728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Saatnya Bendera Palestina Berkibar

    Berkibarlah Bendera Palestina di Asia

    Ada banyak alasan untuk menonton Piala Asia 2015. Salah satunya adalah tuan rumah turnamen, Australia, yang ingin membuktikan eksistensinya di benua Asia dan ingin disejajarkan, bahkan mengungguli negara-negara seperti Jepang dan Republik Korea.

    Namun, jika kita harus menunjuk satu hal menarik lainnya, tentunya hal tersebut adalah negara debutan yang mengejutkan: Palestina.

    Palestina. Siapa yang tidak tahu Palestina? Negara ini, sejak dulu, terus dibelenggu berbagai macam intrik, terutama politik. Palestina adalah negara yang kecil yang wilayahnya semakin kecil saja akibat dari konflik. Tapi Palestina punya pendukung yang tersebar di seluruh dunia.

    Palestina merupakan simbol perjuangan bagi sebagian orang. Selama puluhan tahun, wilayah Palestina semakin mengecil seiring dengan perluasan Israel. Perluasan yang disertai kekerasan ini, memancing amarah bagi sebagian orang untuk melakukan gerakan perlawanan di berbagai negara.

    Travel restriction dari dan ke negara tersebut sudah menjadi masalah permanen, sehingga membuat perjalanan untuk pertandingan sepakbola menjadi sebuah mimpi buruk. Pemain-pemain Palestina juga kebanyakan berasal dari negara-negara yang berjauhan, seperti Chile, Kanada, dan Swedia.

    Misalnya saja, pencetak gol terbanyak mereka, yaitu Ashraf Nu'man. Ia bermain di Liga Arab Saudi bersama Al Faisaly. Sedangkan pemain terbaik mereka, Omar Jarun, bermain sebagai bek tengah untuk Ottawa Fury di Kanada. Mereka dinilai merupakan sekelompok pemain kelas medioker dari sekumpulan perantau, pengungsi, dan pemain veteran.

    Namun, entah bagaimana, Palestina berhasil lolos ke Piala Asia pertama mereka sejak tahun 1998, ketika mereka menjadi negara anggota FIFA. Pencapaian ini tentunya sangat luar biasa, sehingga membuat fakta-fakta di atas menjadi kabur.

    Bisa dibilang mereka adalah kuda hitam, sama seperti Irak ketika menjuarai Piala Asia 2007. Anda sudah dapat menyaksikan kiprah Palestina dalam menghadapi kebangkitan sepakbola mereka dalam pertandingan pertama mereka melawan Jepang pada Hari Senin (12/01) di Newcastle, New South Wales.

    Sayangnya pada pertandingan tersebut Palestina harus menerima kekalahan atas pasukan “Samurai” Jepang dengan 4 gol tanpa balas.

    Meskipun kalah, tetapi sebagai negara yang sedang berjuang, mereka bisa menjadi tim yang dijagokan oleh negara-negara yang senasib dengan mereka di Piala Asia kali ini.

    Perjalanan Palestina untuk Lolos ke Australia

    Sungguh ironis bahwa Australia yang menjadi tuan rumah pada debut Palestina di Piala Asia 2015. Australia adalah satu-satunya negara, selain Amerika Serikat, yang memberikan suara untuk menolak resolusi Dewan Keamanan PBB.

    Politik dan olahraga memang tidak terpisahkan, apalagi jika kita sedang membicarkan sepakbola Palestina. Ahmed al-Hassan, sebagai pelatih kepala, mengakui hal tersebut secara langsung.

    "Melalui tim ini, kami berharap untuk mencapai tujuan politik, bahwa kami layak sebagai sebuah negara, dan bahwa kami telah membangun institusi kami, meskipun masih adanya pendudukan, pemisahan antara Gaza dan tepi Barat, dan perang terhadap kami. Kami mampu membuat keajaiban."

    Sebelumnya Palestina memang tidak pernah bermain di turnamen besar sejak bergabung menjadi anggota FIFA pada tahun 1998. Mereka hanya dua kali mencapai AFC Challenge Cup, atau kompetisi kelas dua untuk negara sepakbola berkembang ("emerging" football nations) di Asia.

    Palestina, bersama 16 negara lainnya, tidak mengikuti pertandingan kualifikasi Piala Asia. AFC telah membuatkan turnamen khusus bagi "emerging" football nations tersebut, yang juaranya dapat lolos langsung ke Piala Asia.

    AFC Challange Cup merupakan kompetisi yang dikhususkan bagi negara yang masuk dalam kategori negara yang federasi sepakbolanya baru muncul atau sedang dalam "masa perjuangan". Ini melihat adanya kecenderungan negara-negara ini kesulitan bersaing di Asia, sehingga masuk ke Piala Asia, merupakan mimpi belaka.

    Namun, mereka mengejutkan semua orang, termasuk diri mereka sendiri, setelah menjadi juara pada turnamen di atas tahun lalu. Setelah mengalahkan Filipina 1-0 di final, mereka mengamankan tempat untuk lolos ke Australia.

    Mereka memang sudah lolos, tapi masalah terbesar mereka ada pada persiapan Piala Asia kali ini. "Sebagai sebuah tim, kami menghadapi banyak kesulitan," kata Al-Hassan, yang sudah menjadi pelatih kepala hanya selama dua bulan saja.

    "Kami di bawah pendudukan, [artinya] perjalanan antara kota-kota di tepi Barat sangat sulit dengan banyaknya penjagaan di pos pemeriksaan. Kadang-kadang kami membatalkan latihan karena pemain tidak bisa datang ke tempat latihan."

    Israel memang menegaskan larangan perjalanan dan pemeriksaan yang diperlukan untuk alasan keamanan.

    Simbol Perjuangan Bangsa Senasib dan Tekanan untuk Israel

    Keikutsertaan Palestina di Piala Asia telah menetapkan patokan baru untuk negara-negara seperti Kurdistan dan Kosovo. Mereka bisa melihat sepakbola sebagai bagian penting dari alat promosi dan pemasaran mereka untuk mencapai status negara mereka yang diakui.

    Dengan lolosnya Palestina sebagai salah satu dari 16 tim di Australia, Palestina telah mencapai apa yang negara-negara perjuangan seperti Kurdistan dan Kosovo di atas ingin capai, yaitu pengakuan bangsa-bangsa di dunia.

    Tapi ketika nanti Palestina menjalani kick-off melawan Jepang, lapangan sepakbola juga akan senantiasa muncul dan dipakai sebagai simbol untuk latar belakang perjuangan negara-negara di atas, bukan hanya Palestina saja.

    Pertandingan nanti memang masih diikuti penolakan Dewan Keamanan PBB untuk menetapkan tenggat waktu bagi Israel untuk mengakhiri pendudukannya di perbatasan Palestina yang sudah berlangsung hampir setengah abad. Mahkamah Pidana Internasional bahkan masih berdebat apakah otoritas Palestina adalah suatu entitas atau sebuah negara.

    Sebagai sebuah negara, Palestina akan memenuhi syarat untuk menuduh Israel atas tuduhan kejahatan perang serta pelanggaran hukum internasional yang mengatur administrasi wilayah yang diduduki.

    Eksistensi Palestina di panggung sepakbola Asia juga akan memfokuskan perhatian pada kampanye yang ingin membuat status Israel ditangguhkan oleh badan sepakbola dunia (FIFA) atas tuduhan obstruksi perkembangan sepakbola Palestina.

    Jika, anggap saja, Israel nanti didepak dari FIFA, maka ini merupakan bagian awal dari upaya yang lebih luas untuk menekan Israel dalam organisasi internasional.

    Memang seperti yang diketahui, setelah upaya mediasi selama bertahun-tahun yang selalu gagal, bulan lalu FIFA akhirnya memperingatkan bahwa Israel dapat terkena sanksi jika mereka tidak bisa menjamin pemain-pemain Palestina untuk melakukan perjalanan dengan bebas.

    Para pejabat sepakbola Palestina memang sudah mengeluhkan bahwa Israel membatasi perjalanan di tepi Barat dan juga antara tepi Barat dan Jalur Gaza. Hal ini tentunya sangat menghambat perkembangan sepakbola Palestina.

    Akhirnya Bendera Palestina Dapat Berkibar dengan Bebas

    Ada 200 fans yang datang pada sebuah acara pelepasan sebelum tim melakukan perjalanan ke kamp latihan di Uni Emirat Arab. Banyak yang memakai kaos dengan tim julukan Al-Fidai, yang artinya "penebus".

    "Ini untuk mengirim pesan ke seluruh dunia bahwa kami, Palestina, sedang berjuang melalui olahraga," jelas salah satu fans.



    Fans lain percaya bahwa mereka bisa malengkah lebih jauh lagi. Misalnya saja, dalam waktu satu tahun Palestina telah melakukan peningkatan dalam peringkat FIFA dari peringkat 165 ke 85. Sungguh luar biasa.

    Memang kebanyakan orang tidak mengenali pemain Palestina. Liga mereka pun dinilai masih terlalu kecil, dan beberapa dari mereka bermain di luar negeri. Tapi melihat bendera Palestina bisa berkibar dengan bebasnya di stadion adalah sebuah hal yang fantastis.

    Seperti yang kita ketahui juga, ebelumnya banyak yang mendukung perjuangan Palestina di atas lapangan dengan beberapa upaya, dari para pemain maupun fans. Salah satunya dengan mengibarkan bendera Palestina, seperti yang dilakukan oleh fans Celtic, Dundalk, dan St. Johnstone. Akhirnya mereka dihukum oleh UEFA.

    UEFA sendiri menganggap pengibaran bendera Palestina sebagai simbol politik karena konflik di Jalur Gaza masih berlangsung. Perwakilan UEFA sendiri menyatakan klub bertanggung jawab atas perilaku fansnya. “Penggunaan gestur, kata-kata, objek, atau hal lain yang menyangkut penyebaran pesan yang tidak cocok dengan olahraga, seperti pesan politis, ideologis, agama, ataupun hal provokatif lainnya tidak bisa ditoleransi,” tulis pernyataan resmi UEFA.

    Sulit dipercaya bagaimana bisa UEFA menganggap bendera Palestina sebagai “Illicit Symbol” atau secara harfiah berarti “simbol terlarang”. Pelarangan ini dilakukan dengan alasan Palestina masih didera konflik oleh Israel. Lantas, sekarang ini lah saat yang tepat di kala timnas Palestina sedang bertandin, di mana mereka boleh mengibarkan bendera negara mereka dengan bebasnya.

    Bagaimanapun, kekalahan 4-0 Palestina menghadapi Jepang, dan juga harus menghadapi Yordania dan Irak sebagai sisa lawan mereka di Grup D, langkah Palestina dinilai akan semakin sulit. Namun, bagi banyak orang, hanya melihat bendera nasional Palestina berkibar adalah sebuah kemenangan yang sudah cukup.

    source
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Saatnya Bendera Palestina Berkibar Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top