Sedang konsentrasi di Oh My Goodness (OMG) Consulting yang saya dirikan. Saya
membantu klien yang mau melakukan bisnis secara berbeda atau istilahnya ala
"Oh my Goodness". Saya percaya, bisnis yang dilakukan secara berbeda
punya peluang sukses lebih besar ketimbang yang dilakukan secara biasa.
Bisa kasih contoh?
Yang terbaru adalah konsep Plaza FX di Jalan Sudirman. Kami konsultannya. Yang ingin kami tonjolkan adalah keunikan. Karena kalau FX mau bersaing dengan Plasa Senayan atau Senayan City, susah. FX kan size-nya kecil. Tapi selama dia punya keunikan, enggak masalah. Salah satunya kami bikin 12 ruang meeting. Kami juga sediakan 3 bus keliling sepanjang Sudirman dan SCBD selama jam kerja. Perjalanan bus bisa dicek lewat SMS. Jadi, lebih simple dan menolong kapasitas parkir FX yang kecil.
Yang terbaru adalah konsep Plaza FX di Jalan Sudirman. Kami konsultannya. Yang ingin kami tonjolkan adalah keunikan. Karena kalau FX mau bersaing dengan Plasa Senayan atau Senayan City, susah. FX kan size-nya kecil. Tapi selama dia punya keunikan, enggak masalah. Salah satunya kami bikin 12 ruang meeting. Kami juga sediakan 3 bus keliling sepanjang Sudirman dan SCBD selama jam kerja. Perjalanan bus bisa dicek lewat SMS. Jadi, lebih simple dan menolong kapasitas parkir FX yang kecil.
Kadang-kadang, dalam
bisnis orang ingin semuanya. Padahal, sekarang eranya enggak bisa begitu. Harus
punya ciri sendiri. Core segmen FX adalah orang-orang kantoran di
daerah Sudirman. Nah, sekarang FX ramai banget. Itu membuktikan, selama kita
punya konsep yang kuat dan unik, tapi tetap dengan perhitungan, harusnya kita
juga bisa.
Jadi, lebih ke
konsep bisnis ya?
Kurang lebih yang saya lakukan adalah membuat sesuatu yang tidak lazim. Jadi sekarang larinya sih lebih ke bussiness innovation concept. Orang sering nanya, "Kamu event organizer ya?" Saya bilang, saya bukan event organizer tapi event consultant. Saya lebih melakukan inovasi bisnis, tapi disesuaikan dengan karakter klien.
Kurang lebih yang saya lakukan adalah membuat sesuatu yang tidak lazim. Jadi sekarang larinya sih lebih ke bussiness innovation concept. Orang sering nanya, "Kamu event organizer ya?" Saya bilang, saya bukan event organizer tapi event consultant. Saya lebih melakukan inovasi bisnis, tapi disesuaikan dengan karakter klien.
Kalau klien biasa pakai
baju biru, jangan disuruh pakai baju oranye. Tetap pakai baju biru, tapi
birunya diapain begitu. Jadi, OMG selalu bilang bahwa orang boleh berpikiran out
of the box, tapi jangan out beneran. Eksekusinya tetep
harus inside the box.
OMG seperti creative event planner. Contohnya Black Innovation
Awards (BIA). Saya bilang, kalau bisa dikasih kesempatan lebih banyak kepada
yang muda, saya yakin Indonesia
bisa dapat lebih berkembang. Saya juga bisa berkembang karena ketika muda saya
memperoleh banyak penghargaan. Nah, sekarang saya give it back lagi ke
angkatan yang lebih muda, dengan membuat banyak awards.
Jadi konsultan apa lagi?
Selain jadi konsultan BIA, saya juga jadi konsultan untuk International Young Creative Entrepreneur Awards yang diadakan British Council, yang pernah saya menangi tahun 2006 di Inggris. Istilahnya saya naik pangkat terus. Tahun 2006 jadi peserta dan menang, tahun kedua jadi juri, tahun ketiga jadi event consultant.
Selain jadi konsultan BIA, saya juga jadi konsultan untuk International Young Creative Entrepreneur Awards yang diadakan British Council, yang pernah saya menangi tahun 2006 di Inggris. Istilahnya saya naik pangkat terus. Tahun 2006 jadi peserta dan menang, tahun kedua jadi juri, tahun ketiga jadi event consultant.
Saya bantu di marketing dan sponsorship mereka. Supaya 2 tahun lagi kita bisa ngirim
8-10 orang. Saya sekarang mencari perusahaan yang punya visi yang sama
supaya bisa membantu pendanaan. So far lumayan sih. Beberapa
perusahaan mulai mendukung.
Apa lagi yang
tengah Anda lakukan?
Banyak proyek yang "seksi dan seru" yang sedang kami garap. Dulu misalnya, saya bikin BC Bar. Itu bar pertama kali di Jakarta yang hanya buka Jumat dan Sabtu, tapi kok bisa menguntungkan. Orang kan bingung. Lho, kalau saya buka setiap hari enggak unik kan? Kalau buka Jumat dan Sabtu, orang malah penasaran. Malah saya ada ide bikin restoran yang enggak ada menunya. Tapi belum ada klien yang berani. He-he.
Banyak proyek yang "seksi dan seru" yang sedang kami garap. Dulu misalnya, saya bikin BC Bar. Itu bar pertama kali di Jakarta yang hanya buka Jumat dan Sabtu, tapi kok bisa menguntungkan. Orang kan bingung. Lho, kalau saya buka setiap hari enggak unik kan? Kalau buka Jumat dan Sabtu, orang malah penasaran. Malah saya ada ide bikin restoran yang enggak ada menunya. Tapi belum ada klien yang berani. He-he.
Omong-omong, kenapa sih namanya Oh My Goodness?
Saya sudah belasan tahun mencoba dan melakukan inovasi. Makanya ketika cari nama untuk perusahaan, saya enggak mau pakai nama sendiri. Saya ingin anak buah saya juga maju. Jadi saya bikin Oh My Goodness. Soalnya, semua yang saya bikin rata-rata aneh atau enggak biasa, tapi profitable dan penuh perhitungan.
Saya sudah belasan tahun mencoba dan melakukan inovasi. Makanya ketika cari nama untuk perusahaan, saya enggak mau pakai nama sendiri. Saya ingin anak buah saya juga maju. Jadi saya bikin Oh My Goodness. Soalnya, semua yang saya bikin rata-rata aneh atau enggak biasa, tapi profitable dan penuh perhitungan.
Saya pernah kuliah
akuntansi, makanya hitung-hitungan tetap benar. Tapi, tahu enggak kuliah saya enggak
selesai lo. Waktu itu saya pikir-pikir, kuliah buat cari kerja. Ini kerjanya
sudah dapat dan karier bagus. Dari pada keduanya setengah-setengah, saya pilih
berhenti kuliah dulu. Tapi, saya bilang ke orangtua, saya akan kuliah di
Universitas Terbuka. Kalau enggak, enggak bakal boleh. Tapi saya enggak
menyesal karena ilmunya sudah dapat.
Terus, setelah drop out?
Niatnya memang sekolah lagi kan. Tapi, di usia 26 tahun saya jadi GM termuda di Asia dan termuda kedua di dunia (GM Hard Rock Café). Saya tanya lagi ke orangtua, "Masih perlu gelar enggak nih? Saya sudah GM nih. Kata mereka enggak usah he-he. Namanya orangtua, selalu baik. Makanya setiap kasih seminar saya selalu bilang, orangtua selalu baik, cuma sudut pandangnya beda. Jadi jangan dilawan, tapi lakukan pendekatan. Negonya begitu. Apalagi kalau masih tinggal bareng orangtua.
Niatnya memang sekolah lagi kan. Tapi, di usia 26 tahun saya jadi GM termuda di Asia dan termuda kedua di dunia (GM Hard Rock Café). Saya tanya lagi ke orangtua, "Masih perlu gelar enggak nih? Saya sudah GM nih. Kata mereka enggak usah he-he. Namanya orangtua, selalu baik. Makanya setiap kasih seminar saya selalu bilang, orangtua selalu baik, cuma sudut pandangnya beda. Jadi jangan dilawan, tapi lakukan pendekatan. Negonya begitu. Apalagi kalau masih tinggal bareng orangtua.
Bagaimana Anda
melihat diri Anda sendiri?
Saya ini tidak pernah ingin berhenti berinovasi. Kalau dilihat, dari dulu sampai sekarang, setiap tahun selau ada 1-2 inovasi. Bahkan untuk kegiatan menjadi pengajar, yang saya sebut sebagai program isi bensin, saya buat yang aneh. Misalnya saya buat seminar di bioskop. Peserta ikut seminar sambil makan popcorn.
Saya ini tidak pernah ingin berhenti berinovasi. Kalau dilihat, dari dulu sampai sekarang, setiap tahun selau ada 1-2 inovasi. Bahkan untuk kegiatan menjadi pengajar, yang saya sebut sebagai program isi bensin, saya buat yang aneh. Misalnya saya buat seminar di bioskop. Peserta ikut seminar sambil makan popcorn.
Akhirnya, saya malah
mendobrak mitos bahwa guru itu duitnya enggak bagus. Dulu saya memang pernah
ingin jadi guru. Sekarang, saya bisa membuat seminar yang sales-nya
enggak kalah dengan menggelar event! Bedanya, event saya, ya, seminar.
Dulu, di HRC saya jual makanan dan minuman sampai pagi, sekarang saya mengajar
atau workshop sampai jam 5 sore, sales-nya terkejar.
Ide-ide biasanya
dari mana?
Saya baca berbagai sumber, ternyata kreativitas itu adalah kebiasaan, bukan faktor turunan seperti IQ. Pakai jam misalnya, hari ini saya pakai di kiri, besok pakai di kanan. Rute ke kantor sering saya ubah-ubah. Saya pergi ke luar kota kadang pakai pesawat, kadang pakai mobil. Saya gunakan momen itu untuk melawan rutinitas. Orang-orang yang terjebak rutinitas biasanya tidak kreatif.
Saya baca berbagai sumber, ternyata kreativitas itu adalah kebiasaan, bukan faktor turunan seperti IQ. Pakai jam misalnya, hari ini saya pakai di kiri, besok pakai di kanan. Rute ke kantor sering saya ubah-ubah. Saya pergi ke luar kota kadang pakai pesawat, kadang pakai mobil. Saya gunakan momen itu untuk melawan rutinitas. Orang-orang yang terjebak rutinitas biasanya tidak kreatif.
Sekarang lebih ekstrem
lagi, di OMG saya jarang ke kantor, saya lebih suka mobile. Di kantor,
saya dipanggil Invisible Boss, alias bos yang enggak kelihatan. Saya bilang,
kalau saya di kantor saya akan terjebak rutinitas. Saya ke kantor hanya kalau
ada rapat. Malah waktu kantor masih lebih kecil, kursi saya berikan ke orang
lain saking enggak pernah kepakai.
Mungkin juga karena sejak kecil saya suka main game, walaupun tetap
ada porsinya. Game membuat saya berani mengambil
risiko. Jadi, benar atau enggak, dari hal-hal kecil seperti itulah kreativitas
saya muncul. Waktu sekolah di Pangudi Luhur, saya sudah ikut bikin PL Fair,
misalnya.
Saya selalu bilang, start small, mulailah dari hal kecil. Jangan langsung gede. Itu
yang saya pelajari dari pengalaman sendiri. Dari satu, bikin I Like
Monday, akhirnya mendapatkan award achievement. Dari situ muncul
tantangan, masak cuma I Like Monday? Akhirnya muncul yang baru. Setelah itu
saya bikin program TV, Destination Nowhere. Pergi tanpa tahu tujuan. Jadi, level kreativitas saya makin diuji
terus.
Apakah sudah
merasa menemukan dunia Anda?
Kalau dibilang nemu, enggak pernah tahu, ya. Dulu saya suka fotografi, saya pikir saya bakal jadi fotografer. Masuk Hard Rock, saya pikir bakal masuk dunia entertainment (Yoris juga pernah membuat IP Entertainment), sempat dapat Marketer's Award, saya pikir dunia saya di marketing.
Kalau dibilang nemu, enggak pernah tahu, ya. Dulu saya suka fotografi, saya pikir saya bakal jadi fotografer. Masuk Hard Rock, saya pikir bakal masuk dunia entertainment (Yoris juga pernah membuat IP Entertainment), sempat dapat Marketer's Award, saya pikir dunia saya di marketing.
Sebetulnya, dalam proses pencarian passion itu, yang penting kita
melakukan apa yang kita suka. Juga, tetap harus bernilai ekonomis. Saya
menyebutnya Happynomics. Kita mau sesuatu tapi harus ada ukuran ekonominya. Happy, tapi harus ada nilai ekonominya.
Apa yang Anda
lakukan ke karyawan Anda?
Di kantor, karyawan saya harus senang knowledge, harus senang baca. Nah, tiap minggu kita membuat sharing session, membahas buku yang habis dibaca bergantian. Sekretaris juga ikut. Dengan banyak knowledge, akan banyak inspirasi, jadinya banyak inovasi. Visi kita adalah, senang knowledge, inovation, achievement. Kalau itu jalan, nantinya enggak harus bergantung ke saya, bisa jalan senidiri.
Di kantor, karyawan saya harus senang knowledge, harus senang baca. Nah, tiap minggu kita membuat sharing session, membahas buku yang habis dibaca bergantian. Sekretaris juga ikut. Dengan banyak knowledge, akan banyak inspirasi, jadinya banyak inovasi. Visi kita adalah, senang knowledge, inovation, achievement. Kalau itu jalan, nantinya enggak harus bergantung ke saya, bisa jalan senidiri.
Dari sekian
inovasi, mana yang paling menantang?
I Like Monday. Karena posisi saya waktu itu enggak tinggi-tinggi banget. Yang kedua, saya melawan banyak orang. Di HR itu kan terkenal karena penampilan band asing . Sementara saya percaya, musik lokal akan mendominasi musik industri, dan sekarang itu sudah terjadi, Untungnya argumentasi saya diterima. Pelajaran moralnya, jangan takut dengan umur. Yang penting kita punya reasonable reason. Dari situ saya dapat award banyak banget.
I Like Monday. Karena posisi saya waktu itu enggak tinggi-tinggi banget. Yang kedua, saya melawan banyak orang. Di HR itu kan terkenal karena penampilan band asing . Sementara saya percaya, musik lokal akan mendominasi musik industri, dan sekarang itu sudah terjadi, Untungnya argumentasi saya diterima. Pelajaran moralnya, jangan takut dengan umur. Yang penting kita punya reasonable reason. Dari situ saya dapat award banyak banget.
Ada target yang
belum kesampaian?
Menikah. Walaupun target saya menikah usia 25 tahun biar usia dengan anak enggak jauh. Tapi itu tidak saya anggap sebagai kegagalan. In life we cannot win everything. Mungkin 1-2 tahun ke depan lah. Sekarang sedang konsentrasi bikin usaha sendiri. Mengalir saja.
Menikah. Walaupun target saya menikah usia 25 tahun biar usia dengan anak enggak jauh. Tapi itu tidak saya anggap sebagai kegagalan. In life we cannot win everything. Mungkin 1-2 tahun ke depan lah. Sekarang sedang konsentrasi bikin usaha sendiri. Mengalir saja.
Oh ya, saya juga sedang memunculkan minipreneur. Saya ajak ibu rumah tangga
muda untuk bekerja dari rumah untuk beberapa proyek saya. Ini sekaligus mendukung program ibu menyusui.
Ternyata banyak lho, yang berminat. Menjaringnya gampang, lewat Facebook. Jadi,
mereka tetap dapat pemasukan tanpa harus kerja kantoran.
Kegiatan lain?
Saya paling senang travelling. Apalagi sekarang enak, punya usaha sendiri. Pacar juga punya usaha sendiri. Buat saya, travelling adalah part of seeing other cultures. Liburan buat saya bukan cari ide, tapi cari inspirasi. Apa yang kita bikin, sangat localized. Think globally, act locally. Jalan-jalan juga salah satu cara untuk nge-charge otak. Kebetulan pacar juga suka travelling.
Saya paling senang travelling. Apalagi sekarang enak, punya usaha sendiri. Pacar juga punya usaha sendiri. Buat saya, travelling adalah part of seeing other cultures. Liburan buat saya bukan cari ide, tapi cari inspirasi. Apa yang kita bikin, sangat localized. Think globally, act locally. Jalan-jalan juga salah satu cara untuk nge-charge otak. Kebetulan pacar juga suka travelling.
0 komentar:
Post a Comment