Stasiun Sepi akan Ditutup, Operator KA Jepang Tunggu Seorang Siswi SMA Lulus
Engaru - Sudah bertahun-tahun Stasiun Kami-Shirataki ini sepi penumpang. Operator Japan Railway (JR) hendak menutupnya. Sampai mereka menemukan ada siswa SMA yang setia naik-turun di stasiun itu.
Stasiun Kami-Shirataki yang terletak di Pulau Hokkaido ini sudah sepi sejak 3 tahun lalu. Lokasinya yang terpencil dan berakhirnya kereta kargo membuat operator JR memutuskan untuk menutup stasiun itu.
Namun, ternyata, penumpang kereta tak hilang sama sekali. Setidaknya, masih ada seorang siswi yang setia menunggu kereta di stasiun itu untuk pulang pergi ke sekolahnya.
Maka, operator JR mengurungkan niat untuk menutup stasiun itu dan memilih tetap menjalankan kereta, hanya untuk mengantar jemput seorang siswi SMA itu saja. JR memutuskan akan menunggu siswi SMA itu lulus lebih dulu sebelum menutup stasiun itu.
JR bahkan menyesuaikan jadwal kereta dengan jadwal berangkat dan pulang sekolah siswi SMA itu. Maka, jadilah kereta itu hanya melayani seorang siswi di Stasiun Kami-Shirataki, mengantar siswi SMA itu ke sekolah dan menjemputnya sepulang sekolah.
Siswi SMA yang belum diketahui namanya itu diharapkan akan lulus pada 26 Maret 2016 ini, masa di mana akhirnya stasiun itu akan ditutup, demikian dilansir dari CCTV dan Citylab.
Sikap ini mendapat banyak respek dari warga Jepang dan beredar viral di media sosial. Warga mengangkat topi pada pemerintah Jepang yang membuat pendidikan menjadi prioritas utama.
"Inilah artinya good governance yang masuk dengan benar dalam tingkat akar rumput. Setiap warga itu sangat penting. Tak ada anak yang boleh ketinggalan di belakang," tulis komentar dalam Facebook CCTV.
Engaru - Sudah bertahun-tahun Stasiun Kami-Shirataki ini sepi penumpang. Operator Japan Railway (JR) hendak menutupnya. Sampai mereka menemukan ada siswa SMA yang setia naik-turun di stasiun itu.
Stasiun Kami-Shirataki yang terletak di Pulau Hokkaido ini sudah sepi sejak 3 tahun lalu. Lokasinya yang terpencil dan berakhirnya kereta kargo membuat operator JR memutuskan untuk menutup stasiun itu.
Namun, ternyata, penumpang kereta tak hilang sama sekali. Setidaknya, masih ada seorang siswi yang setia menunggu kereta di stasiun itu untuk pulang pergi ke sekolahnya.
Maka, operator JR mengurungkan niat untuk menutup stasiun itu dan memilih tetap menjalankan kereta, hanya untuk mengantar jemput seorang siswi SMA itu saja. JR memutuskan akan menunggu siswi SMA itu lulus lebih dulu sebelum menutup stasiun itu.
JR bahkan menyesuaikan jadwal kereta dengan jadwal berangkat dan pulang sekolah siswi SMA itu. Maka, jadilah kereta itu hanya melayani seorang siswi di Stasiun Kami-Shirataki, mengantar siswi SMA itu ke sekolah dan menjemputnya sepulang sekolah.
Siswi SMA yang belum diketahui namanya itu diharapkan akan lulus pada 26 Maret 2016 ini, masa di mana akhirnya stasiun itu akan ditutup, demikian dilansir dari CCTV dan Citylab.
Sikap ini mendapat banyak respek dari warga Jepang dan beredar viral di media sosial. Warga mengangkat topi pada pemerintah Jepang yang membuat pendidikan menjadi prioritas utama.
"Inilah artinya good governance yang masuk dengan benar dalam tingkat akar rumput. Setiap warga itu sangat penting. Tak ada anak yang boleh ketinggalan di belakang," tulis komentar dalam Facebook CCTV.
0 komentar:
Post a Comment