728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Berani Berbuat Berani Bertanggung Jawab

    Tiga Orang Indonesia Ikhlas Dihukum Mati, Satu di Antaranya Telah Dieksekusi

    Jakarta - Kebanyakan masyarakat melakukan perlawanan hukum, meski nyata-nyata bersalah berbuat kejahatan. Tidak sedikit yang mencari celah hukum, baik dengan mengajukan peninjauan kembali (PK) berkali-kali hingga mengajukan grasi untuk mengulur-ulur waktu menghadapi regu tembak.

    Namun dalam catatan, ada tiga orang yang menerima dan ikhlas dihukum mati. Pertama adalah pembunuh 8 orang Tubagus Yusuf Maulana atau yang lebih dikenal dengan nama Dukun Usep.

    Selaku dukun, ia memperdaya orang yang meminta bantuannya dengan janji bisa menggandakan uang. Namun untuk menggandakan uang lewat bank ghaib dengan syarat mahar sejumlah uang. Untuk mendatangkan kelipatan uang dalam jumlah besar, kliennya harus melaksanakan ritual menggali tanah dan minum air yang ternyata berisi racun. Akibatnya, lima orang tewas pada 17 Mei 2007 sebanyak lima orang dibunuh tiga lainnya pada 19 Juli 2007. Kedelapannya dikuburkan di liang lahat yang mereka gali sendiri itu.

    Atas perbuatannya, Usep lalu diproses dan dihukum mati oleh Pengadilan Negeri (PN) Rangkas Bitung pada 10 Maret 2008. Ternyata Usep menerima dan tidak mengajukan perlawanan hukum, baik banding, kasasi, PK atau grasi. Demikian pun dengan jaksa karena hukuman mati sesuai dengan tuntutannya.

    Atas hal ini, jaksa lalu memproses cepat hukuman mati Usep. Pada hari Jumat, 18 Juli 2008, keheningan kawasan hutan di kecamatan Cimarga, Lebak, Banten terpecah oleh suara senapan regu tembak. Usep menghembuskan nyawa menjelang pergantian malam atau sekitar pukul 22.30 WIB. Setelah dieksekusi, jenazah Usep langsung dilarikan ke Puskesmas Cimarga dengan dikawal ketat personel polisi dan Kejaksaan.

    Usep menebus seluruh dosa perbuatannya.

    Delapan tahun berlalu, sikap Usep juga dilakukan oleh Jamil. Penyelundup 8 ton kg ganja itu menerima dan siap dihukum mati usai Pengadilan Negeri (PN) Siak Indrapura, Sumatera Selatan (Sumsel) membacakan vonis pada 28 Mei 2015. Jamil dengan penuh tanggung jawab siap menerima konsekuensi atas apa yang dilakukannya, termasuk menghadapi regu tembak.

    "Saya tidak banding, saya menerima. Berani berbuat, berani bertanggung jawab," kata Jamil.

    Vonis mati ini sesuai dengan tuntutan jaksa. Tapi sayang sungguh disayangkan, Kejari Siak malah ciut nyalinya mencabut nyawa Jamil dan mengajukan banding. Hasilnya hukuman mati Jamil dianulir dan berubah menjadi penjara seumur hidup.

    Nah, orang yang terakhir menerima dihukum mati adalah Zaini Jamaludin. PN Jakbar menyatakan Zaini merupakan otak penyelundupan 1,2 ton ganja. Bahkan dalam kesaksiannya, Zaini mengaku tidak hanya melakukan perbuatan penyelundupan 1,2 ton ganja. Tetapi juga pernah sukses membawa 500 kg ganja dari Aceh ke Jakarta dan pernah dihukum penjara di kasus pembalakan hutan.

    Atas vonis ini, Kajari Jakbar, Reda Mantovani menyatakan tidak banding dan menerimanya. Adapun PN Jakbar masih memberikan waktu bagi Zaini sampai hari Kamis esok untuk berpikir ulang, apakah benar-benar menerima apa ada perubahan keyakinan dan mengajukan banding.

    "Yang bersangkutan (Zaini) seperti mempersepsikan keadilan sebagai keadilan komutatif yang bersifat pembalasan untuk keseimbangan,"  kata guru besar Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof Dr Adjie Samekto.

    Sikap tiga orang di atas bertolak belakang dengan puluhan orang yang nyata-nyata melakukan kejahatan berat, tetapi tetap mengajukan upaya hukum untuk menghindari timah panas. Seperti Ryan yang membunuh 10 orang masih dengan meminta grasi, Wong Chi Ping yang menyelundupkan 862 kg sabu yang mengajukan banding hingga Freddy Budiman yang malah membangun pabrik sabu di dalam penjara.

    Kejahatan Usep, Jamil dan Zaini tentu sangat tidak layak dicontoh. Tetapi sikap mereka yang mau menerima tanggung jawab sebagai konsekuensi atas perbuatannya yaitu menerima hukuman mati, sangat patut untuk ditiru.

    "Hebat orang seperti itu, dia itu artinya gentleman, mengakui perbuatan jahatnya. Itu yang harus ditiru," ujar Reda.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Berani Berbuat Berani Bertanggung Jawab Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top