Direktur AMINEF Ini Fasih Bahasa Jawa karena Nongkrong di Warung
Jakarta - Direktur American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) yang baru ditunjuk, Alan H Feinstein, ternyata fasih berbahasa Indonesia dan Jawa. Feinstein yang pertama kali menginjak Indonesia tahun 1971 itu bisa fasih berbahasa Jawa dari seringnya nongkrong di warung.
"Saat pertama kali ke Indonesia, saya tidak tahu bahasa Indonesia sama sekali," kata Alan Feinstein di sela-sela acara resepsi perkenalannya di kediaman Dubes AS di Jalan Taman Suropati Nomor 3, Menteng, Jakarta Pusat.
Feinstein lantas membeberkan satu cara untuk menguasai bahasa Indonesia. Lantas dia sering mengunjungi warung.
"Saya pergi ke warung, orang-orang biasanya bertanya pada saya, pertanyaan yang sama yang bisa melatih kemampuan bahasa saya. Mereka biasanya bertanya 'Namanya siapa?', 'Dari mana?', 'Sudah berapa lama di sini?', 'Anaknya berapa?'," kata Feinstein dengan bahasa campuran Inggris-Indonesia yang disambut tawa.
Pertanyaan-pertanyaan itu, diakuinya membuat kemampuan bahasa Indonesianya meningkat. Hal yang sama dilakukannya untuk belajar bahasa Jawa. Tahun 1984 lalu, Feinstein merupakan penerima beasiswa Fulbright Hays Dissertation Fellowship yang meneliti etnografi pada seni pertunjukan di Jawa Tengah saat menjadi kandidat doktor di University Michigan.
"Dan setelah bertahun-tahun di Indonesia saya mulai belajar bahasa Jawa. Saat saya datang ke warung, mereka bertanya, 'Sinten naminipun?', 'Sampun dangu wonten meriki?'," celoteh Feinstein yang menunjukkan kemampuan bahasa Jawanya.
Orang Indonesia, menurutnya sangat ramah, sangat penolong untuk belajar bahasa. "Itu yang membuat saya tertarik untuk belajar," jelas Feinstein.
Feinstein juga mengajar bidang musik, ilmu sosial dan studi Indonesia di beberapa kampus di AS, Indonesia, Jepang dan Thailand. Selain fasih berbahasa Indonesia dan Jawa, dia juga belajar beberapa bahasa Asia dan Eropa.
Sarjana dari College of Letters di Wesleyan University, dan master di bidang etnomusikologi di kampus yang sama ini sudah malang melintang sebagai program officer di beberapa yayasan seperti Ford Foundation Jakarta (1987-1995), Japan Foundation, Tokyo (1995-2000), Toyota Foundation, Tokyo (2002-2003), Rockeffeler Foundation Bangkok (2003-2008).
AMINEF sendiri selama ini mengelola program beasiswa dan pertukaran pelajar Fulbright yang di Indonesia sudah ada sejak 1952. Hingga tahun 2014 ini AMINEF telah membantu sekitar 2.500 orang Indonesia untuk mencapai gelar di AS dan pertukaran belajar nongelar. Tahun 2014 ini, ada 189 orang Indonesia yang mendapat beasiswa melalui 19 kategori. Salah satu alumni Fulbright yang menjadi menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi adalah Anies Baswedan dan Indroyono Soesilo.
Jakarta - Direktur American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) yang baru ditunjuk, Alan H Feinstein, ternyata fasih berbahasa Indonesia dan Jawa. Feinstein yang pertama kali menginjak Indonesia tahun 1971 itu bisa fasih berbahasa Jawa dari seringnya nongkrong di warung.
"Saat pertama kali ke Indonesia, saya tidak tahu bahasa Indonesia sama sekali," kata Alan Feinstein di sela-sela acara resepsi perkenalannya di kediaman Dubes AS di Jalan Taman Suropati Nomor 3, Menteng, Jakarta Pusat.
Feinstein lantas membeberkan satu cara untuk menguasai bahasa Indonesia. Lantas dia sering mengunjungi warung.
"Saya pergi ke warung, orang-orang biasanya bertanya pada saya, pertanyaan yang sama yang bisa melatih kemampuan bahasa saya. Mereka biasanya bertanya 'Namanya siapa?', 'Dari mana?', 'Sudah berapa lama di sini?', 'Anaknya berapa?'," kata Feinstein dengan bahasa campuran Inggris-Indonesia yang disambut tawa.
Pertanyaan-pertanyaan itu, diakuinya membuat kemampuan bahasa Indonesianya meningkat. Hal yang sama dilakukannya untuk belajar bahasa Jawa. Tahun 1984 lalu, Feinstein merupakan penerima beasiswa Fulbright Hays Dissertation Fellowship yang meneliti etnografi pada seni pertunjukan di Jawa Tengah saat menjadi kandidat doktor di University Michigan.
"Dan setelah bertahun-tahun di Indonesia saya mulai belajar bahasa Jawa. Saat saya datang ke warung, mereka bertanya, 'Sinten naminipun?', 'Sampun dangu wonten meriki?'," celoteh Feinstein yang menunjukkan kemampuan bahasa Jawanya.
Orang Indonesia, menurutnya sangat ramah, sangat penolong untuk belajar bahasa. "Itu yang membuat saya tertarik untuk belajar," jelas Feinstein.
Feinstein juga mengajar bidang musik, ilmu sosial dan studi Indonesia di beberapa kampus di AS, Indonesia, Jepang dan Thailand. Selain fasih berbahasa Indonesia dan Jawa, dia juga belajar beberapa bahasa Asia dan Eropa.
Sarjana dari College of Letters di Wesleyan University, dan master di bidang etnomusikologi di kampus yang sama ini sudah malang melintang sebagai program officer di beberapa yayasan seperti Ford Foundation Jakarta (1987-1995), Japan Foundation, Tokyo (1995-2000), Toyota Foundation, Tokyo (2002-2003), Rockeffeler Foundation Bangkok (2003-2008).
AMINEF sendiri selama ini mengelola program beasiswa dan pertukaran pelajar Fulbright yang di Indonesia sudah ada sejak 1952. Hingga tahun 2014 ini AMINEF telah membantu sekitar 2.500 orang Indonesia untuk mencapai gelar di AS dan pertukaran belajar nongelar. Tahun 2014 ini, ada 189 orang Indonesia yang mendapat beasiswa melalui 19 kategori. Salah satu alumni Fulbright yang menjadi menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi adalah Anies Baswedan dan Indroyono Soesilo.
0 komentar:
Post a Comment