18 Konglomerat Indonesia Tinggal di Jakarta
JAKARTA, KOMPAS.com — Tak terbantahkan, Jakarta masih menjadi pusat koordinat bisnis dan uang di Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh survei The Wealth Report 2015 yang dilansir Knight Frank.
Survei tersebut menunjukkan, dari total 24 konglomerat Indonesia dengan kekayaan di atas 1 miliar dollar AS, 18 di antaranya berada di Jakarta. Sisanya tersebar di kota-kota besar lainnya.
Kekayaan bersih mereka dihitung berdasarkan aset tak bergerak, seperti properti semacam vila, hotel, pergudangan, kondotel, dan aset bergerak. Aset yang dihitung tidak termasuk rumah pribadi yang didiami.
Ke-18 konglomerat tersebut merupakan bagian dari 866 kalangan ultrakaya Indonesia yang tercatat pada 2014. Sejumlah 650 orang lainnya masuk dalam kategori ultrahigh net worth individuals (UHNWI) dengan aset di atas 30 juta dollar AS, dan 192 orang masuk dalam golongan centa millionaires dengan kekayaan lebih dari 100 juta dollar AS.
Menurut Associate Director Knight Frank Indonesia, Hasan Pamudji, populasi kalangan tajir ini akan terus bertambah seiring kondisi makro-ekonomi, demografi, stabilitas politik, dan pengetahuan mengenai peningkatan kualitas hidup baik pendidikan maupun cara menginvestasikan uang.
"Menariknya, mereka yang masuk kalangan UHNWI, centa millionaires, dan miliarder menginvestasikan uangnya di sektor properti dengan instrumen investasi hunian (apartemen dan rumah), kondotel, hotel, pergudangan, dan ritel. Mereka punya properti juga di luar negeri macam Singapura, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat," tutur Hasan.
Dalam satu dekade yang akan datang atau tahun 2024, populasi ultrakaya di Indonesia, menurut Head of Research Knight Frank Asia Pacific, Nicholas Holt, akan berlipat ganda sebesar 138,9 persen menjadi 2.002 orang. Terbagi atas UHNWI sebanyak 1.057 orang, centa millionaires 441 orang, dan miliarder 54 orang.
Global Head of Research Knight Frank, Liam Bailey, menambahkan, Indonesia termasuk pemasok terbesar konglomerat selain Meksiko, Nigeria, dan Turki. Para konglomerat ini memiliki hasrat tinggi untuk membeli properti mewah.
"Pembeli asal Indonesia akan menjadi kekuatan serius di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2015 dan tahun mendatang," tandas Bailey.
JAKARTA, KOMPAS.com — Tak terbantahkan, Jakarta masih menjadi pusat koordinat bisnis dan uang di Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh survei The Wealth Report 2015 yang dilansir Knight Frank.
Survei tersebut menunjukkan, dari total 24 konglomerat Indonesia dengan kekayaan di atas 1 miliar dollar AS, 18 di antaranya berada di Jakarta. Sisanya tersebar di kota-kota besar lainnya.
Kekayaan bersih mereka dihitung berdasarkan aset tak bergerak, seperti properti semacam vila, hotel, pergudangan, kondotel, dan aset bergerak. Aset yang dihitung tidak termasuk rumah pribadi yang didiami.
Ke-18 konglomerat tersebut merupakan bagian dari 866 kalangan ultrakaya Indonesia yang tercatat pada 2014. Sejumlah 650 orang lainnya masuk dalam kategori ultrahigh net worth individuals (UHNWI) dengan aset di atas 30 juta dollar AS, dan 192 orang masuk dalam golongan centa millionaires dengan kekayaan lebih dari 100 juta dollar AS.
Menurut Associate Director Knight Frank Indonesia, Hasan Pamudji, populasi kalangan tajir ini akan terus bertambah seiring kondisi makro-ekonomi, demografi, stabilitas politik, dan pengetahuan mengenai peningkatan kualitas hidup baik pendidikan maupun cara menginvestasikan uang.
"Menariknya, mereka yang masuk kalangan UHNWI, centa millionaires, dan miliarder menginvestasikan uangnya di sektor properti dengan instrumen investasi hunian (apartemen dan rumah), kondotel, hotel, pergudangan, dan ritel. Mereka punya properti juga di luar negeri macam Singapura, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat," tutur Hasan.
Dalam satu dekade yang akan datang atau tahun 2024, populasi ultrakaya di Indonesia, menurut Head of Research Knight Frank Asia Pacific, Nicholas Holt, akan berlipat ganda sebesar 138,9 persen menjadi 2.002 orang. Terbagi atas UHNWI sebanyak 1.057 orang, centa millionaires 441 orang, dan miliarder 54 orang.
Global Head of Research Knight Frank, Liam Bailey, menambahkan, Indonesia termasuk pemasok terbesar konglomerat selain Meksiko, Nigeria, dan Turki. Para konglomerat ini memiliki hasrat tinggi untuk membeli properti mewah.
"Pembeli asal Indonesia akan menjadi kekuatan serius di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2015 dan tahun mendatang," tandas Bailey.
0 komentar:
Post a Comment