728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Jangan Pernah Mau Jadi Dokter Kalau Mau Kaya

    Dr Lo: Kalau Mau Kaya Ya Jangan Jadi Dokter, tapi Pedagang

    SOLO — Dr Lo Siaw Ging menjadi buah bibir di tengah-tengah maraknya aksi mogok para dokter di Indonesia. Dokter yang sudah berusia 79 tahun itu dikenal tidak memasang tarif bagi pasien miskin.

    Dr Lo, begitu dia kerap disapa, menyambut setiap yang datang ke ruang praktiknya di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, dengan senyum ramahnya. Usianya tidak lagi muda dan berjalan pun harus dengan menggunakan tongkat, tetapi semangat untuk membantu pasien yang membutuhkan pertolongan membuat dirinya tetap datang untuk melayani pasien. Dr Lo bahkan sempat keberatan jika sikapnya ini terlalu dipublikasikan.

    "Tidak perlu dibesar-besarkanlah. Itu sudah saya lakukan dari sejak dulu. Menjadi dokter itu memang harus menolong yang sakit dan miskin. Kalau mau kaya ya jangan jadi dokter, tapi jadi pedagang," kata dr Lo.

    Itu adalah pesan dari ayahnya yang terus menjadi penyemangat bagi dr Lo untuk terus berkarya bagi para pasiennya.

    "Saya selalu ingat pesan ayah saya, kalau ingin kaya jangan jadi dokter, tapi jadilah pedagang. Saya pun memilih menjadi dokter karena itu cita-cita saya dari sejak kecil," kata dr Lo.

    Hal itu yang membuatnya memutuskan bahwa dirinya tidak akan mengenakan tarif kepada pasien yang miskin. Dr Lo mengaku, dirinya melihat bahwa para pasien miskin tidak perlu lagi dibebani dengan biaya pengobatan karena perjuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga sudah berat.

    "Saya katakan tidak usah bayar, uangnya buat beli beras saja," tuturnya tentang pengalamannya bertemu dengan pasien miskin.

    Alumni dari Universitas Airlangga tahun 1962 yang sempat mencicipi pendidikan di Manajemen Administrasi Rumah Sakit di Universitas Indonesia ini pernah menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, periode 1981-2004. Setelah pensiun dari kursi direktur, suami dari Maria Gan May Kwee tersebut tetap melayani pasien di rumah sakit yang sama dan di tempat praktiknya sekaligus rumahnya di Jagalan, Jebres, Solo, sampai kini.

    Saat disinggung akan sampai kapan melayani pasien, pengagum sosok dr Oen tersebut mengatakan hingga sampai tubuhnya sudah tidak bisa bergerak.

    "Ndak tahu, selama tubuh saya masih bisa bekerja, saya akan melayani," katanya.

    Dr Lo Tak Terima Gaji dan Malah Bantu Pasien di RS

    SOLO — Kisah hidup dr Lo Siaw Ging (79) menjadi pembicaraan hangat di media massa akhir-akhir ini. Sikap peduli terhadap yang kaum marjinal diwujudkan secara nyata oleh sosok dokter asal Solo tersebut.

    Dr Lo yang lahir di Magelang 16 Agustus 1934 tersebut menjadi paradoks di tengah-tengah sikap skeptis masyarakat umum yang meyakini biaya berobat di rumah sakit pasti mahal.

    Banyaknya kasus penolakan pasien tak mampu di rumah sakit seakan luruh ketika menyimak kisah hidup Lo Siaw Ging.

    Dr Lo bukan berasal dari partai atau sedang menjadi caleg. Di balik ketenarannya kini, dr Lo justru tidak menyombongkan diri bahwa apa yang dia lakukan adalah hal yang bisa semua dokter lakukan.

    "Janganlah dibesar-besarkan, semua dokter pasti juga bisa melakukan hal tersebut saat praktik. Prinsip saya bekerja adalah kalau praktik orang mau bayar atau tidak terserah. Dari dulu cara kerja saya demikian," kata dia.

    Sikap tersebut ternyata tidak hanya berlaku saat melayani pasien di tempat praktiknya di Jagalan, Jebres, Solo. Sikap ini juga berlangsung saat dia bekerja di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo. Pihak rumah sakit mengakui, dokter Lo mempunyai dana sosial di RS untuk membantu pasien tidak mampu.

    "Untuk jumlahnya belum tahu pasti berapa, namun ada dana sosial milik dr Lo pribadi yang digunakan untuk membantu pasiennya. Mungkin dana itu berasal dari gaji dokter Lo," kata dr CH Baskara, Humas Rumah Sakit Kasih Ibu.

    Baskara menambahkan, memang pasien yang akan dibantu dokter Lo juga harus mengikuti prosedur rumah sakit terlebih dahulu. Terlebih lagi, dana tersebut adalah dana milik pribadi dokter Lo.

    Pasien Pernah Marahi Dr Lo karena Tak Mau Sebutkan Tarif

    SOLO - Rumah di Jalan Yap Tjwan Bing No 27, Jagalan, Jebres, Solo, Jawa Tengah, tampak selalu dipadati warga yang mengantre untuk berobat kepada dr. Lo Siaw Ging. Setiap hari, Lo mulai buka praktik pukul 06.00 dan pukul 16.00. Saat siang, ia melayani pasien di Rumah Sakit Kasih Ibu di Jalan Slamet Riyadi, Solo.

    Di rumah dr Lo tersebut, cerita tentang sosok lulusan Universitas Airlangga, Surabaya, mengalir dari mulut ke mulut. Kisah unik dan mengharukan hadir di antara kursi tunggu pasien.

    "Saya dimarahi dr. Lo. Gara-garanya pas saya periksakan anak saya ke dokter karena sakit panas tinggi, lalu dokter marah ke saya kok baru sekarang dibawa ke dokter," kata Agung (29), warga Jagalan.

    Lain lagi dengan Kaila (30), seorang ibu muda asal Solo. Sudah beberapa kali dia memeriksakan buah hatinya, tetapi Lo enggan menerima bayaran. "Sudah langganan juga, tapi pas mau dibayar pasti ndak mau dan anak saya pasti sembuh," kata Kaila.

    Hal tersebut ditanggapi enteng oleh Lo, yang setiap hari harus menggunakan tongkat untuk berjalan. Ia selalu menanyakan kepada pasien, apakah memiliki uang untuk berobat atau tidak.

    "Kalau tidak punya, saya menulis resep dan meminta mereka menebus di apotek atau rumah sakit langganan saya agar gratis. Biar nanti tagihannya saya bayar per bulannya," kata Lo sambil menunggu pasien masuk ke ruangannya.

    Setiap bulan, Lo harus menanggung biaya sekitar Rp 6 juta hingga Rp 8 juta untuk menebus obat-obat itu. Lo enggan menjelaskan lebih detail tentang beban biaya yang harus ditanggungnya tersebut. Dia mengatakan, untuk membayar tagihan itu, ada sejumlah donatur yang membantunya.

    Apakah semua pasien senang dengan pilihan Lo untuk tidak memasang tarif? Suami dari Maria Gan May Kwee tersebut mengatakan, ada juga pasien yang marah kepadanya.

    "Pernah juga ada pasien yang tersinggung karena saya tidak mau menyebutkan tarif. Mereka mau saya sebut tarif," katanya sambil tertawa.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Jangan Pernah Mau Jadi Dokter Kalau Mau Kaya Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top