Perusahaan Ogah Beli Printer, Kenapa?
Jakarta - Perangkat printer kini dibuat semakin canggih. Namun demikian, hal tersebut tidak membuat perusahaan tertarik membeli. Kenapa?
Marketing Communications Sales & Marketing Brother Rae Maya mengatakan, saat ini perusahaan gencar melakukan berbagai macam efisiensi. Selain itu, mereka ingin segala sesuatunya lebih simpel.
"Saya setiap presentasi ke perusahaan, mereka langsung bilang kami tidak mau beli printer. Mereka meminta untuk dibuatkan sistem sewa saja," kata wanita yang kerap disapa Maya ini saat ditemui di Media Bootcamp Brother di Yogyakarta.
Menurut Maya hal itu cukup wajar mengingat ketika membeli printer, perusahaan harus mengeluarkan dana sejak awal. Belum lagi mereka harus membeli tinta dan mengeluarkan anggaran perawatan.
Menyadari kebutuhan perusahaan yang lebih ingin menyewa printer ketimbang membeli, pihak Brother membuat Toner Management Program. Perusahaan yang mengikuti program ini tidak perlu membeli atau pun sewa, mereka akan dipinjamkan printer secara gratis.
"Perusahaan tidak perlu membeli printer, akan kami pinjamkan secara gratis. Mereka cukup membayar penggunaan toner saja selama 14 bulan," ungkap Maya.
Perusahaan nantinya hanya dikenakan tarif Rp 290 ribu per toner. Satu toner dapat mencetak sampai 2.500 halaman atau sekitar 5 rim.
"Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya perawatan. Kalo rusak akan kami langsung ganti. Mereka pun bisa menukar dengan seri baru," pungkas Maya.
Jakarta - Perangkat printer kini dibuat semakin canggih. Namun demikian, hal tersebut tidak membuat perusahaan tertarik membeli. Kenapa?
Marketing Communications Sales & Marketing Brother Rae Maya mengatakan, saat ini perusahaan gencar melakukan berbagai macam efisiensi. Selain itu, mereka ingin segala sesuatunya lebih simpel.
"Saya setiap presentasi ke perusahaan, mereka langsung bilang kami tidak mau beli printer. Mereka meminta untuk dibuatkan sistem sewa saja," kata wanita yang kerap disapa Maya ini saat ditemui di Media Bootcamp Brother di Yogyakarta.
Menurut Maya hal itu cukup wajar mengingat ketika membeli printer, perusahaan harus mengeluarkan dana sejak awal. Belum lagi mereka harus membeli tinta dan mengeluarkan anggaran perawatan.
Menyadari kebutuhan perusahaan yang lebih ingin menyewa printer ketimbang membeli, pihak Brother membuat Toner Management Program. Perusahaan yang mengikuti program ini tidak perlu membeli atau pun sewa, mereka akan dipinjamkan printer secara gratis.
"Perusahaan tidak perlu membeli printer, akan kami pinjamkan secara gratis. Mereka cukup membayar penggunaan toner saja selama 14 bulan," ungkap Maya.
Perusahaan nantinya hanya dikenakan tarif Rp 290 ribu per toner. Satu toner dapat mencetak sampai 2.500 halaman atau sekitar 5 rim.
"Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya perawatan. Kalo rusak akan kami langsung ganti. Mereka pun bisa menukar dengan seri baru," pungkas Maya.
0 komentar:
Post a Comment