Usaha Itu Dimulai, Bukan Hanya Diniatkan
Saat ini, generasi muda punya banyak keuntungan jika ingin mulai berbisnis karena tersedianya berbagai teknologi yang dapat digunakan sebagai sarana pendukung. Salah satunya ialah teknologi digital yang relatif mempermudah Anda dalam berjejaring dan melakukan pemasaran. Dengan adanya teknologi digital, seharusnya sudah tidak ada lagi halangan untuk Anda memulai usaha sendiri.
Namun kenyataannya, hal itu belum cukup kuat mendorong generasi muda dalam negeri untuk berwirausaha. Berdasarkan data dari pemerintah tahun 2016, dari total jumlah penduduk Indonesia yang 250 juta jiwa, jumlah wirausahawan belum mencapai target ideal sebesar 2%. Oleh karena itu, munculah pertanyaan besar mengenai kendala dan hal yang ditakuti generasi muda untuk mulai mengembangkan bisnisnya sendiri.
Tri mengadakan Festival #Ambisiku beberapa bulan yang lalu. Festival tersebut merupakan acara yang bertajuk "Panggung Ambisi Anak Muda Indonesia". Acara itu digelar di tiga kota besar di Indonesia dan menjadi tempat dipertunjukkannya berbagai ambisi dari anak muda. Ambisi mereka ditunjukkan melalui talkshow dan workshop serta melibatkan banyak profesional muda yang telah sukses di berbagai bidang. Selain itu ada juga penggung musik dan seni yang diramaikan oleh artis lokal maupun nasional, serta bazaar yang diisi oleh berbagai tenant wirausahawan muda dari berbagai daerah dengan berbagai produk inovatif yang menarik.
Tiga kota tempat diselenggarakannya Festival #Ambisiku, yakni Yogyakarta, Makassar dan Bandung. Kemudian dari ketiga kota itu, terpilihlah brand lokal favorit hasil pilihan pengunjung, di antaranya UniKraf, Papa Tea, dan NZ Strap. Tiga tenant lokal ini memiliki bidang usaha yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Meski begitu, ketiganya berani mengambil keputusan untuk memisahkan diri dari mayoritas yang pasif dan memulai usahanya masing-masing. Berikut ini uraian lengkap mengenai profil ketiganya.
Usaha Itu Dimulai, Bukan Hanya Diniatkan
Pemenang tenant terfavorit yang pertama adalah UniKraf, sebuah wadah kolaborasi yang menyediakan berbagai jenis aksesori berdesain unik. Aksesori tersebut merupakan hasil guratan tangan pengrajin Yogyakarta. Zaidil Firza dan teman-temannya mendirikan UniKraf untuk mewarnai pasar dengan produk-produk kriya yang mempertahankan nilai-nilai positif saat dikaryakan, seperti etika produk itu sendiri, perdagangan yang adil, dan ramah lingkungan.
Usaha ini dimulai dengan modal patungan dari gaji dan tabungan para pendirinya. Namun tetap dibutuhkan komitmen yang kuat, serta tekad dan keyakinan untuk menjadikan UniKraf agar terus berjalan. UniKraf sempat ditinggal oleh salah satu pendirinya. Usaha Zaidil dan teman-teman yang lain untuk terus memasarkan produk mereka melalui jaringan digital, seperti sosial media serta melalui keunikan story telling mereka dalam mendeskripsikan setiap produk terbukti cukup membuahkan hasil. Kini, UniKraf telah banyak dikenal dan dipesan oleh pelanggan dari berbagai daerah di Indonesia.
Usaha Itu Dimulai, Bukan Hanya Diniatkan
Selanjutnya adalah Papa Tea yang menyusul menjadi pemenang brand lokal favorit pada Festival #Ambisiku yang digelar di Makassar. Ardi dan istrinya memahami bahwa hawa pantai yang panas di Makassar adalah ladang subur bagi usaha minuman segar berbahan dasar teh yang ditawarkannya melalui Papa Tea. Modal yang hanya sebesar Rp 100.000 dan peralatan masak seadanya tidak mematahkan keyakinan mereka untuk memulai usaha di tahun 2014.
Berbagai kendala mulai dari proses produksi hingga distribusi pernah dialaminya, namun Ardi tetap percaya bahwa produknya akan tetap diterima oleh masyarakat. Ia bahkan mampu mempertahankan keunikan produknya yang bebas dari bahan pengawet, meski terkendala waktu kadaluarsa produk yang hanya sebentar. Papa Tea kini bisa didapatkan di berbagai restoran dan rumah makan di berbagai daerah di Sulawesi. Bahkan franchise-nya sudah mencapai pulau Kalimantan.
Usaha Itu Dimulai, Bukan Hanya Diniatkan
Cerita selanjutnya datang dari Nauvan Maulana, pemilik NZ Strap yang memenangkan brand lokal favorit pada Festival #Ambisiku Bandung. Kejeliannya melihat peluang dalam memilih jenis usaha patut diacungi jempol. Itu dikarenakan, NZ Strap menjadi satu dari sedikit jenis usaha yang memasarkan tali jam sebagai produk utamanya. Produknya memang memiliki segmen pasar yang cukup sempit. Namun inilah yang membuat NZ Strap dikenal oleh para pelanggannya, pengguna jam tangan yang sebagian besar merupakan kaum pria. Menurutnya, bukan material yang menjadi modal terpenting dalam memulai usaha, melainkan mental. Keyakinan dan keberanian membuatnya bertahan dari stok pertama yang hanya berjumlah 12 buah di tahun 2012, hingga memiliki banyak pelanggan seperti saat ini.
Bagi ketiga pemenang, keyakinan dan keberanian merupakan modal terbesar bagi mereka. Dengan begitu, modal seadanya tidak menjadi halangan bagi ambisi mereka untuk menjadi wirausahawan. Generasi muda di Indonesia patut mencontoh komitmen dan determinasi yang mereka tanamkan dalam menjalankan usahanya. Terutama bagi anak muda Indonesia yang memiliki ambisi sama seperti mereka.
Zaidil dari UniKraf menuturkan, "Namanya juga 'Usaha', a never-ending progress". Jadi segera berhenti berpikir 'ingin memulai', sekarang saatnya segera memulai dan menikmati petualangan seru dalam membangun sebuah usaha. Kini jadi giliranmu, apakah ambisimu?
Saat ini, generasi muda punya banyak keuntungan jika ingin mulai berbisnis karena tersedianya berbagai teknologi yang dapat digunakan sebagai sarana pendukung. Salah satunya ialah teknologi digital yang relatif mempermudah Anda dalam berjejaring dan melakukan pemasaran. Dengan adanya teknologi digital, seharusnya sudah tidak ada lagi halangan untuk Anda memulai usaha sendiri.
Namun kenyataannya, hal itu belum cukup kuat mendorong generasi muda dalam negeri untuk berwirausaha. Berdasarkan data dari pemerintah tahun 2016, dari total jumlah penduduk Indonesia yang 250 juta jiwa, jumlah wirausahawan belum mencapai target ideal sebesar 2%. Oleh karena itu, munculah pertanyaan besar mengenai kendala dan hal yang ditakuti generasi muda untuk mulai mengembangkan bisnisnya sendiri.
Tri mengadakan Festival #Ambisiku beberapa bulan yang lalu. Festival tersebut merupakan acara yang bertajuk "Panggung Ambisi Anak Muda Indonesia". Acara itu digelar di tiga kota besar di Indonesia dan menjadi tempat dipertunjukkannya berbagai ambisi dari anak muda. Ambisi mereka ditunjukkan melalui talkshow dan workshop serta melibatkan banyak profesional muda yang telah sukses di berbagai bidang. Selain itu ada juga penggung musik dan seni yang diramaikan oleh artis lokal maupun nasional, serta bazaar yang diisi oleh berbagai tenant wirausahawan muda dari berbagai daerah dengan berbagai produk inovatif yang menarik.
Tiga kota tempat diselenggarakannya Festival #Ambisiku, yakni Yogyakarta, Makassar dan Bandung. Kemudian dari ketiga kota itu, terpilihlah brand lokal favorit hasil pilihan pengunjung, di antaranya UniKraf, Papa Tea, dan NZ Strap. Tiga tenant lokal ini memiliki bidang usaha yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Meski begitu, ketiganya berani mengambil keputusan untuk memisahkan diri dari mayoritas yang pasif dan memulai usahanya masing-masing. Berikut ini uraian lengkap mengenai profil ketiganya.
Usaha Itu Dimulai, Bukan Hanya Diniatkan
Pemenang tenant terfavorit yang pertama adalah UniKraf, sebuah wadah kolaborasi yang menyediakan berbagai jenis aksesori berdesain unik. Aksesori tersebut merupakan hasil guratan tangan pengrajin Yogyakarta. Zaidil Firza dan teman-temannya mendirikan UniKraf untuk mewarnai pasar dengan produk-produk kriya yang mempertahankan nilai-nilai positif saat dikaryakan, seperti etika produk itu sendiri, perdagangan yang adil, dan ramah lingkungan.
Usaha ini dimulai dengan modal patungan dari gaji dan tabungan para pendirinya. Namun tetap dibutuhkan komitmen yang kuat, serta tekad dan keyakinan untuk menjadikan UniKraf agar terus berjalan. UniKraf sempat ditinggal oleh salah satu pendirinya. Usaha Zaidil dan teman-teman yang lain untuk terus memasarkan produk mereka melalui jaringan digital, seperti sosial media serta melalui keunikan story telling mereka dalam mendeskripsikan setiap produk terbukti cukup membuahkan hasil. Kini, UniKraf telah banyak dikenal dan dipesan oleh pelanggan dari berbagai daerah di Indonesia.
Usaha Itu Dimulai, Bukan Hanya Diniatkan
Selanjutnya adalah Papa Tea yang menyusul menjadi pemenang brand lokal favorit pada Festival #Ambisiku yang digelar di Makassar. Ardi dan istrinya memahami bahwa hawa pantai yang panas di Makassar adalah ladang subur bagi usaha minuman segar berbahan dasar teh yang ditawarkannya melalui Papa Tea. Modal yang hanya sebesar Rp 100.000 dan peralatan masak seadanya tidak mematahkan keyakinan mereka untuk memulai usaha di tahun 2014.
Berbagai kendala mulai dari proses produksi hingga distribusi pernah dialaminya, namun Ardi tetap percaya bahwa produknya akan tetap diterima oleh masyarakat. Ia bahkan mampu mempertahankan keunikan produknya yang bebas dari bahan pengawet, meski terkendala waktu kadaluarsa produk yang hanya sebentar. Papa Tea kini bisa didapatkan di berbagai restoran dan rumah makan di berbagai daerah di Sulawesi. Bahkan franchise-nya sudah mencapai pulau Kalimantan.
Usaha Itu Dimulai, Bukan Hanya Diniatkan
Cerita selanjutnya datang dari Nauvan Maulana, pemilik NZ Strap yang memenangkan brand lokal favorit pada Festival #Ambisiku Bandung. Kejeliannya melihat peluang dalam memilih jenis usaha patut diacungi jempol. Itu dikarenakan, NZ Strap menjadi satu dari sedikit jenis usaha yang memasarkan tali jam sebagai produk utamanya. Produknya memang memiliki segmen pasar yang cukup sempit. Namun inilah yang membuat NZ Strap dikenal oleh para pelanggannya, pengguna jam tangan yang sebagian besar merupakan kaum pria. Menurutnya, bukan material yang menjadi modal terpenting dalam memulai usaha, melainkan mental. Keyakinan dan keberanian membuatnya bertahan dari stok pertama yang hanya berjumlah 12 buah di tahun 2012, hingga memiliki banyak pelanggan seperti saat ini.
Bagi ketiga pemenang, keyakinan dan keberanian merupakan modal terbesar bagi mereka. Dengan begitu, modal seadanya tidak menjadi halangan bagi ambisi mereka untuk menjadi wirausahawan. Generasi muda di Indonesia patut mencontoh komitmen dan determinasi yang mereka tanamkan dalam menjalankan usahanya. Terutama bagi anak muda Indonesia yang memiliki ambisi sama seperti mereka.
Zaidil dari UniKraf menuturkan, "Namanya juga 'Usaha', a never-ending progress". Jadi segera berhenti berpikir 'ingin memulai', sekarang saatnya segera memulai dan menikmati petualangan seru dalam membangun sebuah usaha. Kini jadi giliranmu, apakah ambisimu?
0 komentar:
Post a Comment