NEW ORLEANS di Negara Bagian Louisiana, Amerika Serikat, tidak hanya memiliki musik jazz dan karnaval Mardi Gras. Kota yang dibelah Sungai Mississippi itu juga menyimpan harta karun lain: museum.
Museum yang paling terkenal adalah museum tentang Perang Dunia II, National World War II Museum, yang lokasinya di 945 Magazine Street, tepat di jantung kota, tempat deretan hotel berbintang.
National World War II Museum terdiri atas tiga gedung dan sedang dikembangkan menjadi empat gedung. Dua gedung sebagai ruang pameran koleksi, satu gedung sebagai tempat perbaikan koleksi, dan satu lagi berfungsi sebagai bioskop, restoran, dan toko suvenir.
Dari luar, kompleks gedung tersebut tidak seperti museum, tetapi malah seperti ruang mobil karena bagian depannya adalah dinding kaca. Pejalan kaki bisa melihat sebagian koleksi museum yang dipajang di balik kaca, seperti tank, pesawat, dan kapal.
Museum tersebut merupakan gagasan mantan Presiden AS Dwight D Eisenhower yang juga panglima tertinggi sekutu di Eropa saat Perang Dunia II. Eisenhower memimpin invasi sekutu ke Pantai Normandia, Perancis, 6 Juni 1944. Peristiwa bersejarah itu, disebut D-Day, menjadi awal kekalahan Jerman.
Eisenhower yang ingin mengenang perjuangan bangsa AS di Perang Dunia II melontarkan gagasan kepada sejarawan dan penulis buku Stephen Ambrose. Ia meminta museum itu dibangun di New Orleans.
Mengapa? Karena New Orleans adalah tempat produksi ribuan kapal perang saat Perang Dunia II. Kapal buatan New Orleans yang paling terkenal adalah kapal pendarat dengan pintu di anjungan yang bisa dibuka. Menurut Eisenhower, kapal-kapal buatan New Orleans berjasa besar memenangkan perang.
Stephen Ambrose, penulis sejumlah buku antara lain Citizen Soldiers, D-Day, dan Band of Brothers (telah difilmkan sebagai miniseri HBO), menjadi direktur museum. Menurut Stephen Ambrose, tujuan mendirikan museum adalah memberi pemahaman kepada generasi muda mengapa terjadi Perang Dunia II, bagaimana memenangi perang, dan apa makna kemenangan itu sekarang.
Ruang film dan simulasi
Keunggulan National World War II Museum di New Orleans adalah koleksi audiovisualnya. Di setiap lantai museum yang terdiri atas tiga lantai terdapat beberapa bilik, seperti bioskop mini yang bisa menampung 5-10 orang. Bilik ini memutar film dokumenter dan rekaman suara para veteran Perang Dunia II. Di dalam bilik audiovisual, pengunjung mendapat lebih banyak penjelasan mengenai Perang Dunia II.
Museum ini menyimpan ribuan koleksi yang ditata apik, seperti foto, poster, senjata, seragam, dan berbagai macam benda peninggalan Perang Dunia II dari palagan Eropa hingga palagan Pasifik.
Di gedung Boeing Pavillion tersimpan beragam jenis pesawat Perang Dunia II, antara lain P-51 Mustang dan pengebom B-17 Flying Fortress. Pesawat-pesawat tersebut digantung dengan kabel yang diikat di langit-langit museum. Di lantai dasar tersimpan tank, truk, jip, dan meriam yang pernah digunakan tentara AS. Di Boeing Pavillion, pengunjung bisa mencoba wahana kapal selam USS Tang. Wahana ini mengajak pengunjung melakukan simulasi sebagai awak USS Tang.
Sementara di gedung bioskop yang disebut Solomon Theatre, pengunjung dapat menikmati film 4D (empat dimensi) berjudul Beyond All Boundaries. Film berdurasi 45 menit itu bertutur tentang Perang Dunia II. Aktor Tom Hanks menjadi narator dalam pengantar film tersebut.
Satu jam tak cukup untuk menikmati seluruh koleksi museum. Yang pasti, siapa pun yang mengunjungi National World War II Museum di New Orleans telah menapak tilas Perang Dunia II.
Museum yang paling terkenal adalah museum tentang Perang Dunia II, National World War II Museum, yang lokasinya di 945 Magazine Street, tepat di jantung kota, tempat deretan hotel berbintang.
National World War II Museum terdiri atas tiga gedung dan sedang dikembangkan menjadi empat gedung. Dua gedung sebagai ruang pameran koleksi, satu gedung sebagai tempat perbaikan koleksi, dan satu lagi berfungsi sebagai bioskop, restoran, dan toko suvenir.
Dari luar, kompleks gedung tersebut tidak seperti museum, tetapi malah seperti ruang mobil karena bagian depannya adalah dinding kaca. Pejalan kaki bisa melihat sebagian koleksi museum yang dipajang di balik kaca, seperti tank, pesawat, dan kapal.
Museum tersebut merupakan gagasan mantan Presiden AS Dwight D Eisenhower yang juga panglima tertinggi sekutu di Eropa saat Perang Dunia II. Eisenhower memimpin invasi sekutu ke Pantai Normandia, Perancis, 6 Juni 1944. Peristiwa bersejarah itu, disebut D-Day, menjadi awal kekalahan Jerman.
Eisenhower yang ingin mengenang perjuangan bangsa AS di Perang Dunia II melontarkan gagasan kepada sejarawan dan penulis buku Stephen Ambrose. Ia meminta museum itu dibangun di New Orleans.
Mengapa? Karena New Orleans adalah tempat produksi ribuan kapal perang saat Perang Dunia II. Kapal buatan New Orleans yang paling terkenal adalah kapal pendarat dengan pintu di anjungan yang bisa dibuka. Menurut Eisenhower, kapal-kapal buatan New Orleans berjasa besar memenangkan perang.
Stephen Ambrose, penulis sejumlah buku antara lain Citizen Soldiers, D-Day, dan Band of Brothers (telah difilmkan sebagai miniseri HBO), menjadi direktur museum. Menurut Stephen Ambrose, tujuan mendirikan museum adalah memberi pemahaman kepada generasi muda mengapa terjadi Perang Dunia II, bagaimana memenangi perang, dan apa makna kemenangan itu sekarang.
Ruang film dan simulasi
Keunggulan National World War II Museum di New Orleans adalah koleksi audiovisualnya. Di setiap lantai museum yang terdiri atas tiga lantai terdapat beberapa bilik, seperti bioskop mini yang bisa menampung 5-10 orang. Bilik ini memutar film dokumenter dan rekaman suara para veteran Perang Dunia II. Di dalam bilik audiovisual, pengunjung mendapat lebih banyak penjelasan mengenai Perang Dunia II.
Museum ini menyimpan ribuan koleksi yang ditata apik, seperti foto, poster, senjata, seragam, dan berbagai macam benda peninggalan Perang Dunia II dari palagan Eropa hingga palagan Pasifik.
Di gedung Boeing Pavillion tersimpan beragam jenis pesawat Perang Dunia II, antara lain P-51 Mustang dan pengebom B-17 Flying Fortress. Pesawat-pesawat tersebut digantung dengan kabel yang diikat di langit-langit museum. Di lantai dasar tersimpan tank, truk, jip, dan meriam yang pernah digunakan tentara AS. Di Boeing Pavillion, pengunjung bisa mencoba wahana kapal selam USS Tang. Wahana ini mengajak pengunjung melakukan simulasi sebagai awak USS Tang.
Sementara di gedung bioskop yang disebut Solomon Theatre, pengunjung dapat menikmati film 4D (empat dimensi) berjudul Beyond All Boundaries. Film berdurasi 45 menit itu bertutur tentang Perang Dunia II. Aktor Tom Hanks menjadi narator dalam pengantar film tersebut.
Satu jam tak cukup untuk menikmati seluruh koleksi museum. Yang pasti, siapa pun yang mengunjungi National World War II Museum di New Orleans telah menapak tilas Perang Dunia II.
0 komentar:
Post a Comment