Seseorang yang sadar bahwa dia punya hutang yang tidak mungkin terlunaskan tentu akan berusaha sekuat tenaga untuk berbuat baik kepada pemberi utang, ibaratnya rela menjadi hamba, mau melakukan apa saja sesuai kehendak Sang Tuan. Apalagi kalau Sang Tuan yang baik hati itu justru mempercayakan hartanya untuk dikelola oleh hambanya itu, tentunya sang hamba harus berusaha sebaik-baiknya mengelola kepercayaan itu agar menghasilkan buah dan menyenangkan hati Sang Tuan!
Demikianlah perumpamaan mengenai Kerajaan Sorga yg diibaratkan spt seorang yg mau bepergian ke luar negeri, yg memanggil hamba2Nya & mempercayakan hartanya kpd mereka. (Mat 25:15). Maka, mengabaikan atau menyia2kan kepercayaan itu tentu hrs diartikan sbg kejahatan & kemalasan yg tdk bs diterima, apalagi kalau alasannya sgt kurang ajar dgn berkata: Tuan, aku tahu bhw tuan adalah manusia yg kejam yg menuai di tempat di mana tuan tdk menabur & yg memungut dr tempat di mana tuan tdk menanam. Karena itu aku takut & pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dlm tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! (24-25). Oleh krn itu, dpt kita bayangkan betapa marahnya Sang Tuan kpd hambanya yg sangat tdk tahu diri itu; hamba itu lupa bhw dia punya hutang yg tak mungkin terlunaskan! Bukan hanya bonus kebaikan berupa pinjaman Talenta itu. Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yg jahat & malas, jadi kamu sdh tahu, bhw aku menuai di tempat di mana aku tdk menabur & memungut dr tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan.Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (mat 25:26-29).
Manusia diciptakan dengan penuh kasih, diberi derajat tinggi sampai serupa dengan Penciptanya sendiri; lalu, karena ketidaksetiaannya, mahluk yang dikasihi Allah itu jatuh kedalam kuasa dosa dan maut. Namun, Allah yang maha rahim itu rela menjelma dan mengutus Putranya untuk menebusnya dengan darahnya yang tertumpah di kayu salib; karena itu kita bukanlah milik kita lagi! Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (1 Kor 6:20).
Kita telah diberi talenta masing-masing menurut kesanggupan kita, tidak ada alasan untuk menyia-nyiakan karunia itu; seyogyanya kita bisa belajar dari si hamba yang jahat dan malas itu! Pertama-tama yang harus dilakukan adalah berusaha menjaga diri agar tidak mengumbar hawa nafsu, tidak korupsi, tdk iri-hati & tdk munafik! Menjalankan talenta tdk harus memakai uang atau kekuatan fisik; mendengarkan dgn perhatian bisa melegakan org stress, tersenyum dan bersikap ramah bisa membesarkan hati orang, bersabar & menahan diri bisa memadamkan amarah & pertengkaran, mendidik dengan kasih bisa memupuk kebenaran, kebaikan $ kebajikan, menghibur yg sedih & putus asa bisa memulihkan semangat hidup, dst.
Mari terus beraktivitas scr positif sebab pengangguran mengajar banyak kejahatan (Sir 33:28); karena kamu semua adalah anak2 terang dan anak2 siang. Kita bukanlah orang2 malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. (1Tes5:5-6).
Demikianlah perumpamaan mengenai Kerajaan Sorga yg diibaratkan spt seorang yg mau bepergian ke luar negeri, yg memanggil hamba2Nya & mempercayakan hartanya kpd mereka. (Mat 25:15). Maka, mengabaikan atau menyia2kan kepercayaan itu tentu hrs diartikan sbg kejahatan & kemalasan yg tdk bs diterima, apalagi kalau alasannya sgt kurang ajar dgn berkata: Tuan, aku tahu bhw tuan adalah manusia yg kejam yg menuai di tempat di mana tuan tdk menabur & yg memungut dr tempat di mana tuan tdk menanam. Karena itu aku takut & pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dlm tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! (24-25). Oleh krn itu, dpt kita bayangkan betapa marahnya Sang Tuan kpd hambanya yg sangat tdk tahu diri itu; hamba itu lupa bhw dia punya hutang yg tak mungkin terlunaskan! Bukan hanya bonus kebaikan berupa pinjaman Talenta itu. Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yg jahat & malas, jadi kamu sdh tahu, bhw aku menuai di tempat di mana aku tdk menabur & memungut dr tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan.Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (mat 25:26-29).
Manusia diciptakan dengan penuh kasih, diberi derajat tinggi sampai serupa dengan Penciptanya sendiri; lalu, karena ketidaksetiaannya, mahluk yang dikasihi Allah itu jatuh kedalam kuasa dosa dan maut. Namun, Allah yang maha rahim itu rela menjelma dan mengutus Putranya untuk menebusnya dengan darahnya yang tertumpah di kayu salib; karena itu kita bukanlah milik kita lagi! Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (1 Kor 6:20).
Kita telah diberi talenta masing-masing menurut kesanggupan kita, tidak ada alasan untuk menyia-nyiakan karunia itu; seyogyanya kita bisa belajar dari si hamba yang jahat dan malas itu! Pertama-tama yang harus dilakukan adalah berusaha menjaga diri agar tidak mengumbar hawa nafsu, tidak korupsi, tdk iri-hati & tdk munafik! Menjalankan talenta tdk harus memakai uang atau kekuatan fisik; mendengarkan dgn perhatian bisa melegakan org stress, tersenyum dan bersikap ramah bisa membesarkan hati orang, bersabar & menahan diri bisa memadamkan amarah & pertengkaran, mendidik dengan kasih bisa memupuk kebenaran, kebaikan $ kebajikan, menghibur yg sedih & putus asa bisa memulihkan semangat hidup, dst.
Mari terus beraktivitas scr positif sebab pengangguran mengajar banyak kejahatan (Sir 33:28); karena kamu semua adalah anak2 terang dan anak2 siang. Kita bukanlah orang2 malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. (1Tes5:5-6).
0 komentar:
Post a Comment