7 Tips sederhana hindari penipuan jual beli online
Berita baru yang tak kalah 'hotnya' dibandingkan dengan kasus Florence Sihombing atau juga beredarnya foto mesum seorang wanita berbaju PNS, adalah masalah penipuan jual-beli online.
Ketika ranah bisnis sudah mulai bergeser dengan memanfaatkan internet, maka setiap aktivitasnya menjadi semakin efisien. Hal-hal yang dulunya memerlukan waktu cukup lama, dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Bahkan pemanfaatan internet juga merambah pada aktivitas jual-beli online.
Mulai dari orang biasa sampai dengan jajaran orang terkenal pernah menjadi korbannya. Bahkan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo juga takluput menjadi korbannya. Sayangnya, tidak sedikit cerita dan kasus penipuan jual-beli online ini bermunculan dan seakan belum dapat terbendung hingga kini serta korban demi korban terus berjatuhan.
Oleh karenanya dibutuhkan kiat-kiat atau tips jitu untuk meminimalisir aksi penipuan jual-beli melalui internet ini. Berikut tips-tipsnya.
1. Meneliti track record dari sang penjual
Sebelum melakukan transaksi, satu hal yang patut dilakukan terlebih dahulu adalah mengetahui dan mengenal track record dari penjual. Hal tersebut dapat diketahui dengan atau dari rekomendasi orang-orang yang pernah bertransaksi dengan sang penjual atau bukti testimoni yang dikirimkan oleh para pembeli terdahulu.
2. Mencari informasi dari penjual
Walaupun tidak dapat dikatakan sebagai cara paling tepat, karena terkadang juga masih kebobolan dengan kecerdikan sang penipu, namun disarankan untuk meneliti informasi sang penjual terlebih dahulu sebelum melakukan transaksi.
Apabila sang penjual menggunakan Facebook, Twitter atau jejaring sosial, maka dapat menelitinya melalui informasi 'about' yang disediakan oleh pemilik website sosial media tersebut. Apabila sang penjual menggunakan blog atau website, maka akan lebih mudah lagi, karena bagi penjual asli, akan mencantumkan informasi tentang mereka di situs aatu blognya itu.
Selain mengetahui informasi tentang penjualnya, Anda juga perlu mengetahui barang yang dijual dengan cara mencocokkan barang tersebut menggunakan layanan pencarian gambar di Google.
3. Usahakan menggunakan layanan rekber atau melakukan COD
Tentunya bagi orang-orang yang sering berbelanja online akan mengenal dua istilah ini, rekber atau rekening bersama dan COD atau Cash on Demand atau Cash on Delivery.
Dengan menggunakan layanan rekber yang sudah disepakati atau digunakan banyak orang, maka Anda dapat meminimalisir penipuan karena sang pemegang rekening pastinya sudah mengantongi alamat dan informasi si penjual.
COD merupakan cara paling aman karena antara penjual dan pembeli dapat bertemu langsung. Sayangnya, hal ini mungkin akan menjadi kendala apabila kedua belah pihak terpaut jarak yang cukup jauh.
4. Waspadai barang yang dijual dengan harga terlalu murah
Memang ada kalanya sebuah barang dijual secara online dengan harga yang miring dan menggiurkan, terutama untuk barang-barang bekas layak pakai.
Namun dari iming-iming harga tersebut, Anda patut mewaspadainya karena boleh jadi barang tersebut kualitasnya sangat buruk dan foto barang itu terkadang tidak sesuai dengan aslinya.
Oleh karenanya, dibutuhkan pengetahuan khusus untuk mengetahuinya. Salah satu caranya adalah memeriksa harga pasaran untuk barang yang akan dibeli.
5. Mewaspadai dengan apa yang diminta penjual
Dalam hal ini, kebanyakan modus dari penjual abal-abal atau para penipu selalu menggunakan cara agar sang pembeli dapat mentransfer uang yang disepakati untuk pembelian suatu barang dengan segera dan cepat.
Walaupun ada peraturan tak tertulis dalam dunia jual-beli online, namun apabila ada tuntutan seperti itu, maka Anda harus waspada karena ada kalanya setelah uang ditransfer, si penipu akan langsung menghilang begitu saja.
6. Simpan informasi sang penjual
Disarankan juga untuk mengambil screenshot dari semua informasi sang penjual termasuk barang yang dijual. Selain itu, Anda juga perlu menyimpan nomor telepon, PIN atau juga nomor rekening dari sang penjual untuk menghindari penipuan.
7. Menggunakan layanan mesin pencari Google
Cara satu ini boleh dikatakan sebagai cara yang efektif. Sebelum Anda melakukan transaksi, ada baiknya Anda memeriksa nomor telepon, PIN atau juga nomor rekening sang penjual menggunakan Google.
Memang Google tidak akan memberitahukan siapa atau lokasi dari pemilik nomor telepon, PIN atau juga nomor rekening yang Anda tuliskan tersebut, namun dengan banyaknya kasus penipuan jual-beli online, tidak sedikit dari orang menuliskan dan menyebarkan informasi dari penipu juga secara online, baik di jejaring sosial atau juga di forum-forum.
Dari penyebarluasan informasi tersebut, maka Google akan memperlihatkan kata kunci atau query yang dituliskan. Dari semua yang didapatkan dan ditampilkan Google, Anda dapat memeriksa satu per satu.
Berita baru yang tak kalah 'hotnya' dibandingkan dengan kasus Florence Sihombing atau juga beredarnya foto mesum seorang wanita berbaju PNS, adalah masalah penipuan jual-beli online.
Ketika ranah bisnis sudah mulai bergeser dengan memanfaatkan internet, maka setiap aktivitasnya menjadi semakin efisien. Hal-hal yang dulunya memerlukan waktu cukup lama, dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Bahkan pemanfaatan internet juga merambah pada aktivitas jual-beli online.
Mulai dari orang biasa sampai dengan jajaran orang terkenal pernah menjadi korbannya. Bahkan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo juga takluput menjadi korbannya. Sayangnya, tidak sedikit cerita dan kasus penipuan jual-beli online ini bermunculan dan seakan belum dapat terbendung hingga kini serta korban demi korban terus berjatuhan.
Oleh karenanya dibutuhkan kiat-kiat atau tips jitu untuk meminimalisir aksi penipuan jual-beli melalui internet ini. Berikut tips-tipsnya.
1. Meneliti track record dari sang penjual
Sebelum melakukan transaksi, satu hal yang patut dilakukan terlebih dahulu adalah mengetahui dan mengenal track record dari penjual. Hal tersebut dapat diketahui dengan atau dari rekomendasi orang-orang yang pernah bertransaksi dengan sang penjual atau bukti testimoni yang dikirimkan oleh para pembeli terdahulu.
2. Mencari informasi dari penjual
Walaupun tidak dapat dikatakan sebagai cara paling tepat, karena terkadang juga masih kebobolan dengan kecerdikan sang penipu, namun disarankan untuk meneliti informasi sang penjual terlebih dahulu sebelum melakukan transaksi.
Apabila sang penjual menggunakan Facebook, Twitter atau jejaring sosial, maka dapat menelitinya melalui informasi 'about' yang disediakan oleh pemilik website sosial media tersebut. Apabila sang penjual menggunakan blog atau website, maka akan lebih mudah lagi, karena bagi penjual asli, akan mencantumkan informasi tentang mereka di situs aatu blognya itu.
Selain mengetahui informasi tentang penjualnya, Anda juga perlu mengetahui barang yang dijual dengan cara mencocokkan barang tersebut menggunakan layanan pencarian gambar di Google.
3. Usahakan menggunakan layanan rekber atau melakukan COD
Tentunya bagi orang-orang yang sering berbelanja online akan mengenal dua istilah ini, rekber atau rekening bersama dan COD atau Cash on Demand atau Cash on Delivery.
Dengan menggunakan layanan rekber yang sudah disepakati atau digunakan banyak orang, maka Anda dapat meminimalisir penipuan karena sang pemegang rekening pastinya sudah mengantongi alamat dan informasi si penjual.
COD merupakan cara paling aman karena antara penjual dan pembeli dapat bertemu langsung. Sayangnya, hal ini mungkin akan menjadi kendala apabila kedua belah pihak terpaut jarak yang cukup jauh.
4. Waspadai barang yang dijual dengan harga terlalu murah
Memang ada kalanya sebuah barang dijual secara online dengan harga yang miring dan menggiurkan, terutama untuk barang-barang bekas layak pakai.
Namun dari iming-iming harga tersebut, Anda patut mewaspadainya karena boleh jadi barang tersebut kualitasnya sangat buruk dan foto barang itu terkadang tidak sesuai dengan aslinya.
Oleh karenanya, dibutuhkan pengetahuan khusus untuk mengetahuinya. Salah satu caranya adalah memeriksa harga pasaran untuk barang yang akan dibeli.
5. Mewaspadai dengan apa yang diminta penjual
Dalam hal ini, kebanyakan modus dari penjual abal-abal atau para penipu selalu menggunakan cara agar sang pembeli dapat mentransfer uang yang disepakati untuk pembelian suatu barang dengan segera dan cepat.
Walaupun ada peraturan tak tertulis dalam dunia jual-beli online, namun apabila ada tuntutan seperti itu, maka Anda harus waspada karena ada kalanya setelah uang ditransfer, si penipu akan langsung menghilang begitu saja.
6. Simpan informasi sang penjual
Disarankan juga untuk mengambil screenshot dari semua informasi sang penjual termasuk barang yang dijual. Selain itu, Anda juga perlu menyimpan nomor telepon, PIN atau juga nomor rekening dari sang penjual untuk menghindari penipuan.
7. Menggunakan layanan mesin pencari Google
Cara satu ini boleh dikatakan sebagai cara yang efektif. Sebelum Anda melakukan transaksi, ada baiknya Anda memeriksa nomor telepon, PIN atau juga nomor rekening sang penjual menggunakan Google.
Memang Google tidak akan memberitahukan siapa atau lokasi dari pemilik nomor telepon, PIN atau juga nomor rekening yang Anda tuliskan tersebut, namun dengan banyaknya kasus penipuan jual-beli online, tidak sedikit dari orang menuliskan dan menyebarkan informasi dari penipu juga secara online, baik di jejaring sosial atau juga di forum-forum.
Dari penyebarluasan informasi tersebut, maka Google akan memperlihatkan kata kunci atau query yang dituliskan. Dari semua yang didapatkan dan ditampilkan Google, Anda dapat memeriksa satu per satu.
0 komentar:
Post a Comment