728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Komunitas Petani Urban

    Kini Siapa Saja Bisa Jadi Petani Semangka, Pepaya dan Melon

    Bertani itu bisa lebih keren dari kerja kantoran. Kini pertanian urban mulai memikat hati kaum muda.

    Kalau dulu definisi bertani adalah orang yang mengelola lahan untuk mendapatkan hasil yang bernilai ekonomi. Kini masih tetap sama namun, kepemilikan lahan tidaklah mutlak.

    Petani kini tak perlu kerja sendiri tetapi bisa bergabung dalam sebuah jaringan sosial. Tak perlu punya pengalaman karena tersedia komunitas untuk belajar.

    Setidaknya itulah persepsi yang dialami oleh beberapa anak muda yang ikut dalam MaxiFarm Sekolah Tani Urban. Jangan bayangkan teori rumit soal tanaman. Mereka terjun langsung ke kebun pagi tadi di kawasan Cimanggis, Bogor menanam bibit semangka.

    Berjalan kaki di tanah becek, di bawah sinar matahari, mengorek tanah, memindahkan bibit dan menimbun dengan tanah. Terlihat mudah tetapi pengalaman ini memberi pelajaran berharga bagi peserta atau anak didik sekolah tani ini.

    'Saya ingin mereka merasakan dunia pertanian yang sebenarnya. Supaya mereka bisa menjiwai pertanian. Ya harus kena becek dan kotor,' demikian ujar Amal Al Gozhali selaku inisiator gerakan ini pada tanam perdana pagi tadi.

    Lalu apa komentar peserta yang masih muda belia? Seperti pengalaman Jibril yang akrab disapa Billy (22 tahun) mahasiswa jurusan hubungan Internasional Universitas Parahiangan.

    'Buat saya bertani dan mengolah tanah bisa jadi peluang bisnis keren daripada kerja kantoran,' ungkap Billy yang sejak kecil suka bercocok tanam. Ke depannya ia juga ingin mengembangkan pertanian dengan tanaman tertentu, Meskipun belum jelas jenisnya setidaknya ia punya angan-angan jadi petani modern.

    'Yang paling susah itu harus tahan panas sinar matahari dan kuat mental. Harus berani kotor dan tahan panas,' komentar Hana (21 Tahun) yang kini meniti karir di hijup.com.

    Cindy, karyawan swasta juga tak kalah seru berkomentar. 'Ternyata nanam itu susah. Berkali-kali saya mindahin benih patah terus,' ujarnya sambil tertawa.

    Sidharta justru punya tekad sendiri. 'Jadi petani itu harus sabar. Mulai hari ini saya akan larang istri saya menawar harga kalau beli sayuran,' komentarnya serius.

    Kelompok perdana sekolah tani ini akan belajar mengelola lahan, mengurusi biaya pemeliharaan hingga nanti menjual hasilnya. Tentunya semua akan dibimbing oleh tim Maksiplus.

    'Bertani itu juga harus ada uangnya. Harus jadi bisnis yang menarik dan menjanjikan. Karenanya kami akan ajarkan cara memasarkannya. Jangan khawatir kebutuhan hasil pertanian sangat tinggi di perkotaan,' jelas Amal pada peserta.

    Tak pernah ke kebun? Tak punya lahan? Belum pernah menanam tanaman apapun? Tak usah khawatir. Hampir semua warga perkotaan tak punya pengalaman. Namun, jika Anda tertarik berbuat sesuatu untuk pertanian, MaxFarm Sekolah Tani Urban bisa jadi tempat belajar. Tertarik untuk menjadi murid dan belajar mengelola pertanian? Tak ada batasan usia, Anda bisa mengirimkan email ke :amalalghozali@gmail.com atau bambangelfiantono@gmail.com.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Komunitas Petani Urban Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top