Hidup yang manusia jalani ditengah dunia ini tidak selamanya mulus tanpa hambatan dan kesulitan. Tak terkecuali umat Kristiani. Umat Kristiani tidak kebal dari penyakit, masalah dan kesulitan hidup. Penderitaan bisa melanda siapa saja, bahkan bisa melanda kehidupan orang beriman spt: Pastor / Romo, Frater, dll.. Jika orang beriman saja bisa mengalami kesulitan hidup, lalu bagaimana dengan anggota gereja yang bertugas melayani jemaat seperti: Pemimpin Pujian / Penyembahan, Koor / Paduan suara di dalam sebuah Persekutuan Doa ?? Sudah tentu merekapun pasti akan mengalami kesulitan / masalah dalam hidupnya.
Lalu bagaimana jika saat melayani umat / jemaat sebagai seorang Pemimpin Puji-pujian atau Penyembahan di dalam sebuah Persekutuan Doa, Pemimpin Pujian tersebut sedang dalam keadaan menghadapi masalah / kesulitan / pergumulan ??
Sudah tentu pelayanan mereka akan terpengaruh. . Lagu-lagu Pujian / Penyembahan dan doa yang dipilih mungkin temanya / pokok doanya mengenai masalah yang sedang dihadapi oleh si Pemimpin Pujian tersebut, dan bukan melayani jemaat untuk membantu jemaat dalam pertumbuhan rohaninya, dan jemaat dalam hal ini anggota gereja tidak dapat berbuat apa-apa atau protes, yang akhirnya akan mengikuti apa yang dikehendakai oleh si Pemimpin Puji-pujian tersebut. Sehingga yang terjadi adalah keadaan: terbalik !! Dalam kondisi seperti ini maka yang terjadi adalah jemaat-lah yang melayani si Pemimpin Pujian tersebut ( yang sedang dalam keadaan menghadapi masalah / pergumulan ).
Lalu bagaimana ??
Memang secara ideal adalah: jangan melayani jemaat ketika kita sendiri sedang dalam keadaan menghadapi masalah / kesulitan / pergumulan !! Jika tetap ingin melayani jemaat, maka lepaskan dulu semua masalah / kesulitan pribadi yang sedang dihadapi, dan kemudian berfokuslah kepada kebutuhan umat / jemaat ( membantu pertumbuhan rohani ), dan tidak ada motif lain selain hanya untuk melayani umat.
Lalu apa peran iman kita di dalam situasi penderitaan yang bisa melanda siapa saja di dunia ini ?
Roma 5: 3-4
5:3
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
5:4
dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Kepada jemaat di Roma, rasul Paulus menyerukan agar penderitaan tidak dipandang sebagai hukuman dari Allah. Penderitaan adalah kenyataan dari pasang-surutnya kehidupan. Bahkan dari penderitaan akan lahir pengalaman iman. Itulah sebabnya umat Kristiani harus belajar â€Å“ bermegah dalam kesengsaraan â€Å“. Kenapa ?
Pertama, karena kesengsaraan atau penderitaan menimbulkan ketekunan atau kesabaran. Kita sabar dan tabah hanya melalui pengalaman hidup yang sulit, bukan yang mudah.
Kedua, bila kita tekun ( sabar dan tabah ), maka akan selalu muncul harapan dalam keadaan sesulit apapun. Dari sinilah iman berbicara lebih jelas lagi. Harapan di dalam iman itu tidak akan pernah sia-sia.
Tuhan tidak pernah menjanjikan langit akan selalu biru dan mawar-mawar selalu berkembang. Tuhan juga tidak menjanjikan kehidupan yang lancar tanpa halangan dan kesulitan.
Yang Ia janjikan adalah: kekuatan sejati setiap saat yang cukup bagi kita untuk menjalani hidup ini. Itulah kekuatan iman , sehingga penderitaan bisa melahirkan kesabaran dan pengharapan baru.
Lalu bagaimana jika saat melayani umat / jemaat sebagai seorang Pemimpin Puji-pujian atau Penyembahan di dalam sebuah Persekutuan Doa, Pemimpin Pujian tersebut sedang dalam keadaan menghadapi masalah / kesulitan / pergumulan ??
Sudah tentu pelayanan mereka akan terpengaruh. . Lagu-lagu Pujian / Penyembahan dan doa yang dipilih mungkin temanya / pokok doanya mengenai masalah yang sedang dihadapi oleh si Pemimpin Pujian tersebut, dan bukan melayani jemaat untuk membantu jemaat dalam pertumbuhan rohaninya, dan jemaat dalam hal ini anggota gereja tidak dapat berbuat apa-apa atau protes, yang akhirnya akan mengikuti apa yang dikehendakai oleh si Pemimpin Puji-pujian tersebut. Sehingga yang terjadi adalah keadaan: terbalik !! Dalam kondisi seperti ini maka yang terjadi adalah jemaat-lah yang melayani si Pemimpin Pujian tersebut ( yang sedang dalam keadaan menghadapi masalah / pergumulan ).
Lalu bagaimana ??
Memang secara ideal adalah: jangan melayani jemaat ketika kita sendiri sedang dalam keadaan menghadapi masalah / kesulitan / pergumulan !! Jika tetap ingin melayani jemaat, maka lepaskan dulu semua masalah / kesulitan pribadi yang sedang dihadapi, dan kemudian berfokuslah kepada kebutuhan umat / jemaat ( membantu pertumbuhan rohani ), dan tidak ada motif lain selain hanya untuk melayani umat.
Lalu apa peran iman kita di dalam situasi penderitaan yang bisa melanda siapa saja di dunia ini ?
Roma 5: 3-4
5:3
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
5:4
dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Kepada jemaat di Roma, rasul Paulus menyerukan agar penderitaan tidak dipandang sebagai hukuman dari Allah. Penderitaan adalah kenyataan dari pasang-surutnya kehidupan. Bahkan dari penderitaan akan lahir pengalaman iman. Itulah sebabnya umat Kristiani harus belajar â€Å“ bermegah dalam kesengsaraan â€Å“. Kenapa ?
Pertama, karena kesengsaraan atau penderitaan menimbulkan ketekunan atau kesabaran. Kita sabar dan tabah hanya melalui pengalaman hidup yang sulit, bukan yang mudah.
Kedua, bila kita tekun ( sabar dan tabah ), maka akan selalu muncul harapan dalam keadaan sesulit apapun. Dari sinilah iman berbicara lebih jelas lagi. Harapan di dalam iman itu tidak akan pernah sia-sia.
Tuhan tidak pernah menjanjikan langit akan selalu biru dan mawar-mawar selalu berkembang. Tuhan juga tidak menjanjikan kehidupan yang lancar tanpa halangan dan kesulitan.
Yang Ia janjikan adalah: kekuatan sejati setiap saat yang cukup bagi kita untuk menjalani hidup ini. Itulah kekuatan iman , sehingga penderitaan bisa melahirkan kesabaran dan pengharapan baru.
0 komentar:
Post a Comment