Keren! Bocah 13 Tahun Dimodali Intel untuk Bikin Printer
Jakarta - Shubham Banerjee, demikian namanya. Di usia 13 tahun, dia sudah disponsori divisi permodalan dari Intel, Intel Capital. Karya yang digagasnya sejak usia 12 tahun berupa printer Braille harga murah dianggap sebagai sebuah terobosan.
Subham yang tinggal di California, Amerika Serikat itu pun disebut sebut sebagai entrepreneur termuda yang mendapat dukungan dari pemodal besar macam Intel Capital. Ia pun dikagumi karena biasanya para pemodal tak melirik anak muda seusianya.
Dikutip detikINET dari Reuters, entrepreneur muda biasanya baru mendapat pendanaan besar ketika menginjak remaja. Contohnya ada nama Nick D'Aloisio, yang aplikasi Summly buatannya dibeli Yahoo senilai USD 30 juta saat Nick berumur 17 tahun.
Lalu bagaimana ceritanya Subham menciptakan printer Braille harga murah yang bermanfaat bagi tuna netra? Awalnya dia mendapat kabar bahwa ada pendanaan bagi mereka yang mampu melakukan terobosan teknologi bagi kaum tuna netra.
Subham pun menciptakan printer Braille. Dia bermimpi printer itu dapat diproduksi massal dan dijual sekitar USD 350, jauh lebih murah dari benda sejenis yang ada di pasaran saat ini.
Dia bekerja keras memadukan chip Intel Edison ke printer tersebut. Intel pun tertarik pada proyeknya dan mengundangnya ke India di sebuah acara konferensi. Di India inilah, Subham mendapat kabar gembira.
Mike Bell, eksekutif Intel, mengumumkan bahwa mereka akan berinvestasi pada perusahaan Subham yang bernama Braigo Labs. "Aku menoleh ke ayah dan bertanya, apa yang baru dikatakannya? Aku begitu gembira," kata Subham.
Nilai investasi memang tidak disebutkan. Tapi dengan uang berjumlah besar dari Intel, Subham ingin agar perangkatnya semakin baik dan bermanfaat bagi tuna netra.
Karena masih kecil, ia menunjuk ibunya Malini sebagai pemimpin perusahaan Braigo. Ibunya pula yang menandatangani berbagai dokumen penting.
Subham pun semakin aktif dan kadangkala tidak masuk sekolah. Tapi prestasinya tetap baik dan sekolahnya pun memaklumi. Ia mengerjakan PR dari guru pada akhir pekan. Di hari biasa, ia sibuk mengembangkan printernya dan kadang keluar kota mengikuti pameran atau konferensi.
Jakarta - Shubham Banerjee, demikian namanya. Di usia 13 tahun, dia sudah disponsori divisi permodalan dari Intel, Intel Capital. Karya yang digagasnya sejak usia 12 tahun berupa printer Braille harga murah dianggap sebagai sebuah terobosan.
Subham yang tinggal di California, Amerika Serikat itu pun disebut sebut sebagai entrepreneur termuda yang mendapat dukungan dari pemodal besar macam Intel Capital. Ia pun dikagumi karena biasanya para pemodal tak melirik anak muda seusianya.
Dikutip detikINET dari Reuters, entrepreneur muda biasanya baru mendapat pendanaan besar ketika menginjak remaja. Contohnya ada nama Nick D'Aloisio, yang aplikasi Summly buatannya dibeli Yahoo senilai USD 30 juta saat Nick berumur 17 tahun.
Lalu bagaimana ceritanya Subham menciptakan printer Braille harga murah yang bermanfaat bagi tuna netra? Awalnya dia mendapat kabar bahwa ada pendanaan bagi mereka yang mampu melakukan terobosan teknologi bagi kaum tuna netra.
Subham pun menciptakan printer Braille. Dia bermimpi printer itu dapat diproduksi massal dan dijual sekitar USD 350, jauh lebih murah dari benda sejenis yang ada di pasaran saat ini.
Dia bekerja keras memadukan chip Intel Edison ke printer tersebut. Intel pun tertarik pada proyeknya dan mengundangnya ke India di sebuah acara konferensi. Di India inilah, Subham mendapat kabar gembira.
Mike Bell, eksekutif Intel, mengumumkan bahwa mereka akan berinvestasi pada perusahaan Subham yang bernama Braigo Labs. "Aku menoleh ke ayah dan bertanya, apa yang baru dikatakannya? Aku begitu gembira," kata Subham.
Nilai investasi memang tidak disebutkan. Tapi dengan uang berjumlah besar dari Intel, Subham ingin agar perangkatnya semakin baik dan bermanfaat bagi tuna netra.
Karena masih kecil, ia menunjuk ibunya Malini sebagai pemimpin perusahaan Braigo. Ibunya pula yang menandatangani berbagai dokumen penting.
Subham pun semakin aktif dan kadangkala tidak masuk sekolah. Tapi prestasinya tetap baik dan sekolahnya pun memaklumi. Ia mengerjakan PR dari guru pada akhir pekan. Di hari biasa, ia sibuk mengembangkan printernya dan kadang keluar kota mengikuti pameran atau konferensi.
0 komentar:
Post a Comment