Analogi Ruang Operasi [Sebuah Motivasi]
Pernahkah agan melakukan yang terbaik bagi seseorang, tapi
kebaikan agan itu seolah tidak ada artinya, bahkan kebaikan agan dibalas dengan
pengkhianatan? Selama agan berbuat baik, selama itu pula dia berbuat tidak baik
di belakang agan?
Hal itu mungkin bisa terjadi pada siapa saja dan oleh siapa
saja. Entah itu pasangan, kerabat, saudara, sahabat, teman, siapa saja.
Dan jika hal tersebut terjadi pada agan, bagaimana reaksi
agan? Marah? Kesal? Sedih hingga menangis berlarut-larut? Sebelum lebih jauh
lagi, mari kita lihat dulu contoh kasus berikut ini....
Ada seorang wanita yang sangat mencintai kekasihnya, dia
tulus melakukan apapun demi kekasihnya tersebut. Apapun dia berikan, waktu,
tenaga, materi, pikiran. Tapi di belakang dia, kekasihnya tersebut
berselingkuh, memiliki pujaan hati lain, berbagi waktunya dengan wanita lain.
Sampai pada suatu hari kekasihnya tersebut memutuskan hubungan mereka karena
wanita lain tadi.
Ada seorang pria mapan yang hendak memulai bisnis baru, dia
pun mulai mengontak kawan lamanya dan berhasil terhubung dengan seseorang yang
memiliki minat dan ketertarikan yang sama terhadap bidang tertentu. Setelah
semua konsep usahanya berjalan, tinggal lah menunggu waktu eksekusi. Namun
tanpa disangka, sang kawan lama menghilang entah kemana, sampai beberapa waktu
kemudian muncul lah sang kawan tersebut dengan bisnis barunya, mengangkat
konsep yang tadinya hendak digarap bersama. Bukan itu saja, dia juga menggaet
seluruh klien potensial yang tadinya akan diajak kerjasama.
Contoh kasus di atas hanya secuil kecil dari kisah yang
mungkin terjadi di dunia nyata. Pengkhianatan bisa terjadi pada kita, rasanya
sangat menyakitkan hingga banyak korban pengkhianatan yang akhirnya stress
berat, depresi, bahkan kadang bisa melakukan hal-hal yang di luar nalar dan
batas kewajaran..
JIka kita pernah mengalami atau sedang mengalami hal
tersebut, mari tenangkan diri sejenak, mencoba berfikir jernih, dan mari kita
analogikan diri kita sedang masuk ruang operasi....
Mengapa ruang operasi?
Ketika masuk ruang operasi, berarti kita sudah harus siap
dengan segala kemungkinan yang terjadi, kita siap dengan rasa sakitnya, kita
siap dengan prosesnya, kita siap dengan apapun hasilnya...
Ketika tindakan operasi itu dilakukan terhadap kita, kita
disakiti, disayat, dilukai, belum lagi kita masih harus merasakan sakitnya
pasca-operasi. Bukan hal yang mudah, bukan hal yang menyenangkan untuk
dilewati...
Tapi apakah proses menyakitkan tersebut dilakukan untuk
menyiksa kita?
Tidak, proses tersebut justru dilakukan untuk menyehatkan
kita, membuang penyakit yang bersemayam di tubuh kita.
memang menyakitkan, tapi apa artinya sakit satu kali
dibanding terus menerus tersiksa dengan penyakit yang ada?
Begitupun ketika kita dikhianati, kita memang disakiti,
sakit sekali. Tapi anggap saja itu merupakan proses "pembuangan
penyakit" yang ada di hidup kita.
Jika kita tidak disakiti, pengkhianat-pengkhianat tersebut
akan terus menggerogoti kita perlahan, merugikan kita jauh lebih dalam, jauh
lebih ganas. Dan kita tidak sadar akan hal itu.
Berterimakasihlah kepada mereka, karena kita akhirnya tau
jika mereka harus dibuang jauh-jauh dari hidup kita....
Ketika rasa sakit dan kecewa itu masih ada, mari kita anggap
itu adalah "rasa sakit pasca operasi", yang akan segera hilang,
berganti dengan kebahagiaan, berganti dengan jiwa kita yang baru, jiwa yang
lebih kuat untuk menghadapi hidup
Ketika semua kejadian telah terjadi, maka kini waktunya move
on, hidup kita terlalu singkat untuk meratapi orang-orang yang bahkan tidak
pernah peduli terhadap kita.
Lepaskan semua sampah masa lalu yang masih tergenggam erat
di kedua tangan kita. Karena Tuhan pasti sedang mempersiapkan sesuatu yang baru,
lebih baik dan lebih banyak daripada apa yang kita genggam kini.
0 komentar:
Post a Comment