Wow, Di New York Ada Layanan Pengakuan Dosa Diatas Taksi
Umumnya seorang pastur melakukan pelayanan dosa pada sebuah bilik yang tenang di dalam sebuah gereja. Tetapi bagi Joseph Djan dirinya melakukan terobosan yang cukup mengejutkan. Pasalnya ia melakukan pelayanan dosa di dalam taksi yang ia kendarai sendiri.
Dilansir dari Nydaily, kreatifitas Djan tersebut lahir dari pekerjaannya sebagai seorang supir taksi di New York. Kini ia menamakan kendaraannya sebagai gereja bergerak. Ternyata cara yang ia lakukan bisa bertemu lebih banyak orang dan lebih fleksibel dalam melakukan pelayanan dosa.
Tak hanya itu, selama dirinya bekerja sebagai sopir taksi, Djan pun memutar lagu-lagu hip-hop dengan syair-syair religi sehingga penumpang tahu identitasnya. Biasanya setelah mengetahui pria asal Ghana tersebut seorang religius, maka penumpang akan terbuka menceritakan masalah hidupnya.
Salah satunya ketika mendapat penumpang yang curhat ketakutannya mengungkap jati dirinya sebagai gay.
“Saya mengatakan padanya bahwa semua orang punya rahasia. Kita semua pada akhirnya harus melakukan pengakuan dengan cara tersendiri. Pria itu kemudian melakukan pengakuan dirinya gay setelah keluar dari taksiku dan melanjutkan hidup tanpa terus bersembunyi,” terangnya.
Meski demikian, Djan cukup profesional, jika seseorang tidak tertarik untuk curhat maka ia tidak mempermasalahkanya, dan mengganti lagu religi dan membicarakan hal ringan. Pria berusia 52 tahun ini berpendapat tidak selama harus ke gereja untuk menjadi orang yang religius.
“Saya memang inginnya sih mereka ke gereja setiap hari Minggu. Tapi jika tidak bisa maka mereka bisa mendapatkannya di sini,” tambahnya.
Umumnya seorang pastur melakukan pelayanan dosa pada sebuah bilik yang tenang di dalam sebuah gereja. Tetapi bagi Joseph Djan dirinya melakukan terobosan yang cukup mengejutkan. Pasalnya ia melakukan pelayanan dosa di dalam taksi yang ia kendarai sendiri.
Dilansir dari Nydaily, kreatifitas Djan tersebut lahir dari pekerjaannya sebagai seorang supir taksi di New York. Kini ia menamakan kendaraannya sebagai gereja bergerak. Ternyata cara yang ia lakukan bisa bertemu lebih banyak orang dan lebih fleksibel dalam melakukan pelayanan dosa.
Tak hanya itu, selama dirinya bekerja sebagai sopir taksi, Djan pun memutar lagu-lagu hip-hop dengan syair-syair religi sehingga penumpang tahu identitasnya. Biasanya setelah mengetahui pria asal Ghana tersebut seorang religius, maka penumpang akan terbuka menceritakan masalah hidupnya.
Salah satunya ketika mendapat penumpang yang curhat ketakutannya mengungkap jati dirinya sebagai gay.
“Saya mengatakan padanya bahwa semua orang punya rahasia. Kita semua pada akhirnya harus melakukan pengakuan dengan cara tersendiri. Pria itu kemudian melakukan pengakuan dirinya gay setelah keluar dari taksiku dan melanjutkan hidup tanpa terus bersembunyi,” terangnya.
Meski demikian, Djan cukup profesional, jika seseorang tidak tertarik untuk curhat maka ia tidak mempermasalahkanya, dan mengganti lagu religi dan membicarakan hal ringan. Pria berusia 52 tahun ini berpendapat tidak selama harus ke gereja untuk menjadi orang yang religius.
“Saya memang inginnya sih mereka ke gereja setiap hari Minggu. Tapi jika tidak bisa maka mereka bisa mendapatkannya di sini,” tambahnya.
0 komentar:
Post a Comment