Ibu, Satu Cara Sederhana Ini Bisa Buat Anak Jadi Sehat dan Cerdas
Jakarta - Kapan terakhir kali Anda memeluk atau sekadar membelai atau mengusap rambut buah hati Anda? Jangan remehkan kekuatan sentuhan seorang ibu pada anaknya. Walau simpel, cara tersebut sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan pembentukan karakter anak.
Diungkapkan psikolog keluarga Vera Itabiliana Hadiwidjojo, sentuhan seorang ibu memiliki andil besar dalam perkembangan jiwa dan mental buah hati.
Mengutip hasil penelitian Brauer, J., Xiao, Y., dan rekan (2016), Vera mengatakan, anak yang lebih sering mendapatkan sentuhan ibu memiliki tingkat kemampuan emosi dan sosial yang lebih tinggi saat dewasa kelak.
"Anak jadi lebih mudah bersosialisasi dan memiliki empati yang tinggi terhadap sesama. Sentuhan juga mengaktifkan otak yang mengatur fungsi kognitif," papar Vera saat acara #PSILOVEMAMA yang digelar Nivea di The Darmawangsa Hotel, Jakarta.
Di samping itu, sentuhan juga memungkinkan buah hati memiliki manajemen stres yang lebih baik. Saat disentuh, lanjut Vera, anak akan merasa nyaman dan secara tidak langsung membangkitkan rasa percaya dirinya untuk menghadapi permasalahan, terutama dalam hal belajar. Anak pun akan lebih mudah memahami isi pelajaran sekolah.
"Hubungannya dengan kesehatan fisik, saat anak merasa nyaman, ia akan tidur pulas. Dengan begitu, anak lebih ceria dan aktif, nafsu makan juga baik sehingga fisiknya terjaga," kata Vera menambahkan.
Sentuhan juga membantu anak lebih memahami tubuhnya. Misalnya saat ibu memandikan anaknya, anak akan belajar tentang organ-organ tubuhnya melalui sentuhan sang ibu.
Menurut psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) itu, sebetulnya tidak ada patokan seberapa sering ibu harus menyentuh anaknya. "Tapi pastikan hubungan kontak fisik skin-to-skin sudah terjalin sedari dini," ungkap dia.
Bagi ibu hamil, meski belum memungkinkan untuk melakukan kontak skin-to-skin, 'sentuhan' dapat dihadirkan melalui suara atau mengelus perut.
Walau sentuhan ibu sangat berperan, bukan berarti ayah tidak memiliki andil besar. Vera mengatakan, sentuhan ayah juga memiliki peranan penting. "Mungkin dari ibu, anak mendapatkan sentuhan yang lembut. Kalau ayah, sentuhannya hadir dalam bentuk aktivitas seperti bermain. Dengan begitu dunia anak lebih lengkap," jelas Vera.
Jakarta - Kapan terakhir kali Anda memeluk atau sekadar membelai atau mengusap rambut buah hati Anda? Jangan remehkan kekuatan sentuhan seorang ibu pada anaknya. Walau simpel, cara tersebut sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan pembentukan karakter anak.
Diungkapkan psikolog keluarga Vera Itabiliana Hadiwidjojo, sentuhan seorang ibu memiliki andil besar dalam perkembangan jiwa dan mental buah hati.
Mengutip hasil penelitian Brauer, J., Xiao, Y., dan rekan (2016), Vera mengatakan, anak yang lebih sering mendapatkan sentuhan ibu memiliki tingkat kemampuan emosi dan sosial yang lebih tinggi saat dewasa kelak.
"Anak jadi lebih mudah bersosialisasi dan memiliki empati yang tinggi terhadap sesama. Sentuhan juga mengaktifkan otak yang mengatur fungsi kognitif," papar Vera saat acara #PSILOVEMAMA yang digelar Nivea di The Darmawangsa Hotel, Jakarta.
Di samping itu, sentuhan juga memungkinkan buah hati memiliki manajemen stres yang lebih baik. Saat disentuh, lanjut Vera, anak akan merasa nyaman dan secara tidak langsung membangkitkan rasa percaya dirinya untuk menghadapi permasalahan, terutama dalam hal belajar. Anak pun akan lebih mudah memahami isi pelajaran sekolah.
"Hubungannya dengan kesehatan fisik, saat anak merasa nyaman, ia akan tidur pulas. Dengan begitu, anak lebih ceria dan aktif, nafsu makan juga baik sehingga fisiknya terjaga," kata Vera menambahkan.
Sentuhan juga membantu anak lebih memahami tubuhnya. Misalnya saat ibu memandikan anaknya, anak akan belajar tentang organ-organ tubuhnya melalui sentuhan sang ibu.
Menurut psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) itu, sebetulnya tidak ada patokan seberapa sering ibu harus menyentuh anaknya. "Tapi pastikan hubungan kontak fisik skin-to-skin sudah terjalin sedari dini," ungkap dia.
Bagi ibu hamil, meski belum memungkinkan untuk melakukan kontak skin-to-skin, 'sentuhan' dapat dihadirkan melalui suara atau mengelus perut.
Walau sentuhan ibu sangat berperan, bukan berarti ayah tidak memiliki andil besar. Vera mengatakan, sentuhan ayah juga memiliki peranan penting. "Mungkin dari ibu, anak mendapatkan sentuhan yang lembut. Kalau ayah, sentuhannya hadir dalam bentuk aktivitas seperti bermain. Dengan begitu dunia anak lebih lengkap," jelas Vera.
0 komentar:
Post a Comment