Resep Zuckerberg Besarkan Anak Jadi Kaya Raya
Jakarta - Dr Edward Zuckerberg tentu tidak pernah menyangka sang anak, Mark Zuckerberg, akan menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Ia pun berbagi kisah tentang caranya membesarkan Zuck bersama sang istri, Karen Kempner.
Edward yang berprofesi sebagai dokter gigi ini dan istrinya psikiater, mengaku tidak punya resep khusus dalam merawat Zuck serta tiga saudara perempuannya. Namun memang sedari kecil, Zuck sudah akrab dengan teknologi.
"Anak-anakku semuanya tumbuh besar di kantor di rumah dan semuanya terekspos pada komputer. Ada keuntungannya tahu komputer dari kecil. Tentu itulah yang membuat Mark tertarik pada dunia teknologi," kata Edward yang dikutip detikINET dari INC.
Demi kenyamanan anak-anaknya, Edward dan sang istri berusaha stabil dalam soal keuangan alias berkecukupan. Stabilitas itu diperlukan agar anak-anaknya merasa nyaman dalam pertumbuhan mereka, sekaligus mencari tahu apa bakat mereka.
"Daripada memaksa anak atau mencoba mengarahkan hidup mereka ke arah tertentu, kenalilah kekuatan mereka dan dukung kekuatan itu serta mendukung perkembangan mereka dalam hal-hal yang mereka sukai," demikian saran Edward.
Zuck belia misalnya, agak bosan dengan tugas sekolah dan tertarik pada komputer. Maka Edward mendukung dia belajar pemrograman di komputer. Zuck pun berhasil membuat semacam pesan instan yang menghubungkan keluarga itu di rumah mereka yang dijuluki ZuckNet.
Berbicara soal Zuck, Edward menceritakan kalau saat masa kecilnya, Zuck adalah siswa yang baik dan suka pada pelajaran sains serta matematika. Namun di sisi lain, Zuck dulu juga anak pendiam.
"Dia dulu anak yang sangat pendiam, yang tidak suka membangga banggakan prestasinya. Aku bangga pada pencapaiannya dan juga pencapaian semua anakku," ujar Edward.
Soal kedisiplinan, Edward tidak suka menghukum anak-anaknya. Ia coba memastikan bahwa anaknya tahu hal tertentu yang tidak akan ditoleransi sejak mereka kecil. "Anakku sudah tahu kebiasaan tertentu mereka takkan dibiarkan. Jika kamu memberitahu kalau tidak suka pada sikap negatif tertentu dari belia, mereka akan belajar memahaminya," paparnya.
Edward juga menyarankan, kehidupan anak harus seimbang antara belajar dan bermain. "Kupikir berlebihan saat menjadi orang tua tidak bagus. Anak-anak harus punya keseimbangan. Ada waktunya bekerja, ada waktunya bermain," tambahnya.
Edward tak lupa menyebutkan peran besar istrinya. Mereka berdua juga bekerja di rumah sehingga bisa benar-benar merawat anak-anaknya dengan baik.
"Istriku adalah superwoman. Dia bisa bekerja dan sekaligus berada di rumah. Kami memiliki situasi yang unik karena kantorku juga di rumah. Aku merekomendasikan hal itu jika bisa dilakukan. Bisa bekerja sekaligus berada di rumah bersama anak-anak," pungkasnya.
Jakarta - Dr Edward Zuckerberg tentu tidak pernah menyangka sang anak, Mark Zuckerberg, akan menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Ia pun berbagi kisah tentang caranya membesarkan Zuck bersama sang istri, Karen Kempner.
Edward yang berprofesi sebagai dokter gigi ini dan istrinya psikiater, mengaku tidak punya resep khusus dalam merawat Zuck serta tiga saudara perempuannya. Namun memang sedari kecil, Zuck sudah akrab dengan teknologi.
"Anak-anakku semuanya tumbuh besar di kantor di rumah dan semuanya terekspos pada komputer. Ada keuntungannya tahu komputer dari kecil. Tentu itulah yang membuat Mark tertarik pada dunia teknologi," kata Edward yang dikutip detikINET dari INC.
Demi kenyamanan anak-anaknya, Edward dan sang istri berusaha stabil dalam soal keuangan alias berkecukupan. Stabilitas itu diperlukan agar anak-anaknya merasa nyaman dalam pertumbuhan mereka, sekaligus mencari tahu apa bakat mereka.
"Daripada memaksa anak atau mencoba mengarahkan hidup mereka ke arah tertentu, kenalilah kekuatan mereka dan dukung kekuatan itu serta mendukung perkembangan mereka dalam hal-hal yang mereka sukai," demikian saran Edward.
Zuck belia misalnya, agak bosan dengan tugas sekolah dan tertarik pada komputer. Maka Edward mendukung dia belajar pemrograman di komputer. Zuck pun berhasil membuat semacam pesan instan yang menghubungkan keluarga itu di rumah mereka yang dijuluki ZuckNet.
Berbicara soal Zuck, Edward menceritakan kalau saat masa kecilnya, Zuck adalah siswa yang baik dan suka pada pelajaran sains serta matematika. Namun di sisi lain, Zuck dulu juga anak pendiam.
"Dia dulu anak yang sangat pendiam, yang tidak suka membangga banggakan prestasinya. Aku bangga pada pencapaiannya dan juga pencapaian semua anakku," ujar Edward.
Soal kedisiplinan, Edward tidak suka menghukum anak-anaknya. Ia coba memastikan bahwa anaknya tahu hal tertentu yang tidak akan ditoleransi sejak mereka kecil. "Anakku sudah tahu kebiasaan tertentu mereka takkan dibiarkan. Jika kamu memberitahu kalau tidak suka pada sikap negatif tertentu dari belia, mereka akan belajar memahaminya," paparnya.
Edward juga menyarankan, kehidupan anak harus seimbang antara belajar dan bermain. "Kupikir berlebihan saat menjadi orang tua tidak bagus. Anak-anak harus punya keseimbangan. Ada waktunya bekerja, ada waktunya bermain," tambahnya.
Edward tak lupa menyebutkan peran besar istrinya. Mereka berdua juga bekerja di rumah sehingga bisa benar-benar merawat anak-anaknya dengan baik.
"Istriku adalah superwoman. Dia bisa bekerja dan sekaligus berada di rumah. Kami memiliki situasi yang unik karena kantorku juga di rumah. Aku merekomendasikan hal itu jika bisa dilakukan. Bisa bekerja sekaligus berada di rumah bersama anak-anak," pungkasnya.
0 komentar:
Post a Comment