Saya seorang ibu rumah tangga, mempunyai seorang saudara sepupu, sebut saja namanya Nuning. Nuning, saudara saya ini, sudah menikah dan mempunyai satu anak, usianya telah lima tahun. Suaminya bukan katolik. Kehidupan Nuning sangat sederhana. Suaminya membuka bengkel mobil yang sangat sederhana di depan rumahnya. Untuk membantu keuangan keluarga, Nuning, yang mempunyai tatenta untuk memasak, menjual makanan dan kueh-kueh ke sekitar rumahnya. Nuning sudah lama menderita penyakit gula, tetapi karena tidak mempunyai biaya maka dia tidak berobat dengan intensif, sehingga kadar gulanya sering kali tinggi dan dia kadang-kadang badannya lemas. Saya sudah berkali-kali memperingatkan dia untuk berhati-hati jika ada di dapur dengan kondisi seperti itu, dan saya juga memberikan dia minuman nutrisi yang membantu menstabilkan kadar gulanya. Tetapi karena dia harus bekerja ekstra keras, maka tetap saja kadar gulanya meninggi.
Pada suatu pagi, seperti biasa dia bekerja di dapur dan memasak untuk keluarga serta mempersiapkan kueh-kueh yang harus di jualnya. Tiba-tiba kekuatiran saya terjadi, pada waktu dia menggoreng kue, dia merasa pusing dan minyak panas yang berada di atas penggorengan tertumpah di seluruh kakinya, dari paha sampai ujung kaki. Nuning menjerit kesakitan, dan suaminya segera membawanya ke RS. Nuning dirawat di ICU selama dua minggu. Karena biaya yang cukup tinggi, maka Nuning memaksa diri untuk keluar dari RS sebelum betul-betul sembuh. Di samping itu dokter juga mengatakan bahwa karena Nuning menderita gula maka penyembuhan luka-luka Nuning akan memakan waktu yang cukup lama serta menelan biaya besar.
Akhirnya dengan keadaan tidak sembuh total, dia keluar dari RS. Setelah berada di rumah keadaan tidak berubah baik, dia sangat menderita kesakitan dan luka-lukanya terus berair. Sering kali jika dia kesakitan, dia menelpon saya dan menangis sebisanya. Saya sedih mendengar dia menderita, namun saya tak memiliki cara lain untuk membantunya kecuali berdoa bersamanya lewat telepon. Setelah berdoa dia merasa tenang dan sanggup memanggul salib penderitaannya. Tetapi keadaan itu semakin lama semakin memburuk, dan saya kuatir kakinya membusuk. Saya sedih dan terus menerus berdoa dan berteriak kepada Tuhan. Tuhan tolonglah dia…
Suatu hari di komunitas saya dipersembahkan misa dan adorasi. Tiba-tiba saya berpikir untuk membawa dia, tetapi saya bingung bagaimana caranya? Dia tidak bisa jalan dan kakinya kaku, tidak bisa di lipat, badannya pun gemuk. Saya berdoa, Tuhan bagaimana caranya? Saya nekat menjemput ke rumahnya dan mengajak dia menghadiri misa tersebut, dan ternyata dia mau juga. Terlebih dahulu saya katakan kepadanya bahwa ini adalah misa karismatik, saya tahu bahwa dia tidak suka dengan hal-hal yang berbau karismatik. Namun di luar dugaanku, dia tetap mau.
Akhirnya dengan susah payah, saya, suami saya dan suaminya membopong dia dan memasukkannya ke dalam mobil. Jalanan sungguh macet. Kemacetan ini membuatku putus asa dan berkata kepadanya: “Mbak, kalau kita terlambat dan tidak bisa ikut misa dan adorasi, kita minta didoakan saja dengan team doa”. Tetapi dia menjawab dengan penuh iman: “Aku mau seperti wanita yang mengalami pendarahan selama dua belas tahun yang disembuhkan Yesus itu. Dan malam ini aku mau menjamah jubah Yesus”. Iman saya diteguhkan oleh perkataannya, dan ajaib… jalanan seolah-olah terbuka dan kami bisa tiba di tempat misa tepat pada waktunya.
Singkat kata, dari awal misa dan adorasi, dia menangis tersedu-sedu. Setelah selesai misa dan adorasi, wajahnya bersinar-sinar, seolah-olah semua beban sudah terangkat … Padahal saya melihat kakinya masih belum sembuh! Masih tetap berair dan bernanah …. Kendati demikian saya bersyukur kepada Tuhan untuk damai sejahtera yang kini diterimanya. Saya mengantar dia pulang ke rumahnya. Kurang lebih tiga hari setelah itu, saya mendapat telepon darinya, dan mengatakan bahwa luka-lukanya sudah kering dan sembuh, bahkan dia sudah bisa berjalan kembali. Puji nama Tuhan Yesus, sang Penyembuh! Dan lebih ajaib lagi, penyakit gulanya sembuh total ….
Saudara-saudarakuku terkasih…, iman saudara saya ini sudah menyembuhkan dia. Tuhan Yesus adalah penyembuh agung, Dialah dokter yang melebihi semua dokter. Saya percaya iman anda juga bisa menyembuhkan anda, karena Tuhan Yesus yang kita sembah, kuasaNya sama dari dulu, sekarang dan selama2nya …. Dan dari kesembuhan ini, suami Nuning sedikit demi sedikit mau tahu tentang Tuhan Yesus … Puji Tuhan!!! Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin!
Author: G Ria Diana
Pada suatu pagi, seperti biasa dia bekerja di dapur dan memasak untuk keluarga serta mempersiapkan kueh-kueh yang harus di jualnya. Tiba-tiba kekuatiran saya terjadi, pada waktu dia menggoreng kue, dia merasa pusing dan minyak panas yang berada di atas penggorengan tertumpah di seluruh kakinya, dari paha sampai ujung kaki. Nuning menjerit kesakitan, dan suaminya segera membawanya ke RS. Nuning dirawat di ICU selama dua minggu. Karena biaya yang cukup tinggi, maka Nuning memaksa diri untuk keluar dari RS sebelum betul-betul sembuh. Di samping itu dokter juga mengatakan bahwa karena Nuning menderita gula maka penyembuhan luka-luka Nuning akan memakan waktu yang cukup lama serta menelan biaya besar.
Akhirnya dengan keadaan tidak sembuh total, dia keluar dari RS. Setelah berada di rumah keadaan tidak berubah baik, dia sangat menderita kesakitan dan luka-lukanya terus berair. Sering kali jika dia kesakitan, dia menelpon saya dan menangis sebisanya. Saya sedih mendengar dia menderita, namun saya tak memiliki cara lain untuk membantunya kecuali berdoa bersamanya lewat telepon. Setelah berdoa dia merasa tenang dan sanggup memanggul salib penderitaannya. Tetapi keadaan itu semakin lama semakin memburuk, dan saya kuatir kakinya membusuk. Saya sedih dan terus menerus berdoa dan berteriak kepada Tuhan. Tuhan tolonglah dia…
Suatu hari di komunitas saya dipersembahkan misa dan adorasi. Tiba-tiba saya berpikir untuk membawa dia, tetapi saya bingung bagaimana caranya? Dia tidak bisa jalan dan kakinya kaku, tidak bisa di lipat, badannya pun gemuk. Saya berdoa, Tuhan bagaimana caranya? Saya nekat menjemput ke rumahnya dan mengajak dia menghadiri misa tersebut, dan ternyata dia mau juga. Terlebih dahulu saya katakan kepadanya bahwa ini adalah misa karismatik, saya tahu bahwa dia tidak suka dengan hal-hal yang berbau karismatik. Namun di luar dugaanku, dia tetap mau.
Akhirnya dengan susah payah, saya, suami saya dan suaminya membopong dia dan memasukkannya ke dalam mobil. Jalanan sungguh macet. Kemacetan ini membuatku putus asa dan berkata kepadanya: “Mbak, kalau kita terlambat dan tidak bisa ikut misa dan adorasi, kita minta didoakan saja dengan team doa”. Tetapi dia menjawab dengan penuh iman: “Aku mau seperti wanita yang mengalami pendarahan selama dua belas tahun yang disembuhkan Yesus itu. Dan malam ini aku mau menjamah jubah Yesus”. Iman saya diteguhkan oleh perkataannya, dan ajaib… jalanan seolah-olah terbuka dan kami bisa tiba di tempat misa tepat pada waktunya.
Singkat kata, dari awal misa dan adorasi, dia menangis tersedu-sedu. Setelah selesai misa dan adorasi, wajahnya bersinar-sinar, seolah-olah semua beban sudah terangkat … Padahal saya melihat kakinya masih belum sembuh! Masih tetap berair dan bernanah …. Kendati demikian saya bersyukur kepada Tuhan untuk damai sejahtera yang kini diterimanya. Saya mengantar dia pulang ke rumahnya. Kurang lebih tiga hari setelah itu, saya mendapat telepon darinya, dan mengatakan bahwa luka-lukanya sudah kering dan sembuh, bahkan dia sudah bisa berjalan kembali. Puji nama Tuhan Yesus, sang Penyembuh! Dan lebih ajaib lagi, penyakit gulanya sembuh total ….
Saudara-saudarakuku terkasih…, iman saudara saya ini sudah menyembuhkan dia. Tuhan Yesus adalah penyembuh agung, Dialah dokter yang melebihi semua dokter. Saya percaya iman anda juga bisa menyembuhkan anda, karena Tuhan Yesus yang kita sembah, kuasaNya sama dari dulu, sekarang dan selama2nya …. Dan dari kesembuhan ini, suami Nuning sedikit demi sedikit mau tahu tentang Tuhan Yesus … Puji Tuhan!!! Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin!
Author: G Ria Diana
1 komentar:
Mohon dukungan doa untuk saya sudah 5 tahun sakit stroke dan insomnia. Terima kasih. Melchior Suroso
Post a Comment