Disney Tertarik Bikin Studio Film di Indonesia
Jakarta - Produsen film asal Amerika Serikat (AS), Walt Disney, baru-baru ini menyampaikan secara langsung ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia.
Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, hal itu disampaikan langsung oleh Disney kepadanya saat berkunjung ke AS dan Kanada pekan lalu.
"Saya kemarin ke Kanada, ke Amerika, bertemu dengan Disney. Waduh minatnya luar biasa, mereka itu sangat minat dari sisi lokasi, dari sisi potensi pasar, dan tingkat kompetensi masyarakat di Indonesia untuk di film sangat besar," kata Franky saat ditemui di Hotel Mandarin, Jakarta.
Saat bertemu Franky, Disney menanyakan beberapa hal yang dapat menghambat investasi mereka di Indonesia, misalnya masalah pembajakan.
"Mereka mempertanyakan ada beberapa, misalnya tentang pembajakan, hak cipta, bagimana kesiapan SDM (sumber daya manusia). Kemudian kemudahan perizinan prosesnya dan insentifnya," ujarnya.
Franky menambahkan, Disney ingin membuat studio atau lokasi syuting di Indonesia. Pilihan lokasi jatuh ke daerah Bali.
"Mereka mau bikin studio di Indonesia, di Bali. Tapi itu kurang, mereka ingin lokasi syuting di Indonesia," tambahnya.
Franky sendiri mengaku sedang merancang insentif untuk investasi di beberapa bidang industri, salah satunya perfilman. Diharapkan insentif bisa menarik Disney ke Indonesia.
"Tahun lalu kita berikan insentif ke industri sepatu. Tahun ini kita akan berikan untuk mebel dan film. Film itu saya belum bisa janjikan apakah bentuknya insentif karena (rancangan) masih sangat awal," pungkasnya.
Sebagai informasi, Motion Pictures Assocition of America (MPAA) menyambut gembira langkah pemerintah Indonesia yang membuka 100% investasi asing untuk sektor perfilman.
Hal itu dinilai sebagai awal yang sangat baik untuk membuat perusahaan-perusahaan perfilman dapat mulai mempertimbangkan untuk berinvestasi di Indonesia.
Dari data yang dikeluarkan oleh MPAA, dilihat dari daftar negara yang tercatat menyumbang dalam pemasukan box office, Indonesia mengalami perkembangan yang cukup positif. Dari posisi tahun 2013 tidak masuk 20 negara terbesar, pada tahun 2014 Indonesia berada di peringkat 20 dengan nilai US$ 0,2 miliar, pada tahun 2015 naik menjadi peringkat 16 dengan nilai US$ 0,3 miliar.
Jakarta - Produsen film asal Amerika Serikat (AS), Walt Disney, baru-baru ini menyampaikan secara langsung ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia.
Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani, hal itu disampaikan langsung oleh Disney kepadanya saat berkunjung ke AS dan Kanada pekan lalu.
"Saya kemarin ke Kanada, ke Amerika, bertemu dengan Disney. Waduh minatnya luar biasa, mereka itu sangat minat dari sisi lokasi, dari sisi potensi pasar, dan tingkat kompetensi masyarakat di Indonesia untuk di film sangat besar," kata Franky saat ditemui di Hotel Mandarin, Jakarta.
Saat bertemu Franky, Disney menanyakan beberapa hal yang dapat menghambat investasi mereka di Indonesia, misalnya masalah pembajakan.
"Mereka mempertanyakan ada beberapa, misalnya tentang pembajakan, hak cipta, bagimana kesiapan SDM (sumber daya manusia). Kemudian kemudahan perizinan prosesnya dan insentifnya," ujarnya.
Franky menambahkan, Disney ingin membuat studio atau lokasi syuting di Indonesia. Pilihan lokasi jatuh ke daerah Bali.
"Mereka mau bikin studio di Indonesia, di Bali. Tapi itu kurang, mereka ingin lokasi syuting di Indonesia," tambahnya.
Franky sendiri mengaku sedang merancang insentif untuk investasi di beberapa bidang industri, salah satunya perfilman. Diharapkan insentif bisa menarik Disney ke Indonesia.
"Tahun lalu kita berikan insentif ke industri sepatu. Tahun ini kita akan berikan untuk mebel dan film. Film itu saya belum bisa janjikan apakah bentuknya insentif karena (rancangan) masih sangat awal," pungkasnya.
Sebagai informasi, Motion Pictures Assocition of America (MPAA) menyambut gembira langkah pemerintah Indonesia yang membuka 100% investasi asing untuk sektor perfilman.
Hal itu dinilai sebagai awal yang sangat baik untuk membuat perusahaan-perusahaan perfilman dapat mulai mempertimbangkan untuk berinvestasi di Indonesia.
Dari data yang dikeluarkan oleh MPAA, dilihat dari daftar negara yang tercatat menyumbang dalam pemasukan box office, Indonesia mengalami perkembangan yang cukup positif. Dari posisi tahun 2013 tidak masuk 20 negara terbesar, pada tahun 2014 Indonesia berada di peringkat 20 dengan nilai US$ 0,2 miliar, pada tahun 2015 naik menjadi peringkat 16 dengan nilai US$ 0,3 miliar.
Posts
0 komentar:
Post a Comment