Bocah AS Raih 3 Gelar Sarjana dalam Usia 11 Tahun
SACRAMENTO - Luar biasa. Tak ada kata lain yang bisa disematkan untuk Tanishq Abraham (11), yang menjadi sarjana termuda yang lulus dari American River College di Sacramento.
Hebatnya, Tanishq tak hanya lulus dengan satu gelar sarjana. Bocah ini memborong tiga gelar sekaligus yaitu dari fakultas matematika, sains dan bahasa asing.
Tanishq diwisuda bersama 1.800 mahasiswa lainnya. Sebagian kalangan yakin Tanisq adalah orang termuda yang bisa lulus dari sebuah universitas di Amerika Serikat.
"Saya merasa senang bisa lulus dengan tiga gelar," kata Tanishq kepada stasiun televisi KXTV sambil menambahkan bahwa prestasinya itu tidaklah terlalu istimewa.
Bukan kali ini saja Tanishq menjadi perhatian. Tahun lalu, dia juga menjadi buah bibir setelah lulus SMA saat baru berusia 10 tahun. Stasiun televisi KCRA melaporkan Tanishq menjalani model home schooling setelah dia merasa bosan menjalani sistem sekolah reguler.
"Kami asumsikan dia (Tanishq) adalah lulusan universitas termuda sepanjang sejarah sekolah ini," kata Scott Crow, juru bicara American River College kepada NBC Bay Area.
"Namun, kami tak memiliki arsip lengkap untuk benar-benar mengkonfirmasi asumsi ini. Namun yang jelas tahun ini dialah yang termuda," lanjut Crow.
Meski sudah meraih tiga gelar, Tanishq nampaknya belum puas. Pada musim panas ini bocah tersebut sudah berencana untuk melanjutkan studi dengan mengambil mata kuliah Calculus II.
Bocah 11 Tahun Lulus dengan Tiga Gelar Sarjana
SACRAMENTO – Seorang bocah berusia 11 tahun berhasil lulus dari universitas dengan tiga gelar sarjana. Ketiga gelar itu diraihnya hanya dalam waktu satu tahun sejak dia menyelesaikan sekolah menegah atas.
Tanishq Abraham, lulus dari American River College (ARC) di Sacramento, Amerika, Serikat (AS) dengan gelar sarjana di bidang matematika, ilmu fisika, dan studi bahasa asing. Pencapaiannya tersebut membuatnya mendapatkan surat ucapan selamat dari Presiden AS Barack Obama.
“Saya senang belajar. Jadi saya mengikuti keinginan saya untuk belajar dan karena itulah saya berada di sini sekarang,” kata Tanishq, seperti dikutip dari UPI.
Bocah yang menyelesaikan pendidikannya di ARC dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,0 itu, dalam akun Twitternya mengatakan bahwa hal ini hanyalah langkah kecilnya untuk mencapai cita-citanya meraih Nobel dan menjadi Presiden AS. Dia mengaku masih ingin mengejar pendidikan lebih jauh lagi.
Bocah Jenius Usia 12 Tahun, Kini Jadi Mahasiswa...
SACRAMENTO — Bocah jenius asal Sacramento, Amerika Serikat, yang baru berusia 12 tahun, dan sudah menyandang tiga gelar dari community college, kini diterima di dua universitas di California.
Bocah bernama Tanishq Abraham itu mengaku berencana mendalami bidang teknik biomedikal.
Dia bercita-cita, pada umur 18 tahun nanti, dia sudah mendapat gelar doktor dan menjadi ahli riset medis.
"Saya rasa, saat saya berusia 18 tahun, saya sudah meraih gelar doktor," kata dia.
Kini, Tanishq Abraham telah diterima sebagai mahasiswa di Universitas Davis dan juga mendapat beasiswa di Universitas Santa Cruz.
Namun, dia mengaku belum memutuskan akan memilih perguruan tinggi yang mana.
Demikian dikutip dari laporan stasiun televisi Sacramento, CBS 13, Minggu (22/5/2016).
Sebelum diterima sebagai mahasiswa, Tanishq sudah memulai pendidikannya di community college saat berusia tujuh tahun.
Tahun lalu, dia meraih sejumlah associate degree dari American River College, sebuah community college di Sacramento.
Tak tanggung-tanggung, gelar yang diraih adalah dalam bidang sains umum, matematika, dan fisika sains, serta studi bahasa asing.
Associate degree adalah gelar yang didapatkan setelah siswa menempuh dua tahun ajaran pendidikan diploma, atau semacam gelar D-3 di Indonesia.
Awalnya, profesor yang ada di sekolah tinggi itu tak terlalu menginginkan Tanishq berada di kelasnya, mengingat usianya yang masih belia.
Namun, akhirnya sang profesor bersedia menerima bocah jenius ini, asal sang ibu yang adalah dokter hewan juga hadir di kelas tersebut.
"Ada saat-saat ketika aku harus menjelaskan relativitas umum dan relativitas khusus untuk ibuku di kelas tersebut," kata Tanishq.
Sementara itu, profesor biologi Marlene Martinez mengatakan, Tanishq tak pernah ragu untuk mengutarakan banyak pertanyaan.
"Di dalam kelas saya, dia selalu muncul dengan pertanyaan, 'Apa artinya itu?' atau 'Ini tentang apa?'" ungkap Martinez.
Tanishq sudah tergabung dalam kelompok "IQ Society Mensa" ketika masih berusia empat tahun.
Sejak kecil dia memang telah dapat menangkap pengetahuan dengan sangat mudah dan cepat.
Ayah Tanishq, Bijou Abraham, kepada NBC News mengatakan, "Kami mengetes dia, dan menemukan kenyataan bahwa dia memang sangat cerdas."
"Kami sesungguhnya terkejut ketika mendapati bahwa dia bisa menangkap materi-materi dia atas usianya dengan sangat cepat," ungkap Abraham lagi.
Pada bagian ini, Tanishq merasa, anak kecil yang jenius kerap dipandang aneh.
"Ketika Anda pikir Anda jenius, maka Anda akan berpikir tentang seorang ilmuwan yang gila," ujar dia.
Namun, Tanishq menegaskan, dia adalah orang normal seperti anak-anak lainnya. Dia pun mengaku senang bermain video game, dan tak melulu berkutat dengan pelajaran dan mikroskop.
"Saya merasa belajar itu sangat menyenangkan," kata dia.
SACRAMENTO - Luar biasa. Tak ada kata lain yang bisa disematkan untuk Tanishq Abraham (11), yang menjadi sarjana termuda yang lulus dari American River College di Sacramento.
Hebatnya, Tanishq tak hanya lulus dengan satu gelar sarjana. Bocah ini memborong tiga gelar sekaligus yaitu dari fakultas matematika, sains dan bahasa asing.
Tanishq diwisuda bersama 1.800 mahasiswa lainnya. Sebagian kalangan yakin Tanisq adalah orang termuda yang bisa lulus dari sebuah universitas di Amerika Serikat.
"Saya merasa senang bisa lulus dengan tiga gelar," kata Tanishq kepada stasiun televisi KXTV sambil menambahkan bahwa prestasinya itu tidaklah terlalu istimewa.
Bukan kali ini saja Tanishq menjadi perhatian. Tahun lalu, dia juga menjadi buah bibir setelah lulus SMA saat baru berusia 10 tahun. Stasiun televisi KCRA melaporkan Tanishq menjalani model home schooling setelah dia merasa bosan menjalani sistem sekolah reguler.
"Kami asumsikan dia (Tanishq) adalah lulusan universitas termuda sepanjang sejarah sekolah ini," kata Scott Crow, juru bicara American River College kepada NBC Bay Area.
"Namun, kami tak memiliki arsip lengkap untuk benar-benar mengkonfirmasi asumsi ini. Namun yang jelas tahun ini dialah yang termuda," lanjut Crow.
Meski sudah meraih tiga gelar, Tanishq nampaknya belum puas. Pada musim panas ini bocah tersebut sudah berencana untuk melanjutkan studi dengan mengambil mata kuliah Calculus II.
Bocah 11 Tahun Lulus dengan Tiga Gelar Sarjana
SACRAMENTO – Seorang bocah berusia 11 tahun berhasil lulus dari universitas dengan tiga gelar sarjana. Ketiga gelar itu diraihnya hanya dalam waktu satu tahun sejak dia menyelesaikan sekolah menegah atas.
Tanishq Abraham, lulus dari American River College (ARC) di Sacramento, Amerika, Serikat (AS) dengan gelar sarjana di bidang matematika, ilmu fisika, dan studi bahasa asing. Pencapaiannya tersebut membuatnya mendapatkan surat ucapan selamat dari Presiden AS Barack Obama.
“Saya senang belajar. Jadi saya mengikuti keinginan saya untuk belajar dan karena itulah saya berada di sini sekarang,” kata Tanishq, seperti dikutip dari UPI.
Bocah yang menyelesaikan pendidikannya di ARC dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,0 itu, dalam akun Twitternya mengatakan bahwa hal ini hanyalah langkah kecilnya untuk mencapai cita-citanya meraih Nobel dan menjadi Presiden AS. Dia mengaku masih ingin mengejar pendidikan lebih jauh lagi.
Bocah Jenius Usia 12 Tahun, Kini Jadi Mahasiswa...
SACRAMENTO — Bocah jenius asal Sacramento, Amerika Serikat, yang baru berusia 12 tahun, dan sudah menyandang tiga gelar dari community college, kini diterima di dua universitas di California.
Bocah bernama Tanishq Abraham itu mengaku berencana mendalami bidang teknik biomedikal.
Dia bercita-cita, pada umur 18 tahun nanti, dia sudah mendapat gelar doktor dan menjadi ahli riset medis.
"Saya rasa, saat saya berusia 18 tahun, saya sudah meraih gelar doktor," kata dia.
Kini, Tanishq Abraham telah diterima sebagai mahasiswa di Universitas Davis dan juga mendapat beasiswa di Universitas Santa Cruz.
Namun, dia mengaku belum memutuskan akan memilih perguruan tinggi yang mana.
Demikian dikutip dari laporan stasiun televisi Sacramento, CBS 13, Minggu (22/5/2016).
Sebelum diterima sebagai mahasiswa, Tanishq sudah memulai pendidikannya di community college saat berusia tujuh tahun.
Tahun lalu, dia meraih sejumlah associate degree dari American River College, sebuah community college di Sacramento.
Tak tanggung-tanggung, gelar yang diraih adalah dalam bidang sains umum, matematika, dan fisika sains, serta studi bahasa asing.
Associate degree adalah gelar yang didapatkan setelah siswa menempuh dua tahun ajaran pendidikan diploma, atau semacam gelar D-3 di Indonesia.
Awalnya, profesor yang ada di sekolah tinggi itu tak terlalu menginginkan Tanishq berada di kelasnya, mengingat usianya yang masih belia.
Namun, akhirnya sang profesor bersedia menerima bocah jenius ini, asal sang ibu yang adalah dokter hewan juga hadir di kelas tersebut.
"Ada saat-saat ketika aku harus menjelaskan relativitas umum dan relativitas khusus untuk ibuku di kelas tersebut," kata Tanishq.
Sementara itu, profesor biologi Marlene Martinez mengatakan, Tanishq tak pernah ragu untuk mengutarakan banyak pertanyaan.
"Di dalam kelas saya, dia selalu muncul dengan pertanyaan, 'Apa artinya itu?' atau 'Ini tentang apa?'" ungkap Martinez.
Tanishq sudah tergabung dalam kelompok "IQ Society Mensa" ketika masih berusia empat tahun.
Sejak kecil dia memang telah dapat menangkap pengetahuan dengan sangat mudah dan cepat.
Ayah Tanishq, Bijou Abraham, kepada NBC News mengatakan, "Kami mengetes dia, dan menemukan kenyataan bahwa dia memang sangat cerdas."
"Kami sesungguhnya terkejut ketika mendapati bahwa dia bisa menangkap materi-materi dia atas usianya dengan sangat cepat," ungkap Abraham lagi.
Pada bagian ini, Tanishq merasa, anak kecil yang jenius kerap dipandang aneh.
"Ketika Anda pikir Anda jenius, maka Anda akan berpikir tentang seorang ilmuwan yang gila," ujar dia.
Namun, Tanishq menegaskan, dia adalah orang normal seperti anak-anak lainnya. Dia pun mengaku senang bermain video game, dan tak melulu berkutat dengan pelajaran dan mikroskop.
"Saya merasa belajar itu sangat menyenangkan," kata dia.
0 komentar:
Post a Comment