728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Bedanya Startup Dengan Perusahaan yang Sudah Ada

    Startup 101
    Apa Beda Startup dengan Bisnis Lain?

    Jakarta - Belakangan ini istilah startup makin sering terdengar digaungkan di Indonesia. Apalagi dengan adanya Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang punya target cukup ambisius untuk menghasilkan 1.000 startup di 2020.

    Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan startup itu dan seperti apa bedanya dengan bisnis yang lain?

    Sederhananya, pertanyaan di atas bisa dijawab dengan tidak ada bedanya. Tapi, jika dilihat-lihat, memang kadang terlihat juga perbedaan. Baiklah, mari kita coba lihat dulu beberapa hal yang mungkin dianggap "berbeda" antara startup dengan bisnis pada umumnya.

    Jor-joran Dana

    Startup identik dengan dana luar biasa yang seakan tanpa batas. Dana ini konon datang dari para investor, yang entah sumbernya dari mana dan seakan-akan juga tanpa batas. Dana ini kemudian digunakan untuk jor-joran marketing, dengan memanfaatkan berbagai sarana pemasaran digital.

    Dana pemasaran yang besar itu kemudian tampak di pengguna layanan startup sebagai diskon besar-besaran atau bonus lain yang kadang membuat kebanyakan orang geleng-geleng kepala kebingungan.

    Dana besar juga sering terdengar, bagai bisik-bisik tetangga, digunakan untuk membayar gaji yang luar biasa dari para pekerja di perusahaan startup tersebut.

    Kantornya Keren

    Hal berikutnya yang sering terdengar adalah bahwa kantor para startup ini selalu keren. Seperti kantornya Google atau Facebook. Mungkin kantornya ada taman, atau dapur dengan makanan gratis, atau ada sarana olahraga alias gym, atau bahkan kolam renang?

    Kantor startup, konon kabarnya, seperti taman bermain. Bisa dilengkapi dengan tembok warna-warni, bola-bola, mesin game jadul alias ding-dong, tenis meja hingga lemari yang dipenuhi boardgame.

    Orangnya Asik dan Santai

    Ada juga anggapan bahwa startup itu penuh dengan haha-hihi. Pekerjanya nyaris tak pernah digambarkan sedang bekerja, tapi sedang bermain. Entah itu di atas skateboard bermesin, bermain drone, atau utak-atik dengan kamera canggih sejenis Go Pro dan lainnya.

    Startup itu, katanya, seperti keluarga dan teman main, bukan seperti teman sekantor. Mereka hangout bareng, jalan-jalan, pokoknya asik-asikan lah. Apalagi, pakaiannya juga keren-keren, dengan gaya seenaknya tapi stylish mulai dari hoodie, kaos oblong, celana pendek hingga sendal jepit.

    Benarkah tiga hal di atas?

    Kembali lagi ke pernyataan di awal. Pada dasarnya, startup dan bisnis pada umumnya adalah hal yang sama. Sama dalam arti, semuanya adalah "membuat usaha" atau membangun bisnis. Semuanya adalah buah dari kewirausahaan alias entrepreneurship.

    Salah satu tulisan yang menarik (tapi agak panjang) soal ini bisa dilihat di Medium, yatu tulisan dari Andy Fajar Handika, Founder & CEO Kulina. Andy memberi penutup yang bagus pada tulisannya: Buatlah startup dengan memecahkan masalah yang benar-benar ada. The real entrepreneur is a problem solver, not a money hunter.

    Nah, kalau sudah begitu bagaimana dengan tiga hal di atas yang konon adalah ciri dari sebuah perusahaan startup?

    Baiklah, pertama kita perlu sama-sama memahami bahwa startup yang dimaksud adalah startup digital. Dalam hal ini, kalau diterjemahkan artinya kurang lebih adalah "usaha rintisan yang memanfaatkan teknologi digital".

    Soal dana yang jor-joran, itu kadang hanya masalah persepsi. Dana yang "dibakar" kesannya buang-buang uang, tapi yakinlah bahwa itu semua dilakukan dengan tujuan. Masalah tujuannya tercapai atau tidak, itulah hakikat dari bisnis alias mendirikan usaha. Namanya juga usaha.

    Soal kantor dan pegawainya. Hmm, mungkin persepsi itu timbul dari yang merasa iri? Oke, itu cuma bercanda. Sebenarnya, kantor yang keren dan unik itu juga ada tujuannya, yaitu untuk membuat pegawainya betah.

    Nah, nomor 3 itu adalah mitos yang paling jauh dari kenyataan. Karena bekerja di startup itu sesungguhnya adalah kerja keras, kadang sampai tidak tidur atau kerja di akhir pekan. Dalam banyak hal startup tidak punya "fasilitas" perusahaan besar, seperti misalnya tunjangan atau bahkan asuransi. Terutama, tim startup biasanya masih sangat kecil.

    Tim yang sedikit, pekerjaan yang sulit, wajar jika startup berusaha membangun kantor yang nyaman dan kultur yang fun. Jika tidak begitu, tingkat stress bisa menanjak tak terhingga. Asalkan membangun kantor yang seru itu memang dilakukan dengan perhitungan yang jelas, seharusnya tidak jadi masalah.

    Kesimpulan

    Pada akhirnya, startup adalah usaha rintisan. Meski dibangun dengan tujuan memecahkan masalah tertentu, usaha rintisan ini pada hakikatnya adalah bisnis juga. Startup kemudian akan tumbuh dan berkembang, dan suatu hari nanti menjadi perusahaan yang besar dan lebih stabil.

    Jadi, jangan takut dan antipati dulu dengan startup. Merintis usaha kan memang harus dimulai dari titik tertentu. Kadang, usaha itu terlihat begitu aneh bin ajaib di awalnya, namun jika sudah sukses semua (semoga) akan masuk akal.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Bedanya Startup Dengan Perusahaan yang Sudah Ada Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top