728x90 AdSpace

Saat Kau butuhkan tetesan air 'tuk segarkan relung jiwamu yang mulai mengering...

  • Latest News

    Hidup Adalah Soal Keberanian

    Soe Hok Gie, 'Si China Kecil' yang bahagia mati muda

    Hidup adalah soal keberanian,
    Menghadapi yang tanda tanya
    Tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar
    Terimalah, dan hadapilah...

    Sebaris kata di atas adalah kutipan sajak Soe Hok Gie yang berjudul Mandalawangi-Pangrango. Ditulis tahun 1966 dan masih menginspirasi generasi muda hingga kini.

    Semangat Soe Hok Gie tak pernah mati. Kematiannya saat mendaki ke puncak Semeru 16 Desember 1969 membuat sosoknya jadi legenda. Saat meninggal usianya 27 tahun kurang sehari. Para sahabat memanggilnya si china kecil.

    Soe Hok Gie menjadi simbol pemuda idealis yang menentang kemunafikan dan mereka yang oportunis. Para aktivis yang memilih tetap kritis daripada bermanis-manis kemudian jadi politikus di DPR.

    Buku harian Soe Hok Gie dicetak jadi buku berjudul Catatan Seorang Demonstran. Dicetak berulang kali dan jadi bacaan wajib aktivis mahasiswa sampai kini.

    Foto Gie dan kata-katanya dicetak jadi stiker, poster dan disablon di kaos-kaos. Dengan bangga orang-orang muda mengenakannya. Di saat orang muda kehilangan sosok pemuda yang bersih, anti korupsi dan cinta tanah air, mereka menemukan sosok itu pada Gie.

    Mungkin generasi kini muak dengan politikus muda yang tersangkut korupsi. kesal lihat barisan orang muda penghuni tanahan KPK macam Anas urbaningrum, Nazaruddin, Angelina Sondakh atau mafia pajak Gayus Tambunan yang kelakuannya bikin geleng-geleng. Mereka rindu orang muda bersih yang tak korupsi.

    Soe Hok Gie ikut dalam pergerakan tahun 1965 bersama rekan-rekannya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Saat Soekarno tumbang, dia memilih tetap kritis pada pemerintahan Orde Baru di bawah Soeharto.

    Tulisan-tulisan Gie yang dikirim ke surat kabar mengkritik kebijakan di awal-awal Orde Baru. Dia melihat kenyataan pahit, teman-temannya sesama aktivis kini merapat pada penguasa. Mereka jadi wakil rakyat di DPRD atau mulai menempati posisi pada birokrasi.

    Gie menyindir mereka, dia mengirim bedak dan pupur agar teman-temannya bisa berdandan supaya lebih 'cantik' di depan penguasa. Dia pun dijauhi.

    "Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan," Gie menyemangati dirinya.

    Soe Hok Gie juga yang pertama mempelopori Mapala FS UI. Dia rajin blusukan ke gunung bersama kawan-kawannya. Menurut Gie, patriotisme tak akan tumbuh hanya dengan mendengarkan pidato.

    Dia memang berdarah keturunan Tionghoa, tetapi mungkin lebih nasionalis daripada sebagian besar pribumi.

    "Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung."

    Soe Hok Gie mati muda seperti keinginannya. Gas beracun dari kawah Mahameru mengakhiri hidup Gie.

    Jenazah Soe Hok Gie dibawa dari Puncak Semeru dan dimakamkan di Tanah Abang I, Jakarta Pusat. Tahun 1975 pemakaman itu akan digusur. Jenazah Gie pun diangkat dan dikremasi. Abunya ditebar di Lembah Mandalawangi Pangrango.

    Tuhan mengabulkan keinginannya untuk mati muda.

    "Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda."

    Gie & kisah para pejabat Indonesia hobi sewa pelacur bule di AS


    Soe Hok Gie dikenal sebagai aktivis yang kritis pada kelakuan pejabat yang korupsi. Tulisan-tulisannya tajam menyerang mereka yang seenak perutnya bersenang-senang dengan uang rakyat.

    Pada Bulan Oktober 1968-Januari 1969, Gie berkesempatan mengunjungi Amerika Serikat. Dia diundang Departemen Luar Negeri AS, untuk mengunjungi beberapa kampus terkemuka di sana.

    Gie pun sempat bertemu dengan para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di AS. Ada kisah menarik dari para mahasiswa itu. Ternyata pejabat Indonesia sangat senang mengencani pelacur bule di Amerika. Kode untuk berkencan dengan pelacur bule adalah 'naik kuda putih'.

    Gie kemudian menuliskan kelakuan miring para pejabat Indonesia itu dalam artikel Orang-orang Indonesia di Amerika Serikat yang diterbitkan surat kabar Sinar Harapan tanggal 13 Maret 1969.

    Dia menyindir kelakuan para pejabat yang sok suci tapi bejat. Parahnya lagi mereka mengencani pelacur dengan uang rakyat.

    Seorang mahasiswa bercerita pada Gie. Para pejabat menyuruh mereka mencarikan 'kuda putih'. Para mahasiswa pun iseng mengerjai para pejabat itu. Mereka mencarikan pelacur kelas rendah yang tarifnya USD 15.

    "Lalu kami bilang tarifnya USD 100. Bagi mereka tidak jadi soal karena yang mereka pakai adalah uang negara. Yang USD 85 kami tilep," tulis Gie menceritakan kelakuan para mahasiswa itu.

    Sekitar tahun 1965, ada juga pejabat yang memaksa para mahasiswa di AS mendirikan Barisan Soekarno. Maklum saat itu lagi gontok-gontokan politik di Indonesia.

    Para mahasiswa pun tak mau begitu saja dikendalikan pihak-pihak tak jelas. Pejabat itu dibawa ke bar. Di sana dia malah mabuk dan berbuat tak senonoh dengan para pelayan bar mesum itu.

    Para mahasiswa pun memotret kelakuan pejabat tersebut. Keesokan harinya mereka memperlihatkan foto-foto syur semalam.

    "Kalau bapak terus memaksakan soal Barisan Soekarno, terpaksa kami umumkan ke Indonesia," kata mahasiswa tadi dengan tenangnya.

    "Permintaan saya pada para pembaca, kalau sekiranya pergi ke AS atau Eropa Barat supaya menghubungi mahasiswa-mahasiswa di sana. Mereka masih muda, senang guyon dan mau cerita terus terang. Coba tanyakan kelakuan-kelakuan pemimpin-pemimpin kita di luar negeri, tingkah laku pejabat-pejabat kedutaan besar Indonesia di sana. Lalu tanyakan berapa gaji mereka dan apa yang telah mereka lakukan di sana. Hasilnya bisa bikin sakit perut," tulis Gie.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Hidup Adalah Soal Keberanian Rating: 5 Reviewed By: Blogger
    Scroll to Top