Paus: Banyak Kekerasan Terjadi, Ada Apa dengan Hati Manusia?
VATIKAN — Paus Fransiskus, mendesak umat manusia bersama-sama bekerja mewujudkan dunia yang setiap orang di dalamnya dapat saling menerima perbedaan masing-masing, dan orang-orang yang bermusuhan mengakui bahwa mereka bersaudara.
"Kita semua adalah anak-anak dari satu ayah surgawi. Kita milik keluarga manusia yang sama dan kita berbagi nasib yang sama," kata Fransiskus, berbicara dari balkon ruang kerjanya, menghadap lapangan St Petrus yang disesaki puluhan ribu umat katolik dan wisatawan.
"Ini membawa tanggung jawab setiap orang untuk bekerja mewujudkan dunia menjadi sebuah komunitas persaudaraan yang saling menghormati, saling menerima dalam keragaman setiap orang, dan mengurus satu sama lain," kata Paus.
Sejenak mengambil jeda dan tak membaca teks pidato, Paus mengekspresikan keprihatinannya terhadap beragam aksi kekerasan di dunia. "Ada apa dengan hati manusia? Ada apa dengan hati kemanusiaan? Sudah saatnya (kekerasan) berhenti!"
Paus mengaku bahwa pernyataannya itu terinspirasi sebuah surat yang dia terima, yang menyatakan bahwa ada begitu banyak tragedi dan perang di dunia. "Saya juga percaya, akan baik bagi kita semua untuk menghentikan diri kita sendiri dari jalan kekerasan ini dan mencari perdamaian."
Kembali ke naskah pidatonya, Paus menyatakan harapannya bahwa masih ada hati nurani yang tersentuh sehingga merobohkan dinding penghalang untuk mengakui bahwa semua orang sesungguhnya bersaudara.
"Kita juga dipanggil untuk melihat ada begitu banyak kekerasan dan ketidakadilan di seluruh belahan dunia, yang kita tinggalkan dan diamkan dengan acuh tak acuh," ujar Paus. "(Saat ini) dibutuhkan komitmen semua orang untuk membangun masyarakat yang benar-benar lebih adil dan bersatu."
Gereja katolik Roma menetapkan 1 Januari sebagai Hari Perdamaian Dunia. Lapangan St Petrus tempat Paus berpidato ini merupakan tempat finis dari pawai yang diikuti ribuan orang. Dari banyak bendera yang dibawa selama pawai, terlihat bendera Suriah sebagai salah satunya. Beberapa peserta dari Suriah pun mengungkapkan harapan agar konflik di negara mereka segera berakhir.
VATIKAN — Paus Fransiskus, mendesak umat manusia bersama-sama bekerja mewujudkan dunia yang setiap orang di dalamnya dapat saling menerima perbedaan masing-masing, dan orang-orang yang bermusuhan mengakui bahwa mereka bersaudara.
"Kita semua adalah anak-anak dari satu ayah surgawi. Kita milik keluarga manusia yang sama dan kita berbagi nasib yang sama," kata Fransiskus, berbicara dari balkon ruang kerjanya, menghadap lapangan St Petrus yang disesaki puluhan ribu umat katolik dan wisatawan.
"Ini membawa tanggung jawab setiap orang untuk bekerja mewujudkan dunia menjadi sebuah komunitas persaudaraan yang saling menghormati, saling menerima dalam keragaman setiap orang, dan mengurus satu sama lain," kata Paus.
Sejenak mengambil jeda dan tak membaca teks pidato, Paus mengekspresikan keprihatinannya terhadap beragam aksi kekerasan di dunia. "Ada apa dengan hati manusia? Ada apa dengan hati kemanusiaan? Sudah saatnya (kekerasan) berhenti!"
Paus mengaku bahwa pernyataannya itu terinspirasi sebuah surat yang dia terima, yang menyatakan bahwa ada begitu banyak tragedi dan perang di dunia. "Saya juga percaya, akan baik bagi kita semua untuk menghentikan diri kita sendiri dari jalan kekerasan ini dan mencari perdamaian."
Kembali ke naskah pidatonya, Paus menyatakan harapannya bahwa masih ada hati nurani yang tersentuh sehingga merobohkan dinding penghalang untuk mengakui bahwa semua orang sesungguhnya bersaudara.
"Kita juga dipanggil untuk melihat ada begitu banyak kekerasan dan ketidakadilan di seluruh belahan dunia, yang kita tinggalkan dan diamkan dengan acuh tak acuh," ujar Paus. "(Saat ini) dibutuhkan komitmen semua orang untuk membangun masyarakat yang benar-benar lebih adil dan bersatu."
Gereja katolik Roma menetapkan 1 Januari sebagai Hari Perdamaian Dunia. Lapangan St Petrus tempat Paus berpidato ini merupakan tempat finis dari pawai yang diikuti ribuan orang. Dari banyak bendera yang dibawa selama pawai, terlihat bendera Suriah sebagai salah satunya. Beberapa peserta dari Suriah pun mengungkapkan harapan agar konflik di negara mereka segera berakhir.
0 komentar:
Post a Comment