728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Jorge Paulo Lemann: Bankir, Petenis, dan Juragan Bir van Brazil

    Jorge Paulo Lemann merupakan salah satu pebisnis yang piawai. Dia terutama ahli dalam melihat peluang merger dan akuisisi. Selain itu, saat ini Lemann juga termasuk pemain terkemuka di industri bir di dunia. Dia baru saja mengakuisisi AnheuserBusch, produsen bir merek Budweiser dan Budlight. Selain di bidang bisnis, Lemann juga tercatat sebagai jawara tenis. Dia bahkan pernah berlaga di Wimbledon, turnamen tenis paling bergengsi di dunia.
    Pernah mendengar merek bir Budweiser? Ini adalah salah satu merek bir paling top di Amerika Serikat (AS). Bir produksi Anheuser-Busch ini memang menguasai separuh pasar bir di AS. Penenggak bir Budweiser juga tersebar d China, Rusia, Brasil, dan Jerman. Di negara-negara itu, merek bir yang menjadi sponsor utama tinju kelas berat dunia ini menjadi bir paling favorit.
    Tahun lalu Anheuser-Busch memiliki juragan baru. Dia adalaf Jorge Paulo Lemann. Pria ash Brazil ini membeli produsen Budweiser dan Budlight itu seharga 52 miliar dollar AS melalui perusahaan bir miliknya, InBev NV. Waktu itu, nilai transaksi ini setara dengan Rp 470 triliun.
    Tahun lalu, Lemann tercatat sebagai orang terkaya kelima di Brazil dan menempati peringkat ke-178 orang terkaya di dunia. Kekayaannya mencapai 5,8 miliar dollar AS pada Maret 2008.
    Jorge Paulo Lemann lahir 26 Agustus 1939 di Rio de Janeiro, Brazil. Lemann merupakan keturunan imigran Swiss. Orang tuanya berimigrasi ke Brazil pada Tahun 1920-an.
    Dia mendapatkan gelar sarjana ekonomi dari Harvard University pada 1961. Dia kemudian menerima gelar MBA dari Harvard Business School. Berbekal gelarnya tersebut, Lemann mencoba melamar menjadi karyawan di Credit Suisse. Nasibnya cukup beruntung. la diterima bekerja di bank Swiss tersebut. Pada 1961 hingga 1962, Lemann bekerja sebagai trainee di Credit Suisse.
    Pada masa-masa itu, Lemann juga mengembangkan keahliannya yang lain, yaitu bermain tenis. Prestasinya di dunia tenis cukup panjang. Banyak pertandingan yang berhasil is menangkan. Pada 1962, Lemann berhasil menjuarai pertandingan tenis nasional di Swiss. Bahkan, Lemann menjadi wakil Swiss di ajang tenis paling bergengsi di dunia, Wimbledon.
    Selain itu, Lemann berhasil mendapat gelar juara dalam ajang tenis nasional di Brazil lima kali, antara 1967 hingga 1976. Pada era 1980-an dan 1990-an dia juga memenangi turnamen veteran International Tennis Federation untuk kategori usia lebih dari 45 tahun dan lebih dari 50 tahun sebanyak tiga kali.
    Nah, karier bisnis pria yang akan berusia 70 tahun di 2009 ini bermula tahun 1971. Waktu itu, ia bersama dua orang rekannya mendirikan sebuah bank investasi bernama Banco de Investimentos Garantia SA di Brazil.
    Rekan Lemann adalah Carlos Alberto Sicupira dan Marcel Telles. Ketiga orang tersebut sama-sama lulusan sekolah bisnis. Telles memiliki gelar ekonomi dari University of Rio de Janeiro. Sementara, Sicupira adalah lulusan administrasi bisnis University of Rio de Janeiro.
    Lemann merupakan pemimpin trio yang sudah bertahan selama 38 tahun ini. Banco Garantia berdiri hanya beberapa minggu sebelum pasar finansial di Brazil jatuh. Tapi, Lemann bersama rekannya malah bisa membangun Garantia menjadi salah satu bank investasi yang paling prestisius di Negeri Samba. Forbes menyebut Lemann sebagai Goldman Sachs versi Brazil, karena kemampuannya mengambil keputusan yang agresif dan berbuah bagus.
    Lemann dan dua rekannya bertahan cukup lama dengan Banco Garantia sebelum akhirnya menjual bank tersebut kepada Credit Suisse First Boston pada Juni 1998. Waktu itu, Lemann dan teman-temannya menjual bank itu seharga 675 juta dollar AS. Padahal, hitungan Credit Suisse, nilai buku Garantia hanya 400 juta dollar AS.
    Waktu itu, Garantia memiliki sekitar 320 pegawai. Garantia banyak membantu penerbitan saham dan utang perusahaanperusahaan Brazil. Bank itu juga melayani perdagangan saham dan riset untuk obligasi dan saham.

    Pada 1989, Jorge Naulo Lemann dan dua orang rekannya mengambil keputusan bersejarah di bisnis bir. Mereka mulai memasuki bisnis bir dengan membeli Brahma, produsen bir tradisional Brasil. Lemann dkk terbukti bertangan dingin di bisnis minuman beralkohol itu. Dia berhasil menyulap Brahma, dari sebuah perusahaan bir kelas rumahan menjadi perusahaan bir kelas dunia. Kini, kerajaan bisnis bir milik Lemann menggurita dan terbesar sejagad.
    Kisah sukses Jorge Paulo Lemann berbisnis minuman beralkohol berawal pada 1989. Waktu itu, dia dan dua rekannya membeli produsen bir Brasil bernama Companhia Cervejaria Brahma.
    Perusahaan minuman beralkohol ini berdiri pada 1888. Pemilik sekaligus pendirinya adalah Villiger & Cia. Sesuai nama perusahaannya, produk bir perusahaan ini bermerek Brahma.
    Lemann membeli Brahma dengan harga 50 juta dollar AS. Saat itu Brahma merupakan produsen bir kelas rumahan dan masih dikelola secara tradisional. Pemasaran bir ini juga sebatas di Brasil.
    Begitu berpindah tangan, Lemann langsung merombak besar-besaran pengelolaan Brahma. Dia menyerahkan operasional Brahma kepada Marcel Telles, satu dari dua rekan kongsi di bisnis ini. Lemann bertugas mengembangkan strategi perusahaan bir tersebut.
    Pelan-pelan perombakan manajemen ini membuahkan hasil. Di bawah pengelolaan ketiga pebisnis itu, Brahma berkembang dengan pesat. Pemasarannya pun menembus ke negara lain.
    Pada 1999 Lemann membuat gebrakan yang mengubah peta bisnis bir di Brasil. Ia membeli Companhia Antartica Paulista, produsen bir dan pesaing berat Brahma. Selarjutnya, Lemann menggabungkan Brahma dan Paulista, menghasilkan Companhia de Bebidas das Americas atau yang dikenal dengan AmBev.
    AmBev pun gencar berekspansi ke seluruh Amerika Selatan. Pada 2002 AmBev mencaplok Quinsa, produsen bir terkenal di Argentina, Quilmes. AmBev membayar sekitar 600 juta dollar AS untuk memboyong 36,1 persen saham Quinsa.
    Berkat ekspansi plus akuisisi perusahaan lain, pada 2004 AmBev menguasai 70 persen pasar bir di Brasil dan menjadi produsen bir terbesar ketiga di dunia. AmBev juga masuk rekor sebagai perusahaan paling cepat tumbuh di seluruh dunia.
    Masih pada tahun 2004, AmBev mengumumkan rencana merger dengan produsen bir Belgia, Interbrew. Total dana yang terlibat dalam proses merger ini mencapai 11,4 miliar dollar AS. Merger tersebut terwujud pada akhir Agustus 2004.
    Perusahaan hasil merger ini menjadi produsen bir dengan volume produksi terbesar di dunia. Merger ini menghasilkan perusahaan bernama InBev dengan pangsa pasar 14 persen di seluruh dunia dan memiliki lebih dari 200 merek bir.
    Dari sisi pendapatan, perusahaan hasil merger ini menduduki posisi kedua terbesar setelah Anheuser-Busch, produsen bir Amerika Serikat. AnheuserBusch adalah produsen Budweiser, merek bir paling top di AS.
    Sekali lagi, sepak terjang Lemann selalu mencengangkan dunia. Tahun lalu InBev membeli Anheuser-Busch. Nilai akuisisi ini seharga 52 miliar dollar AS, waktu itu setara Rp 470 triliun. Berkat akuisisi ini InBev menjadi juragan bir terbesar sejagad.
    Kendati sukses di bisnis bir Lemann pernah merugi di bisnis lain, misalnya Lemann gagal berbisnis handuk. Pada 2004 dia membeli produsen handuk, Artex, seharga 10 juta dollar AS. Dia juga menyuntik dana lebih dari 50 juta dollar AS untuk menyehatkan perusahaan tersebut. Nyatanya, perusahaan ini anjlok dan nyaris bangkrut.
    Dia juga pernah menghadapi peristiwa yang membuatnya trauma. Ceritanya, pada 1999, sekawanan orang hendak menculik tiga anak Lemann. Saat itu di Brasil memang kerap terjadi penculikan anak-anak orang kaya untuk mendapatkan tebusan.
    Si penculik sempat menembaki mobil yang ditumpangi anak-anak Lemann. Beruntung, mobil tersebut antipeluru. Dari 20 peluru yang ditembakkan, hanya satu yang bisa menembus mobil dan mengenai lengan si sopir. Upaya penculikan itu pun gagal. Setelah kejadian itu Lemann langsung memboyong keluarganya ke Swiss.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Jorge Paulo Lemann: Bankir, Petenis, dan Juragan Bir van Brazil Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top