Keluarga Korban Maafkan Pembunuh Kasus Charleston
Para keluarga sejumlah korban jemaat gereja yang tewas ditembak di Charleston, South Caroline menyatakan memaafkan tersangka pelaku, saat berhadapan langsung di pengadilan.
Sebagaimana dikutip dari BBC, tersangka pembunuh, Dylann Roof, 21, dihadapkan ke pengadilan dengan sembilan dakwaan pembunuhan.
Ia tak menunjukkan emosi saat para keluarga korban berkata langsung kepadanya. "Saya memaafkan kamu," kata putri seorang korban, sambil menahan tangis.
Polisi memperlakukan pembunuhan di gereja Afrika-Amerika Rabu (17/6) itu sebagai kejahatan berlatar kebencian (ras).
Departemen Kehakiman juga mengembangkan penyelidikan, apakah kasus ini merupakan tindakan terorisme dalam negeri.
Dalam pernyataannya, Departemen Kehakiman menyebut, mereka mengkaji berbagai kemungkinan terkait penembakan yang "dirancang untuk membangkitkan ketakutan dan teror di kalangan masyarakat" itu.
Di arena olah raga Charleston, ribuan orang berkumpul hari Jumat (19/6/2015) malam untuk mengenang para korban dengan doa dan nyanyian.
Tak sama lagi
Dylann Roof didakwa telah menembaki sebuah kelompok studi Injil, menewaskan sembilan orang.
Di pengadilan Charleston, Jumat siang, Dylann Roof berbicara untuk menyebutkan nama, umur dan alamat, dan mengaku sebagai penganggur.
Para keluarga korban dipersilakan oleh hakim untuk maju dan berbicara.
Seorang perempuan yang menyebut dirinya anak dari seorang korban terbunuh, Ethel Lance berkata: "Kamu telah merampas sesuatu yang begitu berharga dari saya. Saya tak akan pernah lagi bisa berbicara dengannya.
"Saya tak akan pernah bisa lagi memeluknya. Namun saya memaafkan kamu. Dan (semoga Tuhan menumbuhkan) kasih dalam jiwamu."
Anthony Thompson, keluarga dari korban lain, Myra Thompson, menyerukan Dylann Roof untuk "bertobat dan beralih kepada Yesus Kristus. Saya memaafkan kamu, dan keluarga saya memaafkan kamu."
Seorang lagi, Felecia Sanders, yang selamat dari pembunuhan dengan berpura-pura sudah mati saat kejadian penembakan, namun anaknya, Tywanza, terluka parah.
"Kami menyambutmu Rabu malam itu di studi Injil kami, dengan tangan terbuka. Kamu telah membunuh sebagian dari manusia paling baik yang saya kenal. Setiap serat di tubuh saya terluka. Dan saya tak akan pernah jadi manusia yang sama lagi," kata Felicia Sanders, melalui video yang ditujukan bagi Dylann Roof.
Keluarga tersangka pelaku memberikan pula pernyataan melalui pengacara mereka.
"Kata-kata tak bisa mengungkapkan keguncangan dan kesedihan kami atas apa yang terjadi malam itu. Kami sangat sedih dan berduka. Kami sangat terharu oleh kalimat-kalimat sangat menyentuh dari keluarga korban, yang menyampaikan kasih dan pengampunan Tuhan di tengah penderitaan mereka yang begitu rupa," tulis keluarga Roof.
Para keluarga sejumlah korban jemaat gereja yang tewas ditembak di Charleston, South Caroline menyatakan memaafkan tersangka pelaku, saat berhadapan langsung di pengadilan.
Sebagaimana dikutip dari BBC, tersangka pembunuh, Dylann Roof, 21, dihadapkan ke pengadilan dengan sembilan dakwaan pembunuhan.
Ia tak menunjukkan emosi saat para keluarga korban berkata langsung kepadanya. "Saya memaafkan kamu," kata putri seorang korban, sambil menahan tangis.
Polisi memperlakukan pembunuhan di gereja Afrika-Amerika Rabu (17/6) itu sebagai kejahatan berlatar kebencian (ras).
Departemen Kehakiman juga mengembangkan penyelidikan, apakah kasus ini merupakan tindakan terorisme dalam negeri.
Dalam pernyataannya, Departemen Kehakiman menyebut, mereka mengkaji berbagai kemungkinan terkait penembakan yang "dirancang untuk membangkitkan ketakutan dan teror di kalangan masyarakat" itu.
Di arena olah raga Charleston, ribuan orang berkumpul hari Jumat (19/6/2015) malam untuk mengenang para korban dengan doa dan nyanyian.
Tak sama lagi
Dylann Roof didakwa telah menembaki sebuah kelompok studi Injil, menewaskan sembilan orang.
Di pengadilan Charleston, Jumat siang, Dylann Roof berbicara untuk menyebutkan nama, umur dan alamat, dan mengaku sebagai penganggur.
Para keluarga korban dipersilakan oleh hakim untuk maju dan berbicara.
Seorang perempuan yang menyebut dirinya anak dari seorang korban terbunuh, Ethel Lance berkata: "Kamu telah merampas sesuatu yang begitu berharga dari saya. Saya tak akan pernah lagi bisa berbicara dengannya.
"Saya tak akan pernah bisa lagi memeluknya. Namun saya memaafkan kamu. Dan (semoga Tuhan menumbuhkan) kasih dalam jiwamu."
Anthony Thompson, keluarga dari korban lain, Myra Thompson, menyerukan Dylann Roof untuk "bertobat dan beralih kepada Yesus Kristus. Saya memaafkan kamu, dan keluarga saya memaafkan kamu."
Seorang lagi, Felecia Sanders, yang selamat dari pembunuhan dengan berpura-pura sudah mati saat kejadian penembakan, namun anaknya, Tywanza, terluka parah.
"Kami menyambutmu Rabu malam itu di studi Injil kami, dengan tangan terbuka. Kamu telah membunuh sebagian dari manusia paling baik yang saya kenal. Setiap serat di tubuh saya terluka. Dan saya tak akan pernah jadi manusia yang sama lagi," kata Felicia Sanders, melalui video yang ditujukan bagi Dylann Roof.
Keluarga tersangka pelaku memberikan pula pernyataan melalui pengacara mereka.
"Kata-kata tak bisa mengungkapkan keguncangan dan kesedihan kami atas apa yang terjadi malam itu. Kami sangat sedih dan berduka. Kami sangat terharu oleh kalimat-kalimat sangat menyentuh dari keluarga korban, yang menyampaikan kasih dan pengampunan Tuhan di tengah penderitaan mereka yang begitu rupa," tulis keluarga Roof.
0 komentar:
Post a Comment