728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Rahasia Triliunan Harta Karun

    Tommy dan Rahasia Triliunan Harta Karun

    Seratus enam puluh tahun lalu, pada 3 September 1857, kapal SS Central America angkat sauh di Pelabuhan Colon, Panama, dan mulai berlayar menuju Kota New York. Ada 477 penumpang dan 101 awak dalam kapal yang dioperasikan oleh United States Mail Steamship Company itu.

    Selain ratusan penumpang, ada muatan berharga dalam lambung kapal: 5.200 keping koin emas dan beberapa ton emas batangan. Perjalanan itu mestinya tak ada soal. Sang nakhoda, William Lewis Herndon, sudah puluhan kali berlayar bersama SS Central America mengarungi lautan, menempuh perjalanan dari Colon-New York dan sebaliknya.

    Setelah sempat mampir di Havana, Kuba, Central America terus berlayar ke arah utara hingga tiba di perairan Carolina, Amerika Serikat. Ada badai besar menghadang jalan Central America. Selama dua hari, William Lewis dan anak buahnya bertarung melawan badai. Tapi akhirnya mereka terpaksa mengibarkan bendera putih.

    Pada 11 September 1857, sekitar pukul 8 malam, SS Central America bersama sebagian besar penumpang dan awak kapal serta beberapa ton emas, tenggelam ke dasar samudra. Tenggelamnya berton-ton emas itu berbuntut panjang lantaran menyeret sejumlah bank sebagai pemiliknya. Selama lebih dari seabad, emas itu teronggok di dasar laut. Tak ada yang tahu persis di mana lokasi SS Central America tenggelam.

    Thomas “Tommy” Gregory Thompson-lah yang “berjasa” menemukan timbunan emas itu130 tahun setelah SS Central America karam. Sejak kecil, minat Tommy, kini 64 tahun, sudah tersedot oleh air. Dia jatuh cinta pada dunia bawah air. “Saat masih kecil, aku suka berlatih menahan napas dalam air,” kata Tommy, kepada Columbus Monthly, belasan tahun lalu. Di atas permukaan air, kata dia, banyak temannya yang lebih jago, tapi dalam air, dialah juaranya.

    Hidup Tommy memang jarang jauh dari air. Setelah lulus dari Universitas Negeri Ohio, pemuda yang lahir di Kota Defiance, Amerika Serikat, itu bekerja di Batelle Memorial Institute sebagai konsultan kelautan. Tapi, bahkan sebelum lulus kuliah pun, Tommy sudah menghabiskan banyak waktu meneliti kapal-kapal yang tenggelam di perairan Amerika selama ratusan tahun.

    Yang jadi minatnya tentu bukan kapal sembarang kapal. Kapal-kapal itu, serupa Central America, mengangkut barang-barang bernilai tinggi saat tenggelam. Menurut Tommy, kapal-kapal yang karam di perairan dangkal gampang dicari dan hampir pasti sudah ludes disikat para pemburu harta karun. Yang tersisa tinggal kapal-kapal yang teronggok di laut sangat dalam. SS Central America satu di antaranya.

    Sejak awal 1980-an, Tommy dan sobatnya, Bob Evans, mulai menelusuri jejak Central America. “Central America jadi incaran semua pemburu harta karun,” kata Evans, geolog di perusahaan minyak bumi. Evans sangat tekun menyelisik setiap dokumen sejarah terkait Central America. Berbekal semua informasi itu, Tommy dan Evans membuat model matematika untuk memperkirakan posisi tenggelamnya Central America.

    Banyak yang ragu Tommy bakal bisa menemukan “bangkai” Central America, yang diduga ada di kedalaman 3.000 meter. Tapi tak sedikit pula orang-orang “gila” yang mau “berjudi” membiayai ekspedisi Tommy. Gil Kirk, pengusaha properti, salah satunya. Dia menyetor “investasi” sebesar US$ 28 ribu atau sekitar Rp 370 juta. “Tommy salah satu orang paling pintar yang pernah aku kenal,” Gil menjelaskan alasannya bersedia merogoh kantong.

    Rata-rata “investor” ekspedisi mencari harta karun Central America terpesona oleh karisma Tommy Thompson. “Dia orang yang tulus, tepercaya, dan punya kemampuan hebat,” kata Wayne Ashby, seorang akuntan. Ashby pulalah yang membukakan pintu bagi Tommy kepada juragan-juragan kaya. Total ada 160 orang yang menyetor modal ke Tommy senilai US$ 12,7 juta, setara dengan Rp 170 miliar. Dan “perjudian” itu mestinya bisa terbayar lunas, bahkan bisa menghasilkan duit berlipat-lipat.

    Pada suatu hari di awal bulan Oktober 1989, kapal Tommy dan timnya pulang setelah berhari-hari “melaut”. Di dermaga Norfolk, Virginia, sudah menunggu banyak orang dengan wajah semringah. Bagaimana para investor itu tak bersukaria. Tommy pulang dengan membawa ribuan keping emas dan beberapa kuintal emas batangan. Konon, nilai semua emas itu bisa triliunan rupiah. “Aku masih suka menggigil jika ingat peristiwa hari itu,” ujar seorang investor. Tapi, seperti kisah-kisah klasik, harta selalu jadi sumber sengketa.

    * * *

    Tommy mungkin buron paling pintar yang pernah dikejar US Marshal.”
    Peter Tobin, US Marshal

    Sudah sekitar satu setengah tahun Thomas “Tommy” G. Thompson mendekam di penjara negara bagian Ohio. Sebelum diseret ke pengadilan, Tommy sempat jadi buron polisi selama beberapa tahun. Semua ini adalah buntut dari emas yang diangkat dari kapal Central America.

    Tak berselang lama setelah seperempat abad lalu Tommy dan timnya membawa sebagian emas yang tenggelam bersama Central America ke darat. Dia kontan menuai puluhan gugatan. Perusahaan-perusahaan asuransi yang pernah membayar klaim kerugian atas tenggelamnya Central America merasa menjadi tuan yang sah atas semua emas itu.

    Tommy yang tak suka disorot media harus puluhan kali datang ke pengadilan untuk melayani semua gugatan. “Dia sebenarnya sangat benci terhadap semua urusan hukum itu…. Tapi dia tak percaya kepada para pengacara,” seorang pemodal yang kenal dekat Tommy menuturkan kepada Washington Post. Di pengadilan, dia berhasil mengalahkan perusahaan-perusahaan asuransi itu.

    Namun masih ada pihak lain yang juga merasa berhak atas sebagian dari berkuintal-kuintal emas itu. Mereka adalah 160 penyokong modal yang sudah membiayai ekspedisi Tommy. Sampai detik ini, belum satu sen pun uang para investor itu yang dibayarkan kembali oleh Tommy. Padahal Tommy telah melego sebagian emas itu dengan nilai US$ 50 juta atau sekitar Rp 650 miliar kepada California Gold Marketing Group. Tommy diduga juga masih menyimpan 300 kilogram emas.

    Tapi saat para investor, juga sebagian anggota timnya mengajukan gugatan ke pengadilan pada 2012, Tommy bersama pacarnya, Alison Antekeier, 48 tahun, malah menghilang. Kabur. “Tommy mungkin buron paling pintar yang pernah dikejar US Marshal,” kata Peter Tobin, US Marshal asal Ohio, kepada Daily Beast, beberapa tahun lalu. Baru tiga tahun kemudian jejak Tommy terendus.

    Di depan majelis hakim dua tahun lalu, Tommy mengaku mengalami kelelahan kronis yang membuatnya kehilangan sebagian memori. Sialnya, memori yang “hilang” itu termasuk soal di mana dia menyimpan timbunan emas tersebut. Suatu kali Tommy mengatakan bahwa emas itu sudah dia pasrahkan kepada seseorang di Kota Belize. Tapi hakim tak percaya, demikian pula para penggugatnya bahwa Tommy kehilangan ingatan. Menurut hakim, tak ada bukti medis sama sekali yang menyokong klaimnya.

    Di depan hakim yang mengetukkan palu hukuman baginya, Tommy pernah berjanji akan mengungkap di mana lokasi emas itu setelah dia bisa mengingat. Tapi sampai hari ini janji itu belum dia penuhi juga. “Siapa tahu, suatu saat nanti dia akan mendapat pencerahan,” kata hakim Algenon L. Marbley, dikutip Columbus Dispatch, beberapa pekan lalu.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Rahasia Triliunan Harta Karun Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top