728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Kesederhanaan dan Kepercayaan di Dalam Kehidupan

    Belajar dari Denmark, Negara Paling Bahagia di Dunia


    Copenhagen - Denmark mungkin masih kalah dari negara-negara lain di Eropa seperti Prancis, Inggris atau Spanyol sebagai destinasi wisata tujuan traveler. Tapi Denmark boleh bangga, karena menjadi negara paling bahagia sedunia.

    Traveling tidak hanya soal memotret bentangan alam yang cantik atau mencicipi berbagai kuliner yang unik. Traveling juga merupakan salah satu cara untuk belajar. Belajar banyak hal, dari kehidupan masyarakat di suatu negara, nilai-nilai kebudayaan suatu suku dan lain-lain. Kalau traveling ke Denmark, kita bisa belajar untuk hidup bahagia.

    Bulan Maret lalu, United Nation atau PBB kembali merilis negara-negara paling bahagia di dunia. Penilaiannya dilakukan oleh United Nations Sustainable Development Solutions Network atau disingkat UNSDSW dalam survey bertajuk World Happiness Report. Penilaiannya berdasarkan harapan hidup masyarakat yang tinggi, produk domestik bruto per kapita, kehidupan sosial, tingkat kemurahan hati, kebebasan menentukan pilihan dan korupsi yang rendah.

    Denmark menempati peringkat pertama, menggeser Swiss. Namun tahukah Anda, ternyata Denmark tak pernah keluar dari peringkat 10 besar World Happiness Report. Tahun 2013 dan 2014, menempati peringkat pertama. Lalu 2015 di peringkat dua, kembali lagi di tahun 2016 ini menjadi yang pertama.

    Mengapa Orang-orang Denmark Begitu Bahagia?


    Situs resmi pariwisata Denmark, Visit Denmark menjawab pertanyaan tersebut. Seperti ditengok detikTravel, Kamis (4/8/2016) terdapat banyak faktor yang membuat orang-orang Danish (sebutan untuk orang-orang Denmark) merasakan hidup yang bahagia. Dari faktor pekerjaan sampai kehidupan sosialnya.

    Kita mulai dari faktor pekerjaan dulu. Di Denmark, rata-rata waktu orang bekerja selama satu minggu adalah 37 jam. Jika dibagi 5 hari (Senin sampai Jumat) kerja, maka artinya orang-orang Danish hanya bekerja 7 jam sehari.

    Bekerja terlalu berat, dinilai akan membuat stress. Tak sampai di situ, pemerintah Denmark pun memberikan jatah cuti kepada para karyawan yang bisa bikin Anda iri. Jatah cutinya adalah 5 pekan atau 35 hari dalam setahun!

    Selanjutnya adalah faktor kesehatan. Pemerintah Denmark menetapkan pajak yang tinggi bagi warganya. Namun pajak yang tinggi itu, nantinya juga akan kembali untuk warganya. Uang pajak akan disalurkan ke sektor layanan kesehatan dan pendidikan.

    Orang-orang Danish tak perlu khawatir jika jatuh sakit. Rumah sakit-rumah sakit di sana gratis, baik untuk pengobatan hingga operasi. Sekolah-sekolah dan universitas-universitas juga banyak yang gratis, serta banyak bantuan beasiswa bagi yang berprestasi untuk terus belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan orang yang masih menganggur turut mendapat tunjangan sampai dia mendapat pekerjaan.

    Orang-orang Danish tak mempersalahkan pajak yang tinggi. Toh ujung-ujungnya, uang yang mereka keluarkan untuk pajak juga akan kembali ke diri mereka masing-masing dan dapat membantu orang lain.

    Kemudian kehidupan sosial orang Danish yang dikenal dengan nama Hygge, turut menjadi komponen kebahagiaan. Yang dimaksud Hygge adalah, ketika Anda dapat menikmati hidup dengan sederhana bersama orang-orang yang ada di sekeliling Anda.

    Maka jangan heran, orang-orang Danish lebih suka menghabiskan waktu di luar rumah. Mereka lebih suka hang out, nongkrong di kafe, tamasya ke pantai bareng-bareng atau bersantai di taman-taman kota. Pun bagi yang sudah berkeluarga, keluar bersama rasanya lebih asyik daripada berdiam diri di rumah.

    Mungkin hal tersebut ada sangkut pautnya dengan iklim di Denmark. Posisi negaranya di bagian utara Bumi, membuat cuaca di sana cukup dingin sepanjang tahun dan begitu ekstrem kala musim dingin tiba. Maka dengan berkumpul bersama, dapat membuat suasana lebih hangat.

    Soal kesederhanaan, lihatlah transportasi orang-orang Danish setiap hari yang menggunakan sepeda. Bahkan bagi orang yang mampu membeli mobil, mereka tak malu untuk memilih naik sepeda. Harganya murah, bikin hidup sehat dan tidak bikin polusi. Jalur sepeda pun tersedia dengan baik.

    Hal terakhir, inilah yang paling penting, kepercayaan adalah resep utama dalam kebahagiaan orang-orang Danish. Mereka mempercayai pemerintah, mempercayai keluarga, mempercayai tetangga, mempercayai rekan kerja, hingga mempercayai turis. Ini juga yang membuat mereka merasa hidup aman.

    Tak perlu khawatir jika tidak mengunci rumah sebelum pergi ke luar. Bagi ibu-ibu tak perlu khawatir juga meninggalkan bayinya. Bahkan dengan adanya rasa percaya, kriminalitas dan korupsi di Denmark sangat sangat rendah.

    Mari traveling ke Denmark dan belajarlah untuk hidup bahagia.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Kesederhanaan dan Kepercayaan di Dalam Kehidupan Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top