Natal di Negara Islam, dari Pelarangan Hingga Bagi Kado
RIYADH - Umat Kristiani seluruh dunia sedang bersiap menyambut Hari Raya Natal. Dilansir Merryxmaswishes2014, para umat Kristiani di negara-negara Islam memiliki pengalaman sedikit berbeda dalam menyambut Natal.
Di Arab Saudi, misalnya, umat Kristiani tidak bisa bebas merayakan Natal. Walaupun ada hampir 1 juta umat Kristiani di sana, pemerintah memiliki larangan untuk merayakan Natal di tempat umum. Di saat yang sama, pemerintah Arab Saudi tidak memiliki larangan yang tegas terkait perayaan Natal di kediaman pribadi.
Meskipun begitu, di beberapa area, umat Kristiani masih dapat melakukan perayaan Natal dengan melakukan semacam pendekatan dengan pejabat setempat. Tetapi, secara umum perayaan Natal di Arab Saudi seringkali disamarkan sebagai perayaan liburan biasa di dalam rumah pribadi.
Berbeda dengan Arab Saudi, perayaan Natal di Uni Emirat Arab (UEA) justru dapat dikatakan cukup meriah meskipun mayoritas penduduknya adalah Muslim. Umat Kristiani di UEA dapat merayakan Natal bersama dengan keluaga, teman, serta dikelilingi dengan dekorasi Natal di rumah, pohon Natal, kue-kue, dan lain sebagainya.
Tempat-tempat umum seperti toko, mal, hingga hotel juga bebas untuk memasang dekorasi Natal. Di Dubai bahkan ada festival dalam menyambut Natal bernama Festival Natal Dubai. Pada 2010, salah satu hotel di Abu Dhabi bahkan memajang pohon Natal termahal di dunia seharga 11 juta dolar AS. Pohon Natal ini berhiaskan emas, batu delima, berlian, dan batu-batu berharga lainnya.
Tak jauh berbeda dengan UEA, Umat Kristiani di Maroko juga tak mengalami kendala dalam merayakan Natal. Terlebih dengan bertumbuhnya pariwisata bagi orang asing di Maroko, perayaan Natal juga menjadi satu hal yang juga dikomersialkan untuk menarik hari turis mancanegara.
Dekorasi dan juga lagu-lagu Natal akan cukup mudah ditemui di toko-toko hingga hotel. Uniknya, di kota Marrakech, umat Kristiani memiliki desain pohon Natal yang berbeda. Di Marrakech, umat Kristiani menggunakan pohon Natal berwarna Oranye.
Meski 70 persen dari total penduduk Bahrain adalah Islam, perayaan Natal tetap dilaksanakan dengan baik karena pemerintahan melindungi kebebasan beragama. Banyak Muslim di Bahrain yang juga menikmati suasana kemeriahan Natal di negaranya.
Meski perayaan Natal tak semeriah perayaan hari besar Islam, ada banyak pohon Natal terpajang, kue-kue khas Natal, hingga Sinterklas dan elf yang bernyanyi di tempat umum di Bahrain. Sekolah-sekolah asing juga diliburkan selama masa Natal.
Di Afghanistan yang 99 persen penduduknya adalah Muslim, tidak ada hari libur saat Natal. Meski begitu, umat Kristiani masih bisa merayakan Natal dengan cukup baik di sini. Para tentara Inggris dan Amerika yang sedang bertugas di Afghanistan biasanya merayakan Natal dengan kado-kado yang dikirimkan dari kampung halaman mereka.
Mereka juga memasak kalkun panggang sebagai menu perayaan dan juga mengadakan acara amal dengan mengadakan fun run, demikian laporan Pacificworld.
RIYADH - Umat Kristiani seluruh dunia sedang bersiap menyambut Hari Raya Natal. Dilansir Merryxmaswishes2014, para umat Kristiani di negara-negara Islam memiliki pengalaman sedikit berbeda dalam menyambut Natal.
Di Arab Saudi, misalnya, umat Kristiani tidak bisa bebas merayakan Natal. Walaupun ada hampir 1 juta umat Kristiani di sana, pemerintah memiliki larangan untuk merayakan Natal di tempat umum. Di saat yang sama, pemerintah Arab Saudi tidak memiliki larangan yang tegas terkait perayaan Natal di kediaman pribadi.
Meskipun begitu, di beberapa area, umat Kristiani masih dapat melakukan perayaan Natal dengan melakukan semacam pendekatan dengan pejabat setempat. Tetapi, secara umum perayaan Natal di Arab Saudi seringkali disamarkan sebagai perayaan liburan biasa di dalam rumah pribadi.
Berbeda dengan Arab Saudi, perayaan Natal di Uni Emirat Arab (UEA) justru dapat dikatakan cukup meriah meskipun mayoritas penduduknya adalah Muslim. Umat Kristiani di UEA dapat merayakan Natal bersama dengan keluaga, teman, serta dikelilingi dengan dekorasi Natal di rumah, pohon Natal, kue-kue, dan lain sebagainya.
Tempat-tempat umum seperti toko, mal, hingga hotel juga bebas untuk memasang dekorasi Natal. Di Dubai bahkan ada festival dalam menyambut Natal bernama Festival Natal Dubai. Pada 2010, salah satu hotel di Abu Dhabi bahkan memajang pohon Natal termahal di dunia seharga 11 juta dolar AS. Pohon Natal ini berhiaskan emas, batu delima, berlian, dan batu-batu berharga lainnya.
Tak jauh berbeda dengan UEA, Umat Kristiani di Maroko juga tak mengalami kendala dalam merayakan Natal. Terlebih dengan bertumbuhnya pariwisata bagi orang asing di Maroko, perayaan Natal juga menjadi satu hal yang juga dikomersialkan untuk menarik hari turis mancanegara.
Dekorasi dan juga lagu-lagu Natal akan cukup mudah ditemui di toko-toko hingga hotel. Uniknya, di kota Marrakech, umat Kristiani memiliki desain pohon Natal yang berbeda. Di Marrakech, umat Kristiani menggunakan pohon Natal berwarna Oranye.
Meski 70 persen dari total penduduk Bahrain adalah Islam, perayaan Natal tetap dilaksanakan dengan baik karena pemerintahan melindungi kebebasan beragama. Banyak Muslim di Bahrain yang juga menikmati suasana kemeriahan Natal di negaranya.
Meski perayaan Natal tak semeriah perayaan hari besar Islam, ada banyak pohon Natal terpajang, kue-kue khas Natal, hingga Sinterklas dan elf yang bernyanyi di tempat umum di Bahrain. Sekolah-sekolah asing juga diliburkan selama masa Natal.
Di Afghanistan yang 99 persen penduduknya adalah Muslim, tidak ada hari libur saat Natal. Meski begitu, umat Kristiani masih bisa merayakan Natal dengan cukup baik di sini. Para tentara Inggris dan Amerika yang sedang bertugas di Afghanistan biasanya merayakan Natal dengan kado-kado yang dikirimkan dari kampung halaman mereka.
Mereka juga memasak kalkun panggang sebagai menu perayaan dan juga mengadakan acara amal dengan mengadakan fun run, demikian laporan Pacificworld.
0 komentar:
Post a Comment