Rajai Bisnis Drone, Bukti Keuletan Perusahaan China
Jakarta - Sahih rasanya kalau Frank Wang disebut sebagai rajanya drone. DJI Innovations yang didirikannya, adalah perusahaan pembuat drone terbesar di dunia dengan market share di kisaran 70%. Bukti bahwa perusahaan teknologi asal China kian digandrungi di berbagai negara.
DJI Innovations mirip dengan sepak terjang Xiaomi di jagat smartphone atau Alibaba di bisnis e-commerce. Perusahaan yang awalnya startup asal China tak dikenal, namun kini banyak dibicarakan. Tapi DJI Innovations dianggap lebih menonjol karena memimpin di bisnisnya.
"Perusahaan asal China kini semakin baik. Sebelumnya, mereka tertinggal di belakang. Saat ini, kian banyak perusahaan China yang berhasil di dunia, seperti Huawei, Tencent dan Alibaba," ujar Wang yang dikutip detikINET dari WantChinaTimes.
Wang tak malu mengatakan kalau beberapa produk China memang kurang berkualitas. Ia membandingkannya dengan produk Jepang.
"Orang Jepang secara konsisten mengejar kesempurnaan. China memiliki uang tapi produk-produknya buruk, layanannya buruk dan Anda harus membayar tinggi untuk mendapatkan sesuatu yang bagus," sebutnya. Tapi ia yakin keadaan sudah mulai berubah.
"Saya pikir di kemudian hari, akan lebih banyak lagi perusahaan China yang mengglobal dan citra mereka perlahan akan berubah. Saya pikir yang paling penting adalah memiliki visi," tambahnya.
Wang tak dapat menutupi rasa bangganya karena penjualan DJI Innovations kebanyakan berasal dari luar China. Drone merek Phantom yang mereka buat laku keras di Amerika Serikat atau Eropa, wilayah yang penduduknya biasa menuntut produk kualitas tinggi.
"Orang-orang China sendiri merasa produk impor itu bagus dan produk made in China inferior. Kami selalu berada di kelas kedua. Saya tidak puas dengan kondisi ini dan menginginkan sesuatu untuk mengubahnya," sebutnya.
Motivasi itu yang membuat Wang coba membuat drone berkualitas. Dan akhirnya memang laku keras. Terobosan terjadi di tahun 2012 di mana DJI Innovations berhasil membuat paket drone lengkap, ada softwarenya dan mampu terbang sempurna. Produk ini diluncurkan Januari 2013 dan dikenal dengan nama Phantom.
Phantom adalah drone consumer pertama yang siap untuk terbang selama sekitar satu jam. Kesederhanaan dan kemudahan penggunaan membuatnya diminati oleh para penggemar drone.
Meski sudah sukses, Wang dikenal pekerja keras. Ia masih bekerja 80 jam per minggu. Di pintu ruang kerjanya ada tulisan 'Hanya untuk yang punya otak'. Ia memang menghargai intelektualitas.
"Yang Anda butuhkan adalah agar menjadi lebih pintar dari yang lain, harus ada perbedaan dari orang banyak. Jika Anda bisa seperti itu, Anda akan sukses," katanya.
Jakarta - Sahih rasanya kalau Frank Wang disebut sebagai rajanya drone. DJI Innovations yang didirikannya, adalah perusahaan pembuat drone terbesar di dunia dengan market share di kisaran 70%. Bukti bahwa perusahaan teknologi asal China kian digandrungi di berbagai negara.
DJI Innovations mirip dengan sepak terjang Xiaomi di jagat smartphone atau Alibaba di bisnis e-commerce. Perusahaan yang awalnya startup asal China tak dikenal, namun kini banyak dibicarakan. Tapi DJI Innovations dianggap lebih menonjol karena memimpin di bisnisnya.
"Perusahaan asal China kini semakin baik. Sebelumnya, mereka tertinggal di belakang. Saat ini, kian banyak perusahaan China yang berhasil di dunia, seperti Huawei, Tencent dan Alibaba," ujar Wang yang dikutip detikINET dari WantChinaTimes.
Wang tak malu mengatakan kalau beberapa produk China memang kurang berkualitas. Ia membandingkannya dengan produk Jepang.
"Orang Jepang secara konsisten mengejar kesempurnaan. China memiliki uang tapi produk-produknya buruk, layanannya buruk dan Anda harus membayar tinggi untuk mendapatkan sesuatu yang bagus," sebutnya. Tapi ia yakin keadaan sudah mulai berubah.
"Saya pikir di kemudian hari, akan lebih banyak lagi perusahaan China yang mengglobal dan citra mereka perlahan akan berubah. Saya pikir yang paling penting adalah memiliki visi," tambahnya.
Wang tak dapat menutupi rasa bangganya karena penjualan DJI Innovations kebanyakan berasal dari luar China. Drone merek Phantom yang mereka buat laku keras di Amerika Serikat atau Eropa, wilayah yang penduduknya biasa menuntut produk kualitas tinggi.
"Orang-orang China sendiri merasa produk impor itu bagus dan produk made in China inferior. Kami selalu berada di kelas kedua. Saya tidak puas dengan kondisi ini dan menginginkan sesuatu untuk mengubahnya," sebutnya.
Motivasi itu yang membuat Wang coba membuat drone berkualitas. Dan akhirnya memang laku keras. Terobosan terjadi di tahun 2012 di mana DJI Innovations berhasil membuat paket drone lengkap, ada softwarenya dan mampu terbang sempurna. Produk ini diluncurkan Januari 2013 dan dikenal dengan nama Phantom.
Phantom adalah drone consumer pertama yang siap untuk terbang selama sekitar satu jam. Kesederhanaan dan kemudahan penggunaan membuatnya diminati oleh para penggemar drone.
Meski sudah sukses, Wang dikenal pekerja keras. Ia masih bekerja 80 jam per minggu. Di pintu ruang kerjanya ada tulisan 'Hanya untuk yang punya otak'. Ia memang menghargai intelektualitas.
"Yang Anda butuhkan adalah agar menjadi lebih pintar dari yang lain, harus ada perbedaan dari orang banyak. Jika Anda bisa seperti itu, Anda akan sukses," katanya.
0 komentar:
Post a Comment