728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Meski Perkantoran di Jakarta Sepi, Di Sini Justru Rame

    Waduh! Banyak Gedung Perkantoran di Jakarta Kosong

    Jakarta - Lembaga konsultan properti, Savills mencatat terjadinya kenaikan tingkat kekosongan gedung perkantoran di area Central Business District (CBD) pada semester I 2017. Tingkat kekosongan (vacancy) pasar perkantoran di area CBD mencapai 18,4% atau naik 2,7% dibanding semester sebelumnya.

    Kepala Departemen Riset dan Konsultasi Savills Indonesia, Anton Sitorus mengatakan, kenaikan tingkat kekosongan tersebut lantaran adanya tambahan suplai dan berpindahnya sejumlah perusahaan ke gedung perkantoran area baru. Adapun ruang perkantoran grade premium menjadi yang paling yang paling banyak turun sementara ruang kantor di grade A, B dan C naik.

    "Pasokan sekarang berlimpah. Semester I total ada pasokan 270 ribu m2, di mana penyerapan ruang kantor tidak sampai 63 ribu m2 atau hanya sekitar 1/3. Itu membuat tingkat kekosongan naik ke 18,4% dari total pasokan yang masih kosong," katanya dalam jumpa pers di Panin Tower, Jakarta.

    Namun demikian, meski tingkat kekosongan naik, jumlah permintaan untuk ruang perkantoran pada semester I mengalami kenaikan. Tingkat penyerapan ruang kantor pada semester I 2017 mencapai 72 ribu m2 yang didukung oleh banyaknya tenan-tenan yang pindah ruang perkantoran ke grade A.

    Sementara itu, harga sewa kantor di area Central Business District (CBD) Jakarta pada semester I tahun ini turun tipis sebesar 0,8% dibanding satu semester sebelumnya. Secara rata-rata, harga sewa kantor di area CBD Jakarta turun ke angka Rp 213.000 per m2. Penurunan harga sewa terjadi pada setiap jenis tingkatan kantor, mulai dari kelas premium hingga kelas C.

    Menurut Anton, tingkat kekosongan ruang kantor di daerah CBD akan terus bertambah hingga tahun 2020 nanti seiring dengan pasokan ruangan baru yang akan terus bertambah hingga menjadi 1,8 juta m2. Tingkat kekosongan baru baru akan naik kembali setelah tahun 2019.

    "Kalau pasokan yang direncanakan selesai sesuai dengan jadwal, menurut kita permintaannya tidak akan sampai 200 ribu m2. Ini membuat vacancy (tingkat kekosongan) akan terus naik sampai 25% sampai 2020. Artinya kemungkinan untuk mendapatkan ruang kantor pun akan semakin gampang dan bargain untuk sewa juga makin tinggi," tukasnya.

    Tak Cuma Perkantoran, Mal di Jakarta Juga Banyak Kosong

    Jakarta - Tak hanya pasar gedung perkantoran Jakarta yang mengalami kenaikan tingkat kekosongan, hal yang sama juga terjadi pada pusat perbelanjaan modern atau shopping mall di Jakarta. Tingkat kekosongan area tenant di mal di Jakarta bergerak naik ke angka 10,8% pada semester I-2017 dari sebelumnya 10,3% di semester II-2016.

    Kenaikan tingkat kekosongan tersebut disebabkan oleh rendahnya serapan permintaan sewa mal pada semester ini. Jumlah serapan permintaan pada semester I-2017 hanya 7.100 m2, sedangkan suplai baru mencapai 22.500 m2.

    "Sektor ritel ini di Jakarta, walaupun transaksi yang ada di pasar enggak banyak, permintaan juga lagi agak sedikit melemah atau pending, tetapi karena pasokan yang baru juga enggak ada, jadi tingkat vacancy (kekosongan) di pusat perbelanjaan di Jakarta mencapai sekitar 10,8% walaupun kalau dibanding akhir tahun lalu ini naik sedikit," kata Kepala Departemen Riset dan Konsultasi Savills Indonesia, Anton Sitorus dalam jumpa pers di Panin Tower, Jakarta.

    Meski angka 10,8% masih menunjukkan angka yang normal, namun jumlah ini terhitung masih cukup besar dengan total suplai ruangan ritel mal di Jakarta mencapai 3 juta m2.

    Dari segi tingkat kekosongan per segmen, yang paling tinggi ruang kosongnya adalah mal kategori middle up, yang tingkat kekosongannya mencapai 19,5%, kategori middle low 7,3%, upper menyentuh 4,9%, sementara yang high end stabil di kisaran 3%.

    "Penyerapan sangat minim sekali. Di kuartal I itu penyerapan negatif, di kuartal II itu sudah positif tapi masih sangat minim. Vacancy-nya jadinya agak sedikit terangkat," tukasnya.


    Tren Sewa Kantor Turun, Pengembang: Beralih ke Gudang

    Jakarta - Maraknya bisnis online atau e-commerce ternyata sedikit banyak mulai mempengaruhi tingkat okupansi alias keterisian ruangan perkantoran saat ini. Pertumbuhan industri e-commerce berdampak pada industri properti, khusunya pada tren penyewaan ruang kerja yang beralih dari semula perkantoran ke sektor gudang.

    Sekretaris Perusahaan Intiland, Theresia Rustandi mengatakan, fenomena ini bisa saja terjadi lantaran perusahaan e-commerce tak membutuhkan ruang perkantoran yang cukup banyak seperti perusahaan lainnya. Melainkan membutuhkan lebih banyak gudang untuk menyimpan barang-barang dagangannya.

    "Kalau perkantoran, kalau memang orang sekarang tidak membutuhkan kantor dengan alamat yang prestisius, cukup kantor biasa saja, itu memang perubahan yang harus kita amati," katanya kepada detikFinance saat dihubungi di Jakarta.

    "Ini memang fenomena, mungkin dunia memang berubah. Perbelanjaan online kan mungkin mempengaruhi, makanya warehouse (gudang) menjadi sangat diperlukan. Itu fenomena yang harus kita lihat," sambungnya.

    Hal ini dapat dilihat dari kontribusi dari segmen investasi properti Intiland terhadap pendapatan perusahaan sepanjang semester I 2017 yang nilainya mencapai Rp 252,3 miliar atau 19% dari keseluruhan.

    Pencapaian segmen ini pada semester I 2017 melonjak 73,8% dari periode sama tahun sebelumnya yang utamanya berasal dari kontribusi penyewaan gudang hingga gedung perkantoran.

    "Warehouse untuk sewa juga cukup baik, malah meningkat. Gudang di kita selalu full untuk sewa di kawasan Industri Ngoro (Mojokerto). Kalau di Aeropolis (dekat Bandara Soekarno-Hatta) yang di Jakarta, kita jual cukup bagus, habis terjual. Demandnya cukup bagus," tandasnya.


    Perkantoran di CBD Kosong, di Grogol Banjir Permintaan

    Jakarta - Savills, lembaga konsultan properti mencatat adanya peningkatan tingkat kekosongan (vacancy) gedung perkantoran di area Central Business District (CBD) meningkat. Pada semester I 2017 vacancy gedung perkantoran di area CBD mencapai 18,4% atau naik 2,7% dibanding semester sebelumnya.

    Namun sepertinya meningkatnya tingkat kekosongan gedung perkantoran hanya terjadi di area CBD. Sebab gedung perkantoran di area Grogol justru kelebihan permintaan. Seperti gedung perkantoran milik PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).

    "Perkantoran sebenarnya minatnya masih banyak ke kami, tapi kita sudah enggak ada stok lagi. Kaya perkantoran di Podomoro City itu permintaannya sudah banyak. Okupansinya sudah 100%. Kapasitasnya 1 lantai 2.000 m2, itu ada 35 lantai, itu sudah habis semua," kata kata Wakil Direktur Utama APLN Indra W Antono kepada detikFinance melalui sambungan telepon.

    Menurut Indra, mungkin area CBD tingkat kekosongannya meningkat lantaran suplainya sudah terlalu banyak. Sementara di wilayah Grogol suplai perkantoran masih sedikit, sehingga over suplai.

    "Memang tergantung suplainya, kami suplainya terbatas tapi demand-nya besar. Memang di daerah tertentu suplainya sudah terlalu banyak," imbuhnya.

    Selain itu, kata Indra, lokasi juga yang terintergrasi juga menentukan. Wilayah Grogol dekat dengan banyak pusat perdagangan, apartemen dan dekat dengan bandara.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Meski Perkantoran di Jakarta Sepi, Di Sini Justru Rame Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top