728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Sutradara Muda Indonesia Di Hollywood

    Wawancara dengan Adi Putra, Filmmaker Indonesia yang Meniti Karier di AS

    Jakarta - Usianya baru 22 tahun ketika Adi Putra melenggang di karpet merah Cannes Film Festival 2012, untuk memutar film yang disutradarainya 'Adam' di kategori Short Corner. Kini Adi semakin banyak berkolaborasi dan mencetak karya baru di Amerika Serikat.

    Film pendek pertama Adi yang berjudul 'Green Religion' dibuat ketika ia masih duduk di bangku SMA. 'Green Religion' mengangkat isu global warming. Adi dan temannya mengambil gambar sejumlah daerah di Jakarta yang memperlihatkan rusaknya lingkungan. Sampah di mana-mana, hingga berbagai cuplikan bencana yang terjadi di negeri ini.

    Film berdurasi 13 menit itu menyorot dua agama terbesar di Indonesia, dan mewawancarai pemuka-pemuka agama tersebut tentang isu global warming. Apakah pemuka agama mayoritas mengajarkan kepada umatnya untuk menyayangi lingkungan? Film ini masuk nominasi kategori Film Terbaik 'Think Act Change' Documentary Film Festival (2007) dan Jogjakarta Documentary Film Festival (2008).

    Kerja sama dengan Carlos Landa, Adi kemudian menyutradarai video klip Sonnymoon berjudul 'Summer Night'. Lagu dengan alunan musik elektronik itu menampilkan video dengan atmosfer khas gurun di film Barat. Dia juga menggarap video musik di lagu Blackbird Blackbird berjudul 'There Is Nowhere.'

    Yang terbaru, Adi menggarap 'Young Magic: Something in the Water' bersama Christine Yuan, dilanjutkan dengan video musik 'Roller' milik Quilt.

    Selain dengan film, Adi lebih dalam mengeksplorasi passion-nya dalam menangkap momen dengan sentuhan artistik melalui fotografi. Karya eksperimentalnya mengajak penikmat keindahan untuk masuk ke dalam dunia surealisme dengan nuansa vintage.

    Filmmaker yang sebelumnya menggarap video klip Moby ini sudah mengikuti beberapa pameran fotografi di AS tahun lalu, antara lain di Blackbox Gallery, Portland dengan menampilkan karya berjudul 'Taking Pictures' dan 1650 Gallery, di Los Angeles dengan karya 'Ill be Your Mirror'. Beberapa karyanya juga dimuat di sejumlah media yang mengulas art di AS dan negara-negara Eropa serta Asia. Beberapa foto-fotonya juga bisa dilihat di akun Instagram @healingnoise.

    Ketika menghadiri perhelatan The Oscars 2016 akhir Februari lalu, detikHOT mencoba untuk bertemu dengan Adi di Los Angeles. Cowok jebolan University of Southern California jurusan Cinematic Arts- Film Production itu memang bermukim di sana. Tapi saat itu Adi sedang sibuk mengerjakan beberapa proyek, sehingga perbincangan berlanjut melalui surat elektronik. Berikut petikannya:

    Sejak kapan tertarik di bidang penyutradaraan? Alasannya apa?
    Sejak kecil saya sudah suka sama nonton film. Tapi kira kira waktu saya SMP muncul cita-cita di belakang kepala saya untuk meluncur ke bidang film. Ada sensasi-sensasi yang sulit dideskripsikan dan rasa penasaran yang sangat magical ketika saya terhipnotis oleh sebuah film dan ide inilah yang ingin saya telusuri dalam hidup.

    Anda sempat bikin film pendek yang tayang di Cannes. Sejauh ini ada langkah untuk bikin film komersial? Atau, menjadi sutradara film hanya sebagai hobi?
    Saya mencoba untuk fokus satu projek demi satu. Saya memang sedang berencana untuk menggarap feature film pertama saya, tetapi masih belum ada rencana yang konkrit. Saat ini saya sedang menggarap beberapa music video dan project fotografi pribadi.

    Pernahkah terpikir untuk kembali ke Indonesia untuk ikut membantu memajukan industri film di sini?
    Kalau ada kesempatan dan ide yang tepat saya jelas sangat tertarik untuk membuat film di Indonesia.

    Apa goal Anda sebagai filmmaker?
    Mengeksplorasi dan membuka pikiran.

    Selain sutradara film, Anda juga menyutradarai video klip. Apakah ketertarikan Anda di penyutradaraan mulai bergeser, atau hanya eksplorasi pengalaman?
    Untuk saat ini saya berusaha untuk tidak terlalu mengkategorikan atau mengkotak-kotakkan fokus saya karena saya masih mau mengeksplorasi diri saya sejauh mungkin tanpa batasan. Saya suka menyutradarai music video karena memberikan saya kebebasan untuk bereksperimen mencari suara khas saya sebagai filmmaker.

    Apakah Anda punya influence dalam gaya penyutradaraan?
    Dari banyak hal seperti fotografi, musik, pengalaman pribadi, memori, cerita orang lain, lukisan, mimpi. Kalau dalam penyutradaraan saya sangat mengagumi sutradara seperti Stanley Kubrick, Kryzstof Kieslowski, dan Ingmar Bergman.

    Anda juga tertarik dan berbakat di bidang fotografi. Apakah ingin menekuninya dengan serius dalam proyek eksperimental? 
    Ya tentunya. Saya selalu bersedia memberikan 120% hati dan jiwa saya untuk sesuatu yang saya sangat cintai.

    Sejauh mana ilmu fotografi yang Anda kuasai, berperan dalam mempengaruhi teknik penyutradaraan di film maupun video klip?
    Sangat berperan penting karena dengan mengerti fotografi, saya menjadi terbiasa untuk berpikir secara visual ketika saya menjadi sutradara.

    Anda lebih senang disebut sutradara, filmmaker, atau fotografer?
    Bebas :)
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Sutradara Muda Indonesia Di Hollywood Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top