Imran Yousuf, Eks Marinir yang Selamatkan Puluhan Pengunjung Kelab Malam di Orlando
Imran Yousuf saat berbicara kepada CBS News.
ORLANDO
- Penembakan di kelab malam Pulse, Orlando, menewaskan 49 orang
pengunjungnya. Namun, jumlah korban tewas itu bisa lebih banyak tanpa
aksi Imran Yousuf.
Imran (24) adalah seorang mantan anggota
marinir AS yang bekerja sebagai penjaga keamanan di kelab malam
tersebut, dua bulan sebelum tragedi itu terjadi.
Pengalamannya
sebagai anggota pasukan elite AS itu menyelamatkan setidaknya 70 nyawa
malam itu, tetapi dalam wawancara CBS News, Imran tak kuasa menahan
tangisnya.
"Saya harap bisa menyelamatkan lebih banyak orang lagi...terlalu banyak orang yang tewas," ujar Imran.
Imran
mungkin merasa sangat menyesal karena dia berpapasan dengan pelaku
penembakan, Omar Mateen, saat dia hendak pulang setelah jam kerjanya
berakhir.
Namun, dia beara di belakang kelab itu saat Omar Mateen
masuk ke dalam tempat itu dan memberondongkan peluru dari senapan serbu
AR-15 yang dibawanya.
Banyak saksi mata yang mengatakan awalnya
mereka tak sadar jika sedang ditembaki. Mereka mengira suara tembakan
itu adalah bagian dari pertunjukan.
Tapi, Imran dengan pengalamannya, langsung mengetahui bahwa suara itu berasal dari senapan serbu sesungguhna.
"Awalnya
ada tiga atau empat tembakan. Hal itu sangat mengejutkan. Tiga atau
empat tembakan dan saya tahu itu berasal dari senapan berkaliber
tinggi," ujar Imran.
"Semua orang terpaku. Saya berada di
belakang dan saya melihat orang-orang mulai berhamburan ke jalan
belakang, berimpitan seperti ikan sarden dalam kaleng," tambah Imran.
Dalam kepanikan, tak seorangpun yang mencoba sebuah pintu terkunci yang mengarah ke luar kelab itu.
"Buka pintunya!" Imran berteriak, tetapi semua orang terlalu terkejut untuk bereaksi.
Saat itu, kenang Imran, hanya ada satu pilihan untuk semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut.
"Tetap
diam dan kami semua mati atau saya bisa mencoba. Dan saya mendobrak
pintu itu yang setelah terbuka digunakan banyak orang keluar dari sana,"
papar dia.
"Saat mereka menemukan jalan keluar, mereka terus berhamburan dan berlarian ke jalanan," lanjut Imran.
Imran
memperkirakan sekitar 60-70 orang terperangkap di koridor gedung
sebelum dia mendobrak pintu itu. Menurut harian Daily Gazette, setelah
membuka pintu Imran tetap berada di lokasi dan membantu mereka yang
terluka.
"Hal ini sungguh tak diduga, tetapi karena adik saya
terlatih sebagai marinir, dia siap menghadapi hal semacam itu dan
memiliki strategi untuk menyelamatkan diri," ujar Ameer Yousuf, kakak
Imran, kepada Daily Gazette.
Ameer mengatakan, Imran bergabung
dengan Korps Marinir dalam usia 17 tahun, begitu dia lulus SMS.
Selanjutnya, Imran pernah bertugas di Afganistan dan Irak.
Imran
mulai bekerja di Pulse hanya dua bulan sebelum tragedi itu terjadi dan
di malam hari dia mengambil kursus untuk menjadi pelatih kebugaran.
"Karena
latihannya, dia sadar harus melepas kaus seragam satpamnya dan tahu
cara berpikir cepat dalam situasi semacam itu," tambah Ameer.
Di
akun Facebooknya, Imran mengatakan, dia bertindak berdasarkan insting
semata dan meminta semua pihak untuk fokus terhadap para korban dan
keluarga mereka.
"Meski banyak orang menganggap tindakan saya
heroik, saya hanya berpikir orang-orang yang ada di sekitar saya harus
diselamatkan dan begitulah, saya bereaksi," kata dia.
"Yang
terpenting adalah kita harus menunjukkan cinta dan upaya kita membantu
keluarga dan teman yang kehilangan seseorang dalam tragedi itu," ujar
sang mantan marinir.

No comments:
Post a Comment