yang bekerja padanya pun kini sudah mencapai 40 orang
lebih.
Selama kurang lebih delapan tahun menjalani
usahanya, salah satu kendala yang sering dihadapinya adalah kurangnya
sumber daya manusia (SDM) untuk membantunya mengelola usaha. Hal ini
dikarenakan SDM tersebut disabotase oleh kompetitor. Namun Riezka tidak
terlalu ambil pusing akan hal ini, meski ia mengaku membutuhkan proses
untuk bangkit kembali.
Bicara tentang kompetitor pun,
pemenang Young Caring Professional Awards ini pun tidak
mempermasalahkannya. Yang terpenting baginya adalah menunjukkan kinerja
yang baik.
"Aku nggak masalah sama kompetitor. Kalau
mereka ada di langkah awal, kita harus 10 langkah lebih maju. Yang
penting tetap berinovasi, konsisten, dan mempertahankan brand itu
sendiri untuk memperkuat pemasaran. Ini penting sekali agar bisnis bisa
tetap bertahan," tutupnya.
No comments:
Post a Comment