728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Kebaikan Itu Masih Ada !!

    Kemanusiaan di Tengah Kengerian Sebuah Kota

    Teror datang diam-diam ke kota Paris, lalu mengejutkan warganya dengan kengerian, Jumat (13/11) malam. Serangkaian serangan dengan senapan mesin dan bahan peledak menewaskan tak kurang dari 128 orang. Ratusan orang cedera dan puluhan di antaranya kritis.

    Menghadapi rentetan serangan itu, transportasi umum dihentikan pihak berwenang. Jalur 3, 5, 8, 9, dan 11 kereta bawah tanah Paris dihentikan, membuat banyak orang telantar, tak bisa pulang, saat sebagian warga di ibu kota Perancis itu menghabiskan malam di restoran, bar, dan gedung pertunjukan.

    Dalam kengerian malam itu, tetap ada orang yang memikirkan bagaimana sedapat mungkin membantu sesama. Tak lama setelah berita mengenai serangan itu beredar di dunia maya, pengguna media sosial memunculkan tagar #PorteOuverte (pintu terbuka).

    Tagar itu untuk mengorganisasikan tempat menginap bagi mereka yang tak bisa pulang, terutama di Distrik (Arrondissement) ke-10 dan ke-11, tempat serangan terjadi.

    ”Kalau ada yang telantar, saya bisa mengakomodasi 2 sampai 3 orang di Rue des Martyrs,” kata seorang pengguna media sosial. Adapun WroteGabDeLioncourt menulis, ”Sofa kami selalu tersedia bagi 2-3 orang di Maraichers.”

    Shanna, pengguna lain, mengatakan, ”Saya mempunyai sebuah rumah aman di Republique. Hubungi langsung kalau Anda memerlukan sebuah tempat aman.”

    Bahwa gerakan ini bermanfaat, disebutkan oleh akun TK Westfield yang mengatakan, teman-temannya selamat di rumah seorang perempuan yang tak mereka kenal.

    Perempuan itu ”menyediakan makan malam dan menyiapkan tempat tidur untuk mereka. Blessed. #PorteOuverte."

    Gerakan #PorteOuverte ini dipuji banyak pihak sebagai bukti, masih bertahannya rasa kemanusiaan di tengah-tengah kengerian yang ditimbulkan manusia terhadap sesamanya. Ini juga menjadi aksi konkret menghadapi teror yang terasa melumpuhkan itu.

    Keji

    Apa yang dilihat dan dialami para saksi dan penyintas bisa membuat orang mempertanyakan bagaimana manusia bisa melakukan hal sekeji itu. Sedikitnya delapan militan yang mengenakan rompi bunuh diri menebar teror.

    Seperti yang terjadi di Bataclan, teater abad ke-19 yang diubah menjadi tempat pertunjukan musik, malam itu, menampilkan pertunjukan band rock asal Amerika Serikat, Eagles of Death Metal.

    Bersenjatakan AK-47, empat penyerang memasuki gedung konser yang ada di Paris timur itu dan menembaki tak kurang dari 80 orang.

    ”Mereka tidak berhenti menembak. Ada darah di mana-mana, jenazah di mana-mana. Semua orang berusaha untuk melarikan diri,” kata Pierre Janaszak, seorang penyiar radio yang berada di pertunjukan itu.

    Saat jeritan menggema dan orang-orang berlarian menginjak mereka yang cedera atau tewas untuk mencari pintu keluar atau tempat bersembunyi, para militan itu menyandera yang tertinggal, lalu mulai membunuhi mereka.

    ”Kami mendengar orang- orang menjerit—terutama para sandera—dan ancaman dari para penyerang,” kata Charles, seorang penyintas berusia 34 tahun. Bersama sekitar 20 orang lainnya, dia melarikan diri ke sebuah toilet. Dia naik ke langit-langit dan bersembunyi meringkuk di ruang sempit di bawah atap.

    Julien Pearce, reporter radio Europe 1 yang berada di Bataclan menggambarkan ”10 menit yang mengerikan” ketika orang-orang bersenjata yang mengenakan pakaian warna hitam itu dengan tenang melepas tembakan. ”Itu adalah pertumpahan darah,” katanya.

    ”Orang-orang berteriak, menjerit, dan semua berbaring di lantai. Dan itu berlangsung 10 menit, 10 menit, 10 menit yang mengerikan, semua orang menelungkup di lantai menutupi kepala mereka.”

    ”Kami mendengar begitu banyak bunyi tembakan dan para teroris itu sangat tenang, sangat penuh tekad. Mereka mengisi ulang peluru 3 atau 4 kali,” kata Pearce, yang berhasil menemukan pintu keluar ketika para penyerang mengisi peluru.

    Wartawan itu membawa keluar seorang gadis remaja yang berlumuran darah dan menggotongnya ke sebuah taksi, lalu menyuruh pengemudi membawanya ke rumah sakit.

    Saat berada di dalam, Pearce sempat melihat salah seorang penyerang, seorang pria yang disebutnya sangat muda, berusia kurang dari 20 tahun, berjanggut tipis.

    Kisah lain dituturkan Daniel Psenny, wartawan harian berpengaruh Perancis, Le Monde. Tempat tinggalnya di lantai dua sebuah gedung apartemen terletak di belakang Bataclan.

    Dia sedang bekerja di rumah ketika mendengar bunyi seperti petasan. Dia mengira itu suara televisi, tetapi bunyinya begitu keras sehingga dia pergi ke jendela.

    Dia menyaksikan orang- orang berhamburan keluar dari pintu darurat Bataclan, dan suara tembakan terus terdengar. Seorang perempuan bergantungan di jendela lantai dua. Dia sadar bahwa ini sesuatu yang serius.

    Psenny berlari turun ke lantai dasar untuk membuka pintu gedung agar orang-orang bisa berlindung.

    Bersama seorang lain, dia menarik masuk seorang pria yang tergeletak di trotoar. Saat itulah dia merasa sebuah petasan meledak di lengan kirinya.

    Le Monde mengatakan, peluru yang ditembakkan dari sebuah jendela menembus lengan kiri Psenny. Menjelang pukul 03.00, Sabtu dini hari, dia dibawa ke Rumah Sakit Georges Pompidou. Dia menanti dioperasi bersama 30-an korban lainnya yang dibawa ke RS itu.

    Video yang diambil oleh Psenny dari jendelanya memperlihatkan kepanikan dan kengerian yang terjadi di Bataclan. Terdengar juga suara Psenny yang berulang-ulang bertanya, ”Apa yang terjadi?”

    Esok paginya, sekolah, pasar, museum, dan lokasi wisata, seperti Eiffel dan Disneyland, ditutup. Grup band U2 membatalkan konsernya.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Kebaikan Itu Masih Ada !! Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top