728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan

    Hab 1:2-3;2:2-4; 2Tim 1:6-8.13-14; Luk 17:5-10

    "Selamat malam", begitulah salam saya melalui pesawat tilpon begitu
    penerima tilpon mengangkat gagang tilponnya. Dan jawaban spontan
    serta jelas langsung muncul dari penerima tilpon: "Wonten dawuh
    Romo" (=Ada perintah/tugas untuk saya Romo). Jawaban yang begitu
    spontan, jelas dan tulus itu sungguh mengesan bagi saya. Jawaban
    senada juga sering kami peroleh dari para pembantu rumah tangga.
    Pribadi-pribadi tersebut begitu pasrah, menyerahkan diri tanpa
    syarat atas nasihat, perintah, permohonan dst.. dari yang lain,
    dengan kata lain begitu beriman mendalam. Dan memang apa yang
    diminta untuk dikerjakan olehnya segera dilaksanakan serta berhasil
    dengan baik alias sukses. Maka marilah kita mawas diri perihal hidup
    keimanan kita sesuai dengan Warta Gembira hari ini.

    "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu
    dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan
    tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."(Luk 17:6)
    Biji sesawi memang sangat kecil, namun begitu tumbuh menjadi
    pepohonan bergerombol dan tidak begitu tinggi dengan daun hijau dan
    bunga kekuning-kuningan begitu indah untuk dilihat dan dinikmati,
    dan memang burung-burung kecil banyak bertengger di atas bunga-bunga
    tersebut untuk mencari makanan: biji-biji sesawi yang kecil-kecil.
    Maka jika Yesus mengajarkan "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman
    sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini:
    Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat
    kepadamu", kiranya mengingatkan dan mengajak kita untuk sungguh
    beriman. Jika kita sungguh beriman, maka apa yang kita kehendaki
    atau ingini pasti segera menjadi kenyataan atau terwujud.

    Beriman berarti mempercayakan diri seutuhnya kepada Tuhan dan
    percaya pada karya Roh Kudus yang dianugerahkan kepada kita. Maka
    sebenarnya jika kita sungguh beriman Roh Kudus atau Roh Allah
    sendirilah yang hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan
    rapuh ini, dan kita juga boleh atau dapat berkata seperti
    Paulus: "Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas
    kelemahanku" (2Kor 11:30)., menanggapi sabda Tuhan :"Cukuplah kasih
    karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi
    sempurna." (2Kor 12:9). Tuhan Allah maha segalanya, maka jika Roh
    Allah sungguh hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan
    rapuh ini, kita bagaimanapun akan hidup dan berkarya atau bertindak
    sesuai dengan suara Roh atau kehendak Allah. Hidup, bertindak atau
    berkarya sesuai kehendak Allah antara lain saling mengasihi. "Kasih
    itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak
    memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak
    sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah
    dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita
    karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala
    sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar
    menanggung segala sesuatu" (1Kor 13:4-7) Keutamaan-keutamaan kasih
    ini kiranya harus dihayati oleh siapapun yang mengaku diri beriman;
    dan kami yakin keutamaan-keutamaan tersebut di atas sungguh kuat-
    kuasa untuk menghadapi dan mengatasi aneka persoalan atau masalah
    kehidupan sehari-hari.

    Hidup beriman disamping diperdalam dan diwujudkan dalam dan melalui
    keutamaan-keutamaan kasih tersebut, kiranya juga diwarnai upaya atau
    kegiatan verbal atau vocal artinya bertindak seperti para nabi yang
    menyuarakan atau menyampaikan kehendak Allah, antara berupa
    kebenaran-kebenaran yang harus diwartakan atau menghayati perintah
    Yesus :"Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
    Kuperintahkan kepadamu" (Mat 28:20), yaitu cintakasih. Rasanya
    untuk menyuarakan kebenaran dan cinta kasih pada masa kini tidak
    akan terlepas dari aneka macam tantangan, ancaman dan hambatan yang
    dapat membuat kita frustrasi dan kemudian mundur teratur alias
    kurang atau tidak beriman lagi. Jika kita harus menghadapi
    tantangan, ancaman dan hambatan, marilah kita renungkan dan hayati
    peringatan Paulus kepada Timotius ini. .

    "Janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu
    karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita
    bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah"(2Tim 1:8)

    Dalam situasi hidup bersama yang masih diwarnai aneka macam bentuk
    kemerosotan moral saat ini, rasanya untuk menyuarakan kebenaran dan
    cintakasih menghadapi tantangan dan ancaman berat, bahkan ancaman
    kematian. Pada masa Orde Baru para pembawa dan pejuang kebenaran
    dengan mudah disingikrkan atau dihabisi oleh penguasa, sedangkan di
    masa Reformasi ini sering harus menghadapi teror-teror pembunuh
    bayaran dst.. Dalam jajaran birokrasi di pemerintahan pada umumnya
    para pembawa dan pejuang kebenaran juga tersingkir dari percaturan
    dan ketika ia tetap setia pada iman dan kebenaran yang dihayatinya
    pada umumnya menjadi sorotan tajam dan orang yang bersangkutan
    sering merasa berada di ujung tanduk. "Janganlah malu bersaksi
    tentang Tuhan dan ikutilah menderita bagi InjilNya oleh kekuatan
    Allah", demikian nasihat Paulus kepada Timotius, kepada kita semua.

    Kiranya cukup banyak kesempatan dan cara untuk "bersaksi tentang
    Tuhan kita" dalam hidup, kesibukan dan tugas perutusan kita setiap
    hari, dan sebagai contoh saya sampaikan sbb:
    1) Di sekolah-sekolah atau dunia pendidikan rasanya masih marak
    tindakan menyontek dalam ulangan maupun ujian. Hemat saya menyontek
    merupakan pendidikan untuk korupsi, maka marilah kita berantas
    tindakan menyontek di sekolah-sekolah dan tidak perlu takut
    menghadapi komentar atau tekanan-tekanan. SMP-SMA Kolese Kanisius di
    Jakarta telah melaksanakan hal ini dan memang pernah menghadapi
    protes.
    2) Di kantor-kantor dan perusahaan-perusaha an cukup banyak
    anggaran belanja yang di `mark-up' atau laporan keuangan/kwitansi
    palsu. Maka kami berharap adanya tindakan tegas dan berani untuk
    meluruskan hal ini. Memang mengurus atau mengelola uang sarat dengan
    godaan atau rayuan untuk korupsi alias mencari keuntungan bagi diri
    sendiri sebanyak-banyaknya dengan cara apapun. Uang memang dapat
    menjadi jalan ke sorga atau ke neraka, dan kita dipanggil untuk
    mengurus atau mengelola uang sebagai jalan ke sorga. Untuk itu
    hendaknya mengurus atau mengelola uang dengan pedoman `intentio
    dantis' = maksud pemberi. Uang sekolah berarti untuk memajukan
    sekolah, uang proyek berarti untuk melaksanakan proyek sebaik
    mungkin dst.. dan tidak ada yang dikorupsi.
    3) Di tengah-tengah kehidupan masyarakat saat ini juga masih
    sarat dengan judi dan mabuk-mabukan dengan minuman keras atas
    narkoba. Kami berharap ada tindakan tegas dalam memberantas judi dan
    narkoba yang merusak masa depan generasi muda dan bangsa. Akibat
    dari judi dan narkoba ini antara lain juga kehancuran hidup
    berkeluarga, dasar hidup bermasyarakat dan berbangsa.
    4) Kebersihan lingkungan hidup merupakan tantangan tersendiri.
    Akibat orang membuang sampah seenaknya maka banjir bandang yang
    menelan korban manusia maupun harta benda dapat terjadi sepanjang
    masa. Lingkungan bersih dan sehat akan membuahkan manusia yang sehat
    dan bersih juga. Maka marilah kita jaga dan rawat lingkungan hidup
    kita tetap bersih, kita tegor dan peringatkan dengan rendah hati dan
    tegas mereka yang mengotori lingkungan hidup seenaknya.

    "Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN
    yang menjadikan kita.Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat
    gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini,
    sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu
    seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada
    waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka
    melihat perbuatan-Ku " (Mzm 95:6-9)
    Newer Post
    Previous
    This is the last post.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top