Perbedaan Kampanye di Jepang dengan Indonesia
Dari berbagai hiruk pikuk politik di Jepang akhir-akhir ini, ada satu hal yang menarik untuk diamati. Satu hal yang menarik diamati itu adalah: cara mereka berkampanye. Cara partai politik dan para anggota parpol memperkenalkan diri kepada publik.
Cara berkampanye para politikus di Jepang sangat jauh berbeda dibanding politikus di Indonesia. Entah kenapa, mungkin karena sadar sumber daya alam melimpah, kampanye di Indonesia jauh lebih glamour dibanding kampanye di Jepang. Jauh lebih royal, kampanye di Indonesia meliputi: Iklan di televisi hampir tiap jam, di surat kabar sebesar monster, radio, spanduk, poster hampir tiap perempatan jalan dengan merusak lingkungan (pohon-pohon), baliho sebesar lapangan futsal, rapat-rapat umum yang mengundang puluhan ribu orang (tentu ada imbalannya), dll.
Sementara para politikus Jepang berkampanye dengan sangat sederhana.penyampaiannya cukup dengan menggunakan pengeras suara portable di pinggir2 jalan, atau perempatan jalan, tidak ada special place, apalagi dangdut-an …
Mereka berbicara panjang lebar, entah ada yang mendengarkan atau tidak, dan selalu melambaikan tangan kepada siapa saja yang lewat. Sepertinya hanya omong saja, tetapi LIHAT lah buktinya … semua tertata rapi & memberi kebaikan kepada rakyatnya !!
mulai dari pengelolaan sampah, tata ruang kota, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan lain-lain ….. terutama pembinaan mental warganya
Bagaimana dengan spanduk dan baliho? hampir tidak ada spanduk dan baliho di tempel atau di tempatkan dipinggir-pinggir jalan.alat kampanye yang umum adalah poster dan brosur. sebagai alat kampanye, poster para calon anggota parlemen ditempel di sudut-sudut jalan atau dibangunan-bangunan tertentu. tapi, beda dengan yang ada di Indonesia, penempelan poster yang mereka lakukan cukup rapi dan teratur. Poster yang ditempel juga dengan jumlah terbatas , akhirnya tidak merusak pemandangan. Brosur biasanya dibagikan saat ada seorang calon anggota parlemen ber-orasi di jalan-jalan. Sebagian calon anggota parlemen memasukkan brosur mereka ke kotak-kotak surat rumah.
Sama seperti di Indonesia, para calon anggota parlemen juga melakukan kampanye terbuka. Mereka berorasi, menyampaikan visi, misi dan program-programnya kepada masyarakat secara langsung. Hanya bedanya, para calon anggota parlemen ini tidak melakukan arak-arakan dan pengumpulan massa secara terkoordinasi. Biasanya, seorang calon hanya berorasi melalui TOA di mobil yang sedang berjalan. Sambil mobil jalan, dia akan berorasi sambil melambai-lambaikan tangan. Kalau dia capek, orasi akan digantikan oleh tape, tetapi dia bersama beberapa kawannya akan tetap melambai-lambaikan tangan dari mobil.
Oh ia, perlu dicatat, yang ikutan kampanye hanya satu mobil. Jadi, tidak ada mobil yang mendampingi calon anggota parlemen ini untuk melakukan kampanye.mereka tidak membawa ‘pasukan tim sukses’ yang banyak, cukup 3-5 orang saja, biasanya anggota keluarganya atau bahkan ada yang seorang diri.
Nah di Indonesia,untuk pemilihan kades saja para calon menyediakan paling sedikit menyediakan sekitar Rp.400Juta.padahal kalau di banding dengan gajinya paling hanya mendapatkan sekitar Rp.105Juta per tahun.jadi dalam masa Jabatan 5 tahun Jumlah yang di Peroleh sekitar Rp.525Juta.tapi memang,kekuasaan tak bisa di ukur dengan uang.
bila iseng iseng menghitung berapa dana yg dibutuhkan untuk menyelenggarakan Pemilu,PIlkada,dan kampanye selama 5 tahun dan hasilnya sangat fantastis.
perkiraan untuk sebuah pesta demokrasi bangsa ini membakar 167 T setiap lima tahun..
Coba kita bayangkan apa yang bisa dilakukan dengan uang sebanyak itu?
1. Bisa bangun 36 jembatan Suramadu
Rakyat akan sangat senang dengan banyaknya jembatan sebaik jembatan ini dan tidak akan ada lagi cerita jembatan ambruk dll
2. Bisa bangun 27 stadion sekelas stadion termegah di dunia yaitu Yokohama Stadium
3.Bisa membangun 2000 Km jalan tol. Hmm jakarta - surabaya bisa nyambung dengan tol nih dengan uang ini.
4. Bisa bangun 1,8 Juta rumah murah untuk rakyat miskin , nah yang ini enak nih bisa ngurangin gelandangan.
5. Bisa bangun 1500 RSUD sekelas RSUD Bojonegoro yang megah
6.Bisa Bangun 165.000 buah bangunan sekolah dasar permanen.
Yang ini juga mantab dijamin gak ada gedung sekolah yg roboh lagi.
7.AU kita bisa makin kuat dengan tambahan 20 armada Sukhoi Su 27.dijamin tetangga sebelah hanya bisa melongo.
8.bisa beli 165 juta Ton beras...untuk dibagikan pada rakyat miskin..
Semoga kedepannya para politikus di Indonesia tidak gengsi untuk melirik cara kampanye di negara lain yang jauh lebih baik. Semoga kedepannya Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi dalam cara berpolitiknya, selain tidak menghamburkan dana & ramah lingkungan, tentunya lebih bisa memberi contoh mental yang baik kepada masyarakat..
Dari berbagai hiruk pikuk politik di Jepang akhir-akhir ini, ada satu hal yang menarik untuk diamati. Satu hal yang menarik diamati itu adalah: cara mereka berkampanye. Cara partai politik dan para anggota parpol memperkenalkan diri kepada publik.
Cara berkampanye para politikus di Jepang sangat jauh berbeda dibanding politikus di Indonesia. Entah kenapa, mungkin karena sadar sumber daya alam melimpah, kampanye di Indonesia jauh lebih glamour dibanding kampanye di Jepang. Jauh lebih royal, kampanye di Indonesia meliputi: Iklan di televisi hampir tiap jam, di surat kabar sebesar monster, radio, spanduk, poster hampir tiap perempatan jalan dengan merusak lingkungan (pohon-pohon), baliho sebesar lapangan futsal, rapat-rapat umum yang mengundang puluhan ribu orang (tentu ada imbalannya), dll.
Sementara para politikus Jepang berkampanye dengan sangat sederhana.penyampaiannya cukup dengan menggunakan pengeras suara portable di pinggir2 jalan, atau perempatan jalan, tidak ada special place, apalagi dangdut-an …
Mereka berbicara panjang lebar, entah ada yang mendengarkan atau tidak, dan selalu melambaikan tangan kepada siapa saja yang lewat. Sepertinya hanya omong saja, tetapi LIHAT lah buktinya … semua tertata rapi & memberi kebaikan kepada rakyatnya !!
mulai dari pengelolaan sampah, tata ruang kota, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan lain-lain ….. terutama pembinaan mental warganya
Bagaimana dengan spanduk dan baliho? hampir tidak ada spanduk dan baliho di tempel atau di tempatkan dipinggir-pinggir jalan.alat kampanye yang umum adalah poster dan brosur. sebagai alat kampanye, poster para calon anggota parlemen ditempel di sudut-sudut jalan atau dibangunan-bangunan tertentu. tapi, beda dengan yang ada di Indonesia, penempelan poster yang mereka lakukan cukup rapi dan teratur. Poster yang ditempel juga dengan jumlah terbatas , akhirnya tidak merusak pemandangan. Brosur biasanya dibagikan saat ada seorang calon anggota parlemen ber-orasi di jalan-jalan. Sebagian calon anggota parlemen memasukkan brosur mereka ke kotak-kotak surat rumah.
Sama seperti di Indonesia, para calon anggota parlemen juga melakukan kampanye terbuka. Mereka berorasi, menyampaikan visi, misi dan program-programnya kepada masyarakat secara langsung. Hanya bedanya, para calon anggota parlemen ini tidak melakukan arak-arakan dan pengumpulan massa secara terkoordinasi. Biasanya, seorang calon hanya berorasi melalui TOA di mobil yang sedang berjalan. Sambil mobil jalan, dia akan berorasi sambil melambai-lambaikan tangan. Kalau dia capek, orasi akan digantikan oleh tape, tetapi dia bersama beberapa kawannya akan tetap melambai-lambaikan tangan dari mobil.
Oh ia, perlu dicatat, yang ikutan kampanye hanya satu mobil. Jadi, tidak ada mobil yang mendampingi calon anggota parlemen ini untuk melakukan kampanye.mereka tidak membawa ‘pasukan tim sukses’ yang banyak, cukup 3-5 orang saja, biasanya anggota keluarganya atau bahkan ada yang seorang diri.
Nah di Indonesia,untuk pemilihan kades saja para calon menyediakan paling sedikit menyediakan sekitar Rp.400Juta.padahal kalau di banding dengan gajinya paling hanya mendapatkan sekitar Rp.105Juta per tahun.jadi dalam masa Jabatan 5 tahun Jumlah yang di Peroleh sekitar Rp.525Juta.tapi memang,kekuasaan tak bisa di ukur dengan uang.
bila iseng iseng menghitung berapa dana yg dibutuhkan untuk menyelenggarakan Pemilu,PIlkada,dan kampanye selama 5 tahun dan hasilnya sangat fantastis.
perkiraan untuk sebuah pesta demokrasi bangsa ini membakar 167 T setiap lima tahun..
Coba kita bayangkan apa yang bisa dilakukan dengan uang sebanyak itu?
1. Bisa bangun 36 jembatan Suramadu
Rakyat akan sangat senang dengan banyaknya jembatan sebaik jembatan ini dan tidak akan ada lagi cerita jembatan ambruk dll
2. Bisa bangun 27 stadion sekelas stadion termegah di dunia yaitu Yokohama Stadium
3.Bisa membangun 2000 Km jalan tol. Hmm jakarta - surabaya bisa nyambung dengan tol nih dengan uang ini.
4. Bisa bangun 1,8 Juta rumah murah untuk rakyat miskin , nah yang ini enak nih bisa ngurangin gelandangan.
5. Bisa bangun 1500 RSUD sekelas RSUD Bojonegoro yang megah
6.Bisa Bangun 165.000 buah bangunan sekolah dasar permanen.
Yang ini juga mantab dijamin gak ada gedung sekolah yg roboh lagi.
7.AU kita bisa makin kuat dengan tambahan 20 armada Sukhoi Su 27.dijamin tetangga sebelah hanya bisa melongo.
8.bisa beli 165 juta Ton beras...untuk dibagikan pada rakyat miskin..
Semoga kedepannya para politikus di Indonesia tidak gengsi untuk melirik cara kampanye di negara lain yang jauh lebih baik. Semoga kedepannya Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi dalam cara berpolitiknya, selain tidak menghamburkan dana & ramah lingkungan, tentunya lebih bisa memberi contoh mental yang baik kepada masyarakat..
0 komentar:
Post a Comment