728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Raksasa Teknologi Pun Bisa Tumbang

    Pernah Termasuk Orang Terkaya China Siapa Sangka Kini Menderita

    Jia Yueting.

    Jakarta - Nama Jia Yueting bersinar berbarengan dengan bertumbuhnya LeEco di tangannya. Namun di bawah asuhannya pula, LeEco meredup dengan cepat dan terpaksa mengubur mimpinya.

    Jia yang lahir pada 1972 di Xiangfen, Shanxi, China, dikenal sebagai entepreneur. Dia sempat tercatat menempati posisi ke-78 orang terkaya China dan urutan ke 557 miliuner dunia versi Forbes.

    Kecemerlangan karirnya mulai mendapat sorotan karena kesuksesannya menjalankan Letv.com--yang kemudian berganti nama LeEco--layanan serupa Netflix di Negeri Tirai Bambu.

    Ketika orang-orang di China menonton video di komputer, hal pertama yang teringat adalah Jia Yueting. Itu sebabnya, bagi publik di China, Jia Yueting adalah sosok penting dunia video online.

    Sebagai orang terdepan di dunia video online, Jia punya ketertarikan besar dalam film dan produksi tayangan TV. Karenanya, Jia tak pernah setengah-setengah. Kecintaannya pada film mengantarkan perusahaannya berkontribusi besar mengembangkan industri budaya dan media di China.

    Pada perkembangannya, LeEco kemudian merambah ke bisnis lain, sebut saja smart TV, berbagai perangkat elektronik, sampai smartphone. Jia bahkan pernah mengkritik Apple dengan mengatakan pembesut iPhone tersebut tidak inovatif di industri smartphone.

    "Salah satu alasan melambatnya penjualan iPhone adalah inovasinya yang sangat lambat. Contohnya, Apple merilis iPhone SE. Dari perspektif industri, ini adalah produk dengan level teknologi sangat rendah. Kami pikir mereka tidak seharusnya melakukannya," kata Jia kala itu.

    Pantas saja jika kemudian LeEco berambisi menyalip nama-nama besar di industri smartphone, termasuk Apple. Jia juga bermimpi membuat mobil listrik untuk membantu mengurangi polusi udara di China.

    Sayangnya, nasib berkata lain. LeEco mulai mengalami masalah pada bisnisnya. Jia yang mengundurkan diri dari jabatan CEO Mei lalu, masih berada di LeEco menempati posisi sebagai Chairman. Kepada para pemegang saham, dia mengakui bahwa LeEco mengalami masalah keuangan yang lebih buruk dari yang diperkirakan.

    LeEco semula berencana menjual smartphone-nya di pasar Amerika Serikat (AS) pada akhir tahun lalu. Malangnya, kesulitan keuangan memaksanya mundur. April lalu, akuisisi LeEco atas perusahaan elektronik AS Vizio senilai USD 2 miliar pun dibatalkan karena bisnis LeEco yang kian memburuk.

    Padahal awalnya, akuisisi Vizio dimaksudkan LeEco untuk memudahkan perusahaannya memasuki pasar AS. Kondisi ini juga memaksanya memangkas biaya operasional, termasuk mengurangi jumlah karyawan.

    Tak sampai di situ, aset pribadi Jia senilai 1,24 miliar yuan terpaksa dibekukan oleh pengadilan Shanghai dikarenakan LeEco tidak bisa membayar bunga pinjaman bank untuk mendanai bisnis smartphonenya.

    LeEco kini fokus mencari jalan keluar untuk bertahan. Alhasil, impian untuk menyaingi para raksasa teknologi seperti Apple, Samsung, Google, bahkan Tesla harus kandas.

    Nasib Vendor Smartphone Asal China Ini Kian Mengenaskan


    Jakarta - Nasib LeEco, perusahaan teknologi asal China yang semula sangat agresif kian mengenaskan. Aset pribadi miliuner sekaligus co-founder LeEco Jia Yueting, dibekukan oleh pengadilan Shanghai, China.

    Bernilai 1,24 miliar yuan, aset milik Jia, istrinya dan tiga orang yang masih berafiliasi dengannya itu diblokir, dikarenakan LeEco tidak bisa membayar bunga pinjaman bank untuk mendanai bisnis smartphonenya.

    LeEco sebelumnya dikenal sebagai Netflix-nya China, yakni perusahaan layanan streaming konten sekaligus membuat konten sendiri. Dalam perkembangannya, LeEco merambah bisnis lain termasuk smartphone.

    Seperti dikutip dari BBC, LeEco selanjutnya bersaing dengan perusahaan seperti Apple, Samsung, bahkan Tesla, karena bisnisnya mulai bercabang ke hardware termasuk smartphone, smart TV dan mobil listrik.

    LeEco semula berencana menjual smartphone-nya di pasar Amerika Serikat (AS) pada akhir tahun lalu. Malangnya, perusahaan asal China ini kemudian mengalami kesulitan keuangan. Kondisi ini memaksanya memangkas biaya operasional, termasuk mengurangi jumlah karyawan.

    Jia yang mengundurkan diri dari jabatan CEO Mei lalu, masih berada di LeEco menempati posisi sebagai Chairman. Kepada para pemegang saham baru-baru ini, dia mengakui bahwa LeEco mengalami masalah keuangan yang lebih buruk dari yang diperkirakan.

    April lalu, akuisisi LeEco atas perusahaan elektronik AS Vizio senilai USD 2 miliar dibatalkan karena bisnis LeEco yang kian memburuk. Padahal awalnya, akuisisi Vizio dimaksudkan LeEco untuk memudahkan perusahaannya memasuki pasar AS.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Raksasa Teknologi Pun Bisa Tumbang Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top