728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Buang Rencana Bisnis Anda Sekarang !!!

    Kunci Sukses Bos Go-Jek: Buang Rencana Bisnis

    Jakarta -Siapa yang tidak tahu Go-Jek, bisnis tranportasi berbasis sepeda motor yang kini sedang ramai menjadi perbincangan. Nadiem Makarim, Bos Go-Jek berbagi cerita kesuksesannya.

    Dalam acara d'Preneur yang diselenggarakan di Menara Bank Mega, Jakarta sore ini, Nadiem menegaskan, bahwa untuk memulai bisnis sama sekali tak perlu perencanaan yang rumit.

    "Orang memulai bisnis kadang terjebak dalam membuat perencanaan. Berkutat di situ, padahal itu jebakan," kata Nadiem, sore itu.

    "Ketika fokus di rencana, lingkungan berubah. Belum juga bisnis kita jalan, kita harus‎ harus ngerubah rencana bisnis kita lagi. Nggak jalan-jalan bisnis kita," sambungnya.

    Untuk itu menurutnya yang penting dalam memulai bisnis bukanlah seberapa matang perencanaan. Melainkan seberapa cepat bisa merencanakan ide bisnis tersebut.

    "Yang penting bukan rencananya, yang penting seberapa cepat bisa bereaksi terhadap permintaan masyarakat. Seberapa cepat organisasi yang kalian pimpin bisa menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Buang itu rencana bisnis. Kita ikuti saja pasar mau ke mana," paparnya.

    Sekali lagi ia memberi kunci kesuksesannya adalah berani melakukan segera ide bisnisnya, tanpa harus berkutat pada perencanaan yang justru menghambat untuk merealisasikan ide bisnis yang akan jalankan.

    "Mau ke mana-mana belajar bisnis, kuncinya adalah belajar dengan melakukan," tegas dia.

    Bos Go-Jek Sebut Bangun Bisnis Tak Usah Banyak Rencana

    Jakarta -Menciptakan sebuah bisnis tidak perlu menggunakan banyak rencana yang panjang lebar atau business plan yang pada akhirnya mentok di tengah jalan.

    Namun, untuk bisa menciptakan bisnis bisa mencapai berkesinambungan, yang diperlukan adalah business analyst.

    Demikian disampaikan CEO Go-Jek Nadiem Makarim dalam Acara d'Preneur Bersama CEO Go-Jek dan Brodo, di Menara Bank Mega, Jakarta.

    "Nggak usah ada business plan, tapi business analyst, business plan sama business analyst itu beda," katanya.

    Nadiem menjelaskan, business analyst jauh lebih terarah dan terukur apa yang akan dilakukan ke depan dengan menggunakan data-data dan informasi yang tepat.

    "Mau kemana arahnya, tentukan arah sebelum mulai. Harus lentur, ikutin market, jangan business plan tapi business analyst, analisis itu penting, seberapa jauh, data itu diperlukan," jelas Nadiem.

    Nadiem mengatakan, jangan pernah sekali-kali mengambil keputusan dengan perasaan. Keputusan atau arah bisnis harus diputuskan dengan data yang akurat.

    "Jangan anggap analisa atau perasaan Anda lebih akurat daripada data, jangan pakai perasaan, gunakan feeling saat informasi kita peroleh, namun kita olahnya pakai data," ujar Nadiem.

    Takut Jalani Bisnis? Ini Saran dari Bos Go-Jek

    Jakarta -CEO Go-Jek Nadiem Makarim menceritakan rasa takut yang menghinggapi semua orang bisa menjadi pendorong kemajuan. Hal ini ia rasakan saat menjalankan bisnis ojek online melalui bendera Go-Jek.

    "Kita maju karena ketakutan. Karena ketakutan kita sekarang jauh meninggalkan pesaing," kata Nadiem dalam Acara d'Preneur Bersama CEO Go-Jek dan brodo di Menara Bank Mega, Jakarta.

    Nadiem menyebut pihaknya melakukan investasi besar-besaran untuk menambah pengemudi hingga penerapan teknologi. Hal ini dipicu oleh adanya ketakutan soal keberadaan pesaing.

    Pria lulusan Harvard University ini menyebut ketakutan tetap muncul dalam sebuah bisnis. Ketakutan bisa menjadi cara untuk lebih berhati-hati.

    "Jangan lupa, keberanian tetap ada ketakutan. Kalau kita nekat, nggak tahu risiko. Itu kebodohan makanya ketakutan dipakai sebagai menghitung risiko," sebutnya.

    Bos Go-Jek: Kejar Karir, Jangan Dengarkan Kata Orang Tua

    Jakarta -Hal lucu sekaligus fakta soal kegagalan seseorang dalam memulai bisnis disebabkan karena tidak mendengarkan saran dari orang lain terutama orang tua. Hal ini disebabkan karena budaya Indonesia yang memang secara tidak langsung harus mengutamakan pendapat orang tua dalam setiap tindakan.

    Bos Go-Jek Nadiem Makarim ternyata punya saran yang ‎sedikit menyimpang dari budaya orang Indonesia kebanyak. "Dengan hormat, untuk urusan karir tolong jangan terlalu mendengarkan orang tua," ujar dia dalam acara d'Preneur di Menara Bank Mega, Jakarta.

    Saran tersebut menuai respon beragam dari para peserta yang hadir dalam acara malam ini. Banyak yang jadi penasaran ada juga yang meresponnya dengan tawa dan tepuk tangan. Tapi apa alasan sebenarnya pengusaha muda ini menyampaikan saran tersebut.

    "Bukan karena kita tidak percaya orang tua atau kita tidak hormat. Tetapi lebih pada pasar tenaga kerja yang saat ini sudah jauh berubah ‎dibanding era orang tua kita bekerja," jelas dia.

    "Kalau kita bekerja di era 1990, pindah-pindah kerja mungkin dianggap kalau karir kita gagal. Tapi kalau sekarang kita kerja pindah-pindah itu adalah tuntutan, karena kita mendapat penawaran yang lebih baik karena kemampuan kita diakui. Itu contoh perbedaan dunia kerja zaman orang tua kita‎ dengan zaman sekarang," sambung dia.

    Meski demikian, ia tak menyarankan bahwa generasi muda saat ini sama sekali tidak mendengarkan nasihat orang tua.

    "Orang tua tolong didengarkan untuk value, untuk nilai-nilai, untuk moral. Untuk jodoh juga boleh. Biasanya kalau jodoh, saran orang tua manjur tuh," ujar dia, disambut tawa para peserta.

    Namun sekali lagi ia menggaris bawahi, bahwa tidak perlu mendengarkan saran orang tua bila berkaitan dengan karir.‎ "Untuk karir, dengan hormat ya. Jangan terlalu didengarkan," pungkasnya.

    CEO Go-Jek: Teknologi Bisa Ubah Negara Lebih Baik

    Jakarta -Eksistensi layanan bisnis ojek online, Go-Jek mulai dipertanyakan. Salah satu peserta acara d'Preneur menanyakan bagaimana Go-Jek bisa bertahan hingga 20 tahun ke depan.

    Apa jawaban CEO Go-Jek Nadiem Makarim?

    "Jangankan 20 tahun ke depan, saya 5 tahun ke depan bagaimana saja nggak tahu, tapi saya ada misi," katanya dalam Acara d'Preneur Bersama CEO Go-Jek dan Brodo, di Menara Bank Mega, Jakarta.

    Nadiem menjelaskan, dalam 5 tahun ke depan paling tidak dirinya ingin memberikan kebanggaan kepada Indonesia melalui inovasinya. Melalui teknologi, Indonesia bisa menjadi lebih baik.

    "Dalam 5 tahun ke depan, ingin membanggakan Indonesia dan menunjukkan bahwa cara paling mudah dan cepat membantu negara ini adalah melalui teknologi," terangnya.

    Misalnya, kata Nadiem, dengan menggunakan teknologi, birokrasi atau proses administrasi menjadi lebih cepat dan ini sangat membantu memudahkan pekerjaan.

    "Sekarang semua masalah di Jakarta seperti pembayaran pajak, izin, KTP, bayangkan semua elektronik, itu dampaknya terhadap korupsi jauh lebih efektif, bayangin ke depan akan ada Gojek buat nelayan, petani, ini bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat," pungkasnya.

    Pengakuan Bos Go-Jek, Rekrut Sendiri 20 Driver Pertama

    Jakarta -Siapa sangka layanan Go-Jek kini bisa menghimpun 50.000 orang driver. Di awal berdiri bisnis Go-Jek, driver-nya hanya 20 orang yang direkrut langsung oleh Bos Go-Jek, Nadiem Makarim.

    Nadiem mengatakan, dirinya melakukan pendekatan pada driver ojek di pangkalan, lalu memberikan ‎tawaran untuk menjadi driver Go-Jek.

    "Yang rekrut 20 driver pertama, saya sendiri. Nongkrong di jalan," katanya di acara d'Preneur bersama CEO Go-Jek dan Brodo di Menara Bank Mega, Jakarta.

    Singkat cerita, driver Go-Jek tersebut akhirnya mau bergabung dan mencari pasarnya. Nadiem memperkenalkan layanan tersebut ke lingkungannya termasuk teman-teman dan keluarga. Pada akhirnya driver tersebut mendapatkan peningkatan penghasilan.

    "Lama-lama marketing ke teman-teman, keluarga, naik penghasilan dia," katanya.

    Pada akhirnya, 20 driver ini berperan sebagai perekrut. Dia mengenalkan Go-Jek ke taman-temannya, dan akhirnya virus Go-Jek ini menyebar dari mulut ke mulut.

    "Jadi yang 20 itu jadi perekrut. Sampai ratusan, ribuan dan hingga kini puluhan ribu. Kita datang bukan untuk jualan, kita datang untuk menunjukkan potensi mereka. Tahu nggak, kamu bisa lebih baik, lebih profesional, bisa setara dengan orang di hospitality, orang di logistik, sebenarnya layanan itu mulia," papar Nadiem.

    Bos Go-Jek: Pagi Jadi Karyawan, Malam Ngojek

    Jakarta -CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengungkapkan tren karir di kota Jakarta dan sekitarnya. Pengemudi Go-Jek yang kini berjumlah 50.000 orang ternyata tidak semuanya asli dari pengemudi ojek pangkalan. Ternyata banyak pengemudi Go-Jek yang paginya berkarir sebagai karyawan, namun sore menjadi pengemudi Go-Jek.

    "Pagi kerja, malam jadi Go-Jek. Itu yang terjadi," kata Nadiem di acara d'Preneur Bersama CEO Go-Jek dan Brodo di Menara Bank Mega, Jakarta.

    Pengemudi Go-Jek juga datang dari berbagai latar belakang, termasuk para lususan sarjana. Ia menilai pengemudi Go-Jek sebagai profesi yang mulia sehingga tidak seharusnya dipandang sebelah mata.

    "Dengan hormat kepada orang, ini jangan diremehin," ujarnya.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Buang Rencana Bisnis Anda Sekarang !!! Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top