Soal Kopi, Vietnam Unggul Tiga Kali
Pada 2013, seturut Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, ekspor kopi pada 2013 mencapai 543 juta kilogram. Jumlah ini menghasilkan uang hingga Rp 1,1 miliar. Catatan Mondelez International yang dipublikasikan pada Kamis (24/4/2014) menunjukkan perlunya pembinaan bagi petani kopi di Indonesia untuk menghasilkan kopi bermutu secara berkesinambungan. Mondelez International menghelat Coffee Made Happy dengan pembukaan Pusat Pelatihan Petani di Semendo, Provinsi Lampung sebagai lokasi pertama implementasi program di Indonesia.
Di kawasan Asia Tenggara, bahkan di dunia, Vietnam menjadi yang utama dalam ekspor kopi. Berkompetisi dengan Indonesia, Vietnam jauh lebih ungggul tiga kali. Maksudnya, kata Global Sustainability Manager for Coffee Mondelez International Geraldine O'Grady di Jakarta pada Kamis (24/4/2014), pada lahan pertanian kopi yang rerata setara luasnya dengan di Indonesia, Vietnam bisa menghasilkan kopi tiga kali lebih banyak ketimbang Indonesia. "Petani kopi Vietnam sudah belajar mengenai penanaman kopi berkelanjutan," katanya.
Mari simak catatan dari Kementerian Pertanian pada lamannya. Di dunia Vietnam dan Indonesia adalah pemain besar produksi kopi. Pemain besar lainnya adalah Brasil.
Catatan termutakhir dari Kementerian Perindustrian Indonesia menunjukkan luas lahan pertanian kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektare. Pada 2013, ekspor kopi Indonesia mencapai 543.000 ton kopi. Jumlah sebanyak itu menghasilkan 1,1 miliar dollar AS. Sekitar 75 persen kopi yang diekspor berjenis robusta. Lalu, 18 persen berjenis arabika dan 7 persen adalah kopi olahan.
Sebaliknya, masih menurut data Kementerian Perindustrian tersebut, luas lahan pertanian kopi di Vietnam ada di kisaran 550.000 hektar. Tapi, menurut Asosiasi Kopi Kakao Vietnam (Vicova), ekspor kopi negara itu sampai dengan akhir 2014 sudah mencapai 1,7 juta ton. Hasil penjualan kopi sebanyak itu mendatangkan uang hingga 3 miliar dollar AS.
Saat ini, harga kopi arabika di pasar dunia mencapai 4.300 dollar AS tiap ton. Kemudian, banderol robusta ada di 2.100 dollar AS per ton. Sebanyak 60 persen kopi robusta dunia berasal dari Vietnam.
Lebih lanjut menurut Geraldine, potensi kopi asal Indonesia sejatinya masih bisa ditingkatkan. Pasalnya, menurut Inisiatif Perdagangan Berkelanjutan (IDH), cuma tujuh persen kopi ekspor Indonesia yang sudah tersertifikasi atau terbukti berkelanjutan.
Berkesinambungan
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Kopi Vietnam, kopi jenis robusta asal Bandung yang diseduh ala Vietnam.
Geraldine menerangkan, berangkat dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, pihaknya menghelat program pertanian bertajuk Coffee Made Happy. Untuk Indonesia, Mondelez International membuka Pusat Pelatihan Petani di Semendo, Provinsi Lampung. "Kami akan mengajar sekitar 3.000 petani kopi mulai dari cara menyiram hingga memelihara tanaman kopi yang berkesinambungan," katanya.
Lampung menjadi pilihan, imbuh Geraldine karena provinsi di ujung selatan Pulau Sumatra ini memiliki 161.242 hektar lahan kopi. Ada 231.971 keluarga yang ikut dalam mata rantai pertanian kopi.
Tak cuma itu, Lampung adalah produsen kopi terbesar kedua di Indonesia. Lampung, terutama, adalah produsen kopi rubusta di Tanah Air.
Program ini sendiri berbiaya 200 juta dollar AS sampai dengan 2020. Selain Indonesia, Vietnam dan Ghana juga masuk dalam program ini.
Sementara itu, di seluruh dunia, program yang masuk dalam kategori pemberdayaan ini menyasar sejuta petani kopi. "Untuk Indonesia, ada dana 1 juta dollar AS dari 200 juta dollar AS tersebut,"tutur lulusan UCC di Irlandia untuk spesialisasi ekonomi pangan, pemasaran, dan pembangunan kawasan ini.
Masih menurut Geraldine, Mondelez International termasuk pihak yang banyak membeli kopi produksi Indonesia. Rerata dalam setahun, perusahaan yang awalnya dikenal dengan nama Craft Food itu mengeluarkan dari koceknya dana hingga 150 juta dollar AS untuk pembelian tersebut.
Di Indonesia, Mondelez International memunyai pabrik di Karawang, Cikarang, dan Bandung. Ada lima produk Mondelez International di Indonesia yakni Oreo, Biskuat, Tuc, Cadbury, dan Toblerone.
Pada 2013, seturut Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, ekspor kopi pada 2013 mencapai 543 juta kilogram. Jumlah ini menghasilkan uang hingga Rp 1,1 miliar. Catatan Mondelez International yang dipublikasikan pada Kamis (24/4/2014) menunjukkan perlunya pembinaan bagi petani kopi di Indonesia untuk menghasilkan kopi bermutu secara berkesinambungan. Mondelez International menghelat Coffee Made Happy dengan pembukaan Pusat Pelatihan Petani di Semendo, Provinsi Lampung sebagai lokasi pertama implementasi program di Indonesia.
Di kawasan Asia Tenggara, bahkan di dunia, Vietnam menjadi yang utama dalam ekspor kopi. Berkompetisi dengan Indonesia, Vietnam jauh lebih ungggul tiga kali. Maksudnya, kata Global Sustainability Manager for Coffee Mondelez International Geraldine O'Grady di Jakarta pada Kamis (24/4/2014), pada lahan pertanian kopi yang rerata setara luasnya dengan di Indonesia, Vietnam bisa menghasilkan kopi tiga kali lebih banyak ketimbang Indonesia. "Petani kopi Vietnam sudah belajar mengenai penanaman kopi berkelanjutan," katanya.
Mari simak catatan dari Kementerian Pertanian pada lamannya. Di dunia Vietnam dan Indonesia adalah pemain besar produksi kopi. Pemain besar lainnya adalah Brasil.
Catatan termutakhir dari Kementerian Perindustrian Indonesia menunjukkan luas lahan pertanian kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektare. Pada 2013, ekspor kopi Indonesia mencapai 543.000 ton kopi. Jumlah sebanyak itu menghasilkan 1,1 miliar dollar AS. Sekitar 75 persen kopi yang diekspor berjenis robusta. Lalu, 18 persen berjenis arabika dan 7 persen adalah kopi olahan.
Sebaliknya, masih menurut data Kementerian Perindustrian tersebut, luas lahan pertanian kopi di Vietnam ada di kisaran 550.000 hektar. Tapi, menurut Asosiasi Kopi Kakao Vietnam (Vicova), ekspor kopi negara itu sampai dengan akhir 2014 sudah mencapai 1,7 juta ton. Hasil penjualan kopi sebanyak itu mendatangkan uang hingga 3 miliar dollar AS.
Saat ini, harga kopi arabika di pasar dunia mencapai 4.300 dollar AS tiap ton. Kemudian, banderol robusta ada di 2.100 dollar AS per ton. Sebanyak 60 persen kopi robusta dunia berasal dari Vietnam.
Lebih lanjut menurut Geraldine, potensi kopi asal Indonesia sejatinya masih bisa ditingkatkan. Pasalnya, menurut Inisiatif Perdagangan Berkelanjutan (IDH), cuma tujuh persen kopi ekspor Indonesia yang sudah tersertifikasi atau terbukti berkelanjutan.
Berkesinambungan
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Kopi Vietnam, kopi jenis robusta asal Bandung yang diseduh ala Vietnam.
Geraldine menerangkan, berangkat dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, pihaknya menghelat program pertanian bertajuk Coffee Made Happy. Untuk Indonesia, Mondelez International membuka Pusat Pelatihan Petani di Semendo, Provinsi Lampung. "Kami akan mengajar sekitar 3.000 petani kopi mulai dari cara menyiram hingga memelihara tanaman kopi yang berkesinambungan," katanya.
Lampung menjadi pilihan, imbuh Geraldine karena provinsi di ujung selatan Pulau Sumatra ini memiliki 161.242 hektar lahan kopi. Ada 231.971 keluarga yang ikut dalam mata rantai pertanian kopi.
Tak cuma itu, Lampung adalah produsen kopi terbesar kedua di Indonesia. Lampung, terutama, adalah produsen kopi rubusta di Tanah Air.
Program ini sendiri berbiaya 200 juta dollar AS sampai dengan 2020. Selain Indonesia, Vietnam dan Ghana juga masuk dalam program ini.
Sementara itu, di seluruh dunia, program yang masuk dalam kategori pemberdayaan ini menyasar sejuta petani kopi. "Untuk Indonesia, ada dana 1 juta dollar AS dari 200 juta dollar AS tersebut,"tutur lulusan UCC di Irlandia untuk spesialisasi ekonomi pangan, pemasaran, dan pembangunan kawasan ini.
Masih menurut Geraldine, Mondelez International termasuk pihak yang banyak membeli kopi produksi Indonesia. Rerata dalam setahun, perusahaan yang awalnya dikenal dengan nama Craft Food itu mengeluarkan dari koceknya dana hingga 150 juta dollar AS untuk pembelian tersebut.
Di Indonesia, Mondelez International memunyai pabrik di Karawang, Cikarang, dan Bandung. Ada lima produk Mondelez International di Indonesia yakni Oreo, Biskuat, Tuc, Cadbury, dan Toblerone.
0 komentar:
Post a Comment