728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Catatan Harian China: Orang Amerika Belajar Zun Lao Ai You

    8 Februari 2012, keluar dari pesawat Garuda Indonesia di Beijing Capital Airport, saya langsung disergap suhu -4 celcius. Sungai dan danau membeku, bahkan lemparan batu besar pun tak mampu memecahkan es di sungai. Setelah 2 minggu berkeliling Beijing, Shanghai, dan Tianjin membawa rombongan siswa intake Februari 2012, sekarang saya ada sedikit waktu untuk berbagi cerita ringan tentang pengalaman di sini selama 2 minggu ini.

    Wang Liang, seorang teman yang aktif berkicau di Weibo (Twitter-nya China) baru-baru ini menulis: Tiga bulan job training ke Jepang, balik ke Beijing sudah berdiri stasiun MRT baru di depan apartemenku.

    China, dengan segala keunikannya -modern plus tradisi kuno, saat ini sangat terasa sekali perubahan peradaban warganya. Makin banyak warganya yang sudah bisa memadukan aksesoris dan warna pakaian -makin modis. Sudah banyak gadis-gadis yang memakai sepatu boot dan jaket berbulu. Di tempat-tempat publik terus-menerus diumumkan tentang sopan-santun dan kebersihan. Di MRT atau bis kota terus-menerus diperdengarkan bahwa karakter orang China adalah hormat kepada orang tua (di atas 60 tahun) dan sayang kepada anak kecil (Zun lao ai you). Berikan tempat duduk kepada orang tua, anak kecil (termasuk wanita yang menggendong bayi), wanita hamil, dan orang cacat. Dan peraturan tempat duduk di public transportation ini adalah aturan main yang berlaku di negara-negara maju lainnya.

    Tapi, jika Anda pernah naik busway di Jakarta, di Indonesia tidak ada aturan tempat duduk diberikan ke anak kecil. Sebagai gantinya, busway di Indonesia menulis tempat duduk diberikan untuk wanita (saja!). Makanya di Indonesia, wanita kita selalu dalam posisi dikasihani dan lemah, dan layak diberi tempat duduk. Itu membuat wanita Indonesia lemah dalam persaingan dengan orang asing saat mereka sekolah di luar negeri. Dan anak kecil di Indonesia tidak merasa disayangi saat naik kendaraan umum. Tak perlu heran kenapa anak di Indonesia setelah dewasa menjadi brutal dan suka tawuran di mana-mana. Pemerintah pintar, rakyat pintar, maka negara cepat maju.

    Januari 2012 lalu kita baru saja tahu China mampu membangun gedung 30 lantai hanya dalam 15 hari saja! Tak hanya kita yang terkejut. Warga lokal sendiri pun mengakui mereka yang lama tidak melewati 1 tempat, akan terkejut karena tempat itu sekejap telah menjadi jalan layang hanya dalam 2 bulan saja. Seperti Wang Liang tadi persisnya.

    MRT terus dibangun dan dirambah kemana-mana. Semua Google, Facebook, Twitter, dan Youtube ditutup negara dan mereka membuka tandingan versi China sendiri dalam bahasa Mandarin: Baidu, Renrenwang, Weibo, dan Youku. Di www.everydaymandarin.com, akan dijelaskan cara menggunakan situs-situs di atas. Tidak susah, syarat utama: Anda harus bisa mengetik dan mengerti Mandarin.:D

    Orang bule yang 10-15 tahun lalu masih memandang sebelah mata tentang China, kini mulai merasakan dominasi China yang sesungguhnya. Orang bule yang dulunya tahu semua orang China hanya bisa kungfu mematahkan kayu, kini mulai menyadari bahwa rakyat China ternyata adalah bangsa pekerja super keras. Pada hari Minggu pun, bank di sini buka hingga pukul 17:00, Sabtu setengah hari. Kita tak bisa membandingkan China dengan Indonesia karena di Indonesia, Anda akan menjadi masalah besar jika meminta karyawan Anda datang kerja pada hari Minggu.

    Saya merasakan kebanggan warga negara China saat ini. Dari mereka saya tahu, sepertinya mereka sudah siap menggantikan peran Amerika sebagai negara maju di planet ini. Walau sedang lepas landas menjadi negara nomor 1 dunia, China tetap tidak melupakan tradisi leluhurnya: Zun lao ai you, hormat kepada orang tua dan sayang kepada anak kecil.

    Nama Indonesia Ternyata Tidak Populer di China

    Sedikit info: Di China tidak ada barongsai. Barongsai hanya digunakan saat peresmian gedung baru. Tidak ada lagu-lagu Mandarin jadul seperti yang sering diperdengarkan di mal-mal Indonesiaa saat Imlek, tidak ada capcai apalagi fuyunghai. Anda akan kecewa jika membayangkan gadis-gadis di sini menggunakan cheongsam. Seperti Indonesia, China memiliki wilayah yang besar, jadi makanan tiap daerah pun berbeda. Di China utara, mantou (sejenis bakpao) dan shuijiao (suikiao yang bisa dijumpai di Jalan Gajah Mada Jakarta) sangat populer. Makanan muslim seperti sate juga populer di China. Restoran milik warga Xinjiang dan Lanzhou (2 propinsi dengan muslim terbanyak di China, etnis Uygur) mendominasi restoran muslim dan mereka hidup berdampingan dengan warga lokal (etnis Han).

    Blackberry sangat tidak populer di China. Mayoritas orang China menggunakan Nokia atau HP lokal seperti ZTE. Yang berkantong lebih, menggunakan iPhone. Jika di Indonesia, orang lebih sering memencet keypad BB tanda sering chat, orang China lebih suka membaca e-book atau berita di web daripada chatting. Mereka tidak begitu suka bergosip di HP. Sama seperti di Indonesia, orang yang memelototi HP di tempat keramaian sudah menjadi pemandangan yang biasa. Dan bagusnya, mereka tidak menghalangi orang-orang yang berjalan di belakang mereka. Oh ya, jika Anda pernah datang ke China, Anda tentu setuju dengan saya bahwa susah untuk menemukan gadis muda gemuk di China.:D Mereka mayoritas gesit dan terus bergerak. Mereka banyak yang rela naik tangga walau ada eskalator di sana. Gadis China takut gemuk karena akan susah mendapatkan pekerjaan bergaji besar. Bahkan ada yang makan telur cacing supaya menjadi kurus, iihhh...

    Di berita Detikcom 23 Feb 2012, saya baca di Amerika biasa orang miskin yang gemuk, di Indonesia kebalikannya. Hal ini juga berlaku di China. Mayoritas gadis China saat ini, mereka tahu cara mengatur makan dan hidup mereka supaya tetap langsing. Mereka makan obat diet untuk menjaga penampilan. Mereka menyadari, dengan penampilan yang baik, hidup biasanya menjadi lebih bahagia, juga karir akan lebih baik.

    Oh ya, di China, khususnya di Beijing warga sana sangat hapal mana utara, selatan, timur, atau barat. Jika di Indonesia kita biasa bilang "Lurus nanti ke kanan", maka di Beijing orang akan berkata "Ke utara nanti ke timur". Hebat ya!:p Peta jalan raya di Beijing juga berupa kotak-kotak yang mengikuti arah mata angin. Naik bis di China juga sangat teratur. Semua bis kota berhenti di halte masing-masing. Tidak ada angkot dan metromini yang mengepulkan asap pekat dan berhenti semaunya. Jangan pernah coba menyetop bis di tengah jalan karena sopirnya memang tidak akan berhenti. Orang China juga terkenal disiplin saat naik bis atau MRT. Mereka masuk dan mengisi koridor bis yang kosong dan tidak berkumpul di depan pintu -seperti yang sering terjadi di Trans Jakarta (Busway). Dan semua sistem pembayaran tiket bis dan MRT menggunakan sistem kartu e-ticket dan tidak membuang-buang kertas tiket.

    Orang China memang terkenal dengan suara menggelegar, tapi itu adalah kebiasaan mereka. Mereka tidak sedang ribut atau berantem. Tapi itulah gaya mereka -gaya yang tidak bisa sepenuhnya diterima orang asing- dan sedang coba diubah pemerintah mereka.

    Tembok China dan Tian'anmen biasanya menjadi jadwal wisata yang wajib ada di brosur travel jika Anda berkunjung ke Beijing. Tapi, ada tempat menarik lain yang tidak banyak diketahui orang, yaitu wisata Kota Tua dengan lorong-lorong uniknya (Hutong). Jika ingin melihat kehidupan nyata orang Beijing, datanglah ke Hutong ini. Bahkan Mao Zedong pun pernah tinggal di Kota Tua ini di masa mudanya.

    Jika Anda punya waktu lebih di ibukota China, Beijing, cobalah sensasi naik High Speed Rail Beijing-Tianjin dengan kecepatan max 330 km/jam bisa menembus jarak 117 km hanya dalam waktu 30 menit, dengan waktu berangkat yang sangat akurat, dan dalam suasana kereta yang sangat aman dan modern. Jarak 117 km sepadan dengan Jakarta-Bandung. Sekali lagi, secara naluri saya membandingkan halte busway Jakarta yang berantakan, kotor, dan pedagang kaki lima yang betebaran di halte busway.

    Untuk info, nama Indonesia tidak terkenal di China dalam banyak hal. Orang China lebih mengenal dan mengingat Malaysia, Thailand, dan Singapore. Apakah karena orang Indonesia terlalu sering berkelompok dan akibatnya jarang menyebut/mempromosikan nama Indonesia ke orang China?


    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Catatan Harian China: Orang Amerika Belajar Zun Lao Ai You Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top