728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Dari Melarat Luar Binasa Kemudian Jadi Miliuner Luar Biasa

    Dulu para miliuner ini orang miskin

    Kondisi perekonomian seseorang tidak serta merta menentukan masa depannya kelak. Tak jarang kondisi perekonomian yang tergolong miskin atau biasa-biasa saja, menjadi pemicu tekad untuk memperbaiki masa depan.

    Cemoohan, pandangan sinis dan cibiran menjadi cambuk bagi segelintir orang yang berhasil menapaki jalan terjal kesuksesan. Modal tekad, ketabahan dan keberuntungan, orang-orang ini mampu merubah kemiskinan menjadi kekayaan.

    Tercatat beberapa pengusaha besar dalam dan luar negeri mampu membuktikan keterpurukan ekonomi bukan penghalang untuk mencapai puncak kesuksesan dunia. Berikut dirangkum beberapa di antaranya:

    Jack Ma

    Apa kunci sukses Jack Ma meniti karir jadi taipan raksasa? Dia menjawab lantaran ogah terus miskin.

    Sebelum mendirikan perusahaan perdagangan via Internet, www.alibabagroup.com, Ma bekerja sebagai guru bahasa Inggris sebuah kampus di kota kelahirannya. Gaji Ma dalam Yuan bila dikonversi ke Rupiah hanya sekitar Rp 180.000 per bulan.

    Sewaktu muda, Ma Yun (nama aslinya) adalah anak yang suka berbahasa Inggris, tak lazim bagi warga China kala itu. Dari biografinya yang kerap dikutip media, sedari SD dia nekat bersepeda ke hotel berjarak 45 menit dari Kota Hanzhou, demi bercakap-cakap dengan turis asing asal Eropa dan AS.

    Ketekunan itu mengantarnya kuliah di jurusan bahasa asing, dan bahkan terpilih menjadi dosen di kampusnya. Tapi gaji minim sebagai pengajar membuatnya tak tahan. Inilah awal pilihannya banting setir jadi pengusaha.

    "Anda tidak akan sukses kalau tidak memiliki ambisi. Kalau tidak berhasil (dengan bisnis Internet) aku harus kembali ke pekerjaanku yang dulu," ujarnya saat diwawancara situs berita Tencent.

    Larry Ellison


    Lawrence Joseph Ellison, lahir pada 17 Agustus 1944 di Bronx, New York. Ibunya, Florence Spellman, saat itu baru berusia 19 tahun dan belum menikah. Siapa ayahnya hingga kini masih menjadi misteri. Pada usia 9 bulan, Larry terkena penyakit pneumonia. Ia lalu diserahkan pada bibinya di Chigago untuk diadopsi.

    Maka sejak saat itu, Larry dibesarkan oleh Lilian Spellman Ellison dan suaminya, Louis Ellison. Dari kedua orangtua angkatnya inilah Larry memperoleh nama Ellison. Mereka tinggal disebuah apartemen sederhana di South Shore, Chigago, di mana banyak keturunan Yahudi kelas menengah ke bawah tinggal.

    Larry kecil, meskipun menyimpan jiwa pemberontak di dalam dirinya, dia adalah anak yang cerdas. Ia terutama sekali menyukai pelajaran matematika dan ilmu pasti. Ketika berumur 12 tahun, ia baru mengetahui bahwa ia bukanlah anak kandung keluarga Ellison. Hal ini cukup membuatnya menyerah, tapi ia tidak menyerah.

    Siapa sangka saat ibu angkat atau bibinya harus meninggal, membuat dirinya berhenti kuliah. Dia hijrah ke ke California untuk mengerjakan pekerjaan aneh selama delapan tahun. Dia menemukan perusahaan pengembangan software, Oracle, di tahun 1977. Perusahaan yang kemudian tumbuh pesat jadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia. Tercatat pada Agustus 2014, kekayaannya mencapai USD 49,7 miliar atau setara dengan Rp 595,85 triliun.

    Jan Koum

    Jan Koum lahir 24 Februari 1976 adalah CEO dan pendiri WhatsApp bersama Brian Acton. WhatsApp merupakan aplikasi pesan bergerak yang diakuisisi oleh Facebook Inc. pada Februari 2014 dengan nilai USD 19 miliar. Koum dibesarkan di sebuah desa di luar Kiev, Ukraina. Ia pindah ke California bersama ibu dan neneknya tahun 1992. Saat ini Koum memegang 45 persen saham WhatsApp dengan nilai mendekati USD 7 miliar atau setara dengan Rp 83,92 triliun.

    Uang USD 19 miliar yang dikeluarkan Facebook untuk akuisisi WhatsApp telah membuat nasib Jan Koum dan Brian Acton sebagai pendirinya berubah. Kini, kedua nama tersebut telah masuk jajaran miliarder terkaya dunia versi Forbes.

    Seperti yang dilansir oleh First Post (5/3), Koum yang kini berusia 38 tahun dan Acton yang berusia 42 tahun boleh berbangga dengan status sosialnya saat ini. Menurut data Forbes, Koum sekarang adalah orang terkaya nomor 202 di dunia, sementara Acton nomor 551.

    Posisi itu didapatkan Koum setelah mengalami peningkatan pendapatan sebanyak 45 persen setelah WhatsApp dijual. Sementara Acton juga mengalami peningkatan pendapatan hingga 20 persen.

    Dengan hal ini, Koum pun jadi miliarder dengan aset USD 6,8 miliar. Sementara, Acton kekayaannya sebanyak USD 3 miliar.

    Padahal, jika kita menengok ke belakang, nasib kedua orang ini sangat berbalik 180 derajat. Dulu, Koum adalah seorang imigram Ukraina yang sempat jadi tukang sapu dan hidup di bawah garis kemiskinan. Sementara Acton sempat ditolak kerja di Facebook, dan Twitter namun tidak putus asa hingga akhirnya jadi miliarder sekarang ini.

    Ciputra
    Ciputra, namanya tentu sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Pria keturunan China asal Parigi, Sulawesi Tengah ini telah membangun banyak properti di Indonesia melalui sejumlah perusahaannya.

    Siapa yang tidak tahu Taman Impian Jaya Ancol kini? Salah satu taman hiburan besar di Indonesia itu adalah hasil karyanya dalam mengubah lahan rawa menjadi suatu pusat rekreasi. Belum lagi sejumlah perumahan kawasan elite seperti Pondok Indah dan Serpong juga adalah buah pemikirannya.

    Bungsu dari tiga bersaudara ini tidak sukses begitu saja. Masa kecilnya dilalui cukup berat. Semenjak masa kanak-kanak, Ciputra sudah harus membantu menghidupi keluarga usai ditinggal sang ayah meninggal di penjara akibat dituduh mata-mata oleh penjajah Jepang.

    Ciputra kecil yang kala itu baru berumur 12 tahun sudah harus membantu menghidupi kehidupan keluarga dengan membantu berjualan kue milik ibunya. Selain itu, sebelum berangkat sekolah, Ciputra juga harus bangun pagi-pagi untuk mengurus sapi piaraan dan menempuh 7 Km ke sekolah dengan berjalan kaki.

    Berbekal ketekunan dan kegigihan, Ciputra kecil mampu meneruskan jenjang pendidikannya hingga berhasil masuk ke ITB, Bandung. Setelah berhasil menamatkan kuliahnya, Ciputra memutuskan untuk menjadi seorang entrepreneur dan dia mengawali bisnisnya di Jaya Group. Jaya Group merupakan sebuah perusahaan daerah di DKI Jakarta milik Pemda DKI. Di sana dia menjabat sebagai direksi dan kemudian beralih ke penasihat.

    Ciputra kemudian bersama Sudono Salim, Sudwikatmono, Djuhar Sutanto, dan Ibrahim Risjad mendirikan sebuah perusahaan yang bernama Metropolitan Group. Selain itu, dia juga membangun Ciputra Group miliknya sendiri.

    Bisnis Ciputra tidak selamanya manis. Ciputra menjadi salah satu pebisnis yang terkena dampak krisis moneter pada 1997. Namun, utang menumpuk tak lantas membuatnya patah arang. Berkat sedikit keberuntungan dengan adanya kebijakan moneter pemerintah dan diskon bunga dari beberapa bank membuat Ciputra mampu merestrukturisasi utang-utangnya.

    Kini sudah sekitar 20 tahun lebih Ciputra membangun usahanya. Mulai dari sebuah kamar kerja kecil milik Pemda DKI kini perusahaannya telah memiliki sekitar 20 anak perusahaan dengan 14.000 karyawan.

    Pada 2013 lalu, Forbes Asia menasbihkannya sebagai pengusaha properti terkaya di Indonesia. Forbes mencatat kekayaan Ciputra pada tahun lalu mencapai USD 1,3 miliar atau setara Rp 15,21 triliun.

    Ciputra mengalahkan Alexander Tedja, taipan properti asal Surabaya dengan perusahaannya Pakuwon Group, yang tercatat memiliki jumlah kekayaan senilai USD 670 juta atau setara Rp 7,8 triliun.

    Eka Tjipta Widjaja

    Eka Tjipta Widjaja lahir dari keluarga miskin di Fujian, Republik Rakyat China dengan nama Oei Ek Tjhong pada 3 Oktober 1923. Pada tahun 1931, ia melakukan migrasi ke Makassar, Sulawesi Selatan.

    Saat ini, namanya dikenal sebagai pengusaha, pendiri serta pengendali Sinar Mas Group. Ia merupakan orang pertama terkaya di Indonesia menurut Majalah Globe Asia edisi bulan Desember 2012 dengan kekayaan mencapai USD 8,7 miliar atau setara dengan Rp 104,3 triliun.

    Pada tahun 2011, menurut Forbes, ia menduduki peringkat ke-3 orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan USD 8 miliar atau setara dengan Rp 95,91 triliun.

    Eka Tjipta adalah ayah dari Oei Hong Leong, orang terkaya ke-32 di Singapura pada tahun 2013.


    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Dari Melarat Luar Binasa Kemudian Jadi Miliuner Luar Biasa Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top