Paus Fransiskus: Bukan Dogma, Aturan Hidup Selibat Bisa Diubah
Meski berkeyakinan bahwa para imam Katolik Roma tetap harus menaati aturan hidup selibat, Paus Fransiskus menyatakan aturan selibat bukan dogma yang tak bisa diubah dan karenanya pintu perubahan selalu terbuka.
Komentar serupa pernah Fransiskus lontarkan saat dia masih menjadi Uskup Agung di Buenos Aires, Argentina. Kali ini, pernyataan itu dia buat di atas pesawat sepulang dari perjalanan pertamanya ke Timur Tengah setelah menjadi Paus.
"Selibat bukanlah dogma," kata Paus Fransiskus, Senin (26/5/2014), saat menjawab pertanyaan tentang adakah kemungkinan gereja Katolik mengizinkan para imam menikah sebagaimana yang terjadi di gereja Kristen yang lainnya.
"(Aturan selibat) ini adalah aturan hidup yang saya sangat hargai dan saya pikir itu adalah hadiah bagi gereja. Namun, karena (aturan selibat) ini bukan dogma, pintu (untuk mengizinkan pernikahan imam) selalu terbuka," kata dia.
Dalam ajaran Katolik, gereja mengajarkan bahwa seorang imam harus mendedikasikan diri secara total untuk panggilannya, mengambil gereja sebagai "istri", untuk memenuhi misi mereka. Namun, karena selibat adalah tradisi yang baru dimulai sekitar 1.000 tahun silam, bukan bagian dari dogma, maka aturan ini bukan tak mungkin berubah.
Saat ini tekanan untuk mengubah aturan selibat menguat, terutama menyusul terungkapnya skandal pelecehan seksual oleh para imam di berbagai belahan dunia. Para pendukung selibat adalah pilihan dan bukan keharusan, berpendapat bahwa frustrasi seksual merupakan salah satu pemicu kasus-kasus pelecehan seksual oleh para imam tersebut.
Namun, sampai sekarang gereja Katolik masih menolak argumentasi untuk kasus paedofilia itu. Menurut gereja, kasus kejahatan seksual yang dilakukan di dalam maupun di luar gereja ini merupakan perbuatan orang-orang dengan gangguan psikologis.
Meski berkeyakinan bahwa para imam Katolik Roma tetap harus menaati aturan hidup selibat, Paus Fransiskus menyatakan aturan selibat bukan dogma yang tak bisa diubah dan karenanya pintu perubahan selalu terbuka.
Komentar serupa pernah Fransiskus lontarkan saat dia masih menjadi Uskup Agung di Buenos Aires, Argentina. Kali ini, pernyataan itu dia buat di atas pesawat sepulang dari perjalanan pertamanya ke Timur Tengah setelah menjadi Paus.
"Selibat bukanlah dogma," kata Paus Fransiskus, Senin (26/5/2014), saat menjawab pertanyaan tentang adakah kemungkinan gereja Katolik mengizinkan para imam menikah sebagaimana yang terjadi di gereja Kristen yang lainnya.
"(Aturan selibat) ini adalah aturan hidup yang saya sangat hargai dan saya pikir itu adalah hadiah bagi gereja. Namun, karena (aturan selibat) ini bukan dogma, pintu (untuk mengizinkan pernikahan imam) selalu terbuka," kata dia.
Dalam ajaran Katolik, gereja mengajarkan bahwa seorang imam harus mendedikasikan diri secara total untuk panggilannya, mengambil gereja sebagai "istri", untuk memenuhi misi mereka. Namun, karena selibat adalah tradisi yang baru dimulai sekitar 1.000 tahun silam, bukan bagian dari dogma, maka aturan ini bukan tak mungkin berubah.
Saat ini tekanan untuk mengubah aturan selibat menguat, terutama menyusul terungkapnya skandal pelecehan seksual oleh para imam di berbagai belahan dunia. Para pendukung selibat adalah pilihan dan bukan keharusan, berpendapat bahwa frustrasi seksual merupakan salah satu pemicu kasus-kasus pelecehan seksual oleh para imam tersebut.
Namun, sampai sekarang gereja Katolik masih menolak argumentasi untuk kasus paedofilia itu. Menurut gereja, kasus kejahatan seksual yang dilakukan di dalam maupun di luar gereja ini merupakan perbuatan orang-orang dengan gangguan psikologis.
0 komentar:
Post a Comment