Sebuah Rekaman yang Mengancam Perdamaian Irlandia Utara...
LONDON — Sebuah rekaman yang terkunci di perpustakaan sebuah perguruan tinggi di Amerika Serikat diharapkan membantu pengungkapan misteri pembunuhan puluhan tahun lalu. Namun, pengungkapan kasus ini juga rentan mengoyak perdamaian yang rapuh di Irlandia Utara.
Rekaman ini memutar balik waktu ke kasus penculikan dan pembunuhan Jean McConville di Belfast pada 1972. Penyidikan kasus atas janda tersebut dihidupkan kembali setelah wawancara Boston College dari Proyek Belfast diserahkan kepada penyidik Irlandia Utara.
Rekaman tersebut memuat wawancara dengan para mantan pejuang paramiliter Irlandia Utara. Di dalamnya, ada catatan lisan tentang apa yang terjadi dalam beberapa dekade pertempuran yang mengoyak wilayah tersebut.
Para mantan milisi yang mengikuti proyek itu diberi tahu bahwa wawancara yang direkam tersebut akan dirahasiakan sampai mereka meninggal. Tahun lalu, pengadilan Amerika Serikat memutuskan rekaman dari narasumber yang sudah meninggal berisi klaim tentang pembunuhan McConville harus diserahkan Boston College ke kepolisian Irlandia Utara.
Dugaan keterlibatan pemimpin partai
Salah satu narasumber dalam wawancara itu adalah Brendan Hughes, mantan komandanTentara Republik Irlandia (IRA), kelompok paramiliter Katolik di Irlandia utara. Dalam wawancara itu dia menyebutkan keterlibatan pemimpin Sinn Fein, Gerry Adams, dalam pembunuhan lebih dari 40 tahun lalu tersebut.
Sinn Fein adalah partai politik berhaluan republik yang aktif di Irlandia Utara maupun Republik Irlandia. Tuduhan itu sudah mendapat sangkalan. Namun, pada Rabu (30/4/2014), rekaman tersebut diserahkan ke kepolisian, dan penyidik langsung menangkap Adams, meski belum ada tuntutan yang diajukan.
McConville, ibu dari 10 anak, diculik dari rumahnya di Belfast pada suatu petang tahun 1972. Kerangka McConville hanya ditemukan sebagian. Sisa jenazah itu pun sudah dimakamkan di pantai di County Louth pada 2003. Dari kerangka tersebut diketahui McConville mati karena luka tembak di bagian belakang kepalanya.
"Mereka datang sekitar waktu minum teh dan mereka menyeretnya keluar dari kamar mandi, menyeret dia keluar," kenang putri McConville, Helen McKendry, yang pada saat kejadian masih anak ingusan.
Dalam rekaman yang diserahkan pekan lalu, Hughes bertutur soal kasus McConville. "Aku tahu dia sedang dieksekusi. Aku tahu itu. Namun aku tidak tahu dia dikuburkan atau hilang seperti yang mereka katakan sekarang..."
Adams telah membantah terlibat dalam pembunuhan ini. "Saya percaya bahwa pembunuhan Jean McConville dan penguburan rahasia tubuhnya itu salah dan merupakan ketidakadilan yang pedih," ujar lelaki berumur 65 tahun ini dalam pernyataan yang diunggah di laman partainya. "Tuduhan berbahaya telah dikenakan kepada saya. Saya membantah semua itu."
Adams menambahkan, "Saya tidak pernah memisahkan diri dari IRA dan tak akan memisahkan diri. Namun saya tidak bersalah dalam penculikan, pembunuhan, maupun penguburan McConville."
Dengan sejarah panjang keterkaitan IRA yang pernah dianggap sebagai sayap bersenjata Sinn Fein, Adams adalah politisi Katolik terkemuka yang membantu menjadi penghubung perdamaian di Irlandia Utara. Hari ini, Sinn Fein adalah partai oposisi terbesar kedua di Irlandia.
Martin McGuinness, anggota Sinn Fein dan Wakil Menteri Pertama Irlandia Utara, mengatakan kepada wartawan di Belfast bahwa penangkapan Adams merupakan tindakan yang tidak perlu, tidak dibenarkan, dan bermotif politik.
McGuinnes mengatakan, dari kasus ini dia melihat sisi gelap kepolisian Irlandia Utara dalam beberapa hari terakhir. Menurut dia, penangkapan Adams merupakan upaya disengaja untuk memengaruhi pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung tiga pekan mendatang.
Karenanya, McGuinnes berkeyakinan bahwa Adams akan segera bergabung kembali ke kampanye pemilihan itu. "Dan akan terus memimpin partai kami dengan cara yang sangat positif."
Perdamaian yang rentan
Irlandia Utara merupakan bagian dari Inggris Raya. Loyalis Kristen Protestan ingin geopolitik tersebut tak berubah. Sebaliknya, kaum nasionalis Katolik terus mengupayakan wilayah itu keluar dari Inggris Raya dan kembali menyatukan diri dengan Irlandia.
Dikenal sebagai "Troubles", konflik terkait Irlandia Utara ini berlangsung selama 30-an tahun dan baru reda pada 1998, berdasarkan Perjanjian Jumat Agung yang menengahi perseteruan panjang tersebut. Perjanjian ini memberikan kerangka politik tentang pembagian kekuasaan di antara para pihak.
Meski demikian, pada 1999 IRA telah membunuh sejumlah orang yang kemudian dikenal sebagai "Orang Hilang". Mereka yang dibunuh tersebut adalah orang-orang yang menghilang selama periode "Troubles".
Polisi yang menyelidiki pembunuhan ini mengatakan bahwa mereka mendapat peringatan dari arsip wawancara dan buku Voices from the Grave karya manajer arsip Proyek Belfast, Ed Moloney. Buku tersebut mendasarkan pada dua wawancara yang direkam dalam proyek ini.
Dalam rekaman Hughes dikatakan bahwa McConville tewas karena IRA percaya dia adalah kaki tangan Angkatan Darat Inggris. Namun, McKendrys menolak mentah-mentah tuduhan itu dengan alasan McConville sudah terlalu sibuk dengan 10 anak-anaknya untuk sempat menjadi informan.
Kepolisian Irlandia Utara pun bersumpah membuka ulang penyelidikan kasus ini dengan semata bersandar pada arsip Boston. "Detektif punya tanggung jawab hukum untuk menyelidiki pembunuhan... dan mengikuti semua petunjuk penyelidikan."
Politisi paling senior Irlandia Utara, Owen Paterson, mengatakan pada 2012 bahwa tak ada satu orang pun bisa berada di atas hukum. "Kita harus mendukung kepolisian dengan kemandirian operasional lengkap untuk mengejar setiap petunjuk yang bisa membawa para pelaku kejahatan ke muka pengadilan," ujar dia.
Mantan anggota IRA, Richard O'Rawe, dalam rekaman untuk arsip Boston College, juga berkata bahwa pengacaranya sudah mengatakan kepadanya bahwa rekaman wawancara tersebut tak akan bisa digunakan di pengadilan berdasarkan hukum Inggris.
"Saya hanya bisa membayangkan, mengapa polisi kembali lagi ke jalur ini ketika mereka tahu tak ada kesempatan untuk mendapatkan keyakinan atas akhir kasus ini," kata O'Rawe pada 2012. Seperti halnya umat Katolik lainnya di sana, O'Rawe berpendapat, polisi berlaku tak adil kepada mereka, dan berupaya menyelesaikan dendam lama dan menangkap Adams maupun orang-orang IRA yang lain.
Namun, bagi McKendry, yang juga beragama Katolik, akses ke rekaman Proyek Belfast punya arti banyak. Rekaman itu bukan cuma soal keadilan, melainkan juga pembebasan dari rasa sakit karena tak pernah tahu tentang kebenaran kasus ibunya. "Mereka mencoba menghancurkan hidup yang saya miliki sekarang," ujar dia. "Mereka, orang-orang yang melakukan kejahatan ini, mereka harus khawatir."
LONDON — Sebuah rekaman yang terkunci di perpustakaan sebuah perguruan tinggi di Amerika Serikat diharapkan membantu pengungkapan misteri pembunuhan puluhan tahun lalu. Namun, pengungkapan kasus ini juga rentan mengoyak perdamaian yang rapuh di Irlandia Utara.
Rekaman ini memutar balik waktu ke kasus penculikan dan pembunuhan Jean McConville di Belfast pada 1972. Penyidikan kasus atas janda tersebut dihidupkan kembali setelah wawancara Boston College dari Proyek Belfast diserahkan kepada penyidik Irlandia Utara.
Rekaman tersebut memuat wawancara dengan para mantan pejuang paramiliter Irlandia Utara. Di dalamnya, ada catatan lisan tentang apa yang terjadi dalam beberapa dekade pertempuran yang mengoyak wilayah tersebut.
Para mantan milisi yang mengikuti proyek itu diberi tahu bahwa wawancara yang direkam tersebut akan dirahasiakan sampai mereka meninggal. Tahun lalu, pengadilan Amerika Serikat memutuskan rekaman dari narasumber yang sudah meninggal berisi klaim tentang pembunuhan McConville harus diserahkan Boston College ke kepolisian Irlandia Utara.
Dugaan keterlibatan pemimpin partai
Salah satu narasumber dalam wawancara itu adalah Brendan Hughes, mantan komandanTentara Republik Irlandia (IRA), kelompok paramiliter Katolik di Irlandia utara. Dalam wawancara itu dia menyebutkan keterlibatan pemimpin Sinn Fein, Gerry Adams, dalam pembunuhan lebih dari 40 tahun lalu tersebut.
Sinn Fein adalah partai politik berhaluan republik yang aktif di Irlandia Utara maupun Republik Irlandia. Tuduhan itu sudah mendapat sangkalan. Namun, pada Rabu (30/4/2014), rekaman tersebut diserahkan ke kepolisian, dan penyidik langsung menangkap Adams, meski belum ada tuntutan yang diajukan.
McConville, ibu dari 10 anak, diculik dari rumahnya di Belfast pada suatu petang tahun 1972. Kerangka McConville hanya ditemukan sebagian. Sisa jenazah itu pun sudah dimakamkan di pantai di County Louth pada 2003. Dari kerangka tersebut diketahui McConville mati karena luka tembak di bagian belakang kepalanya.
"Mereka datang sekitar waktu minum teh dan mereka menyeretnya keluar dari kamar mandi, menyeret dia keluar," kenang putri McConville, Helen McKendry, yang pada saat kejadian masih anak ingusan.
Dalam rekaman yang diserahkan pekan lalu, Hughes bertutur soal kasus McConville. "Aku tahu dia sedang dieksekusi. Aku tahu itu. Namun aku tidak tahu dia dikuburkan atau hilang seperti yang mereka katakan sekarang..."
Adams telah membantah terlibat dalam pembunuhan ini. "Saya percaya bahwa pembunuhan Jean McConville dan penguburan rahasia tubuhnya itu salah dan merupakan ketidakadilan yang pedih," ujar lelaki berumur 65 tahun ini dalam pernyataan yang diunggah di laman partainya. "Tuduhan berbahaya telah dikenakan kepada saya. Saya membantah semua itu."
Adams menambahkan, "Saya tidak pernah memisahkan diri dari IRA dan tak akan memisahkan diri. Namun saya tidak bersalah dalam penculikan, pembunuhan, maupun penguburan McConville."
Dengan sejarah panjang keterkaitan IRA yang pernah dianggap sebagai sayap bersenjata Sinn Fein, Adams adalah politisi Katolik terkemuka yang membantu menjadi penghubung perdamaian di Irlandia Utara. Hari ini, Sinn Fein adalah partai oposisi terbesar kedua di Irlandia.
Martin McGuinness, anggota Sinn Fein dan Wakil Menteri Pertama Irlandia Utara, mengatakan kepada wartawan di Belfast bahwa penangkapan Adams merupakan tindakan yang tidak perlu, tidak dibenarkan, dan bermotif politik.
McGuinnes mengatakan, dari kasus ini dia melihat sisi gelap kepolisian Irlandia Utara dalam beberapa hari terakhir. Menurut dia, penangkapan Adams merupakan upaya disengaja untuk memengaruhi pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung tiga pekan mendatang.
Karenanya, McGuinnes berkeyakinan bahwa Adams akan segera bergabung kembali ke kampanye pemilihan itu. "Dan akan terus memimpin partai kami dengan cara yang sangat positif."
Perdamaian yang rentan
Irlandia Utara merupakan bagian dari Inggris Raya. Loyalis Kristen Protestan ingin geopolitik tersebut tak berubah. Sebaliknya, kaum nasionalis Katolik terus mengupayakan wilayah itu keluar dari Inggris Raya dan kembali menyatukan diri dengan Irlandia.
Dikenal sebagai "Troubles", konflik terkait Irlandia Utara ini berlangsung selama 30-an tahun dan baru reda pada 1998, berdasarkan Perjanjian Jumat Agung yang menengahi perseteruan panjang tersebut. Perjanjian ini memberikan kerangka politik tentang pembagian kekuasaan di antara para pihak.
Meski demikian, pada 1999 IRA telah membunuh sejumlah orang yang kemudian dikenal sebagai "Orang Hilang". Mereka yang dibunuh tersebut adalah orang-orang yang menghilang selama periode "Troubles".
Polisi yang menyelidiki pembunuhan ini mengatakan bahwa mereka mendapat peringatan dari arsip wawancara dan buku Voices from the Grave karya manajer arsip Proyek Belfast, Ed Moloney. Buku tersebut mendasarkan pada dua wawancara yang direkam dalam proyek ini.
Dalam rekaman Hughes dikatakan bahwa McConville tewas karena IRA percaya dia adalah kaki tangan Angkatan Darat Inggris. Namun, McKendrys menolak mentah-mentah tuduhan itu dengan alasan McConville sudah terlalu sibuk dengan 10 anak-anaknya untuk sempat menjadi informan.
Kepolisian Irlandia Utara pun bersumpah membuka ulang penyelidikan kasus ini dengan semata bersandar pada arsip Boston. "Detektif punya tanggung jawab hukum untuk menyelidiki pembunuhan... dan mengikuti semua petunjuk penyelidikan."
Politisi paling senior Irlandia Utara, Owen Paterson, mengatakan pada 2012 bahwa tak ada satu orang pun bisa berada di atas hukum. "Kita harus mendukung kepolisian dengan kemandirian operasional lengkap untuk mengejar setiap petunjuk yang bisa membawa para pelaku kejahatan ke muka pengadilan," ujar dia.
Mantan anggota IRA, Richard O'Rawe, dalam rekaman untuk arsip Boston College, juga berkata bahwa pengacaranya sudah mengatakan kepadanya bahwa rekaman wawancara tersebut tak akan bisa digunakan di pengadilan berdasarkan hukum Inggris.
"Saya hanya bisa membayangkan, mengapa polisi kembali lagi ke jalur ini ketika mereka tahu tak ada kesempatan untuk mendapatkan keyakinan atas akhir kasus ini," kata O'Rawe pada 2012. Seperti halnya umat Katolik lainnya di sana, O'Rawe berpendapat, polisi berlaku tak adil kepada mereka, dan berupaya menyelesaikan dendam lama dan menangkap Adams maupun orang-orang IRA yang lain.
Namun, bagi McKendry, yang juga beragama Katolik, akses ke rekaman Proyek Belfast punya arti banyak. Rekaman itu bukan cuma soal keadilan, melainkan juga pembebasan dari rasa sakit karena tak pernah tahu tentang kebenaran kasus ibunya. "Mereka mencoba menghancurkan hidup yang saya miliki sekarang," ujar dia. "Mereka, orang-orang yang melakukan kejahatan ini, mereka harus khawatir."
0 komentar:
Post a Comment