Dari Perkampungan Kumuh Manila Muncul Seorang Balerina

Cakupan program Ballet Manila —– yang mengelola sebuah perusahaan tari dan sekolah dengan nama yang sama — awalnya menerima 40 siswa dari sekolah Jessa di daerah pembuangan sampah Tondo, Manila. Beberapa orang keluar, tapi siswa baru masuk.

Jessa kini berusia 14 tahun. Kesuksesannya adalah buah usaha unik dari balerina paling terkenal di Filipina, Lisa Macuja, untuk membantu anak-anak dari perkampungan kumuh Manila, dengan memberikan beasiswa dan pelatihan balet klasik selama 6-7 tahun.

“Saya bisa membantu orangtua lebih banyak dengan apa yang saya lakukan sekarang. Saya mendapatkan uang dari balet,” tutur Jessa, yang duduk di sebuah kursi plastik mengenakan celana pendek dan kaos dengan rambut panjang yang terurai. Remaja ramping itu, yang mungkin terbiasa menari dengan tumpuan jari-jari kakinya, sering menunjuk jari-jari kakinya di lantai kayu bahkan ketika duduk selama wawancara.

Di belakangnya, dinding kayu lapis di gubuk keluarganya dihiasi dengan foto-fotonya di atas panggung. Selain foto, dinding itu juga dipenuhi dengan bingkai sertifikat balet dan kliping koran tentang pemungut sampah yang menjadi ballerina. Sepasang sepatu satin pointe ada di atas sebuah tas olahraga, beberapa meter dari karung botol plastik bekas dan sampah lainnya yang menumpuk di luar pintu rumah kecilnya.

Jessa dan anak-anak lainnya dilatih balet ketat Russian Vaganova dan diharuskan mendapatkan nilai akademis baik di sekolah mereka. Mereka mendapat gaji bulanan mulai dari $30-73 (sekitar Rp700 ribu) tergantung pada tingkat balet mereka, serta makanan, susu dan pakaian balet. Mereka juga menerima uang mulai dari $10-37 (sekitar Rp350 ribu) tiap kali tampil.


Manila, Filipina (AP) – Perkampungan kumuh bernama Aroma itu penuh sampah berbau busuk yang dikumpulkan para penduduknya untuk didaur ulang. Anak-anak setengah telanjang dengan wajah yang kotor bermain di jalan tanah berlumpur yang berhiaskan gubuk lapuk, atap seng retak, dan toilet umum.

Dari perkampungan pengumpul sampah yang kumuh di Manila itu muncul seorang Cinderella. Pada usia 10 tahun, balerina Jessa Balote keluar dari kehidupan kumuh dengan mengikuti sekolah balet untuk mempersiapkan dirinya menari di atas panggung.

Empat tahun sejak audisinya pada 2008, Jessa telah tampil di berbagai pementasan, termasuk Swan Lake, Pinocchio, Don Quixote, dan versi lokal Cinderella. Dia naik pesawat pertama kalinya pada Agustus untuk berkompetisi dalam kompetisi balet Asian Grand Prix 2012 untuk siswa dan penari muda di Hongkong, dan menjadi seorang finalis.

Seperempat dari 94 juta penduduk negara Asia Tenggara itu hidup dalam kemiskinan, banyak orang tinggal di lingkungan kumuh yang tidak sehat seperti Aroma di ibu kota. Meskipun perekonomian terus berkembang, tidak cukup banyak tersedia pekerjaan tetap.

Tanpa bekal pendidikan yang cukup dan penghasilan rendah, sedikitnya 3.000 warga Filipina meninggalkan keluarganya setiap hari untuk mencari pekerjaan di luar negeri.

Jessa, yang mungkin akan mengikuti kehidupan keluarganya memulung sampah, tidak memiliki masa depan yang cukup cerah. “Saya dulu sering ikut ayah dan ibu saat mereka mengumpulkan sampah pada malam hari,” tutur Jessa di rumahnya yang sederhana dengan loteng kecil.

Keluarganya memunguti sampah dari rumah-rumah di sekitar wilayah Quiapo atau mencari besi tua di pembuangan sampah besar tidak jauh dari situ.

Hal itu terus berulang sampai dia berhasil dalam audisinya untuk mendapatkan beasiswa tari Project Ballet Futures yang didirikan Macuja, pendiri dan direktur artistik Ballet Manila yang menikah dengan seorang miliarder Fred Elizalde.

Saat ini, program tersebut telah memiliki 55 penerima beasiswa, mulai dari usia 9 tahun hingga 18 tahun, dari lima partner sekolah umum seperti Jessa. Mereka berlatih setiap hari sepulang sekolah bersama dengan 60 siswa lain yang membayar.

Sepatu pointe saja harganya $50-80 sepasang. Ini benda mewah bagi seseorang yang hanya punya penghasilan $2 per hari, dan cepat rusak dalam beberapa pekan, tutur Macuja.

Putri seorang mantan pejabat perdagangan senior, Macuja berusia 18 tahun ketika dia menerima beasiswa dua tahun di Vaganova Choreographic Institute (sekarang Academy of Russian Ballet) di Saint Petersburg pada 1982, dan dia lulus dengan predikat sangat memuaskan.

Dia adalah balerina asing utama pertama yang tampil untuk Kirov Ballet di St. Petersburg sebelum kembali ke Filipina, kemudian dia bekerja sebagai seniman di Cultural Center of the Philippines dan penari utama di Philippine Ballet Theatre.

Macuja (48) mendirikan Ballet Manila pada 1994 dengan tujuan membuat sekolah seni balet klasik menjadi lebih mudah diakses oleh masyarakat umum. Sekolahnya telah mengadakan pertunjukan tari di mal, sekolah, balai kota dan desa-desa terpencil di negara kepulauan itu. Dia mendirikan program beasiswa pada 2008 sebagai bentuk terimakasihnya atas nasib baik yang dia miliki.

Untuk Jessa dan anak-anak dari perkampungan kumuh lainnya, hal ini membuka dunia baru. Itu terjadi ketika dia terbang ke Hongkong untuk mengikuti kompetisi balet.

Selama kompetisi di Hongkong, dia mengaku sering merasa gugup dan malu untuk menari di antara rekan-rekannya yang berada. Namun, dia mampu mengatasi ketakutannya, dengan mengingat saran Macuja "untuk tetap bertahan meskipun situasi tidak memungkinkan dan jangan membiarkan kemiskinan menghalangi saya."

Sebagai anak magang dia menerima uang sekitar Rp1,7 juta per bulan, kadang-kadang lebih, dari gaji dan penampilan di panggung. Uang tersebut tidak cukup untuk mengangkat keluarganya dari kemiskinan, namun balet telah memberinya pilihan dalam hidup.

Ayahnya, Gorgonio, bekerja paruh waktu sebagai tukang bangunan selain memulung sampah. Bayarannya sedikit, tidak cukup untuk memberi makan enam anak dan dua cucunya. Satu anak laki-lakinya bekerja di pabrik sementara anak perempuannya yang lain mengumpulkan sampah.

Mimpi masa kecil Jessa adalah untuk menjadi guru sekolah. Namun, dia juga ingin menari sebagai seorang balerina profesional. Dia mengatakan merasa tertantang oleh akting agresif dan perubahan tari yang sulit dari karakter Black Swan di Swan Lake dan bercita-cita ingin mendapat peran tersebut.

"Saya rasa kunci utamanya adalah anak-anak ini telah diberi harapan, dan harapan tersebut akan mengubah hidup mereka," kata Macuja.

Bakar Bisnis Plan Anda – Sebelum Ia Membakar Anda

Alexander Osterwalder : “Bakar Bisnis Plan Anda – Sebelum Ia Membakar Anda”

Entrepreneur yang hebat merupakan pendengar yang hebat dan mereka dapat melihat detail sekecil-kecilnya dari cerita pelanggan

(Editor’s note : Alexander Osterwalder adalah co author “Business Model Generation” buku bestseller global dalam topik business model innovation. Toolnya “Business Model Canvas” adalah sebuah tool untuk me-reinvent business model yang digunakan oleh organisasi besar seperti GE,P&G, Ericsson, Lego, 3M dan banyak lainnya.)

Alexander Osterwalder mengatakan : Salah apabila founder percaya bahwa rencana bisnis mereka akan terwujud seperti yang tertulis. Saya menyarankan entrepreneur untuk ‘membakar’ rencana bisnis mereka – ini terlalu berbahaya bagi kesehatan bisnis Anda. Mempercayai bisnis plan adalah illusional, karena, mengutip kutipan kalimat dari Steve Blank : “Tidak ada rencana bisnis yang bisa bertahan dari kontak pertama dengan pelanggan.”

Setiap entrepreneur dan investor yang berpengalaman akan memberitahu Anda, bagaimanapun kerasnya Anda berpikir tentang usaha Anda, realitas pasar akan selalu berbeda. Kenyataannya, banyak pemenang yang tak terhitung jumlahnya dari berbagai kompetisi bisnis plan belajar bahwa business plan mereka yang keluar sebagai pemenang ternyata harus menyerah dari “kenyataan pasar.”

Oleh karena itu, kita perlu memiliki metodologi yang lebih dinamis daripada rencana bisnis yang statis. Sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengujian sebuah ide bisnis kepada kekuatan pasar yang sebenarnya, dengan terus melakukan pengujian terhadap plan A, plan B, plan C, dan seterusnya — dengan cepat dan murah — hingga Anda berhasil.

Anda telah membakar rencana bisnis Anda, lalu apa sekarang?

Berita bagusnya adalah sekarang kita telah menemukan cara untuk mengganti business plan  dengan proses yang lebih handal yang memberi hasil lebih baik. Ini adalah proses yang mendukung Anda dalam pencarian model bisnis yang terukur dan menguntungkan dengan menggabungkan tiga metode berbeda dalam ikatan yang kuat :

    Businessplan design dengan tool Business Model Canvas;
    Business model testing dengan metodologi customer development ;
    Rapid prototyping dengan meotodologi Lean Start-up.

Steve Blank menyebutnya “start-up stack”.

Entrepreneur di seluruh dunia sudah mempraktikkan metode campuran ini dan sukses besar dari Silicon Valley ke Swiss, Kolombia ke Kenya, Singapura ke Shanghai. Entrepreneur sukses ini menghindari tiga perangkap umum berikut ini :

1 – Jauh cinta pada ide pertama Anda, tanpa mengeksplorasi alternatifnya


Sebuah produk, layanan atau teknologi bisa gagal atau sukses tergantung pada model bisnis yang Anda pilih. Mengeksplorasi semua kemungkinan adalah cara kritis untuk menemukan model bisnis terbaik. Terus berpegang pada ide pertama memiliki risiko hilangnya semua kemungkinan yang hanya dapat ditemukan dengan menguji berbagai alternatif.

Ketika Nespresso, sebuah perusahaan start-up makanan Nestle, merilis mesin espresso tunggal revolusioner milik mereka, mereka hampir bangkrut. Hanya setelah pengenalan model bisnis baru, mereka berkembang menjadi perusahan USD 3 milliar.

Ketika Xerox merilis mesin fotokopi pertama mereka tidak bisa menjual teknologi mereka sampai mereka menemukan suatu model bisnis yang menyebarkan mesin melalui leasing dan memperoleh keuntungan kecil dari demikian banyak fotokopi. Entrepreneur yang memahami desain model bisnis mengeksplorasi berbagai alternatif yang sangat berbeda, daripada jatuh cinta pada ide pertama mereka.

2 – Tidak mendengarkan pelanggan
“Secara konstan berbicara dengan pelanggan potensial dari awal munculnya ide” merupakan prasyarat untuk setiap founder yang serius. Entrepreneur yang hebat merupakan pendengar yang hebat dan mereka dapat melihat detail sekecil-kecilnya dari cerita pelanggan.

Misalnya, pendengar yang baik mencoba untuk mendapatkan lebih dari sekedar “apa yang pelanggan inginkan” melalui pengamatan detail apa saja yang dilakukan pelanggan, perasaan susah dan senang mereka saat menghadapi sesuatu.

Clayton Christensen, salah satu akademisi favorit saya, sering mengutip kata-kata profesor legendaris Theodore Levitt untuk menggambarkan hal ini: “Orang-orang tidak ingin membeli bor yang berukuran seperempat ini. Mereka ingin lubang seperempat inci”. Sebagai seorang entrepreneur Anda harus menemukan rugi dan untung yang berkaitan untuk mendapatkan lubang yang berukuran seperempat inci tersebut. Inilah di mana Anda menciptakan value bagi pelanggan.

3 – Kurangnya pengujian

Setelah Anda memiliki gagasan tentang pekerjaan pelanggan, kesulitan dan impian mereka, Anda sebaiknya tidak beristirahat sampai Anda telah menguji sendiri apa yang telah Anda pelajari setelah berbincang-bincang dengan pelanggan adalah benar-benar nyata, dalam hal ini, action speaks louder than words. Ada perbedaan besar antara apa yang orang-orang katakan dengan apa yang mereka lakukan. Orang-orang mungkin mengatakan mereka senang terhadap produk Anda, tetapi ketika mereka berada dalam situasi ingin membeli suatu produk, perilaku mereka bisa saja berubah drastis.

Ajak pelanggan potensial untuk melakukan real action. Hal ini bisa berupa hal kecil, misalnya, mengajak mereka melakukan registrasi email untuk menghadiri launching produk baru Anda. Atau, bisa juga Minimum Viable Product (MVP) – suatu prototype produk atau jasa dengan fitur minimum – dibuat untuk para early adopter. Apa yang Anda akan pelajari akan sangat berharga.

Lakukan dengan cara yang benar!

Banyak founder datang kepada saya untuk meminta saran. Mereka menunjukkan Business Model Canvas mereka dan bertanya pendapat saya. Respon saya selalu sama : “Apa Anda sudah mengujinya?”. Business Model Canvas adalah tool yang sangat bagus untuk membantu Anda merancang model bisnis yang lebih baik dan lebih menguntungkan. Namun, tanpa mengujinya, ini hanya menjadi business plan yang statis. Pasar mungkin saja menolak bahkan model bisnis sangat hebat karena tidak diuji dengan baik.

Hari ini kita akan mengetahui cara kerjanya. Buatlah hipotesis dari business model canvas sejelas mungkin, lakukan pengujian hal-hal yang penting dengan partner bisnis Anda dan integrasikan pembelajaran yang Anda dapat kepada design business model yang baru. Ulangi sampai Anda berhasil memecahkannya. Tool dan proses untuk menggantikan kegiatan menulis business plan yang tebal sudah ada, gunakanlah.

Mitos Tentang Akhir Dunia

Mitos Tentang Akhir Dunia: Kebakaran, Banjir, atau Labu Raksasa

Dimakan labu raksasa, ditelan  banjir atau kebakaran, membeku dalam nuklir musim dingin atau zaman es baru — manusia menatap akhir dunia dengan rasa takut sekaligus tertarik sejak awal peradaban.

Fenomena alam seperti siang yang berganti malam, atau empat musim silih berganti telah mendorong ketakutan panjang bahwa manusia akan jatuh ke dalam kegelapan abadi, atau musim dingin tak berujung.

"Sebelum era agama-agama monoteis, peradaban paling kuno hidup dalam ketakutan bahwa siklus kehidupan akan berhenti suatu hari nanti," jelas sejarawan Bernard Sergent, penulis buku terbaru yang menjelajahi 13 mitos kiamat.

Kaum Aztec percaya, ada kemungkinan bahwa setiap 52 tahun, matahari tidak lagi terbit sehingga mereka mengorbankan manusia untuk memastikan matahari tetap terbit.

Namun, bukannya dianggap akhir dunia, sejarah kiamat sering dipandang sebagai cara untuk memulai dari awal, membagi yang baik dan jahat untuk memulai kehidupan baru.

Kitab Wahyu dalam Alkitab menggambarkan serangkaian peristiwa bencana yang memusnahkan sebagian dari kehidupan di Bumi, yang mencapai puncaknya dengan pengumuman kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali.

Sementara itu, Islam juga menjelaskan kisah tentang kiamat dengan badai pasir, perang atau kebakaran.

Wabah penyakit, kelaparan dan perang brutal membuat Eropa pada Abad Pertengahan tampak siap menghadapi kiamat. Mereka yakin dunia akan berakhir pada tahun 1.000 Masehi, seperti yang diramalkan para peramal kiamat satu milenium kemudian.

Pada awal Renaissance, Anabaptis yakin akhir dunia sudah dekat, dan penting untuk dilakukan pembaptisan ulang sebelum kiamat datang.

"Hal yang paling dipikirkan ketika dihukum oleh para dewa, atau oleh alam, adalah pemberian hukuman karena menentang kekuatan yang lebih tinggi," kata Jean-Noel Lafargue, penulis penelitian tentang mitos akhir dunia sepanjang sejarah.

"Zaman sekarang, kita tidak perlu lagi Tuhan untuk membuat kita takut. Bencana akibat ulah manusia cukup membuat kita takut... Itulah yang berubah pada abad ke-20."

Selama ribuan tahun, air adalah senjata ampuh yang sering digunakan.

Bagi kaum Yahudi dan Kristen, banjir membangkitkan kisah Alkitab tentang Bahtera Nuh. Meski demikian, cerita air bah yang dikirim kepada manusia karena kemarahan Tuhan sudah ada dari zaman kuno.

Di Mesopotamia semua mitos tentang banjir terjadi dari zaman Sumeria, antara tahun keempat dan kedua milenium sebelum Masehi, seperti yang diceritakan dalam Epos Gilgames, salah satu karya sastra paling awal yang bertahan.

Yunani Kuno dan Romawi memiliki cerita mereka sendiri tentang banjir: mulai dari banjir Ogyges (dinamai berdasarkan raja dari mitos) hingga Atlantis, pulau legendaris yang ditelan oleh laut, seperti yang diceritakan oleh filsuf Plato.

Menurut kitab Kejadian di Alkitab, Tuhan memutuskan untuk membersihkan Bumi dari manusia dan binatang, memerintahkan seorang manusia suci, Nuh, untuk membangun sebuah bahtera untuk menyelamatkan dirinya dan sisa-sisa kehidupan.

Kebakaran biasanya terjadi sebelum atau setelah banjir.

Budaya Yunani, Skandinavia, India dan suku asli Amerika semua berbicara tentang pemusnahan awal umat manusia yang disebabkan kebakaran.

Afrika dan Mesir kuno tidak memiliki mitos banjir, tapi cerita rakyat Afrika Barat berbicara tentang "labu pemangsa" yang menelan seluruh pemukiman, rumah, ternak, bahkan seluruh umat manusia.

"Saya pikir itu bagian dari manusia, bagian dari jiwa manusia, untuk tertarik dengan akhir dunia," kata Jocelyn Bell Burnell, profesor tamu astrofisika di Oxford, kepada AFP.

Pada abad ke-21, kiamat — dalam layar kaca — yang paling sering muncul adalah pandemi atau bencana iklim, tetapi para peramal kiamat mungkin sudah menyediakan persediaan, karena semakin dekatnya akhir dunia menurut kalender suku Maya, yang jatuh pada 21 Desember.

Uang Adalah Sumber Kebahagiaan? Ya, Kadang-Kadang

Menemukan kunci kebahagiaan mungkin sama membingungkannya dengan mencari air mancur awet muda, tetapi ilmu pengetahuan semakin mengungkapkan bagaimana rata-rata orang dapat mencapai kebahagiaan.

Baru-baru ini, sebuah studi dari negara kaya dan miskin menemukan bahwa kekayaan individu, harta benda dan optimisme yang lebih besar terkait dengan kesejahteraan.

Temuan ini bertentangan dengan salah satu teori tentang kebahagiaan, yang menunjukkan orang kaya lebih bahagia secara keseluruhan dibandingkan orang miskin. Ternyata, peningkatan pendapatan tidak membuat kebahagiaan bertambah.

"Kami menemukan bahwa bertambahnya pendapatan memang mengarah pada meningkatnya kebahagiaan, tapi itu tergantung pada orang-orang yang optimistis, bukan pada orang yang memiliki keinginan setinggi langit, dan rata-rata orang yang sebenarnya mampu membeli lebih banyak hal," ujar psikolog dan peneliti studi Edward Diener dari University of Illinois dalam sebuah pernyataan.

"Jadi pendapatan sangat membantu, tetapi hanya dalam keadaan tertentu."
Seberapa bahagia Anda?
Diener dan dua rekannya menganalisis data untuk 135 negara yang dikumpulkan antara 2005 dan 2011 dengan 806.526 orang yang berpartisipasi dalam Gallup World Poll.

Para peneliti menggunakan dua ukuran pendapatan: pendapatan ukuran rumah tangga dari survei, dan produk domestik bruto (PDB) paritas daya beli per kapita, yang tampak pada PDB dalam hal kesetaraan daya beli dalam rangka untuk mengendalikan perbedaan biaya hidup di negara yang berbeda.

Mereka juga meneliti apakah peserta memiliki cukup uang untuk makanan, tempat berlindung, TV dan koneksi internet, apakah mereka optimistis tentang masa depan, dan apakah mereka puas dengan standar hidup mereka saat ini.

Secara keseluruhan, saat pendapatan rumah tangga meningkat, begitu pula kepuasan hidup dan emosi positif untuk 64 persen dari negara. Peningkatan empat faktor secara bersamaan — pendapatan, barang-barang material, kepuasan standar hidup, dan optimisme — meningkatkan evaluasi hidup sebanyak 95 persen dari negara-negara yang disurvei.
Hal yang kurang penting bagi kesejahteraan secara keseluruhan (yang mencakup kepuasan hidup, dan emosi positif dan negatif) adalah PDB, ujar para peneliti.

Membersihkan sebuah paradoks?

Temuan ini berkaitan dengan Easterlin Paradox (dari nama ekonom Richard Easterlin, yang mengatakan orang kaya rata-rata lebih bahagia daripada orang miskin), meskipun pendapatan rata-rata yang lebih tinggi tidak selalu diikuti dengan tambahan pada kebahagiaan.

Easterlin "mendalilkan perbandingan sosial dalam negara-negara yang bertanggung jawab atas tren hedonis karena standar pendapatan meningkat ketika pendapatan lain dalam masyarakat mereka meningkat, dan karena itu tidak ada tambahan dalam kepuasan hidup karena pendapatan rata-rata masyarakat meningkat," ujar para peneliti dalam makalah penelitian mereka.

Orang sering membandingkan diri dengan orang lain untuk mengevaluasi apa yang mereka miliki, dan jika orang lain memiliki lebih, maka pendapatan mereka tampaknya tidak memadai, dan karena itu kebahagiaan mereka menurun, ujar Easterlin.

Contoh kasus: Sejak tahun 1960, PDB untuk Amerika Serikat telah bertambah tiga kali lipat, sedangkan kebahagiaan rata-rata secara relatif tidak berubah.

"Ada banyak hal berguna dari studi tersebut, dan isu-isu yang penting bagi masa depan masyarakat modern, jadi saya sangat menghormati penulisnya," ujar Andrew Oswald, dari University of Warwick, yang mempelajari kebahagiaan. "Tapi rentang data selama enam tahun mungkin bukan bahan penelitian yang ideal."

Oswald menambahkan dalam sebuah email kepada LiveScience, "Temuan Richard Easterlin yang terkenal adalah bahwa dalam jangka waktu yang panjang pertumbuhan ekonomi tidak akan membuat  sebuah negara menjadi bahagia. Hal ini tidak mudah untuk memahami hipotesis itu hanya dengan hanya data selama enam tahun, dan hal itu telah dikenal oleh para ekonom dan psikolog, yang seperti yang sudah diduga, orang bisa bahagia karena dorongan dalam jangka pendek."

Studi baru itu menemukan peningkatan pendapatan memang penting, tapi hanya terjadi jika uang membawa kemampuan untuk membeli lebih banyak hal-hal material dan jika individu memiliki optimisme tentang masa depan mereka dan tidak terus menginginkan lebih banyak, dengan kata lain, jika seorang individu puas dengan keuangan mereka.

Diener, Louis Tay dari Singapore Management University dan Shigehiro Oishi dari University of Virginia menjelaskan detail temuan mereka dalam “Journal of Personality and Social Psychology”.

Lima Gaya Kepemimpinan yang Hebat

Manajemen Steve Jobs
Dulu orang membicarakan baju turtleneck berwarna hitam yang dibilang konyol, jeans dan sepatu ketsnya. Lalu orang-orang mulai mengejek gaya bicaranya. Kini para eksekutif dan wirausahawan mencoba meniru gagasan manajemen sang legenda Apple tersebut.

Sayangnya, Anda tidak bisa sekedar menyalin dan menggandakan bakat, kebijakan atau kepemimpinannya yang mendobrak. Itu tidak akan berhasil. Sebab Steve Jobs yang orang-orang coba tiru itu, orang yang melejitkan Apple, adalah Steve Jobs yang berbeda dari Steve Jobs sebelumnya — yang dipecat dari perusahaan yang ia dirikan sendiri.

Peristiwa tragis dan menyakitkan tersebut mengubah dirinya. Itu merupakan sebuah proses yang harus ia lalui. Itulah yang menjadikannya orang yang membuat perusahaan teknologi terbesar di dunia tersebut menjadi hebat. Hal itu dinamakan pengalaman. Anda tidak dapat meniru pengalaman.

Keterikatan dengan karyawan
Tentu saja, setiap eksekutif dan pimpinan bisnis ingin agar para pekerjanya menyukai pekerjaan mereka dan merasakan bahwa mereka adalah faktor penting dalam penentu kesuksesan perusahaan. Itu mudah. Itu juga bukan merupakan hal baru.

Cara untuk membuat para pegawai termotivasi adalah dengan membuat sebuah budaya yang membuat mereka merasa diberdayakan, yang membuat mereka merasa melakukan hal yang berbeda, yang membuat mereka merasa tertantang sekaligus mendukung mereka. Itu bukanlah hal yang rumit dan Anda tidak harus menyewa konsultan pegawai untuk melakukannya.

Produktivitas individu serta manajamen waktu
Kapan memberdayakan setiap menit waktu produktif Anda menjadi tujuan utama? Sini saya kasih tahu: Jika Anda sulit hidup teratur, bukan orang yang rajin, memiliki ruang kerja yang berantakan, serta tidak rapih bukan berarti bahwa Anda terpuruk dan mengenaskan. Itu hanya berarti bahwa Anda seperti banyak orang sukses dan inovatif yang saya kenal selama beberapa tahun.

Dan jika Anda masih harus mencari sedikit waktu, cukup lakukan seperti apa yang saya lakukan. Kurangi. Kurangi sama dengan menambah. Prioritaskan hal penting. Anda akan menjadi lebih sukses dan lebih bahagia. Cukup seperti itu.

Kecerdasan emosional
Gaya kepemimpinan dan manajemen secara tradisional telah habis. Kini masanya soft skill, siapa yang tidak ingin menjadi seorang CEO yang memiliki empati dan mawas diri? Masalah kecerdasan emosional adalah hal yang sulit diukur.

Jika kecerdasan emosional bisa menjadi alat untuk memprediksi kesuksesan bisnis, lalu bagaimana Anda bisa menghitung kecerdasan emosional Steve Jobs, Bill Gates, Larry Ellison, Larry Page, Mark Zuckerberg, serta puluhan wirausahawan dan eksekutif sukses lainnya?

Kepemimpinan berdasarkan kelebihan
Ini sangat sederhana. Kita hidup dalam masa yang berubah dengan cepat, dunia bisnis yang terus mengalami perubahan. Jika Anda memiliki kelebihan maka Anda mampu mengadaptasinya menjadi keuntungan yang kompetitif, berkonsentrasilah pada hal itu.

Namun, jika Anda memiliki kelemahan yang besar yang mungkin bisa saja membuat Anda dan rekan kerja terpuruk, maka jangan abaikan kelemahan tersebut.

Tur Virtual Keindahan Arsitektur Katedral



Arsitektur Gereja Katedral Jakarta, Senin (10/12/2012). Tempat ibadah bagi umat Katolik ini dibangun dengan gaya neo-gotik dan diresmikan pada 21 April 1901. Selain tempat ibadah, di bagian atas Katedral terdapat museum yang menyimpan barang peninggalan selama Katedral ini berdiri.

Melalui perjalanan panjang selama lebih dari 100 tahun, Gereja Katedral sampai saat ini masih berdiri kokoh. Keindahan arsitektur awal abad ke-20 pada gereja ini tetap memikat dan terekam indah dalam "tur keliling foto 360 derajat" ini.

Sejarah gereja ini bermula pada 1828, yaitu ketika Komisaris Jenderal Leonardus Petrus Josephus Burggraad Du Bus de Gisignies mencari tanah untuk membuat gereja. Tanah tersebut akhirnya ia dapatkan dengan membeli, dan bukan hibah.

Di tanah tersebut sudah terdapat sebuah bangunan. Bangunan ini kemudian mengalami sedikit perombakan. Baru pada 1880, gereja tersebut mengalami renovasi cukup besar dengan mengubah tampilan muka.

Sayangnya, pada 1890 gereja tersebut runtuh karena usang. Sementara itu, umat tetap membutuhkan gedung yang baru. Maka dari itu, perencanaan pembangunan Gereja Katedral kembali dimulai sejak 1891.

Saat itu, Pastor Antonius Djikmans SJ berperan sebagai arsitek. Namun, setelah pembangunan berjalan selama 7 bulan, pembangunan gereja terpaksa dihentikan lantaran kekurangan biaya.

Tak tinggal diam. Uskup Mgr. Edmundus Sybrandus Luypen SJ kemudian melakukan berbagai cara untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan gereja.

Di tengah proses pengumpulan dana, Pastor Antonius jatuh sakit. Namun, ia tidak dapat menunggu lebih lama dan terpaksa kembali ke Belanda pada 1894.

Marius J. Hulswit kemudian melanjutkan pembangunan Gereja Katedral. Ia melakukanya tanpa mengubah blueprint yang dibuat oleh Pastor Antonius.

Gereja ini kemudian diresmikan pada 21 April 1901 oleh Uskup Mgr. Edmundus Sybrandus Luypen SJ. Sejak saat itu, gereja yang baru saja dibangun ini kembali dinamakan dengan Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga.

Perlambang Bunda Maria

Sesuai namanya, gereja ini memang dibangun sebagai perhormatan kepada Bunda Maria. Berbagai simbol yang melambangkan Bunda Maria tersebar di seluruh gereja, mulai patung berbentuk figur Bunda Maria hingga bunga mawar. Bahkan, struktur gereja ini juga menjadi perlambang bagi Bunda Maria.

Melangkah mendekati Katedral, Anda akan disambut oleh patung Bunda Maria di antara kedua pintu utama. Di atas patung tersebut terdapat kalimat dalam bahasa Latin berbunyi "Beatam Me Dicentes Omnes Generasiones". Jika diterjemahkan, kalimat tersebut kira-kira berbunyi, "Segala keturunan menyebut aku bahagia".

Melihat lebih ke atas, Anda akan menemukan jendela besar berbentuk lingkaran dengan kaca berwarna-warni membentuk mawar. Inilah satu-satunya jendela dengan potongan kaca berbentuk mawar di Katedral. Jendela ini bernama Roseta atau Rosa Mistica, yang juga merupakan simbol Bunda Maria.

Lebih ke atas lagi, Anda juga akan melihat dua menara menjulang tinggi. Menara setinggi 60 meter ini diberi nama Menara Benteng Daud dan Menara Gading. Menara Benteng Daud di sebelah kiri gereja ini merupakan perlambang Bunda Maria melindungi manusia dari kuasa kegelapan.

Detil menara ini sepintas mengingatkan kita pada bentuk benteng kokoh yang menunjukkan nama tersebut. Sementara di sisi lainnya, Menara Gading di sebelah kanan adalah perlambang kesucian Bunda Maria.

Sebenarnya, Katedral memiliki tiga menara. Selain Menara Benteng Daud dan Menara Gading, ada juga Menara Angelus Dei yang hanya setinggi 45 meter. Lokasi menara ini berada tepat di atas pertemuan antara dua garis yang membentuk salib.

Neo-Gothic dan Ketuhanan
Hampir seluruh bagian dari gereja ini memiliki makna di balik penempatan dan pembuatannya. Dari sekedar ornamen hingga struktur bangunannya tidak lepas dari pemaknaan.

Selain menjadi devosi bagi Bunda Maria lewat ornamen, patung, dan jendela, denah gereja ini bahkan berbentuk salib. Karena dibangun dengan menggunakan gaya arsitektur neo-gothic seperti bangunan-bangunan lain di Eropa pada awal abad ke-20, di gereja ini Anda akan sering bertemu dengan berbagai bentuk daun dan bunga.

Koordinator Museum Katedral Susyana Suwadie mengatakan, konsep zaman Gothic timbul karena keinginan memurnikan kembali hubungan antara manusia dengan Tuhan. Karena itulah, bentuk-bentuk lengkungan yang mengerucut ke atas menyerupai daun akan mudah Anda temukan di dalam Katedral.

Salah satu contoh kerucut daun itu hadir pada langit-langit gereja. Ia menjadi perlambang akan hubungan antara manusia dengan keagungan Sang Pencipta.

Namun, meski sama-sama dibangun dengan gaya neo-gothic, Gereja Katedral memiliki perbedaan dengan gereja lain di Eropa. Perbedaan unik tersebut berada pada bahan pembuat dinding Katedral. Jika pada umumnya Katedral dibuat menggunakan batu alam, Katedral Jakarta justru menggunakan batu bata.

Kemungkinan besar, material lokal ini dipilih untuk mengantisipasi gempa yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Hanya rangka besi yang didatangkan langsung dari Belanda. Selain itu, batu bata dan kayu jati untuk langit-langit Katedral merupakan hasil bumi Indonesia.

Semakin mengagumi eksterior serta konstruksi gereja ini, Anda juga akan semakin kagum dengan interior gereja yang dibuat dengan penuh perhatian dan detil. Di dalam, Anda akan menemukan setidaknya sembilan ruangan.

Ruangan pertama yang Anda temukan jika masuk melalui pintu utama adalah sebuah foyer. Susy mengatakan, sangat penting menghadirkan ruang kecil ini bagi umat.

"Zoning atau orientasi ruangan membantu siapapun yang masuk ke ruangan agar mampu menyesuaikan diri untuk menghadapi ruang yang lebih suci," ujarnya.

Melewati foyer, Anda akan menjumpai "panti umat", yaitu sebuah ruangan besar berisi deretan kursi panjang tempat umat beribadah. Ruangan ini dapat menampung hingga 700 umat.

Selain berisi deretan kursi, di tempat ini juga terdapat mimbar buatan Firma Te Poel & Stoltefusz dari Den Haag. Mimbar dengan penutup menyerupai kerang ini memiliki detil sangat unik dan mengagumkan.

Anda juga akan menemukan tiga level dalam mimbar tersebut. Level paling bawah berukir berbagai hewan, makhluk-makhluk penghuni neraka. Level di tengah berisi cerita ketika Yesus tengah mengabarkan Injil.

Adapun level teratas menggambarkan surga. Kerang yang tampak seperti "tudung" mimbar ini sendiri berfungsi sebagai akustik yang mampu membesarkan suara imam ketika menyampaikan kotbah.

Di kanan dan kiri "panti umat" masing-masing terdapat dua ruang tempat umat menjalankan sakramen pengakuan dosa. Meski tidak dibatasi dinding, di depan "panti umat" terdapat ruangan bernama "panti imam" yang sedikit lebih tinggi dari "panti umat".

"Panti imam" merupakan tempat altar utama, serta Altar Santa Maria di sebelah kiri, dan Altar Santo Yosef di sebelah kanan. Selain itu, di "panti imam" ini juga terdapat tahta uskup yang dikenal dengan sebutan "Kathedra" di sisi kiri altar utama.

Di belakang "panti imam", Anda akan menemukan ruang sakristi. Ruang dengan akses pintu dari kanan dan kiri altar tersebut berfungsi sebagai ruang bersiap bagi para imam dan para petugas misa. Selain itu, ruang ini juga berfungsi sebagai ruang penyimpanan keperluan misa.

Bagian terakhir gereja ini adalah ruang mezzanine atau balkon. Dari ruang ini, Anda dapat langsung melihat mimbar di bawahnya.

Ruang ini dapat Anda akses melalui tangga lewat pintu yang berada tidak jauh dari pintu masuk utama setelah melewati foyer. Ruang tersebut kini digunakan sebagai lokasi Museum Katedral dan tempat menaruh orgel.

Museum

Museum Katedral lebih tepat disebut dengan "tempat penyimpanan" untuk semua mata. Sejak 28 April 1991, ruang mezzanine atau balkon tersebut digunakan sebagai museum. Ruang ini didirikan oleh Pastor Rudolphus Kurris SJ dan diresmikan oleh Mgr. Julius Darmaatmadja SJ.

Di museum ini Anda akan menemukan berbagai benda koleksi Katedral serta sejarah gereja katolik di Indonesia. Umumnya, benda-benda koleksi di tempat ini merupakan barang-barang yang pernah digunakan di dalam Gereja Katedral.

Mungkin, Anda bertanya-tanya, bagaimana merawat berbagai koleksi berusia ratusan tahun, relikui suci, serta benda-benda bersejarah yang terkait dengan gereja ini?

Saat ini, ada 12 sukarelawan bertanggung jawab mengawasi dan merawat barang-barang koleksi museum tersebut. Mereka juga sesekali menerima undangan dari Museum Nasional untuk pendidikan singkat dalam merawat benda-benda kuno.

Kini, berkat kerja keras para sukarelawan tersebut, Museum Katedral sempat menerima menghargaan Museum Terbaik Kategori Cagar Budaya dari Museum Award DKI di 2011.

Apakah Mereka Bersama Para Malaikat?

Isak dan tangis memenuhi ruangan tempat upacara mengenang para korban penembakan di Newtown, Connecticut, ketika Presiden AS Barack Obama membacakan nama kedua puluh anak kelas I SD yang menjadi korban dalam tragedi tersebut. Obama membacakan nama depan anak-anak itu dengan perlahan, dalam saat yang paling memilukan pada upacara Minggu malam itu.

Ada air mata dan pelukan, tetapi juga senyum dan jabat tangan menguatkan. Semua bercampur dengan perasaan tidak percaya yang masih tersisa tentang bagaimana kekejian seperti itu bisa terjadi.

Obama mengatakan, dia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencegah penembakan seperti itu terulang kembali,

Dia meminta perubahan dalam cara negeri itu berurusan dengan kekerasan senjata walau dia menghindari penggunaan kata ”pengendalian senjata api”.

”Kita tidak bisa menoleransi ini lagi. Tragedi-tragedi ini harus diakhiri. Untuk mengakhirinya, kita harus berubah,” kata Obama, yang berjanji pada pekan mendatang berbicara dengan penegak hukum, ahli kesehatan jiwa, serta para orangtua dan pendidik mengenai upaya mencegah penembakan massal.

Namun, sebelum perubahan-perubahan itu terwujud, keluarga para korban akan berduka. Noah Pozner dan Jack Pinto, yang sama-sama berusia 6 tahun, akan dimakamkan Senin siang.

Noah yang selalu ingin tahu baru berulang tahun keenam bulan lalu, dan Jack tak bisa lagi bergulat, olahraga yang ditekuninya. Dua puluh anak yang tewas berusia 6 tahun dan 7 tahun. Kepala sekolah, psikolog sekolah, dan empat guru juga tewas.

Begitu mudanya sebagian besar korban membuat debat apakah undang-undang pengawasan senjata api yang lebih ketat bisa mencegah tragedi serupa di masa depan menjadi emosional.

Beberapa anggota DPR AS dari Partai Demokrat dan Senator Joe Lieberman dari golongan independen mengatakan, sudah saatnya memperdebatkan pengawasan senjata. Senator Dianne Feinstein dari Partai Demokrat berjanji akan mengajukan RUU pelarangan senjata serbu pada hari pertama sidang Kongres, 3 Januari mendatang.

Penyidik menemukan bahwa pelaku pembantaian, Adam Lanza, membawa ratusan peluru sehingga diperkirakan lebih banyak korban bisa jatuh seandainya tak ada tindakan kepahlawanan staf SD tersebut.

Seorang karyawan menyalakan interkom sekolah sehingga orang-orang di gedung sekolah itu menyadari ada bahaya. Seorang petugas lain berlarian memberi tahu adanya bahaya. Seorang karyawan tata usaha memimpin 18 anak merangkak ke tempat aman. Seorang guru menyembunyikan 15 muridnya di sebuah WC kecil.

Setelah Lanza mendobrak masuk sekolah dan mulai melepas tembakan, psikolog sekolah, Mary Sherlach, dan kepala sekolah, Dawn Hochsprung, berlari ke arahnya. Kepala sekolah bertubuh mungil itu tewas saat menyergap pria bersenjata itu.

Suami Dawn, George, awalnya merasa marah karena tindakan istrinya itu. ”Dia bisa menghindari itu.... Saya tahu dia tidak akan (menghindari itu).” Karena itu, dia tidak lagi marah. ”Saya hanya sangat sedih,” katanya.

Pada misa di Gereja Saint Rosa of Lima di Newtown, Minggu, seorang anak, Jennifer Waters (6), bertanya kepada ibunya, ”Apakah anak-anak itu sekarang bersama para malaikat?”

Kronologi Tragedi Maut di Connecticut

NEW YORK — Jumat (14/12/2012) pagi, sebelum pukul 09.00 waktu Connecticut, Amerika Serikat, bus sekolah berwarna kuning menepi di Sekolah Dasar Sandy Hook. Namun 4,8 km dari SD nan tentram itu, Adam Lanza sedang menembak ibunya saat tidur.

Setelah menembakkan empat peluru ke wajah ibunya, dia menggunakan rompi antipeluru dan mengendarai mobilnya ke sekolah tersebut. Dia membawa serta tiga senjata api, termasuk model semi-otomatis.

Pemuda berusia 20 tahun itu kemudian tiba di SD Sandy Hook sekitar pukul 09.30. Dia memarkirkan mobilnya di depan pintu masuk utama. Beberapa menit sebelumnya, 456 siswa di SD tersebut masuk ke dalam gedung sekolah, pintu utama ditutup, alarm keamanan dinyalakan, dan CCTV diaktifkan.

Melalui pengeras suara, seorang guru terdengar membacakan ikrar kesetiaan, dan mengumumkan bahwa makan siang di kantin adalah pizza dan brokoli. Selain itu juga ada kue Natal yang dijual di lobi.

Di sela-sela itu, tiba-tiba terdengar suara rentetan tembakan di pintu masuk utama yang terbuat dari kaca. Pecahan kaca pun berserakan di lantai.

Melalui pengeras suara tersebut, sekitar pukul 09.35, para staf dan siswa di SD itu mendengar teriakan "angkat tangan!" diikuti beberapa suara tembakan. Door... door... dooor! Terdengar suara jeritan.

Anak-anak yang mendengar itu kebingungan, juga ketakutan. Namun, para pengajar dan staf sekolah sudah mengetahui apa yang tengah terjadi.

Di lobi sekolah, Adam Lanza berada di tengah tiga pilihan. Ruang kepala sekolah ke depan, kantin sekolah sebelah kanan, dan ruang kelas satu di sebelah kiri. Dia kemudian berbelok ke kiri.

Di ruang rapat dekat lobi, Kepala Sekolah Dawn Jochsprung (47) dan psikolog sekolah, Mary Sherlach, sedang bicara dengan orangtua murid. Ketika mendengar tembakan, keduanya langsung mencari sumber letusan pistol. Dengan berani, keduanya menyergap Adam. Namun keduanya diketahui tewas tertembak.

Di ruang rapat lainnya, wakil kepala sekolah menahan pintu masuk agar Adam tidak masuk ke ruangan tersebut. Namun, pemuda yang memiliki masalah kejiwaan itu menembak pintunya. Wakil kepala sekolah itu pun terluka di kaki.

Mendengar suara kaki Adam melalui pengeras suara, para staf mengunci pintu kelas dan melakukan upaya terbaik untuk melindungi anak-anak. Beberapa bersembunyi di bawah meja, kamar kecil, hingga ke dalam lemari. Mereka berusaha sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara. Ada seorang guru yang menyelamatkan murid-muridnya dengan melompat dari jendela, bahkan ada yang bersembunyi di gudang.

Setelah menembak kepala sekolah dan psikolog sekolah, Adam Lanza menuju ke kelas satu. Dia mencabut poster di dinding kelas yang baru saja ditempel murid-murid berusia 6-7 tahun tersebut untuk menyambut Natal.

Di dalam kelas, guru Kaitlin Roig menyembunyikan murid-muridnya di kamar mandi dan lemari, tetapi tidak mengunci pintunya. Namun karena lampu kelas tersebut mati, Adam hanya melewati kelas tersebut dan malah memasuki kelas yang tengah diajar oleh Lauren Rousseau. Dia kemudian menembaki ruang kelas yang berisi 14 anak. Menurut polisi, ketika ditemukan, mereka sedang berpelukan ketakutan.

Adam lalu menuju ruang kelas satu yang diajar Victoria Soto (27). Victoria buru-buru memasukkan murid-muridnya ke lemari, dan dia berdiri di luarnya. Kepada Adam, Victoria mengatakan mereka tidak berada di kelas.

Namun, enam dari murid-muridnya yang masih bocah itu berlari mencoba menyelamatkan diri, dan Adam tanpa ragu menghabisi mereka, Victoria, dan seorang asisten guru. Victoria ditemukan di mejanya dengan kertas bertuliskan "I love my teacher Miss Soto". Saat polisi membuka lemari, tujuh pasang mata menatap ketakutan.

Victoria Soto adalah salah satu dari empat guru yang terbunuh karena berusaha melindungi murid-muridnya. Di antara mereka juga ada asisten guru Anne Marie Murphy (52) dan Rachel Davino (29).

Di perpustakaan, tiga staf langsung memasukkan 15 murid ke ruang penyimpanan. Rak buku mereka jadikan pengganjal pintu. Petugas perpustakaan Mary Anne Jacobs meminta mereka untuk diam. "Berpegangan tangan dan diam," katanya. Untuk mengalihkan perhatian mereka, Mary meminta mereka untuk mewarnai dengan memberi mereka krayon.

Lain lagi dengan guru musik Maryrose Kristopik yang melindungi muridnya dengan mengunci pintu kelas dengan alat musik gambang, sementara Janet Volmer membacakan cerita. Guru seni Leslie Gunn, selain mengunci pintu kelas, juga berupaya menelepon polisi. Tidak mendapat respons, dia segera menelepon suaminya.

"Aku bilang kepadanya, aku tidak tahu apa yang akan terjadi kepada kami," kata Leslie di kelas patung, bersama 23 siswanya yang berusia 9 tahun.

Pada pukul 09.45, murid-murid kelas satu yang diajar oleh Kaitlin Roig berbaris keluar kelas melintasi lorong sekolah. Sementara itu, polisi telah mengamankan situasi di sekolah tersebut, setelah sebelumnya Adam Lanza dinyatakan tewas dengan menembak dirinya sendiri. Tubuhnya ditemukan di kelas yang diajar oleh Victoria Soto. Menurut Gubernur Connecticut Dannel Malloy, Adam Lanza bunuh diri setelah mendengar ada sirene polisi.

Tercatat ada 12 anak perempuan dan 8 anak laki-laki yang tewas. Sebanyak 18 orang dinyatakan tewas di tempat, sementara 2 lainnya meninggal ketika dibawa ke rumah sakit.

Saat mengamankan siswa-siswa yang selamat, murid-murid tersebut diminta untuk menutup mata agar tidak melihat ceceran darah. Tangan mereka diminta memegang bahu teman di depannya, sementara tangan yang lain menutup mata.

Mereka kemudian dibawa ke kantor pemadam kebakaran terdekat untuk dipertemukan dengan para orangtua murid yang berharap anak mereka akan selamat.

Guru Pahlawan yang Berkorban Demi Siswanya

 Tiga Guru SD Sandy Hook Korbankan Diri demi Siswanya



NEW YORK, Tiga guru di Sekolah Dasar Sandy Hook meninggal sebagai pahlawan. Salah satunya rela menjadi tameng agar muridnya tidak terkena peluru yang ditembakkan Adam Lanza.

Dialah Victoria Soto, guru muda yang mengajar kelas satu di Sekolah Dasar Sandy Hook, Connecticut. Victoria dikenal amat ramah kepada murid-muridnya.

Sementara yang lainnya, Kepala Sekolah Dawn Hochsprung (47) dan psikolog Mary Sherlach (56) juga tewas untuk melindungi siswa-siswa yang masih bocah tersebut.

Saat Adam mulai menembaki pelurunya, Dawn dan Mary tidak bersembunyi di bawah meja, seperti guru-guru lainnya. Mereka berlari ke lorong untuk menghadang bahaya untuk melindungi teman-temannya. New York Times melaporkan bahwa Dawn sempat mengenali Adam sebagai putra dari Nancy Lanza, guru di sekolah tersebut.

Diane Day, terapis di sekolah tersebut mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa saat awal penembakan dia sedang rapat dengan Kepala Sekolah dan psikolog sekolah.

"Kami baru rapat sekitar lima menit dan kami mendengar, dor.. dor.. dor," kata Diane, yang langsung berlindung di bawah meja.

Sementara Dawn dan Mary, kata Diane, malah mencari sumber tembakan. "Mereka tidak berpikir dua kali mencari tahu apa yang terjadi," tutur Diane lagi.

Rabbi Shaul Praver mengatakan kepada MSNBC bahwa Dawn dan Mary kemudian ditemukan tewas dengan tembakan jarak dekat.

"Jika ada orang yang dari kualifikasi dan personalitinya mau bekerja untuk anak-anak, menjadi psikolog sekolah, itu pasti Mary," kata mantan pengawas sekolah John Reed kepada Connecticut Post.

George Hochsprung: Awalnya Saya Marah

NEWTOWN— George Hochsprung, suami Kepala Sekolah SD Sandy Hook, Dawn, yang tewas dalam aksi brutal Adam Lanza, kepada CNN, Senin (17/12/2012), mengatakan pada awalnya dia sangat marah atas kematian istrinya.

Dawn Hochsprung sedang dalam sebuah pertemuan pada Jumat hitam itu saat mendengar suara tembakan dari ruang lobi sekolah tersebut.

"Terdengar tembakan. Seseorang menembak jendela. Seseorang masuk, bukan ke dalam kantor, melainkan ke dalam gedung, dan Dawn menyuruh kami bersembunyi," kata George menirukan kisah seorang guru.

Selanjutnya, Dawn dan satu guru lainnya keluar ruangan dan mencoba untuk menghentikan si pembunuh.

"Dawn melibatkan dirinya dalam kekacauan dan itu membuat saya marah, sangat marah," kata George yang didampingi keempat putrinya.

"Sampai beberapa saat lalu, saya masih marah hingga saya bertemu dua perempuan yang diminta Dawn untuk bersembunyi, sementara dia menghadapi si pembunuh," ujar George lirih.

"Dawn bisa saja menghindari masalah. Namun, dia memilih tidak menghindar. Saya tahu dia tak akan menghindar. Saya tak marah lagi. Saya tak marah lagi," kata George berulang kali seakan ingin memastikan sang istri mendengar ucapannya.

George menambahkan, dia tak pernah mengira akan hidup lebih lama dari istrinya yang jauh lebih muda.

Erica, putri pasangan ini, mengingat bagaimana sang ibu selalu ada di sisinya semasa dia masih bersekolah.

"Di setiap pertandingan, di setiap kompetisi dansa, dia selalu ada. Dia adalah batu karangku. Batu karangku," kata Erica sambil terisak.

Saat ditanya apa yang ingin dikatakan kepada ibunya saat ini, Erica hanya berkata, "Kembalilah. Kembalilah ibu."

Durhaka, Anak Biarkan Ibu Tinggal di Kandang Babi


Si anak menjadi bulan-bulanan media massa.

Chen Shoutian, pria di Guanyun County, Provinsi Jiangsu, menjadi bulan-bulanan di media sosial China lantaran dia tega membiarkan ibunya tinggal di kandang babi. Padahal, ibunya itu sangat renta, usianya sudah 100 tahun.

Diberitakan Telegraph pekan, komentar pedas terhadap Chen bermula dari sebuah tayangan di televisi lokal. Dalam tayangan itu, disebutkan bahwa ibunya yang tidak disebutkan namanya itu telah tinggal dua tahun bersama-sama babi-babi.

Ibu malang yang lahir pada masa runtuhnya Dinasti Qing ini menggunakan tumpukan jerami sebagai tempat tidurnya. Ibu delapan anak itu mengaku senang dan kerasan tinggal di kandang babi yang bau dan dikerumuni lalat. "Dia memang ingin tinggal di sini karena katanya nyaman," kata Chen berdalih.

Kepada stasiun televisi lokal tersebut, Chen mengatakan tidak ada ruangan lagi di rumah dia. Padahal, ada enam kamar di dalam rumahnya. "Saya sebenarnya tidak keberatan dia tinggal di sini," kata Chen.

Tindakan Chen yang membiarkan ibunya tinggal di kandang babi ini menuai kecaman di media sosial Weibo. Banyak yang mengatakan bahwa ini adalah bentuk durhaka anak terhadap orang tua. Banyak juga yang menggambarkan bahwa inilah realita saat ini, pemuda tidak lagi peduli pada orangtua.

"Apakah yang mengaku 'manusia' tega melakukan hal ini? Harusnya dia bisa merasakan hari-hari bahagia setelah 100 tahun bekerja keras," kata seorang pengguna Weibo.

Seorang kerabat Chen yang berkunjung ke kandang babi itu mengaku tidak kuat. "Sangat bau, bau sekali sampai saya tidak masuk," kada Liu Zhanbing, cucu ibu tersebut.

Gu Yuqing, putri nenek malang ini mengaku sudah mencoba meyakinkan ibundanya untuk hengkang dari kandang babi tersebut. Namun, dia sulit meyakinkannya karena ibunya mengaku kerasan.

"Banyak lalat dan nyamuk di musim panas dan ibu saya tinggal di situ. Sangat menyakitkan hati saya. Dia sangat tua, dan tinggal dengan babi! Bagaimana kami tidak sedih?" kata Gu.

Bukankah hidup tidak hanya dengan roti

Om William, Menjaga Nama Baik

Di antara banyak usahawan Indonesia yang harum namanya, seorang di antaranya adalah William Soeryadjaya (20 Desember 1922-2 April 2010). Semasa menjadi bos PT Astra International, pria kelahiran Majalengka, Jawa Barat, ini jauh dari kehidupan mewah. Ia lebih menyukai hidup sederhana dan hangat. Ia menyapa semua karyawan, dari direktur sampai pegawai administrasi. Dari petugas satuan pengamanan, petugas taman, sampai petugas kebersihan kamar mandi.

Tumbuh sebagai salah seorang usahawan terkaya di Indonesia tak membuat William (Tjia Kian Liong) duduk di menara. Ia suka berdialog dengan para pengusaha kecil. Om William, begitu ia biasa disapa, bercakap-cakap sambil membagi ”ilmu berdagang”. Sebagian di antara mereka malah ia modali dan tidak perlu bayar. Ia pun memperhatikan kesejahteraan petugas kebersihan dan satpam. Ia merangkul mereka sebagaimana ia merangkul anak-anaknya.

Dunia usaha Indonesia, tahun 1992, kaget dan terharu ketika melihat Om William melepas seluruh sahamnya di PT Astra International guna membayar kewajiban putranya, Edward, pascakeruntuhan Bank Summa. Nilainya lebih dari Rp 1 triliun.

Dunia usaha terharu karena Om William, kakek baik hati ini, bersedia melepas predikat orang terkaya menjadi ”orang biasa” untuk menjaga nama baik dan terutama memenuhi ”personal guarantee” yang ia berikan. Om William memilih jadi orang biasa asalkan dapat memenuhi kewajiban dan komitmennya.

Belasan tahun kemudian, dalam percakapan dengan Kompas, Om William menuturkan bahwa ia berbahagia karena waktu itu ikhlas melepas seluruh sahamnya di Astra.

”Buat apa jadi orang kaya kalau tidak punya kehormatan? Untuk apa bergelimang uang kalau menolak memenuhi personal guarantee? Bukankah hidup tidak hanya dengan roti,” ujar Om William sambil tersenyum lebar.

Lalu dengan mimik serius ia menambahkan, tidak ada kebaikan yang sia-sia. Salah seorang dari empat putra dan putrinya, Edwin, mengikuti jejak Om William. Edwin dipandang sebagai representasi keluarga Soeryadjaya, bangkit kembali dan kini menjadi salah satu usahawan besar Indonesia.

Tentu amat banyak usahawan Indonesia yang mempunyai reputasi, kebaikan, dan ketulusan seperti William Soeryadjaya. Akan tetapi, banyak pula usahawan yang tidak berjalan lurus. Mereka enggan bayar pajak sebagaimana mestinya. Mereka suka ”ngemplang” utang, enggan memenuhi komitmen yang sudah disepakati.

Akan tetapi, hukum alam selalu berjalan dengan rapi. Siapa saja yang tidak berbisnis dengan benar dan siapa yang culas tidak pernah menemukan kedamaian. Ada saja gangguan atas usahanya. Lihatlah betapa banyak perusahaan besar yang rontok karena tidak menjalankan bisnis dengan baik dan jujur. Atau kalaupun tidak rontok, ia lelah oleh cibiran publik atau letih oleh gugatan kanan-kiri. Hidup lurus gaya Om William selalu tenteram dan menenteramkan.

Contoh lain dari berdagang dengan cara lurus dipraktikkan oleh (alm) Haji Kalla, ayah Wakil Presiden (2004-2009) HM Jusuf Kalla. Para mitra bisnisnya menyebut Haji Kalla sebagai Si Lurus. Ia acap melupakan utang teman-temannya. Akan tetapi kalau berutang, ia segera melunasinya.

Ia juga suka memperhatikan akhlak dan ibadah anak buahnya. Salah satu cirinya, jika anak buahnya kembali dari lapangan atau para sopir angkutan antarkabupaten (usaha angkutan bus Cahaya Bone) kembali ke kantor, ia tidak bertanya berapa penghasilan mereka, tetapi apakah mereka sudah shalat.

Ini hanya cerita kecil bagaimana seorang usahawan mengajak anak buahnya untuk beribadah. Ini dipercaya menjadi salah satu kiat untuk membuat karyawan bekerja sepenuh hati dan jujur.

Orang Indonesia di Balik Game "Assassin's Creed"

Seri video game Assassin's Creed dari Ubisoft yang kini telah mencapai judul kelima (Assassin's Creed III) dikenal sebagai permainan yang menyajikan gameplay terbuka di tengah tempat-tempat historis yang tervisualisasi dengan indah.

Dalam seri game ini pemain menjelajahi lokasi-lokasi bersejarah, seperti kota Istanbul pada zaman Ottoman, Roma dalam masa Renaissance, serta Amerika Serikat sewaktu dilanda perang saudara. Semuanya ditampilkan dengan detail lingkungan dan arsitektur yang akurat sesuai era masing-masing.

Untuk mewujudkan itu semua diperlukan kerja keras yang tidak sedikit, mulai dari riset sejarah, kunjungan ke lokasi yang sesungguhnya, hingga proses pengembangan lingkungan dalam game. Nah, di sinilah Richard Wych Bharata Setiawan, seorang kelahiran Indonesia, memainkan peranannya.

Lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Trisakti ini menjabat sebagai Level Artist di studio besar Ubisoft di Montreal, Kanada.

Sebagai perancang lingkungan game, Richard terlibat dalam pembuatan sejumlah game dalam seri Assassin's Creed, termasuk Brotherhood dan Revelations yang merupakan ekspansi dari judul Assassin's Creed II. Dia juga turut menangani proses desain dalam seri game populer lain bikinan Ubisoft, yaitu Prince of Persia.

Dari lokal ke mancanegara

Richard tidak serta-merta melompat ke Kanada begitu lulus kuliah. Pria yang akan segera menikah dalam waktu dekat ini mengawali kariernya sebagai desainer grafis di Forhet pada 2005. Lebih kurang setahun kemudian, dia bergabung dengan Matahari Studios—sebuah pengembang game lokal—sebagai special effects artist.

"Kebetulan, saya lalu dapat informasi bahwa Ubisoft akan membuka studio di Asia Tenggara," ujar pria yang mengaku belajar mendesain obyek-obyek dalam game secara otodidak ini.

Jadilah Richard mengajukan lamaran sebagai special effects artist. Tetapi, posisi yang diinginkannya itu ternyata tidak tersedia. Richard lantas nyemplung sebagai level artist dan modeller di Ubisoft Singapura pada tahun 2008 silam. Dia adalah salah satu dari dua orang Indonesia yang tergabung dalam tim awal studio Ubisoft Singapura yang berjumlah 25 orang.

"Ketika itu ada kejadian lucu di mana saya diminta mengisi form pekerjaan. Saya diberikan laptop, tetapi keyboardnya menggunakan bahasa Perancis. Lama sekali saya mengisinya karena harus mencari huruf yang tepat satu per satu, ha-ha-ha," ujar Richard sambil tergelak ketika mengenang pengalamannya tersebut. Maklum, Ubisoft adalah perusahaan asal Perancis. Rupanya mereka lupa membawa peralatan yang cocok untuk kawasan Asia Tenggara.

Tiga tahun bekerja di Singapura, Richard lantas pindah ke studio utama Ubisoft di Montreal, Kanada, di mana dia bermukim hingga kini.

Pengalaman Richard menggunakan keyboard berbahasa Perancis berlanjut dalam bentuk yang berbeda di Montreal karena bahasa Perancis adalah bahasa utama di kota itu. Richard pun makin getol belajar bahasa Perancis. "Sekarang sudah tidak kaku lagi berbahasa Perancis meskipun masih harus banyak belajar," ujarnya.

Pekerjaan kolosal


Melihat tampilan dunia dalam seri game Assassin's Creed yang luas dan begitu mendetail, dapat dibayangkan bahwa pembuatnya pastilah bekerja keras untuk merealisasikan lingkungan game dari gambaran konsep yang ditetapkan sebelumnya.

Di studio Ubisoft, sebagian besar tanggung jawab ini berada di pundak art director yang memberikan arahan seputar rancangan game pada sejumlah sub-bagian, termasuk character design dan level designer yang menjadi atasan Richard.

"Kalau diumpamakan, level designer membuat 'mangkuk' lingkungan dunia game berikut 'level box' yang mewakili obyek-obyek dalam dunia game. Level artist seperti saya kemudian mewujudkan dunia itu sesuai arahan," jelas Richard mengenai bidang pekerjaannya.

Dari situ, Richard bersama tim level artist memikirkan kira-kira arsitektur seperti apa yang sesuai dengan setting game, lalu bekerja membuat obyek-obyek dan lingkungan dalam game berdasarkan referensi yang didapat berikut limitasi interaksi dalam game yang ditetapkan oleh programmer.

Kadang proses ini bisa membuat pusing tujuh keliling. Richard memberi contoh salah satu level dalam game Assassin's Creed: Brotherhood yang menampilkan reruntuhan Colosseum di Roma, Italia, lengkap dengan ruang-ruang bawah tanahnya.

"Kami harus membuat Colosseum sesuai dengan keadaannya pada abad ke-15, tahun 1400-an, sementara gambar-gambar referensi yang tersedia hanya dari tahun 2000-an," ungkap Richard. Kendati demikian, nyatanya di tengah keterbatasan itu tim pengembang Ubisoft tetap berhasil memvisualisasikan desain Colosseum yang megah.

Ketika itu, Richard antara lain bertanggung jawab membuat setting dungeon atau ruang tahanan bawah tanah di Colosseum yang juga dipakai sebagai arena kejar-kejaran menggunakan kuda di dalam game. "Proses pembuatannya lama sekali, tapi ketika dimainkan dalam game, lima menit saja level-nya sudah lewat, ha-ha-ha," ucap Richard.

Dalam proses pembuatan game, Ubisoft menerapkan sistem milestone atau target pencapaian dalam kurun waktu tertentu. Jika sudah dekat waktu deadline, Richard kerap lembur demi merampungkan pekerjaan.

Tantangan dalam melakukan proses desain lingkungan game itu pun selalu mengalami eskalasi dari judul ke judul. Menurut Richard, ini karena Ubisoft selalu meminta rancangan yang lebih detail untuk game berikutnya. "Pengerjaan dari Assassin's Creed II ke Brotherhood lalu setelah itu ke Revelations, misalnya, selalu harus disertai dengan peningkatan kualitas sehingga kami harus bekerja lebih giat lagi."

Saat semuanya sudah selesai, dunia game kemudian digabungkan dengan bagian-bagian lainnya, seperti karakter game hasil rancangan character artist dan fashion designer yang juga dibuat berdasarkan referensi faktual.

Hasil karya Richard bisa dilihat di serangkaian judul game dalam seri populer ini, mulai dari Assassin's Creed II, Assassin's Creed: Brotherhood, Assassin's Creed: Revelations, hingga yang terbaru Assassin's Creed III, yang tersedia untuk platform PC dan konsol game, seperti Xbox 360 dan PlayStation 3.

Gerilya

Richard mengaku menikmati bekerja di studio terbesar Ubisoft di Montreal. "Suasananya cair, kekeluargaan. Semua karyawan, misalnya, makan siang bersama tanpa memandang posisi atau jabatan."

Meski begitu, pria yang mengaku suka main game untuk melihat-lihat desain lingkungannya dan mencari inspirasi ini masih menyempatkan diri pulang ke Tanah Air dengan memanfaatkan waktu senggang antarpembuatan judul game.

"Kebetulan, sekarang lagi in-between, jadi bisa pulang ke rumah," ujar Richard ketika ditemui KompasTekno di sela-sela gelaran Indocomtech 2012 di Jakarta, November lalu. Saat itu, seri game terbaru yang turut ditangani Richard, Assassin's Creed III, memang telah rampung dan baru dirilis ke pasaran.

Soal industri game di Indonesia, Richard mengatakan bahwa sebenarnya terdapat banyak talenta berbakat di Tanah Air. Hanya saja, menurut Richard, di samping belum adanya investor besar yang berani mendanai pembuatan game seperti Assassin's Creed, ada hal lain yang sedikit mengganjal kemajuan dunia game Nusantara dalam mengembangkan game berskala besar.

"Banyak yang bagus, tapi kebanyakan dari mereka bergerak seperti pejuang gerilya zaman kemerdekaan, yaitu terpisah-pisah antardaerah. Seandainya saja bisa disatukan, tentu bisa kuat sekali," ujar Richard.

Bagaimana dengan para rekan seprofesi yang memutuskan untuk mengadu nasib di negeri orang, seperti Richard sendiri? Menurut dia, hal tersebut berkaitan dengan besarnya penghargaan atas karya mereka yang bisa diperoleh di luar negeri.

"Namanya juga memenuhi kebutuhan hidup. Di Indonesia banyak talenta pembuat game berkualitas internasional, tapi penghasilannya kurang. Seandainya keadaan itu berubah, pasti semua yang bekerja di luar negeri akan pulang kampung dengan senang hati," tandasnya.

Dilema Jaringan Diaspora Indonesia

Dimotori Dino Patti Djalal, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, ribuan ilmuwan, pengusaha, dan profesional asal Indonesia—melalui kongres di Los Angeles, AS, Juli 2012—sepakat membentuk komunitas global Jaringan Diaspora Indonesia.

Himpunan ”mutiara berserakan” yang bermukim di sejumlah negara itu menggalang kekuatan, bersinergi, merancang sejumlah agenda aksi untuk memberi sumbangsih kepada Ibu Pertiwi. Misi mulia Diaspora Indonesia itu patut diapresiasi sekaligus dikritisi agar bukan sebatas utopia.

Skeptisme—pijakan berpikir kaum profesional terpelajar— menghendaki penjelasan ontologi, epistemologi, dan aksiologi setiap proyek besar. Ikhtisar berikut menelisik fakta dan kontradiksi sejarah sebagai faktor kalibrasi untuk memahami perkaitan dengan ihwal tersebut.

Manusia unggul terbuang

Terinspirasi sukses Jepang pascaperang 1945, Bung Karno mengirim puluhan ribu putra- putri terbaik bangsa ke banyak negara mulai 1956. Program Mahasiswa Ikatan Dinas itu kemudian disusul dengan nasionalisasi aset perusahaan asing dan rintisan pembangunan proyek infrastruktur dasar-strategis.

Sebutlah seperti pabrik baja Krakatau Steel (dulu disebut pabrik baja Trikora), Waduk Jatiluhur, pabrik pupuk Petrokimia Gresik dan Pusri Palembang, Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN), kapal laut (PAL), kereta api (INKA), dan sejumlah proyek masa depan lainnya. Beberapa universitas pionir pun didirikan, menunjukkan kesetangkupan gerak, inward-outward looking.

Strategi penyerentakan pembangunan infra-suprastruktur masa itu, selain disemangati cita-cita proklamasi, juga dihela hasrat kuat menjadi bangsa besar, maju di tiga sokoguru utama: pendidikan, politik, dan ekonomi. Nusantara—dengan 3.000 pulau lebih—jelas membutuhkan moda transportasi andal darat, laut, dan udara.

Analisis kebutuhan prioritas bangsa yang disusun sejak Kabinet Hatta II (1949) sampai Kabinet Djuanda, seperti tertuang dalam Rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana 1959, menyajikan cetak biru komprehensif, terjadwal, apa dan bagaimana meraih cita-cita bangsa. Hulu dari semua itu adalah kebutuhan menyiapkan manusia unggul di semua lini untuk mengolah sumber daya alam dan modal berharga: kedaulatan politik dan ekonomi.

Peristiwa politik 1965 membuyarkan semuanya. Liberalisasi ekonomi antara lain lewat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing laksana menghapus peta baru sejarah, menihilkan rancangan aksi sebelumnya. Ribuan mahasiswa Indonesia yang belajar aneka disiplin ilmu, terutama keteknikan di Eropa Timur, menjadi kaum eksil. Dibikin mati perdata oleh pemerintahnya sendiri meskipun kebanyakan tidak tahu-menahu politik. Inilah brain drain pertama dan terbesar dalam sejarah Indonesia modern.

Tragedi dengan konsekuensi serupa berulang saat Presiden Soeharto menandatangani letter of intent (LOI) IMF, 15 Januari 1998. Konsekuensinya, proyek- proyek besar dan industri strategis harus dihentikan dengan alasan tunggal: demi menyelamatkan keuangan negara.

Ribuan tenaga ahli yang sebelumnya bekerja di Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), juga aneka macam proyek rekayasa industri lainnya, terpaksa kabur mencari nafkah ke luar negeri. Dalam skala masif, banyak profesional, ilmuwan, pelajar cerdas-genius dan para juara olimpiade nasional-internasional justru ”dirawat” perusahaan atau perguruan tinggi asing.

Dua momen tragik tersebut memberi pelajaran penting bahwa setiap kali timbul guncangan politik-ekonomi, pembangunan kualitas manusia lantas terabaikan. Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Malaysia, dan China, yang tergolong belakangan mengakselerasi kualitas SDM- nya, dalam satu-dua dasawarsa telah memanen hasil: rakyat sejahtera dan negara leluasa mencanangkan lompatan kemajuan terukur, new frontier.

Sekadar contoh, bandingkan pencapaian industri baja Korea yang diinisiasi Presiden Park Chung-hee, Pohang Steel (berdiri 1970), yang menjelma menjadi salah satu produsen baja terbesar di dunia dan mendorong lahirnya puluhan industri manufaktur kompetitif kelas global seperti Hyundai, Samsung, dan LG. Sebaliknya, Krakatau Steel (nota kesepakatan 1957, mulai dibangun 1962) gagal bersaing bahkan di pasar domestik. Betapa kontrasnya dukungan pemerintah masing-masing untuk proyek vital tersebut.

Lapangan ekspresi

Keprihatinan anak-anak negeri di mana pun atas situasi Indonesia hari ini, mengutip Immanuel Kant, mencerminkan empirical apperception. Perasaan getir warga bangsa melampaui apa yang dibayangkan kalangan elite. Maka, ketimbang berharap kepada negara yang berpilin dengan ragam kompleksitas, inisiatif berupa gerakan-gerakan kecil berkualitas, berdaya jangkau mondial, dapat disodorkan sebagai alternatif keluar dari perangkap kejumudan struktural.

Aksi komunitas overseas ilmuwan-profesional India, Generative Scenario Thinking dalam mengatasi ketidakberdayaan rakyat, bisa menjadi inspirasi berharga. Komunitas yang terbentuk dua dasawarsa lalu itu lebih mengedepankan skenario fireflies arising (kunang-kunang bermunculan), menggedor sukma anak bangsa yang berhasil di mancanegara agar ikut berbakti kepada negerinya. Mereka membantu kaum miskin beroleh akses pendidikan dan ekonomi, memfasilitasi inisiatif lokal, menciptakan knowledge based society, sekaligus mendorong pembelajaran bersama agar bebas dari jerat keterbelakangan.

Kaum profesional India banyak menempati posisi kunci di lembaga keuangan, teknologi informasi, konsultan manajemen, dan perusahaan-perusahaan terkemuka dunia. Kesadaran bahwa mobilisasi modal berharga itu tak ”bunyi” dengan tatanan politik- kultural India membuat mereka menempuh jalan lebih tepat sasaran, menjauhi slogan mentereng, menghindari birokrasi.

Aliansi gerakan Diaspora Indonesia dengan sejawatnya di Tanah Air agaknya lebih menjanjikan pertalian batin, kohesi progresif, dan mampu mengatasi sekat-sekat psikologis-politik yang tak perlu. Persenyawaan aksi dua kekuatan moral-profesional tanpa campur tangan politik bakal membuka kesempatan persemaian lapangan ekspresi tak terbatas. Dengan demikian, sumbangsih Jaringan Diaspora Indonesia terhindar dari kemungkinan terbentur komplikasi politik dan sejenisnya.

Atas cara pandang yang sama, inovasi dan kreasi anak-anak negeri tidak perlu terjebak aneka dilema ganjil seperti fakta bahwa gaji dan tunjangan profesor riset lebih rendah daripada gaji guru SD (Kompas, 25/10/2012). Atau gundah dengan kegetiran mantan Presiden BJ Habibie menyaksikan orang-orang terbaik negeri ini justru dimanfaatkan perusahaan-perusahaan asing dan melempar produknya ke sini. Sebuah ekses dari mentalitas inferior sebagian warga dan elite bangsa yang lebih suka membayar jam kerja dan keringat orang asing.

Tragedi Nanjing

Pembantaian Itu Menghantui Xia Shuqin Selama 75 Tahun

NANJING — Tiga perempat abad setelah tragedi pembantaian oleh Jepang di Nanjing, China, Xia Shuqin terus seperti dihantui. Para tentara Jepang membantai keluarganya. Dia tetap mengingat jelas aksi teror tentara Jepang yang brutal.

Nanjing, saat itu menjadi ibu kota China, kedatangan tentara Jepang pada 13 Desember 1937. Tak lama kemudian Xia mendengar rintihan. Dalam hitungan menit saja, tujuh anggota keluarganya sudah tergeletak tak berdaya, dibunuh tentara Jepang yang menyerbu. Itu baru pada kejadian di hari pertama selama dua bulan aksi tentara Jepang yang mirip pembantaian. Bukan itu saja, aksi pemerkosaan dan penghancuran juga terjadi dan kini dikenal dengan julukan Pembantaian Nanjing.

Ini adalah bagian dari rangkaian kebrutalan Jepang, yang tetap terasa perih dan menjadi pemicu awal Perang Dunia II. Ayah Xia ditembak langsung di depan pintu. Kemudian tentara Jepang menyeret ibunya yang bersembunyi di bawah meja yang sedang menggendong bayinya berusia setahun. Bayonet menghunjam keduanya, tetapi itu baru dilakukan setelah para tentara memperkosa ibunya. "Mereka melemparkan saudari saya berusia setahun itu ke lantai, lalu menelentangkan ibu saya di atas meja, kemudian membuka kancing baju ibu," kata Xi dengan suara bergetar.

Dua anak tetangga juga sudah dibunuh. Saat itu, Xia tiarap di bawah kasur di ruang belakang bersama tiga saudarinya yang lain, sementara kakek neneknya duduk di atas tempat tidur. Sesaat ada suara hening, tetapi mendadak tentara Jepang memasuki kamar, lalu berteriak kepada kakek neneknya. Si nenek turut diperkosa. Saudarinya berusia 15 tahun dan 13 tahun saat itu juga dibunuh. "Saya saat itu berusia delapan tahun, tetapi masih mengingat jelas apa yang terjadi pada dua saudari saya. Mereka juga diperkosa dan kemudian tewas akibat penderitaan luar biasa," tutur Xia.

"Saya menangis keras-keras dan kemudian tidak sadarkan diri. Saya selalu merasa perih setiap kali saya mengingat itu semua," kata Xia yang dihunjam bayonet berkali-kali di bagian punggung dan pundak. Saat siuman, dia hanya melihat ada seorang yang selamat dari pembantaian. Dua gadis bersembunyi di antara jenazah yang sudah mulai membusuk selama 10 hari. Mereka ditemukan pasangan berusia tua dan membawa mereka ke zona keamanan internasional. Mereka dibawa ke sebuah kamp yang dibangun pihak asing yang bertahan di Nanjing untuk mencegah kelanjutan pembantaian.

Ini adalah bagian dari kisah pembantaian yang selalu mewarnai hubungan bilateral China-Jepang. Pihak China mengatakan ada 300.000 orang yang tewas saat pembantaian itu. Namun, pihak Jepang mengatakan korban tewas berkisar 200.000 orang. Para analis dan politisi ultrakonservatif Jepang tetap mendebat peristiwa itu. "Saya kini berusia 80 tahun lebih dan tetap saja mendengar penyangkalan atas kejadian itu," kata Xia yang dalam 12 tahun terakhir ini terus berjuang bersaksi soal kebenaran Pembantaian Nanjing lewat pengadilan.

"Mereka masih saja mengatakan pembantaian itu tidak benar, tidak terjadi. Ini tidak mungkin karena bekas bacokan masih ada di badan saya," katanya sambil menangis.

Protes China Tentang Pembunuhan Nanjing

China menyampaikan protes resmi ke Jepang setelah salah seorang walikota di Jepang membantah pasukan Jepang melakukan pembunuhan massal di Nanjing tahun 1937.

"Dalam bantahan atas pembunuhan massal oleh walikota Nagoya, China sudah mengungkapkan posisi yang sungguh-sungguh dan menyampaikan keluhan yang serius kepada Jepang," kata juru bicara Kementrian Luar Negeri China, Hong Lei, seperti dikutip kantor berita AFP.

Protes disampaikan Rabu 22 Februari itu menanggapi pernyataan walikota Nagoya, Takashi Kawamura, saat bertemu dengan delegasi pemerintah kota Nanjing yang berkunjung ke Nagoya, Senin awal pekan.

Dalam pertemuan itu, dia mengatakan tidak terjadi pembunuhan massal maupun pemerkosaan namun perang konvensional. Namun pemerintah China berpendapat sebanyak 300.000 orang tewas dalam pembunuhan massal, pemerkosaan, dan pengrusakan kota Nanjing.

Beberapa sejarawan di Jepang mempertanyakan jumlah korban di Nanjing, dengan memperkirakan angkanya antara 20.000 hingga 200.000.

Tidak bergeming

Tragedi Nanjing hingga saat ini masih terus membayang-bayangi hubungan kedua negara. Tahun 2005, serangkaian unjuk rasa marak di China ketika Perdana Menteri Jepang, Junchiro Koizumi berkunjung ke kuil Yasukuni, yang dianggap pemerintah China dan negara Asia lain sebagai lambang penghormatan kepada para penjahat perang.

Bagaimanapun Kawamura tidak bergeming walau komentarnya memicu kontroversi. "Karena ketidaksepakatan tentang insiden ini seperti duri dalam tenggorokan, saya mengusulkan untuk melakukan perdebatan tentang hal itu," tuturnya.

Dia menambahkan tidak keberatan untuk berkunjung langsung ke Nanjing guna menjelaskan posisinya. "Saya berharap untuk meneruskan pertukaran yang bersahabat antara Nagoya dan Nanjing," tambahnya.

Nagoya dan Nanjing mencapai kesepakatan sebagai kota kembar sejak tahun 1978. 

Masalah hidup adalah baik, karena itulah yg membuat kita terus bergerak

Salmon dan Ikan Hiu : Sebuah Refleksi

"Salmon dan Ikan Hiu" Kita tahu bahwa ikan salmon akan lebih enak untuk dinikmati jika ikan tersebut masih dalam keadaan hidup saat hendak diolah untuk disajikan.
Jauh lebih nikmat dibandingkan dengan ikan salmon yang sudah diawetkan dengan es..Itu sebabnya para nelayan selalu memasukkan salmon tangkapannya ke suatu kolam buatan agar dalam perjalanan menuju daratan salmon2 tersebut tetap hidup.
Meskipun demikian pada kenyataannya banyak salmon yg mati di kolam buatan tersebut.

Bagaimana cara mereka menyiasatinya..??

Para nelayan itu memasukkan seekor hiu kecil dikolam tersebut.
Ajaib..!!

Hiu kecil tsb “memaksa” salmon2 itu terus bergerak agar Jangan, sampai dimangsa..
Akibatnya jumlah salmon yg mati justru menjadi sangat sedikit..!!

Diam membuat kita mati..!

Bergerak membuat kita hidup…!!

Apa yg membuat kita diam??

Saat tidak ada masalah dalam hidup dan saat kita berada dalam zona nyaman..Situasi seperti ini kerap membuat kita terlena..Begitu terlenanya sehingga kita tidak sadar bahwa kita telah mati..!!
Ironis, bukan.?

Apa yg membuat kita bergerak..??

Masalah, Pergumulan dan Tekanan Hidup.

Saat masalah datang secara otomatis naluri kita membuat kita bergerak aktif dan berusaha mengatasi semua pergumulan hidup itu..Disaat saat seperti itu biasanya kita akan ingat Sang Pencipta dan berharap kepada-NYA
Tidak hanya itu, kita menjadi kreatif, dan potensi diri kitapun menjadi berkembang luar biasa..Ingatlah bahwa kita akan bisa belajar banyak dlm hidup ini bukan pada saat keadaan nyaman, tapi justru pada saat kita menghadapi badai hidup.

Itu sebabnya syukurilah “hiu kecil” yg terus memaksa kita utk bergerak dan tetap survive.
Masalah hidup adalah baik, karena itulah yg membuat kita terus bergerak.
Mungkin hiu hiu kecil itu bisa berbentuk siapa dan apa saja dalam hidup kita.

Jangan mengeluh dan tetap Semangat.

Falsafah Lima Jari

1.Ada si Gendut Jempol yg selalu berkata baik dan menyanjung.

2.Ada Telunjuk yg suka Menunjuk dan Memerintah.

3.Ada si Jangkung Jari Tengah yg sombong, paling Panjang dan suka Menghasut Jari Telunjuk.

4.Ada Jari Manis yg selalu menjadi Teladan baik dan Sabar sehingga diberi hadiah Cincin.

Dan...

5.Ada Jari Kelingking yg Lemah dan Penurut

Dengan Perbedaan Positif dan Negatif yang dimiliki masing-masing Jari, mereka bersatu utk mencapai Tujuan
( Menulis, Memegang, Menolong Anggota Tubuh yg lain dan Melakukan Pekerjaan ).

Pernahkah kita bayangkan bila Tangan kita hanya terdiri dari Jempol semua ?

Falsafah ini sederhana namun sangat Berarti.
Kita diciptakan dgn segala Perbedaan yg kita miliki dgn Tujuan utk Bersatu ..., saling Menyayangi ..., saling Menolong ..., saling Membantu ..., saling Mengisi ...,

Bukan untuk saling Menuduh ..., saling Menunjuk ..., dan saling Merusak.

Semua Perbedaan dari setiap Kita adalah Keindahan yg sengaja diciptakan Tuhan ,

Agar kita Rendah Hati dan Menghargai Org lain .

Tidak ada Satupun Pekerjaan yg dapat kita kerjakan Sendiri.

Mungkin "Kelebihan" Kita adalah "Kekurangan" Org lain, Tapi juga "Kelebihan" Orang lain mungkin juga adalah "Kekurangan" Kita.

Dan Tuhan mau supaya kita semua bekerja sama untuk meraih Impian yg dari Tuhan.

Supaya ...,

Keseluruhan Talenta yang dimiliki semuanya menjadi Sempurna (sebagai Kesatuan) dan ...
Bukan untuk menjadi satu Individu yang Sempurna ( Egois ).

Org Pintar bisa gagal .....
Org Hebat bisa jatuh ... Tetapi ...

Org yg mengandalkan TUHAN dlm segala hal akan selalu melihat Kemulian NYA .

Mengenal Lebih Jauh Dinas Rahasia Amerika

Dinas Rahasia Amerika yang terkenal, tugasnya antara lain menjaga keamanan dan melindungi keselamatan Presiden Amerika dan keluarganya.

WASHINGTON DC — Presiden Amerika bepergian ke mana-mana, kadang-kadang naik pesawat terbang kepresidenan Air Force One, kadang-kadang melawat ke kota-kota dengan mengendarai bus hitam bernama Ground Force One, dan sering keliling kota Washington dengan mobil besar yang disebut "The Beast".

Namun, Presiden tidak pernah pergi ke mana pun sendirian. Presiden mempunyai pengawal khusus yang selalu mendampinginya, bahkan di tempat tinggalnya di Gedung Putih. Pengawal-pengawal ini adalah anggota Secret Service atau Dinas Rahasia Amerika.

Secret Service melindungi para pemimpin Amerika dan keluarga mereka sejak tahun 1901. Akan tetapi, badan ini dibentuk hampir 40 tahun sebelumnya sebagai bagian dari Departemen Keuangan. Awalnya, keberadaan mereka untuk menyelidiki dan mencegah kejahatan di bidang keuangan di Amerika, terutama dalam penggunaan uang palsu.

Namun, tahun 1901, setelah Presiden William McKinley terbunuh, Kongres Amerika memperluas tugas Secret Service, mencakup melindungi Presiden.

Para petugas Dinas Rahasia Amerika mempunyai banyak cara untuk melindungi presiden. Mereka, misalnya,  memeriksa makanan presiden agar jangan sampai keracunan, membuat rencana penjagaan keamanan yang terinci sebelum presiden tampil di depan umum. Mereka juga meneliti dan menjaga keamanan tempat-tempat yang akan dikunjungi presiden. Agen-agen rahasia itu bahkan menentukan bagaimana presiden pergi ke tempat yang akan dikunjungi untuk memastikan tempat itu aman.

Para petugas rahasia itu bekerja sama erat dengan para pakar di bagian-bagian lain pemerintahan, seperti militer,  untuk menjamin keselamatan presiden.

Badan rahasia tersebut juga melindungi dan menjaga keselamatan wakil presiden dan keluarganya. Perlindungan  Dinas Rahasia juga diperlukan bagi semua calon utama presiden dan wakil presiden, mulai tiga bulan sebelum pemilu.

Undang-Undang Federal juga mewajibkan semua mantan presiden dan keluarganya mendapat perlindungan, kecuali kalau mereka menolaknya.

Secret Service juga melindungi dan menjaga para pemimpin negara lain pada waktu mereka berkunjung ke Amerika. Presiden Amerika juga bisa memerintahkan Secret Service melindungi orang-orang lain.

Secret Service menjadi bagian dari Departement of Homeland Security atau Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika, setelah badan itu dibentuk tahun 2002.

Lebih dari 6.000 orang bekerja untuk Secret Service, yang memiliki sekitar 150 kantor di Amerika dan di seluruh dunia.

Lebih dari 1.000 petugas menjaga keamanan di Gedung Putih Amerika, kediaman resmi presiden, selain juga  rumah tempat tinggal wakil presiden, serta gedung-gedung lain.

Cara Mengubah Lawan Menjadi Kawan

Seberapa pun baik dan menyenangkannya Anda di kantor, ada saja satu dua orang yang memusuhi Anda, baik tersamar maupun terang-terangan. Tidak perlu kesal. Selalu ada cara untuk mengubah lawan menjadi kawan.

Berikut tips bagaimana cara mengubah lawan menjadi kawan:

1. Cooling Down.

Kalau sama-sama bersitegang, dia memusuhi Anda, kemudian dibalas dengan permusuhan, suhu kantor pasti panas dingin. Tegang. Apalagi jika Anda mengumpulkan seteru untuk memusuhi dia, uhm, dia pasti makin sewot. Situasi ini jelas tidak kondusif. Jadi, mengapa tidak coba mencairkan suasana dengan bersikap sebaliknya. Kalau ada rekan yang mengompori, tidak perlu ditanggapi, katakan saja bahwa Anda tidak pernah memusuhi dia. Dan Anda tidak pernah punya persoalan dengan dia.

2. Berlagak Pilon

Anda tahu dia memusuhi Anda, tapi bersikaplah seolah-olah tidak tahu. Anggaplan tidak pernah ada persoalan antara Anda dengan dia. Toh, yang menganggap Anda musuh adalah dia, bukan Anda. Jagalah sikap senormal mungkin di depan dia. Kalau setiap tiba di kantor Anda menyapa dia, jangan hentikan kebiasan tersebut. Jika sapaan Anda ditanggapi dengan wajah cemberut, jangan ambil pusing. Toh, lama-lama dia mungkin akan menyadari usaha dia memusuhi Anda sia-sia, karena Anda bersikap tidak peduli.

3. Jangan Dibalas


Kejahatan tidak perlu dibalas dengan kejahatan juga. Memang sulit mempraktekkannya tapi pasti bisa dilakukan. Satu contoh gampang adalah dengan memberi perhatian-perhatian kecil. Misal, kalau Anda pergi ke luar kota, jangan lupa membelikan sesuatu untuk dia. Kalau Anda memberikan sesuatu untuk teman-teman dekatnya, berikan juga pada dia. Kebesaran jiwa Anda lambat laun mungkin akan meluluhkan hatinya.

4. Bersikap Rendah Hati

Bersikaplah rendah hati. Kalau atasan memuji Anda di depan rekan-rekan lain, termasuk dia, jangan bersikap arogan. Katakan Anda masih punya banyak kekurangan, dan hasil yang Anda capai tidak lepas dari bantuan rekan-rekan lain, tak terkecuali dia. Biasanya sikap rendah hati akan membuatnya sadar bahwa Anda tidak layak dibenci. Sebaliknya sikap arogan akan membuatnya makin panas dan bersemangat membenci Anda.

5. Bersikap Profesional

Seberapa tidak sukanya Anda pada dia, janganlah menghadapinya secara subyektif. Mungkin Anda tidak ingin bekerjasama dengannya, tapi pekerjaan mengharuskan Anda satu team dengannya. Mau tidak mau, Anda harus bekerjasama dengan dia. Singkirkan sejenak ketidaksukaan Anda, berikan sesuai porsi atau kapasitas Anda. Karena kalau tim itu gagal, Anda juga yang akan terkena dampaknya.

6. Ayo Fokus

Daripada menanggapi permusuhannya, lebih baik focus pada pekerjaan. Abaikan saja perilakunya yang memancing emosi, missal ia gemar mengait-ngaitkan pekerjaan dengan hal lain yang tidak relevan. Pokonya apa pun yang dia lakukan, jangan gampang terpancing. Kalau perlu tanggapi perilakunya dengan bercanda sehingga dia akan merasa aksinya pada Anda tidak mempan.

7. Jangan Memancing


Sekesal apapun Anda pada dirinya jangan terpancing godaan rekan-rekan lain untuk menjelek-jelekan namanya. Karena bisa saja di antara teman-teman Anda itu, ada juga yan sengaja memancing di air keruh dan menambah suhu bertambah panas. Kalau perlu katakana pada mereka bahwa dia tidak seburuk yang mereka duga. Dengan begitu, ia mungkin akan sadar bahwa sikap permusuhannya hanya akan membakar dirinya sendiri.

8. Cry For Help


Anda bisa minta bantuan orang ketiga untuk mencairkan komunikasi antara Anda dengan dia. Mintalah pada dia untuk membantu meluruskan permasalah. Mungkin sikap permusuhan dia dilandasi salah paham atau misunderstanding. Biasanya masukan dari orang ketiga akan dia dengat ketimbang penjelasan dari Anda.

9. Inisiatif Meminta Maaf

Hari Raya Besar seperti Lebaran,Natal, Tahun Baru dan lain-lain merupakan momen yang tepat memperbaiki hubungan dengan dia. Kalau dia tidak menghampiri Anda, tidak perlu gengsi mendatangi mejanya dan mengulurkan tangan meminta maaf lahir dan batik. Agar suasana mencair, boleh juga membawa makanan dan ajak dia mencicipi bersama. Masak sih hatinya tidak juga terbuka melihat ketulusan Anda? Bukankah sekeras-kerasnya hati orang, masih lebih keras batu kali? "Tips ini tidak hanya bisa digunakan di tempat kerja kita saja tapi juga bisa di gunakan dikehidupan sehari-hari kita".

Api jangan di balas dengan api, bersikaplah rendah hati, banyak teman lebih menyenangkan dari pada banyak lawan.

Paus Benediktus Buka Akun Twitter

VATICAN CITY — Paus Benediktus membuka akun Twitter untuk menyebarkan pesan-pesan Gereja Katolik Roma. Seorang pejabat Vatikan, Greg Burke, mengatakan bahwa Paus Benediktus akan mulai mengirimkan pesan Twitter pada tanggal 12 Desember untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Paus akan menjawab pertanyaan itu dalam bahasa Inggris serta tujuh bahasa lain, termasuk Arab, Perancis, dan Spanyol.

Pejabat Vatikan mengatakan, Paus menggunakan nama "@pontifex" di akun Twitter karena kata itu berarti "pembangun jembatan" dan mengacu pada "Paus".

"Kami akan menyebarkan pesan-pesan spiritual. Paus tidak akan berjalan dengan Blackberry atau iPad... Ia akan mengirim pesan Twitter atas apa yang ingin ia katakan," kata Burke.

Pesan Twitter pertama tanggal 12 Desember akan ditulis langsung oleh Paus. Namun, pesan-pesan berikutnya akan ditulis oleh para pembantunya.

Tanya jawab

Sebagian besar pesan Twitter Paus akan berisi inti misa mingguan dan pesan-pesan khusus menyangkut peristiwa besar dunia, termasuk bencana alam.

Vatikan mengatakan, Paus akan menggunakan format tanya jawab dalam sesi pertama Twitter-nya dengan jawaban terkait agama, maksimal 140 karakter.

Vatikan telah mengundang orang untuk mulai mengirimkan pertanyaan.

Gereja Katolik telah menggunakan beberapa media sosial untuk berkomunikasi dengan umat, terutama anak muda, termasuk melalui SMS dan YouTube.

Akun Twitter Vatikan sendiri diikuti oleh sekitar 110.000 orang.

Para pembantu Paus mengatakan, pemimpin tertinggi umat Katolik dunia ini sendiri lebih senang menulis tangan dibandingkan menggunakan komputer.

Zionisme, Imigrasi, dan Negara Yahudi

Pertempuran antara Israel dan Kelompok Hamas, yang menguasai Gaza, sebenarnya adalah rangkaian dari sebuah konflik panjang yang berakar sejak lama. Bahkan jika dirunut lagi ke belakang, konflik dua bangsa ini sudah terjadi di zaman para nabi. Masih ingat kisah Daud melawan Goliat? Nah, Goliat itu adalah perwakilan bangsa Filistin yang kemungkinan besar adalah nama kuno bangsa Palestina. Jadi, bisa dibayangkan betapa kunonya konflik kedua bangsa ini.

Namun, berbicara soal konflik modern Israel-Palestina mungkin bisa dirunut hingga akhir abad ke-19, sebelum pecahnya Perang Dunia I. Saat itu, Timur Tengah merupakan wilayah kekuasaan Kekaisaran Ottoman Turki selama lebih dari 400 tahun. Menjelang akhir abad ke-19, Palestina atau saat itu disebut Suriah Selatan dipecah menjadi Provinsi Suriah, Beirut, serta Jerusalem oleh penguasa Ottoman.

Saat itu Palestina didominasi warga Arab Muslim dengan sedikit warga Kristen Arab, Druze, Sirkasian, dan Yahudi. Meski hidup di bawah penjajahan bangsa Turki, tetapi kehidupan di kawasan ini bisa dikatakan jauh dari konflik dan kekerasan.

Sementara itu, nun di Benua Biru, warga Yahudi yang banyak tersebar di Eropa Tengah dan Eropa Timur sudah sejak lama memimpikan "kembali ke Zion" atau sederhananya adalah kembali ke tanah yang dijanjikan Tuhan. Namun, imigrasi ke Palestina atau yang mereka sebut sebagai Tanah Israel baru dilakukan secara sendiri-sendiri atau kelompok-kelompok kecil dan niat mendirikan sebuah negara Yahudi belum tebersit.

Niat mendirikan negara Yahudi muncul sekitar 1859-1880 ketika gelombang anti-Semit mulai melanda Eropa dan Rusia. Inilah yang memicu terbentuknya Gerakan Zionisme pada 1897. Gerakan ini menginginkan pembentukan sebuah negara Yahudi sebagai suaka untuk semua bangsa Yahudi di berbagai pelosok dunia. Kelompok ini pernah mempertimbangkan beberapa lokasi di Afrika dan Amerika sebelum akhirnya memilih Palestina sebagai tujuan akhir.

Seperti disinggung di atas, Palestina saat itu masih berupa kawasan yang menjadi kekuasaan Kekaisaran Ottoman Turki. Gerakan Zionisme yang didukung Dana Nasional Yahudi kemudian mendanai pembelian tanah di Palestina yang masih menjadi jajahan Ottoman Turki untuk pembangunan permukiman para imigran Yahudi. Gelombang imigrasi Yahudi, setelah terbentuknya Organisasi Zionis Dunia, kini menjadi lebih terorganisasi dengan tujuan yang jauh lebih jelas di masa mendatang.

Pada awalnya, imigrasi warga Yahudi ke Palestina tidak menimbulkan masalah di Palestina. Namun, dengan semakin banyaknya imigran Yahudi yang datang, semakin banyak pula tanah yang dibutuhkan untuk pembangunan permukiman. Konflik dan sengketa perebutan tanah tak jarang terjadi antara kedua bangsa ini.

Semakin meningkatnya jumlah imigran Yahudi di Palestina ternyata juga membuat Kekaisaran Ottoman khawatir. Namun, kekhawatiran mereka lebih didasari fakta bahwa kebanyakan imigran Yahudi itu datang dari Rusia yang adalah musuh utama Ottoman dalam perebutan kekuasaan di kawasan Balkan.

Ottoman khawatir para pendatang Yahudi dari Rusia ini akan menjadi perpanjangan tangan negeri asalnya untuk melemahkan kekuasaan Ottoman di Timur Tengah. Sehingga, kekerasan pertama yang menimpa para imigran Yahudi pada 1880-an di Palestina—khususnya yang dilakukan Turki Ottoman—adalah karena mereka dianggap sebagai bangsa Rusia atau Eropa, bukan karena mereka adalah Yahudi.

Langkah menentang imigran Yahudi pun dilakukan para penduduk lokal, khususnya warga Arab. Mereka mulai memprotes akuisisi tanah oleh pendatang Yahudi. Atas aksi protes ini akhirnya Kekaisaran Turki Ottoman menghentikan penjualan tanah kepada para imigran dan orang asing. Meski demikian, pada 1914 jumlah warga Yahudi di Palestina sudah berjumlah 66.000 orang, separuhnya adalah para pendatang baru.

Keruntuhan Ottoman dan Mandat Palestina

Ketika Perang Dunia I pecah (1914-1918), Kekaisaran Ottoman Turki memilih menjadi sekutu Jerman. Itu berarti, Ottoman Turki berseberangan dengan Inggris dan Perancis yang juga menjadi musuh "alami" Jerman.

Situasi ini diamati dengan baik oleh kelompok Zionis yang semakin kuat dan para pelopor pergerakan nasionalisme Arab. Kedua kelompok ini melihat peluang untuk mendepak Ottoman Turki dari kawasan Timur Tengah sehingga kedua kelompok ini pun memilih untuk memihak Inggris.

Di sela-sela perang, berbagai upaya diplomatik dilakukan baik oleh kelompok Zionis maupun Arab demi kepentingan mereka masing-masing. Salah satunya adalah korespondensi Pemimpin Mekkah Hussein bin Ali dengan Komisioner Tinggi Inggris di Mesir, Sir Henry McMahon.

Inti dari surat-menyurat yang terjadi antara 1914-1915 itu adalah bangsa Arab berjanji akan bersekutu dengan Inggris dan sebagai imbalan di saat perang berakhir Inggris harus mengakui kemerdekaan negara-negara Arab.

Namun, kemudian terungkap bahwa Inggris dan Perancis menandatangani perjanjian Sykes-Picot 1917 yang isinya adalah rencana kedua negara membagi wilayah-wilayah yang dulunya adalah milik Turki Ottoman.

Gerilya diplomatik juga dilakukan kelompok Zionis. Pemimpin komunitas Yahudi di Inggris, Baron Rothschild, membangun hubungan dengan Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour.

Kemudian Balfour membuat pernyataan pada 2 November 1917 yang dikenal dengan "Deklarasi Balfour" yang isinya adalah Inggris akan mengupayakan Palestina sebagai rumah bagi bangsa Yahudi, tetapi dengan jaminan tidak akan mengganggu hak keagamaan dan sipil warga non-Yahudi di Palestina.

Dengan isi yang sedemikian mendukung pembentukan negara Yahudi yang dicita-citakan kelompok Zionis, maka tak heran jika Deklarasi Balfour dianggap sebagai batu penjuru terbentuknya negara Yahudi atau Israel saat ini.

Mandat Palestina

Deklarasi Balfour ini kemudian dimasukkan ke dalam Perjanjian Damai Sevres pada 10 Agustus 1920 antara Ottoman Turki dan sekutu di pengujung Perang Dunia I. Inti dari perjanjian ini adalah pembagian wilayah milik Kekaisaran Turki Ottoman. Perjanjian ini sekaligus menandai keruntuhan Kekaisaran Ottoman Turki.

Pembagian ini meliputi wilayah Mandat Perancis seperti Suriah dan Lebanon. Sementara Irak dan Palestina berada di bawah Mandat Inggris. Inggris menempatkan Faisal—putra pemimpin Mekkah Hussein bin Ali—sebagai Raja Irak.

Sedangkan Palestina dibagi dua. Sebelah timur menjadi Transjordania yang diberikan kepada Abdullah—putra lain Hussein bin Ali. Sedangkan bagian barat yang tetap dinamai Palestina berada langsung di bawah kendali Inggris.

Selama masa Mandat Palestina ini, imigrasi Yahudi ke Palestina bertumbuh secara signifikan. Selain karena mendapat perlindungan Inggris, imigrasi Yahudi ini didorong maraknya gerakan anti-Semit di Eropa, misalnya di Ukraina yang mengakibatkan setidaknya 100.000 orang Yahudi tewas dibunuh pada 1905.

Antara 1919-1926 sedikitnya 90.000 imigran Yahudi tiba di Palestina, mereka langsung menempati komunitas-komunitas Yahudi yang didirikan di atas tanah yang telah dibeli secara legal oleh agen-agen Zionis dari para tuan tanah Arab.

Tak jarang pembelian tanah ini menggusur para petani penggarap Arab. Kondisi ini membuat warga Arab Palestina merasa disingkirkan. Situasi ini ditambah keinginan menentukan nasib sendiri, semakin menumbuhkan gerakan nasionalisme Palestina.

Selain itu, warga Arab Palestina menentang gelombang imigrasi Yahudi ini karena mereka khawatir, semakin banyaknya warga Yahudi akan mengancam identitas nasional mereka.

Akibatnya, sepanjang dekade 1920-an, hubungan antara kelompok Yahudi dan Arab di Palestina memanas dan bentrok kekerasan antara kedua kubu semakin sering terjadi.

Konflik-konflik Awal di Mandat Palestina

Seperti dibahas di tulisan sebelumnya, kekalahan Kekaisaran Ottoman Turki dalam Perang Dunia I (1914-1918) membuat wilayah kerajaan itu jatuh ke tangan Inggris dan Perancis. Salah satu wilayah yang menjadi "tanggung jawab" Inggris adalah Mandat Palestina. Di bawah Inggris—berdasarkan Deklarasi Balfour 1917—populasi imigran Yahudi di Palestina terus bertambah.

Pada 1920, Ulama Utama Jerusalem Mohammad Amin al-Husayni (1897-1974) menjadi pemimpin gerakan Palestina Arab dan memainkan peranan penting dalam gerakan-gerakan awal menentang Deklarasi Balfour dan imigrasi masif Yahudi ke Palestina.

Namun, kerusuhan besar pertama di wilayah Mandat Palestina terjadi pada 1-7 Mei 1921 yang dikenal dengan Kerusuhan Jaffa. Awalnya kerusuhan ini adalah antardua kelompok Yahudi yang kemudian melebar hingga melibatkan kelompok penduduk Arab.

Kerusuhan ini berawal saat Partai Komunis Yahudi pada 1 Mei 1921 mengajak bangsa Arab dan Yahudi untuk menggulingkan kekuasaan Inggris di Palestina dan mendirikan sebuah negara Palestina yang berafiliasi dengan Uni Soviet.

Partai menyampaikan niat ini dalam sebuah parade dari kota Jaffa ke Tel Aviv saat merayakan Hari Buruh Sedunia atau May Day. Parade ini melintasi sebuah perkampungan bernama Manshiyya yang berpenghuni campuran Arab dan Yahudi.

Ternyata ada parade May Day lain yang dilakukan kelompok pesaing dari Tel Aviv, Ahdut HaAvoda. Kelompok ini melakukan parade tanpa memberitahu polisi. Saat kedua kelompok bertemu, bentrokan tak terelakkan.

Polisi berusaha memisahkan sekitar 50 orang pengunjuk rasa komunis. Sementara warga Arab Kristen dan Islam ikut campur untuk membantu polisi melawan orang Yahudi. Insiden ini dengan cepat menyebar ke bagian selatan kota.

Warga Arab di Jaffa mengira terjadi pemukulan terhadap saudara-saudaranya sambil membawa berbagai senjata menyerang permukiman Yahudi. Selanjutnya kerusuhan berlanjut selama beberapa hari di beberapa kota, seperti Rehovot, Kfar Sava, Petah Tikva, dan Hadera.

Kerusuhan itu berakhir pada 7 Mei 1921 dan mengakibatkan 47 orang Yahudi serta 48 orang Arab tewas. Selain itu, 146 orang Yahudi dan 73 Arab terluka. Ribuan warga Yahudi Jaffa akhirnya meninggalkan kota itu dan mencari perlindungan di Tel Aviv yang pada saat itu masih didominasi tenda dan rumah-rumah sementara di tepi pantai.

Salah satu akibat dari kerusuhan Jaffa ini adalah pembentukan Haganah—pasukan para militer Yahudi. Haganah inilah yang menjadi cikal bakal angkatan bersenjata Israel kelak.

Kerusuhan Palestina 1929

Insiden ini terjadi pada akhir Agustus 1929, akibat dari perebutan Tembok Barat Jerusalem antara kelompok Arab dan Yahudi yang meningkat menjadi aksi kekerasan.

Dalam kerusuhan yang terjadi pada 23-29 Agustus 1929 itu, sebanyak 133 warga Yahudi dan 110 warga Arab tewas serta lebih dari 600 orang dari kedua kubu terluka. Seusai kerusuhan, Pemerintah Mandat Palestina mengajukan para tersangka provokator ke meja hijau.

Dari hasil sidang itu, 26 warga Arab dan dua warga Yahudi terbukti membunuh dan dijatuhi hukuman mati. Hukuman denda juga dijatuhkan secara kolektif kepada warga Arab di Hebron, Safed, dan sejumlah desa. Denda yang terkumpul kemudian diberikan kepada para korban kerusuhan.

Kerusuhan ini kemudian diselidiki sebuah komisi investigasi yang dibentuk Pemerintah Inggris. Hasilnya, komisi investigasi menyarankan agar Pemerintah Inggris meninjau ulang kebijakan imigrasi dan penjualan tanah kepada bangsa Yahudi.

Setelah kerusuhan 1929, situasi politik di Mandat Palestina, meski tidak mendingin, tetapi relatif terkendali. Hingga pecahlah Revolusi Arab (1936-1939) di Palestina yang bertujuan menentang kekuasaan Inggris dan mencegah imigrasi Yahudi yang kembali masif.

Revolusi itu sendiri berakhir dengan kegagalan dan korban jiwa yang besar. Akibat revolusi tiga tahun itu, 300 orang Yahudi, 5.000 warga Arab, dan 262 polisi Inggris tewas. Selain itu, lebih dari 15.000 orang luka-luka. Meski gagal, revolusi ini memberi dampak signifikan bagi warga Yahudi, Arab, dan penguasa Inggris.

Revolusi Arab dan Sejumlah Upaya Solusi

Konflik terbesar dalam sejarah Mandat Palestina adalah apa yang disebut dengan Revolusi Arab (1936-1939). Revolusi ini dipimpin Imam Besar Jerusalem Mohammad Amin al-Husayni.

Konflik ini diawali terbunuhnya seorang ulama asal Suriah, Izz al-Din al-Qassam, pada November 1935. Al-Qassam memang dikenal sebagai seorang ulama yang anti-Inggris dan anti-Zionisme. Dia merekrut para petani dan memberi mereka latihan militer.

Pada November 1935, dua anak buah al-Qassam terlibat bentrok dengan polisi Inggris dan menewaskan seorang polisi. Akibatnya, polisi memburu dan menewaskan Al-Qassam di sebuah gua dekat Ya'bad, Tepi Barat. Kematian ini dengan cepat menyulut kemarahan warga Arab di Palestina.

Faktor lain pemicu Revolusi Arab adalah penemuan kiriman senjata dalam jumlah besar di pelabuhan Jaffa yang ditujukan untuk Haganah, pasukan paramiliter Yahudi. Fakta ini memunculkan ketakutan bahwa Yahudi akan mengambil alih Palestina semakin meningkat.

Pada 1935, angka imigrasi Yahudi ke Palestina juga meningkat, hanya beberapa bulan sebelum Revolusi Arab Pecah. Antara 1933-1936 lebih dari 164.000 imigran Yahudi tiba di Palestina. Pada 1936, populasi warga Yahudi mencapai 370.000 orang membuat hubungan antara warga Arab dan Yahudi semakin panas.

Revolusi Arab benar-benar dimulai pada 15 April 1936, ketika konvoi truk dari Nablus menuju Tulkarm diserang dan menewaskan dua warga Yahudi. Sehari setelah serangan itu, kelompok bersenjata Yahudi balas menyerang dan membunuh dua pekerja Arab di dekat Petah Tikva. Aksi saling balas terus meluas dan sejumlah jenderal Arab menyatakan perang.

Pemerintah Inggris akhirnya harus turun tangan untuk mengatasi keadaan. Pasukan Inggris di Palestina mendapat bantuan dari Haganah akhirnya bisa mengakhiri Revolusi Arab pada 1939. Akibat revolusi ini, 5.000 warga Arab, lebih dari 300 warga Yahudi, dan 262 tentara Inggris tewas. Selain itu, sedikitnya 15.000 warga Arab terluka.

Imam Besar Amin al-Husayni yang menjadi pemimpin revolusi berhasil mendapatkan suaka di Lebanon, Irak, Italia, dan akhirnya Nazi Jerman.

Dampak Revolusi Arab

Apa dampak Revolusi Arab yang gagal ini dalam perkembangan Palestina?

Selama upaya dan seusai memadamkan Revolusi Arab, Inggris menggelar sejumlah investigasi soal penyebab pertumpahan darah selama tiga tahun itu.

Salah satu hasil penyelidikan yang cukup signifikan adalah Komisi Peel (1936-1937). Komisi ini adalah yang pertama kali mengajukan solusi dua negara. Komisi ini mengusulkan agar Palestina dibagi dua, satu bagian untuk bangsa Yahudi dan satu bagian lainnya diberikan bagi bangsa Arab.

Negara Yahudi, sesuai rekomendasi komisi, meliputi kawasan pantai, Lembah Jezreel, Beit She'an, dan Galilea. Sementara Negara Arab akan meliputi Transjordania, Yudea, Samaria, Lembah Jordania, dan Negev.

Para pemimpin Yahudi di Palestina terbelah pendapatnya menanggapi rekomendasi ini. Sementara para pemimpin Arab dengan tegas menolak usulan solusi dua negara ini.

Pada Mei 1939—beberapa bulan sebelum Perang Dunia II pecah—Inggris kembali mencoba memberikan solusi di tanah Palestina.

Kali ini adalah solusi satu negara Palestina. Di mana dalam jangka pendek Pemerintah Inggris akan menentukan kuota jumlah imigran Yahudi yang bisa memasuki Palestina. Di masa depan, jumlah kuota ini akan ditentukan pemimpin Arab.

Selain kuota, Inggris juga melarang imigran Yahudi membeli tanah dari warga Arab demi mencegah gesekan sosial antara kedua kubu. Aturan-aturan ini berlaku hingga masa mandat Inggris di Palestina berakhir yang hampir bersamaan dengan pecahnya Perang Dunia II.

Perang Dunia II yang diikuti holocaust alias pemusnahan massal bangsa Yahudi di Eropa membuat semakin banyak bangsa Yahudi yang mencoba meninggalkan Eropa. Akibatnya, para pemimpin Yahudi di Palestina merancang imigrasi ilegal ke Palestina yang menciptakan ketegangan lebih besar di kawasan tersebut.

Holocaust dan Imigrasi Ilegal Bangsa Yahudi

Perang Dunia II pecah, ditandai blitzkrieg atau serbuan kilat pasukan Nazi Jerman ke Polandia, 1 September 1939. Sebelum Polandia, Jerman terlebih dulu menduduki Austria dan Cekoslovakia.

Salah satu babak paling kelam dalam Perang Dunia II adalah praktik Holocaust atau pemusnahan massal bangsa Yahudi di Eropa oleh Nazi Jerman. Sejarah mencatat, 6 juta orang Yahudi tewas dibantai di seluruh penjuru Eropa.

Kekejaman Nazi Jerman pimpinan Hitler ini membuat semakin banyak warga Yahudi ingin meninggalkan Eropa menuju ke Palestina. Namun, niatan itu terhalang karena kebijakan Inggris yang beberapa bulan sebelum perang pecah menerbitkan apa yang disebut dengan White Paper 1939.

Buku putih ini adalah solusi lain dari hasil rekomendasi solusi dua negara Palestina—seperti tercantum dalam rekomendasi Komisi Peel 1937—yang ditolak kedua pihak. Dokumen ini pada intinya adalah Inggris mempersiapkan sebuah negara Palestina yang akan dikelola warga Arab di kemudian hari.

Selain itu, dokumen White Paper ini juga membatasi jumlah dan imigrasi warga Yahudi ke Palestina. Sesuai dokumen ini, jumlah imigran Yahudi ke Palestina akan dibatasi hanya 75.000 orang hingga 1944. Rinciannya adalah kuota 10.000 imigran per tahun dan bisa menjadi 25.000 orang jika dalam kondisi darurat pengungsi.

Dalam bagian lain dokumen itu juga dijelaskan bahwa di masa depan, imigrasi bangsa Yahudi harus mendapatkan izin penduduk mayoritas Arab dan melarang imigran Yahudi membeli tanah dari bangsa Arab.

Imigrasi ilegal

Pemusnahan massal dan sistematis bangsa Yahudi di Eropa membuat sejumlah organisasi Yahudi mencoba melakukan imigrasi ilegal. Setidaknya 100.000 orang Yahudi menggunakan 120 kapal dalam 142 pelayaran mencoba menyelundup ke Palestina.

Namun, Inggris yang menempatkan delapan kapal perangnya untuk memblokade perairan di sekitar Palestina berhasil menggagalkan sebagian besar upaya imigrasi ilegal itu.

Para imigran yang gagal masuk Palestina itu kemudian dibawa dan ditahan di kamp pengungsi di Siprus. Beberapa ribu lainnya ditahan di Palestina dan Mauritius.

Sebanyak 50.000 imigran ditahan Inggris dan sekitar 1.600 imigran tewas tenggelam, serta hanya beberapa ribu orang yang berhasil lolos ke Palestina di masa-masa itu.

Salah satu insiden terkenal di masa-masa imigrasi ilegal ini adalah insiden kapal Patria. Pada akhir 1940-an, kebijakan Nazi atas bangsa Yahudi adalah mendeportasi mereka dari Eropa ke tempat lain, belum sampai pada taraf memusnahkan.

Untuk mengeluarkan bangsa Yahudi dari Eropa, Nazi Jerman menyewa tiga kapal di Romania, yaitu Atlantic, Pacific, dan Milos, yang secara total mengangkut 3.600 orang Yahudi.

Kapal-kapal ini meninggalkan Pelabuhan Tulcia, Romania, menuju Palestina. Seperti telah diduga, ketiga kapal ini dicegat kapal-kapal perang Inggris dan penumpangnya dipindahkan ke kapal Patria dan akan dibawa ke Mauritius.

Nah, rencana memindahkan warga Yahudi ke Mauritius ini diketahui Haganah—pasukan paramiliter Yahudi di Palestina. Untuk mencegah pemindahan itu, aktivis Haganah memasang sebuah bom kecil di kapal Patria dan berharap bisa merusak mesin kapal itu sehingga kapal itu akan tertahan di Pelabuhan Haifa.

Celakanya, pada saat 130 penumpang terakhir masuk ke Patria, bom meledak dan menimbulkan lubang besar di lambung kapal. Akibatnya, kapal itu tenggelam dengan cepat dan menewaskan 267 penumpangnya.

Meski di masa Perang Dunia II ini imigrasi Yahudi ke Palestina tidak terlalu mudah, tetapi beberapa ribu orang Yahudi masih bisa masuk ke Palestina dan selamat dari pembantaian yang dilakukan Hitler.

Saat Inggris Menjadi Musuh Zionisme

Pembatasan imigrasi Yahudi ke Palestina yang dituangkan dalam White Paper 1939, ternyata membuat Organisasi Zionis berang. Akibatnya, para pemimpin Zionis berkumpul di New York pada 1942 tepatnya di Hotel Biltmore. Saat itulah secara resmi para pemimpin Zionis menetapkan Palestina sebagai wilayah Persemakmuran Yahudi. Selain itu para pemimpin Yahudi kini menganggap Inggris sebagai musuh yang harus diperangi.


Status Inggris yang pernah menjadi 'harapan' bangsa Yahudi saat menerbitkan Deklarasi Balfour 1917 seketika berubah. Berbagai kelompok bersenjata Yahudi seperti Haganah, Irgun dan Lehi yang awalnya bersaing kini bersatu dengan tujuan sama yaitu mendongkel kekuasaan Inggris di Mandat Palestina.

Kelompok-kelompok bersenjata ini tak jarang melakukan aksi terorisme seperti pembunuhan dan penculikan para petinggi Inggris hingga meledakkan kereta api milik Inggris. Salah satu insiden yang patut dicatat adalah pembunuhan Menteri Negara Urusan Timur Tengah, Lord Moyne pada 6 November 1944 di Kairo, Mesir, oleh dua anggota gerakan bawah tanah Yahudi, Eliyahu Bet-Zuri dan Eliyahu Hakim.

Lord Moyne dikenal sebagai salah seorang pejabat Inggris yang sangat anti-Zionis dan sangat memegang teguh aturan pembatasan imigrasi Yahudi ke Palestina seperti diatur dalam dokumen White Paper 1939.

Namun, pembunuhan Lord Moyne itu tidak mengubah kebijakan Inggris di Palestina. Justru, aksi itu malah berdampak buruk bagi gerakan Zionisme. Sebab, Lord Moyne adalah sahabat dekat Perdana Menteri Inggris saat itu Winston Churchill. Akibatnya, Churchill mempertimbangkan kembali dukungan Inggris terhadap Zionisme. Sementara itu, Inggris berhasil menangkap kedua pembunuh Lord Moyne dan keduanya dihukum gantung pada 1945.

Mandat Inggris Berakhir

Sementara itu, di Eropa, Perang Dunia II berakhir dengan kekalahan Jerman. Salah satu dampaknya adalah masih terdapat 250.000 orang Yahudi tersebar di berbagai kamp konsentrasi milik Jerman. Dan, para pemimpin Zionis ingin membawa rekan-rekan sebangsanya itu ke Palestina. Masalahnya, Inggris masih membatasi imigrasi Yahudi ke Palestina sesuai mandat White Paper 1939.

Situasi ini membuat perlawanan kelompok-kelompok bersenjata Yahudi di Palestina semakin keras dan semakin menebar teror. Mereka mengebom kereta api, stasiun kereta api bahkan markas militer Inggris di Hotel King David di Jerusalem pada 22 Juli 1946. Aksi teror yang dilakukan kelompok sayap kanan Zionis, Irgun ini menewaskan 91 orang dan 46 orang lainnya terluka.

Kondisi yang semakin buruk di Mandat Palestina ini menjadi berita utama berbagai koran di Inggris. Akibatnya, para politisi mendesak pemerintah Inggris untuk segera mengatasi konflik di Palestina untuk menyelamatkan nyawa warga dan pasukan Inggris di Palestina.

Desakan terhadap Inggris juga datang dari Amerika Serikat dan sejumlah negara yang meminta Inggris segera membuka keran imigrasi Yahudi yang selama ini ditutup. Berbagai investigasi pun digelar untuk memastikan kondisi sebenarnya di Palestina. Akhirnya sebuah Komite Gabungan Inggris-AS bentukan PBB pada 20 April 1946 merekomendasikan imigrasi 100.000 orang Yahudi bisa dilakukan sesegera mungkin ke Palestina.

Rekomendasi ini ditolak para pemimpin Arab dan Inggris segera menyadari mereka tak mampu lagi mengatasi keadaan di Palestina. Akhirnya Inggris mengembalikan mandat mengelola Palestina yang mereka pegang sejak 1920 kepada PBB terhitung 14 Mei 1948. Inilah yang kemudian berujung pada berdirinya Negara Israel.

Akhir Mandat Palestina dan Berdirinya Israel

Aksi kekerasan yang terus terjadi di Palestina berujung pembentukan Komite Investigasi Anglo-Amerika pada 1946. Pembentukan komite ini diharapkan bisa menyelesaikan berbagai masalah, khususnya terkait imigrasi Yahudi ke Palestina.

Komite ini kemudian menyetujui rekomendasi AS terkait pemindahan segera 100.000 pengungsi Yahudi di Eropa ke Palestina. Komisi ini juga merekomendasikan tak ada negara Arab atau Yahudi di Palestina.

Namun, implementasi rekomendasi ini ternyata tak semudah yang dibayangkan. Bahkan, Presiden AS Harry S Truman membuat Partai Buruh Inggris berang karena dukungannya terhadap imigrasi 100.000 pengungsi Yahudi, tetapi menolak temuan komite lainnya. Kondisi inilah yang membuat Inggris mengumumkan niatnya menyerahkan Mandat Palestina ke tangan PBB.

Akibat niat Inggris ini, PBB membentuk Komite Khusus untuk Palestina (UNSCOP) pada 15 Mei 1947. UNSCOP yang terdiri dari 11 negara ini melakukan sidang dan kunjungan ke Palestina untuk melakukan investigasi. Pada 31 Agustus 1947, UNSCOP memaparkan laporannya.

Dalam salah satu bagian laporannya, UNSCOP merekomendasikan kepada Sidang Umum PBB sebuah skema pembagian wilayah Palestina dalam masa transisi selama dua tahun yang dimulai pada 1 September 1947.

Pembagian itu terdiri atas negara Arab merdeka (11.000 km persegi), negara Yahudi (15.000 km persegi). Sementara kota Jerusalem dan Betlehem akan berada di bawah kendali PBB.

Usulan ini tidak memuaskan kelompok Yahudi maupun Arab. Bangsa Yahudi kecewa karena kehilangan Jerusalem. Namun, kelompok Yahudi moderat menerima tawaran ini dan hanya kelompok-kelompok Yahudi radikal yang menolak. Sementara itu, kelompok Arab khawatir pembagian ini akan mengganggu hak-hak warga mayoritas Arab di Palestina.

Dalam pertemuan di Kairo, Mesir, pada November dan Desember 1947, Liga Arab mengeluarkan resolusi yang menyetujui solusi militer untuk mengakhiri masalah ini. Dalam kenyataannya, sejumlah negara Arab memiliki agenda tersendiri. Jordania ingin menguasai Tepi Barat, sementara Suriah menginginkan bagian utara Palestina, termasuk wilayah yang diperuntukkan bagi Yahudi dan Arab.

Berdirinya Israel

Lalu bagaimana dengan Inggris? Meski menerima usulan pembagian ini, Inggris enggan menerapkannya di lapangan karena jelas-jelas tidak diterima kedua pihak. Inggris juga enggan memerintah Palestina bersama PBB di masa transisi. Pada September 1947, Inggris mengumumkan kekuasaan mereka di Mandat Palestina akan berakhir pada 14 Mei 1948 tengah malam.

Sebagai respons pernyataan Inggris ini, Presiden AS Harry Truman mengajukan proposal baru yang membatalkan rencana pembagian Palestina. Dalam proposal itu, AS mengusulkan PBB langsung memerintah Palestina. Kekacauan tak terelakkan yang mengakibatkan korban jiwa berjatuhan di mana-mana. Hingga akhir Maret 1948, setidaknya 2.000 orang meninggal dunia dan 4.000 orang terluka.

Pada 14 Mei 1948, atau sehari sebelum Mandat Inggris di Palestina berakhir, Ketua Yishuv (Komunitas Yahudi di Palestina), David Ben Gurion, di hadapan 250 orang undangan di Museum Tel Aviv, mendeklarasikan berdirinya negara Israel.

Dalam deklarasi itu, Ben Gurion sama sekali tidak menyebutkan batas-batas negara Israel. Sejumlah catatan menyebut, para pendiri Israel sepakat tidak menyebutkan batas negara itu karena negara-negara Arab di sekitar Israel pasti tidak akan menyetujuinya.

Beberapa hari setelah deklarasi berdirinya negara Israel, sebanyak 700 orang Lebanon, 1.876 orang Suriah, 4.000 orang Irak, dan 2.800 orang Mesir menyerbu Palestina.

Sementara itu, sekitar 4.500 pasukan Transjordania  dipimpin 38 perwira Inggris yang mengundurkan diri dari kesatuannya menyerbu Jerusalem. Perang Arab-Israel pertama.

Palestina Usai Perang Arab-Israel 1948

Hanya berselang sehari setelah David Ben Gurion dkk mendeklarasikan berdirinya negara Israel, deklarasi perang datang dari Mesir, Suriah, Irak, Lebanon, Jordania dan Arab Saudi. Deklarasi perang ini diikuti invasi pasukan Arab ke wilayah Yahudi. Pada 15 Mei 1948 pecahlah perang Arab-Israel pertama.

Pada awalnya pasukan Arab dengan jumlah pasukan lebih banyak dan persenjataan yang lebih baik dengan mudah menguasai wilayah-wilayah yang ditempati bangsa Yahudi.

Pasukan Suriah, Lebanon, Jordania dan Irak menyerang Galilea dan Haifa. Sementara di selatan pasukan Mesir maju hingga mencapai Tel Aviv. Namun, kordinasi antar pasukan Arab ternyata tidak terlalu baik dan di saat-saat akhir, Lebanon menarik mundur pasukannya.

Untuk menghadapi serbuan pasukan koalisi Arab ini, Israel pada 26 Mei 1948 membentuk Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang anggotanya adalah leburan dari berbagai milisi seperti Haganah, Palmach, Irgun dan Lehi.

Dalam perkembangannya, IDF justru berhasil mengerahkan lebih banyak pasukan ketimbang pasukan koalisi Arab. Pada awal 1949, Israel memiliki 115.000 tentara sedangkan koalisi Arab hanya sekitar 55.000 personel saja.

Setelah bertempur selama sembilan bulan, akhirnya pada 1949, tercapai gencatan senjata antara Israel dengan Mesir, Lebanon, Jordania dan Suriah. Hasil dari perang ini, Israel berhasil menguasai 78 persen wilayah Mandat Palestina. Sementara Mesir menguasai Jalur Gaza dan Jordania mendapatkan Tepi Barat. Jordania juga menguasai Jerusalem Timur sementara Israel memerintah Jerusalem Barat. Pada 1950, Tepi Barat resmi menjadi wilayah Jordania.

Pengungsi Palestina

Dampak lain perang ini adalah para pengungsi Palestina yang tersebar di berbagai lokasi. Setidaknya 750.000 warga Palestina yang mengungsi keluar dari wilayah yang menjadi bagian Israel tak diizinkan kembali ke wilayah Israel dan ke wilayah negara-negara Arab lainnya. Mereka inilah yang kemudian disebut sebagai pengungsi Palestina.

Setelah perang 1948, para pengungsi Palestina yang tinggal di kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat (Jordania), Jalur Gaza (Mesir) dan Suriah berusaha kembali masuk ke wilayah Israel. Mereka ini jika tertangkap akan dideportasi ke tempat asal mereka.

Dalam suratnya ke PBB pada 2 Agustus 1949, PM Israel David Ben-Gurion menolak kembalinya para pengungsi Palestina ke wilayah Israel.  Pemerintah Israel mengatakan solusi untuk pengungsi Palestina adalah penempatan kembali di negara lain dan bukan mengembalikan mereka ke Israel.

Penolakan ini membuat perlawanan bangsa Palestina terhadap Israel meningkat. Mesir yang pada awalnya tidak ikut campur, akhirnya aktif melatih dan mempersenjatai para sukarelawan Palestina dari Jalur Gaza yang disebut Fedayeen. Kelompok ini yang kemudian aktif melakukan berbagai serangan di wilayah Israel.

Pada 1964, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) berdiri. Tujuan PLO adalah memerdekakan Palestina dengan perjuangan bersenjata. Cita-cita PLO adalah mendirikan negara Palestina sesuai dengan tapal batas Mandat Palestina sebelum perang 1948. Selain itu, PLO juga bertujuan melenyapkan Zionisme dari Palestina dan ingin menentukan sendiri nasib Palestina.

Di saat yang sama, Mesir terus mendanai dan melatih para sukarelawan Palestina. Selain itu, Mesir juga secara reguler menambah jumlah pasukannya di Gurun Sinai di dekat perbatasan dengan Israel.

Tak hanya Mesir, sejumlah negara Arab seperti Jordania dan Suriah, juga menunjukkan gelagat mengancam. Akibatnya, Israel memutuskan untuk terlebih dulu menyerang Mesir pada 5 Juni 1967. Pecahlah perang enam hari yang juga akan mengubah wajah Palestina.

Perang Enam Hari dan Pendudukan Palestina

Pada 5 Juni 1967, Israel menyerbu posisi pasukan Mesir di Gurun Sinai. Pecahlah perang enam hari yang terkenal itu. Israel mengawali perang dengan dua gelombang serangan udara yang menghancurkan 286 pesawat tempur Mesir. Anehnya, respons militer Mesir sangat minim dan menjelang tengah hari, AU Israel berani memastikan bahwa AU Mesir sudah lumpuh.

Sementara itu, pasukan darat Israel juga mulai menusuk di Gurun Sinai dan hanya dalam tiga hari pasukan Israel berhasil menguasai Sinai. Pada 8 Juni 1967 malam, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser menyepakati gencatan senjata.

Pada hari pertama perang, militer Jordania juga menembaki Jerusalem meski Israel meminta Jordania untuk tidak ikut campur. Artileri Jordania juga menembaki Tel Aviv serta AU Jordania menyerang sejumlah kota Israel. Setelah upaya gencatan senjata ditolak Jordania, Israel menyerang negeri itu. Pada 8 Juni 1967, Israel akhirnya bisa menguasai Tepi Barat dan Jerusalem.

Pada saat bersamaan dengan serangan awal Jordania, Suriah juga ikut terjun ke dalam peperangan ini. Artileri Suriah di Dataran Tinggi Golan menghujani wilayah Israel dengan tembakan. Setelah mampu mengatasi Mesir, militer Israel akhirnya dikerahkan untuk menanggapi serangan Suriah. Pada 10 Juni 1967, Israel sepakat melakukan gencatan senjata dengan Suriah setelah berhasil menguasai dataran tinggi Golan.

Perang enam hari usai dengan kemenangan mutlak di tangan Israel. Hasil dari perang ini, Israel merebut Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir. Dari Jordania, Israel merebut Tepi Barat dan menguasai dataran tinggi Golan.

Dampak perang


Dampak pasti perang enam hari ini adalah pendudukan Israel atas Jalur Gaza dan Tepi Barat yang banyak dihuni pengungsi Palestina hasil perang Arab-Israel 1948. Setidaknya, satu juta warga Palestina kini berada di bawah kekuasaan Israel pada 1967.

Pascaperang enam hari, fokus kelompok-kelompok perlawanan Palestina sedikit berubah, yaitu membebaskan Jalur Gaza dan Tepi Barat dari pendudukan Israel sebagai langkah awal kemerdekaan seluruh Palestina.

Salah satu masalah besar dalam konflik Israel-Palestina adalah status Jerusalem. Pada 1980, Israel menyatukan Jerusalem Barat dan Timur sekaligus mengklaim kota itu sebagai ibu kota negara Yahudi tersebut. Namun, Palestina juga mengklaim Jerusalem sebagai ibu kota mereka. Saling klaim Jerusalem ini menjadi salah satu ganjalan dalam proses perdamaian di Timur Tengah hingga kini.

Ganjalan lain yang menghambat proses perdamaian antara Israel dan Palestina adalah kebijakan Israel membangun permukiman Yahudi di wilayah pendudukannya. Kebijakan ini dilakukan sejak Partai Likud berkuasa di Israel pada 1977. Hingga 2003, terdapat sekitar 220.000 warga Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Selain itu, masih ditambah sekitar 200.000 warga Yahudi di Jerusalem dan wilayah yang diduduki sejak 1967.

Dari Camp David hingga Perjanjian Oslo

Banyak yang terjadi seusai Perang Enam Hari yang mengubah nasib bangsa Palestina. Berbagai konflik bersenjata terus mewarnai "hubungan" Palestina dan Israel. Namun, perlu juga dicatat bahwa berbagai upaya untuk mendamaikan kedua bangsa ini juga terus diupayakan meski kerap berakhir dengan kegagalan.

Salah satu proses perdamaian yang cukup signifikan adalah perjanjian Camp David pada 17 September 1978. Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin menandatangani perjanjian damai yang digelar di rumah peristirahatan Presiden AS, Camp David.

Berdasarkan perjanjian Camp David inilah akhirnya pada Maret 1979, Mesir dan Israel menandatangani pakta perdamaian. Berdasarkan perjanjian damai ini, Israel mengembalikan Semenanjung Sinai yang direbut dalam Perang Enam Hari 1967 kepada Mesir.

Selain itu, perjanjian damai ini juga membahas pembentukan pemerintahan otonomi di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Namun, upaya pembicaraan masa depan Palestina ini gagal. Sebab, Palestina tidak menerima proposal otonomi terbatas untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza seperti diajukan Israel.

Sementara itu, Israel juga menolak melakukan negosiasi dengan PLO, meski PLO sudah diakui PBB sebagai entitas perwakilan bangsa Palestina. Kebuntuan ini berujung dengan berbagai kekerasan, misalnya Perang Lebanon 1982 dan pembantaian di kamp pengungsi Sabra dan Shatila pada 16-18 September 1982.

Pada 1987, pecahlah apa yang disebut dengan Intifada Pertama. Intifada ini adalah perlawanan rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Jerusalem Timur. Intifada ini berlangsung hingga 1993, saat perjanjian Oslo ditandatangani.

Perjanjian Oslo

Pada awal 1990-an, PLO mengubah taktik perjuangannya. PLO mulai meninggalkan cara-cara keras menggunakan senjata dan mulai mencoba cara-cara diplomasi. Pada awal 1993, para perunding Israel dan PLO melakukan serangkaian pembicaraan rahasia di Oslo, Norwegia.

Pada 9 September 1993, Pemimpin PLO Yasser Arafat mengirim surat kepada PM Israel Yitzhak Rabin. Isi surat itu adalah PLO mengakui hak hidup Israel dan secara resmi meninggalkan cara-cara perjuangan bersenjata.

Pada 13 September 1993, Arafat dan Rabin menandatangani perjanjian di Washington DC yang kemudian menjadi dasar negosiasi yang berlangsung di Oslo, Norwegia. Setelah melalui jalan panjang, proses perdamaian Oslo dimulai.

Selama proses perdamaian Oslo, kedua pihak diwajibkan merundingkan solusi dua negara. Namun, pembicaraan menuju solusi dua negara gagal dan PLO-Israel mencoba mencari kesepakatan yang saling menguntungkan. Proses pembicaraan ini akhirnya selesai pada 20 Agustus 1993.

Meskipun namanya adalah perjanjian Oslo, tetapi kesepakatan antara PLO dan Israel ini ditandatangani Yasser Arafat dan Yitzhak Rabin di Washington DC dengan disaksikan Presiden AS Bill Clinton. Saat itulah terjadi jabat tangan bersejarah Yasser Arafat dan Yitzhak Rabin.

Salah satu bagian penting Perjanjian Oslo ini adalah terbentuknya pemerintahan Otorita Palestina yang membawahi Jalur Gaza dan Tepi Barat. Di bawah perjanjian ini Palestina mulai mendapat wewenang memerintah di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Palestina bahkan sudah bisa membentuk perangkat pemerintahan, kepolisian, parlemen, dan institusi pemerintahan lain. Balasannya, Otorita Palestina harus mempromosikan toleransi terhadap Israel dan mengakui hak Israel untuk tetap eksis.

Pada 28 September 1995, Yitzhak Rabin dan Yasser Arafat menandatangani Kesepakatan Interim Israel-Palestina. Di bawah kesepakatan ini, para pemimpin PLO bisa kembali ke daerah pendudukan dan memberikan otonomi kepada bangsa Palestina. Imbalannya tetap sama, yaitu mengakui keberadaan Israel dan meninggalkan cara-cara kekerasan dalam perjuangan.

Namun, kesepakatan ini ditentang Hamas dan sejumlah faksi radikal Palestina yang siap melakukan perjuangan bersenjata, termasuk aksi bom bunuh diri di Israel demi membebaskan Palestina.