728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Mungkinkah Anda akan melakukan hal-hal yang memalukan untuk Bertahan Hidup??

    Topan Ini Merenggut Martabat Kami

    Mereka lolos dari kematian yang dibawa topan Haiyan di Filipina timur dan tengah, Jumat pekan lalu. Namun, derita mereka baru dimulai.

    Hari Minggu (10/11), banyak dari warga yang selamat dari ”supertopan” itu mengais-ngais mencari makanan di antara puing-puing bangunan dengan jenazah-jenazah bergelimpangan di sekitarnya. Sebagian yang lain terpaksa menjarah toko-toko, mal, pompa bensin, bahkan konvoi bantuan.

    Dua hari setelah salah satu badai terkuat yang pernah tercatat dalam sejarah memorakporandakan kota-kota di bagian Filipina itu, taktik bertahan hidup menciptakan kenyataan bagai kisah horor.

    Di pinggiran Tacloban, Provinsi Leyte, sebuah kota di bagian timur negara itu, dengan penduduk 220.000 jiwa yang luluh lantak diterjang gelombang bagai tsunami, Edward Gualberto secara tak sengaja menginjak jenazah-jenazah yang berserakan saat dia mengais-ngais di reruntuhan sebuah rumah.

    Dengan hanya mengenakan celana basket warna merah, ayah empat anak yang anggota dewan desa itu meminta maaf atas penampilannya yang lusuh dan karena mencuri dari orang mati.

    ”Saya orang baik. Tetapi kalau Anda tidak makan selama tiga hari, Anda akan melakukan hal-hal yang memalukan untuk bertahan hidup,” kata Gualberto kepada kantor berita Agence France-Presse (AFP) saat dia mengais-ngais makanan kaleng dari puing-puing, di tengah lalat yang mengerumuni jasad orang-orang mati di sekitarnya.

    ”Kami tak punya makanan. Kami memerlukan air dan hal-hal lain untuk bertahan hidup,” ujarnya mengiba.

    Setelah bekerja keras setengah hari, dia telah mengisi sebuah kantong dengan berbagai kebutuhan, seperti beberapa kotak spageti, sejumlah kaleng bir, detergen, sabun, dan biskuit.

    ”Topan ini telah merenggut martabat kami..., tetapi saya masih mempunyai keluarga saya dan saya bersyukur untuk itu,” katanya.

    Saat para petugas penyelamat berjuang untuk mencapai desa-desa sepanjang pesisir, mereka yang selamat mengais-ngais makanan atau mencari kerabat mereka yang hilang.

    ”Orang-orang berjalan bagaikan zombi, mayat hidup, mencari makanan,” kata Jenny Chu, seorang mahasiswa kedokteran di Leyte. ”Ini seperti film.”

    Tacloban terletak dekat Red Beach di Pulau Leyte, tempat Jenderal Amerika Serikat Douglas MacArthur mendarat tahun 1944 pada akhir Perang Dunia II dan memenuhi janjinya yang terkenal, ”I shall return (Saya akan kembali).”

    Itu merupakan kota pertama yang dibebaskan dari tentara Jepang oleh pasukan gabungan AS dan Filipina dan pernah menjadi ibu kota sementara Filipina selama beberapa bulan setelah itu. Tacloban juga kota asal mantan ibu negara Filipina, Imelda Marcos. Keponakan Imelda, Alfred Romualdez, kini menjadi Wali Kota Tacloban.

    Seorang warga Tacloban mengatakan, dia dan sejumlah orang mencari perlindungan di dalam sebuah mobil jip saat badai datang. Namun, kendaraan itu dengan mudah tersapu gelombang tinggi air yang datang menerjang. ”Airnya sampai setinggi pohon kelapa,” kata Sandy Torotoro, seorang tukang ojek sepeda yang tinggal dekat Bandara Tacloban dengan istri dan putri mereka yang berusia 8 tahun.

    ”Saya keluar dari jip itu dan saya tersapu arus air dengan batang-batang kayu, pohon, dan rumah kami, yang tercerabut. Ketika kami tersapu air, banyak orang hanyut dan mengangkat tangan berteriak minta tolong. Kami bisa apa? Kami juga perlu ditolong,” kata Torotoro.

    Di desanya, mayat-mayat tergeletak sepanjang jalan utama yang berlumpur. Warga yang kehilangan rumah berkumpul meringkuk dengan sedikit harta benda yang sempat mereka selamatkan.

    Laporan kerusakan datang dari sebagian besar kawasan Visayas, kawasan dengan delapan pulau besar, termasuk Leyte, Cebu, dan Samar.

    Tim Ticar, seorang pejabat pariwisata setempat, mengatakan, 6.000 turis lokal dan asing terdampar di pulau wisata Boracay, salah satu titik yang dilewati jalur topan itu.

    ”Air laut mencapai lantai kedua hotel,” kata Nancy Chang, yang dalam perjalanan bisnis dari China di Tacloban dan berjalan tiga jam melewati lumpur dan puing-puing untuk menuju pusat evakuasi militer di bandara. ”Ini seperti kiamat,” katanya.

    Hanya bisa memaki


    Penjarahan pun marak. Dua mal terbesar di Tacloban dan toko bahan pangan dijarah warga yang kelaparan. Kekosongan keamanan ketika petugas polisi di kota itu tidak masuk kerja setelah topan dimanfaatkan sebagian orang yang selamat.

    Seperti Gualberto, banyak warga mengatakan mereka belum makan sejak topan itu dan pihak berwenang mengakui tidak bisa mendatangkan cukup bahan bantuan ke kota itu.

    Seorang pemilik toko daging berusaha mencegah massa memasuki tokonya dengan sebuah senjata api. Massa tidak peduli, dan toko itu tetap dijarah. Pengusaha itu hanya bisa memaki-maki.

    Ketua Palang Merah Filipina Richard Gordon menyebut sebagian penjarah itu penjahat setelah salah satu konvoi bantuan organisasinya dijarah dekat Tacloban.

    Di sudut lain kota itu, pria, wanita, dan anak-anak yang bingung berjalan tanpa arah tujuan di sepanjang jalan yang dipenuhi mobil terbalik dan tiang listrik tumbang. Bau anyir kematian memenuhi udara.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Mungkinkah Anda akan melakukan hal-hal yang memalukan untuk Bertahan Hidup?? Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top