3 Kebahagiaan Beruntun Aisyah, Bocah yang Hidup di Becak untuk Merawat Ayah
Kisah Pilu Aisyah Pulungan
Jakarta - Selama lebih dari setahun Siti Aisyah Pulungan (8) hidup di becak, putus sekolah dan merawat ayahnya yang sakit. Setelah kisah hidupnya yang memilukan itu terungkap, Aisyah mendapatkan tiga kebahagiaan beruntun.
Siti Aisyah dan ayahnya Muhammad Nawawi Pulungan sudah tiga tahun terakhir menjadi tunawisma. Beberapa waktu belakangan keduanya tidur dibecak barang. Becak barang itu menjadi rumah mereka, dan tempat melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Dalam setahun terakhir, kondisi Aisyah dan ayahnya semakin mengenaskan. Nawawi jatuh sakit yang membuatnya hanya bisa terbaring.
Kisah Aisyah pun terungkap ke media. Secara bertahap, dia menjadi perhatian khalayak. Perutungannya pun berubah. Setidaknya dia mendapat tiga kebahagiaan. Apa?
1. Duduk di Bangku Sekolah
Siti Aisyah Pulungan (8) memulai hari pertamanya sekolah, Jumat (21/3/2014). Dia pun didudukkan di bangku paling depan di kelas barunya.
Aisyah sekolah di Sekolah Dasar (SD) Negeri nomor 060786 di Jalan Purwo, Medan, Sumatera Utara (Sumut). Sekolah ini hanya berjarak sekitar 100 meter dari Rumah Sakit Umum (RSU) Pirngadi, tempat ayahnya dirawat sekarang ini.
Setelah menyulang makan ayahnya Muhammad Nawawi Pulungan (54), Aisyah kemudian berpamitan berangkat ke sekolah. Dia mengenakan seragam Pramuka, yakni seragam yang digunakan murid-murid SD setiap hari Jumat di sekolah barunya.
"Saya senang bisa mulai sekolah," kata Aisyah sesaat sebelum masuk ke sekolah.
Di kelas satu, dia bergabung dengan puluhan siswa lainnya. Mereka belajar membaca dan menulis. Aisyah pun menggunakan buku serta pensil barunya.
Dulu Aisyah sempat sekolah di kelas satu, tapi tidak lama. Kondisi ayahnya yang memburuk membuat Aisyah harus meninggalkan sekolah, merawat sang ayah yang sakit paru. Penyakit itu membuat ayahnya kurus kering dan tak bisa bergerak.
Keduanya sudah tiga tahun menjadi tunawisma. Malam hari, Aisyah dan ayahnya tidur di atas becak. Setelah ada bantuan dermawan, kini kehidupan keduanya mulai membaik.
2. Ayahnya Kini Dirawat di Rumah Sakit
Upaya pemulihan kesehatan Muhammad Nawawi Pulungan (54), ayah Siti Aisyah Pulungan (8) kini sedang dilakukan. Perawatannya berlangsung di Rumah Sakit Umum (RSU) Pirngadi, Jalan HM Yamin, Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Nawawi ditempatkan di Ruang 18 Flamboyan. Ruangan ini khusus untuk perawatan penyakit paru. Nawawi didiagnosa menderita penyakit tuberculosis. Pada Kamis (20/3/2014) pagi, Aisyah terlihat mendampingi ayahnya yang terbaring di tempat tidur nomor sembilan.
"Mudah-mudahan ayah bisa cepat sembuh," kata Aisyah yang duduk di samping ayahnya.
Nawawi dibawa ke rumah sakit pada Rabu (19/3) malam atas kebijakan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan Dzulmi Eldin. Eldin datang ke lokasi parkir becak mereka di depan Dhea Saloon, Jalan Sisingamangaraja. Tak lama kemudian ambulance datang, lalu Aisyah dan ayahnya dibawa ke RSU Pirngadi.
"Begitu mendapat informasi, kita langsung datang. Memang tanggung jawab kita. Maka ini ayah Aisyah akan dirawat hingga sembuh," kata Eldin kepada wartawan tadi malam.
Langkah yang diambil ini, kata Eldin, karena sudah merupakan bagian dari tanggung jawab Pemerintah Kota Medan. Apalagi belakangan diketahui ternyata Nawawi memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) keluaran Medan.
"Dia beralamat di Jalan Kertas, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah," kata Eldin.
3. Bertemu Ibu Kandungnya Setelah 7 Tahun Berpisah
Satu lagi kebahagiaan menghampiri Siti Aisyah Pulungan (8). Setelah ayahnya dirawat di rumah sakit, dan dia pun sudah mulai sekolah, hari ini dia pun dapat bertemu kembali dengan ibu kandungnya setelah berpisah selama 7 tahun.
Aisyah bertemu ibu kandungnya Sugiati (33) Minggu (23/3/2014) siang di Rumah Sakit Umum (RSU) Pirngadi, Jalan HM Yamin, Medan, Sumatera Utara (Sumut). Keduanya berpelukan di ruang perawatan ayah Aisyah, Muhammad Nawawi Pulungan (54) yang berada di lantai tujuh rumah sakit tersebut.
Sugiati menyatakan, datang ke Medan setelah mengetahui kondisi Aisyah dari pemberitaan media massa. Dia kemudian berangkat dari Pekanbaru, Riau, dan langsung menuju RSU Pirngadi.
Kepada media, Sugiati tidak banyak memberikan keterangan mengapa meninggalkan Aisyah saat bocah itu masih berusia satu tahun. Dia menyatakan berkeinginan untuk kembali bersama Aisyah.
"Saya yang melahirkan dia, saya maunya ya bisa terus bersama dia," kata Sugiati.
Aisyah pun gembira dengan pertemuan ini. Dia berharap dapat terus bersama ibunya.
"Aisyah senang bertemu ibu dan berharap ibu akan bersama kembali dengan Aisyah," ujarnya.
Kisah Pilu Aisyah Pulungan
Jakarta - Selama lebih dari setahun Siti Aisyah Pulungan (8) hidup di becak, putus sekolah dan merawat ayahnya yang sakit. Setelah kisah hidupnya yang memilukan itu terungkap, Aisyah mendapatkan tiga kebahagiaan beruntun.
Siti Aisyah dan ayahnya Muhammad Nawawi Pulungan sudah tiga tahun terakhir menjadi tunawisma. Beberapa waktu belakangan keduanya tidur dibecak barang. Becak barang itu menjadi rumah mereka, dan tempat melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Dalam setahun terakhir, kondisi Aisyah dan ayahnya semakin mengenaskan. Nawawi jatuh sakit yang membuatnya hanya bisa terbaring.
Kisah Aisyah pun terungkap ke media. Secara bertahap, dia menjadi perhatian khalayak. Perutungannya pun berubah. Setidaknya dia mendapat tiga kebahagiaan. Apa?
1. Duduk di Bangku Sekolah
Siti Aisyah Pulungan (8) memulai hari pertamanya sekolah, Jumat (21/3/2014). Dia pun didudukkan di bangku paling depan di kelas barunya.
Aisyah sekolah di Sekolah Dasar (SD) Negeri nomor 060786 di Jalan Purwo, Medan, Sumatera Utara (Sumut). Sekolah ini hanya berjarak sekitar 100 meter dari Rumah Sakit Umum (RSU) Pirngadi, tempat ayahnya dirawat sekarang ini.
Setelah menyulang makan ayahnya Muhammad Nawawi Pulungan (54), Aisyah kemudian berpamitan berangkat ke sekolah. Dia mengenakan seragam Pramuka, yakni seragam yang digunakan murid-murid SD setiap hari Jumat di sekolah barunya.
"Saya senang bisa mulai sekolah," kata Aisyah sesaat sebelum masuk ke sekolah.
Di kelas satu, dia bergabung dengan puluhan siswa lainnya. Mereka belajar membaca dan menulis. Aisyah pun menggunakan buku serta pensil barunya.
Dulu Aisyah sempat sekolah di kelas satu, tapi tidak lama. Kondisi ayahnya yang memburuk membuat Aisyah harus meninggalkan sekolah, merawat sang ayah yang sakit paru. Penyakit itu membuat ayahnya kurus kering dan tak bisa bergerak.
Keduanya sudah tiga tahun menjadi tunawisma. Malam hari, Aisyah dan ayahnya tidur di atas becak. Setelah ada bantuan dermawan, kini kehidupan keduanya mulai membaik.
2. Ayahnya Kini Dirawat di Rumah Sakit
Upaya pemulihan kesehatan Muhammad Nawawi Pulungan (54), ayah Siti Aisyah Pulungan (8) kini sedang dilakukan. Perawatannya berlangsung di Rumah Sakit Umum (RSU) Pirngadi, Jalan HM Yamin, Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Nawawi ditempatkan di Ruang 18 Flamboyan. Ruangan ini khusus untuk perawatan penyakit paru. Nawawi didiagnosa menderita penyakit tuberculosis. Pada Kamis (20/3/2014) pagi, Aisyah terlihat mendampingi ayahnya yang terbaring di tempat tidur nomor sembilan.
"Mudah-mudahan ayah bisa cepat sembuh," kata Aisyah yang duduk di samping ayahnya.
Nawawi dibawa ke rumah sakit pada Rabu (19/3) malam atas kebijakan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan Dzulmi Eldin. Eldin datang ke lokasi parkir becak mereka di depan Dhea Saloon, Jalan Sisingamangaraja. Tak lama kemudian ambulance datang, lalu Aisyah dan ayahnya dibawa ke RSU Pirngadi.
"Begitu mendapat informasi, kita langsung datang. Memang tanggung jawab kita. Maka ini ayah Aisyah akan dirawat hingga sembuh," kata Eldin kepada wartawan tadi malam.
Langkah yang diambil ini, kata Eldin, karena sudah merupakan bagian dari tanggung jawab Pemerintah Kota Medan. Apalagi belakangan diketahui ternyata Nawawi memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) keluaran Medan.
"Dia beralamat di Jalan Kertas, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah," kata Eldin.
3. Bertemu Ibu Kandungnya Setelah 7 Tahun Berpisah
Satu lagi kebahagiaan menghampiri Siti Aisyah Pulungan (8). Setelah ayahnya dirawat di rumah sakit, dan dia pun sudah mulai sekolah, hari ini dia pun dapat bertemu kembali dengan ibu kandungnya setelah berpisah selama 7 tahun.
Aisyah bertemu ibu kandungnya Sugiati (33) Minggu (23/3/2014) siang di Rumah Sakit Umum (RSU) Pirngadi, Jalan HM Yamin, Medan, Sumatera Utara (Sumut). Keduanya berpelukan di ruang perawatan ayah Aisyah, Muhammad Nawawi Pulungan (54) yang berada di lantai tujuh rumah sakit tersebut.
Sugiati menyatakan, datang ke Medan setelah mengetahui kondisi Aisyah dari pemberitaan media massa. Dia kemudian berangkat dari Pekanbaru, Riau, dan langsung menuju RSU Pirngadi.
Kepada media, Sugiati tidak banyak memberikan keterangan mengapa meninggalkan Aisyah saat bocah itu masih berusia satu tahun. Dia menyatakan berkeinginan untuk kembali bersama Aisyah.
"Saya yang melahirkan dia, saya maunya ya bisa terus bersama dia," kata Sugiati.
Aisyah pun gembira dengan pertemuan ini. Dia berharap dapat terus bersama ibunya.
"Aisyah senang bertemu ibu dan berharap ibu akan bersama kembali dengan Aisyah," ujarnya.
0 komentar:
Post a Comment