Ini Tips Sukses Membangun Bisnis Resto di Amerika Serikat
Washington DC - Apa saja tips sukses membangun bisnis restoran di Amerika Serikat? Apa saja langkah-langkah praktisnya? Dan bagaimana cara menghadapi kendala-kendala dalam mengembangkan bisnis restoran?
Jawaban atas pertanyaan tersebut dibahas dalam bincang-bincang bertajuk “A-Z Langkah Praktis Membangun Bisnis Restoran” di KBRI Washington, D.C, seperti disampaikan Sekretaris II Pensosbud KBRI Washington Nur Evi Rahmawati kepada detikcom, Senin (15/4/2013).
Tiga pengusaha sukses restoran dari diaspora Indonesia membagi tips dan pengalaman dalam mengembangkan bisnis restoran hingga sukses. Mereka adalah Yono Purnomo, seorang chef terkemuka di wilayah upstate New York dan sekaligus pemilik restoran “Yono’s”, mewakili pengusaha restoran fine dining Indonesia.
Daniel Kurniawan, menjadi salah satu contoh sukses yang mewakili pengusaha pemegang franchise (restoran Arby’s) sekaligus pendiri restoran sendiri “Gachi Sushi House”.
Sementara itu, Made Yata, merupakan salah satu contoh sukses usaha bisnis fast food dengan 4 buah restoran fast food yang dimilikinya yang disebut Bistro 7 di Atlanta dan Charlotte.
“Saya ingin tiga pengusaha restoran tersebut menginspirasi diaspora Indonesia lainnya untuk membangun restoran Indonesia di AS,” ujar Dubes RI Dr. Dino Patti Djalal dalam sambutan pembukanya, Sabtu (13/4/2013) waktu setempat.
Menurut Dubes, impiannya sejak awal yang sampai saat ini belum tercapai adalah melihat berkembangnya restoran Indonesia, termasuk fine dining, di Amerika.
“Oleh karena itu, salah satu tujuan program ini adalah untuk mendorong kewirausahaan diaspora Indonesia di AS, khususnya keberanian untuk mencoba, mengambil risiko dan kemauan untuk berubah menjadi lebih baik,” demikian Dubes.
Membangun bisnis restoran, termasuk restoran Indonesia memang bukan langkah mudah. Riset, pemahaman kondisi lokasi dan selera konsumen, menetapkan target, kreativitas, dan tak kenal menyerah meskipun gagal, menjadi beberapa hal yang mengemuka dalam bincang-bincang tersebut.
Lalu apa sajakah tips sukses mereka?
Bagi Made Yata, yang telah berkali-kali jatuh bangun dalam menggeluti bisnis restoran selama hampir 20 tahun, assessment terhadap kemampuan, menetapkan target dan juga kemauan untuk mencari pengalaman dan pelajaran dari bisnis yang dijalankan orang lain menjadi beberapa hal penting yang perlu selalu diingat.
“Kalau anda gagal dan gagal terus dalam mencoba, jangan menyerah untuk mencoba lagi sampai menemukan hal yang benar-benar anda merasa pas dan puas. Jangan pernah takut gagal. Yang penting juga, milikilah mimpi besar,” papar Made Yata.
Mimpi dan kemauan serta kegigihan juga menjadi tips penting yang disampaikan oleh Chef Yono.
“Sky is the limit, jangan lupakan kreativitas, inovasi dan pahami apa yang disukai oleh konsumen dan belajar dari kegagalan,” pesan Chef Yono yang pernah tampil di berbagai program TV di Amerika, seperti Today’s show dan juga Food Network. Restoran fine dining miliknya “Yono’s” menyajikan makanan Indonesia dengan gaya ala makanan Perancis.
Daniel Kurniawan memberikan tips khusus untuk mengawali bisnis baik melalui program franchise maupun membangun restoran sendiri. Pahami kondisi lingkungan bisnis, kenali kendala dan keuletan untuk mendalami program-program bantuan pemerintah AS untuk kelompok minoritas yang dapat dijadikan modal dasar membangun dan mengawali bisnis.
Restoran franchise Arby’s yang dikelolanya pada tahun 2012 menjadi salah satu restoran kategori non-traditional yang meraih pemasukan terbesar, yaitu lebih dari US$ 2,5 juta per tahun.
Diskusi ini juga dihadiri oleh National Director Minority Business Development Agency (MBDA) Davis Hinson, yang memberikan paparan tentang program bantuan MBDA bagi kelompok minoritas, termasuk diaspora Indonesia di AS.
MBDA adalah salah satu program di bawah pemerintahan Presiden Obama untuk mendorong kewirausahaan bagi golongan minoritas, termasuk memfasilitasi mereka untuk memperoleh kontrak dan permodalan.
Lebih dari 50 diaspora Indonesia yang tinggal di Washington DC, Maryland dan Virginia larut dan antusias mengikuti diskusi interaktif tersebut. Selain diskusi, para peserta juga diajak untuk belajar memasak dan menyajikan makanan Indonesia lamb rack with gulai sauce dan filet mignon dengan rawon yang didemonstrasikan oleh Chef Yono.
Peserta menyatakan program workshop dan diskusi seperti ini merupakan hal yang mereka tunggu dan memberikan manfaat dalam memperluas wawasan sekaligus memicu mereka untuk dapat mengembangkan bisnis.
Diakui, keberadaan restoran Indonesia memang masih sangat sedikit di Amerika, apalagi jika dibandingkan dengan restoran Thailand, Vietnam, Jepang dan China. Perlu dorongan dan juga kemauan tinggi untuk mengejar ketertinggalan ini.
Diskusi ini merupakan bagian dari kegiatan diaspora to diaspora --semacam capacity building-- untuk mendorong semangat kewirausahaan konkret diaspora Indonesia di AS.
Washington DC - Apa saja tips sukses membangun bisnis restoran di Amerika Serikat? Apa saja langkah-langkah praktisnya? Dan bagaimana cara menghadapi kendala-kendala dalam mengembangkan bisnis restoran?
Jawaban atas pertanyaan tersebut dibahas dalam bincang-bincang bertajuk “A-Z Langkah Praktis Membangun Bisnis Restoran” di KBRI Washington, D.C, seperti disampaikan Sekretaris II Pensosbud KBRI Washington Nur Evi Rahmawati kepada detikcom, Senin (15/4/2013).
Tiga pengusaha sukses restoran dari diaspora Indonesia membagi tips dan pengalaman dalam mengembangkan bisnis restoran hingga sukses. Mereka adalah Yono Purnomo, seorang chef terkemuka di wilayah upstate New York dan sekaligus pemilik restoran “Yono’s”, mewakili pengusaha restoran fine dining Indonesia.
Daniel Kurniawan, menjadi salah satu contoh sukses yang mewakili pengusaha pemegang franchise (restoran Arby’s) sekaligus pendiri restoran sendiri “Gachi Sushi House”.
Sementara itu, Made Yata, merupakan salah satu contoh sukses usaha bisnis fast food dengan 4 buah restoran fast food yang dimilikinya yang disebut Bistro 7 di Atlanta dan Charlotte.
“Saya ingin tiga pengusaha restoran tersebut menginspirasi diaspora Indonesia lainnya untuk membangun restoran Indonesia di AS,” ujar Dubes RI Dr. Dino Patti Djalal dalam sambutan pembukanya, Sabtu (13/4/2013) waktu setempat.
Menurut Dubes, impiannya sejak awal yang sampai saat ini belum tercapai adalah melihat berkembangnya restoran Indonesia, termasuk fine dining, di Amerika.
“Oleh karena itu, salah satu tujuan program ini adalah untuk mendorong kewirausahaan diaspora Indonesia di AS, khususnya keberanian untuk mencoba, mengambil risiko dan kemauan untuk berubah menjadi lebih baik,” demikian Dubes.
Membangun bisnis restoran, termasuk restoran Indonesia memang bukan langkah mudah. Riset, pemahaman kondisi lokasi dan selera konsumen, menetapkan target, kreativitas, dan tak kenal menyerah meskipun gagal, menjadi beberapa hal yang mengemuka dalam bincang-bincang tersebut.
Lalu apa sajakah tips sukses mereka?
Bagi Made Yata, yang telah berkali-kali jatuh bangun dalam menggeluti bisnis restoran selama hampir 20 tahun, assessment terhadap kemampuan, menetapkan target dan juga kemauan untuk mencari pengalaman dan pelajaran dari bisnis yang dijalankan orang lain menjadi beberapa hal penting yang perlu selalu diingat.
“Kalau anda gagal dan gagal terus dalam mencoba, jangan menyerah untuk mencoba lagi sampai menemukan hal yang benar-benar anda merasa pas dan puas. Jangan pernah takut gagal. Yang penting juga, milikilah mimpi besar,” papar Made Yata.
Mimpi dan kemauan serta kegigihan juga menjadi tips penting yang disampaikan oleh Chef Yono.
“Sky is the limit, jangan lupakan kreativitas, inovasi dan pahami apa yang disukai oleh konsumen dan belajar dari kegagalan,” pesan Chef Yono yang pernah tampil di berbagai program TV di Amerika, seperti Today’s show dan juga Food Network. Restoran fine dining miliknya “Yono’s” menyajikan makanan Indonesia dengan gaya ala makanan Perancis.
Daniel Kurniawan memberikan tips khusus untuk mengawali bisnis baik melalui program franchise maupun membangun restoran sendiri. Pahami kondisi lingkungan bisnis, kenali kendala dan keuletan untuk mendalami program-program bantuan pemerintah AS untuk kelompok minoritas yang dapat dijadikan modal dasar membangun dan mengawali bisnis.
Restoran franchise Arby’s yang dikelolanya pada tahun 2012 menjadi salah satu restoran kategori non-traditional yang meraih pemasukan terbesar, yaitu lebih dari US$ 2,5 juta per tahun.
Diskusi ini juga dihadiri oleh National Director Minority Business Development Agency (MBDA) Davis Hinson, yang memberikan paparan tentang program bantuan MBDA bagi kelompok minoritas, termasuk diaspora Indonesia di AS.
MBDA adalah salah satu program di bawah pemerintahan Presiden Obama untuk mendorong kewirausahaan bagi golongan minoritas, termasuk memfasilitasi mereka untuk memperoleh kontrak dan permodalan.
Lebih dari 50 diaspora Indonesia yang tinggal di Washington DC, Maryland dan Virginia larut dan antusias mengikuti diskusi interaktif tersebut. Selain diskusi, para peserta juga diajak untuk belajar memasak dan menyajikan makanan Indonesia lamb rack with gulai sauce dan filet mignon dengan rawon yang didemonstrasikan oleh Chef Yono.
Peserta menyatakan program workshop dan diskusi seperti ini merupakan hal yang mereka tunggu dan memberikan manfaat dalam memperluas wawasan sekaligus memicu mereka untuk dapat mengembangkan bisnis.
Diakui, keberadaan restoran Indonesia memang masih sangat sedikit di Amerika, apalagi jika dibandingkan dengan restoran Thailand, Vietnam, Jepang dan China. Perlu dorongan dan juga kemauan tinggi untuk mengejar ketertinggalan ini.
Diskusi ini merupakan bagian dari kegiatan diaspora to diaspora --semacam capacity building-- untuk mendorong semangat kewirausahaan konkret diaspora Indonesia di AS.
0 komentar:
Post a Comment